Area Sekunder Fungsi Campuran

88

4.9.5. Area Sekunder

Variabel Indikator Permasalahan dan Potensi Kawasan Area Sekunder Area sekunder merupakan area yang berjarak sekitar 1 mil dari daerah pusat dan memiliki jaringan jalan sebagai penghubung ke daerah belakang. Penghubung ini dilengkapi dengan jalur pedestrian dan sepeda Calthorpe, 1993 Jarak yang jauh menyebabkan masyarakat lebih mengutamakan menggunakan kendaraan pribadi Area sekunder pada kawasan didominasi oleh area komersial. Kawasan pada area sekunder belum menyediakan jalur-jalur penghubung ke lingkungan sekitarnya. Sumber : Hasil analisa Tabel. 4.6. Hasil analisa area sekunder pada kawasan penelitian Universitas Sumatera Utara 89

4.9.6. Fungsi Campuran

Variabel Indikator Permasalahan dan Potensi Kawasan Fungsi Campuran Fungsi dalam TOD bersifat beragam dan campuran, yaitu fungsi publik, pusat komersial dan hunian. Dimana bangunan dengan fungsi ragam secara vertikal merupakan type yang disarankan Calthorpe, 1993 Fungsi campuran pada kawasan TOD berupa bangunan mixed-used dengan fungsi publik, hunian dan komersial Akses antara fungsi campuran dengan titik transit belum tersedia dengan baik Fungsi campuran pada kawasan penelitian adalah Centre Point, walaupun Centre Point masih dalam tahap pembangunan, tetapi bangunan tersebut telah menjadi salah satu generator aktivitas pada kawasan penelitian. Sumber : Hasil analisa Tabel. 4.7. Hasil analisa fungsi campuran pada kawasan penelitian Gambar. 4.42 Centre Point sebagai salah satu generator aktivitas kawasan Sumber : Dok. Pribadi Universitas Sumatera Utara 90 Keberadaan Centre Point sebagai fungsi campuran pada kawasan TOD sangat berpengaruh, terlebih setelah dioperasikannya kereta api sebagai penghubung kota Medan dengan Bandara Internasional Kuala Namu. Railink city Railway Station ataupun Stasiun Bandaradapat diakses melalui dua jalan utama pada kawasan ini, yaitu Jl. Stasiun Kereta Api dan Jl. Jawa. Gambar. 4. 43 Centre Point sebagai fungsi campuran pada kawasan TOD Centre Point Sumber : Hasil analisa Universitas Sumatera Utara 91 Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada area fungsi campuran, didapat bahwa adanya keterkaitan antara keberadaan Centre point dengan Stasiun Bandara, dapat dilihat dari pengguna Stasiun Bandara yang juga merupakan pengunjung Centre Point. Kemudahan akses dan jarak yang sangat dekat memudahkan pengguna untuk menjangkau Centre Point, yang merupakan fungsi campuran bagi kawasan TOD. Gambar. 4. 45 Pengguna Stasiun Bandara yang juga merupakan pengunjung Centre Point Sumber : Dok. Pribadi Gambar. 4. 44 Jl. Stasiun dan Jl. Jawa sebagai akses menuju Stasiun Bandara Jl. Stasiun K.A Jl. Jawa Universitas Sumatera Utara 92 Jalur pedestrian fungsi campuran pada kawasan TOD terencana dengan baik hanya pada area depan Centre point saja, untuk akses menuju Stasiun K.A Medan kondisi jalur pedestrian masih kurang, padahal menarik melihat bahwa banyak masyarakat yang berjalan kaki dari Jl. Stasiun menuju Centre Point. Hal ini dikarenakan Jl. Stasiun merupakan jalan utama yang banyak dilewati oleh angkutan kota Angkot. Gambar. 4.46 Kondisi jalur pedestrian pada area depan Centre Point Jl. Stasiun K.A Jl. Jawa Keterangan : : Jalur Pedestrian Sumber : Hasil analisa Universitas Sumatera Utara 93 Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, walaupun keberadaan Centre Point memiliki keterkaitan dengan Stasiun Bandara, tetapi masih belum terintegrasi dengan keberadaan Stasiun K.A Medan. Salah satu yang harus dipertimbangkan adalah karakteristik pengguna kereta api yang saat ini masih belum sesuai dengan prinsip TOD. Karakteristik pengguna kereta api ternyata sangat berpengaruh terhadap berhasil tidaknya kawasan tersebut menjadi suatu kawasan TOD yang baik. Gambar. 4.47 Pejalan kaki dari Jl. Stasiun menuju Centre Point Jl. Jawa Jl. Stasiun K.A Jalur pejalan kaki Sumber : Hasil analisa Universitas Sumatera Utara 94 Dari keseluruhan analisa yang telah dilakukan menarik melihat bahwa sebab tidak adanya integrasi antara titik transit dengan tataguna lahan selain aksesibilitasnya yang belum memadai adalah tidak adanya hubungan antara karakteristik pengguna kereta api dengan kawasan TOD tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil penyebaran kuisioner yang hasilnya adalah mayoritas pengguna kereta api bukanlah penghuni area kawasan TOD radius 600m, area komersial pusat dan area pendukung aktivitas transit lainnya masih belum dapat meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor, dan moda transportasi pada kawasan masih didominasi oleh kendaraan bermotor. Universitas Sumatera Utara 95 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : Kawasan Stasiun K.A Medan sebagai kawasan TOD sudah memiliki karakteristik pembentuk TOD seperti Fungsi transit, area komersial pusat, area hunian campuran, fungsi ruang publik, area sekunder dan fungsi campuran. Tetapi setiap variabel masih berdiri sendiri ataupun tidak terintegrasi antara yang satu dan yang lain. Padahal faktor penting menjadi ciri sukses kawasan TOD adalah jalur pejalan kaki yang menjadi penghubung utama antara kawasan TOD dengan titik transit. Berikut merupakan karakteristik TOD yang sudah di implementasikan pada kawasan Stasiun K.A Medan. o Fungsi transit, yang pergerakannya masih didominasi oleh angkutan kota. o Area komersial pusat, yang tidak terhubung dengan baik dengan titik transit. o Area hunian campuran, didominasi oleh Rumah Toko Ruko. Hal ini tidak sesuai dengan teori Calthorpe 1993 yang mengatakan bahwa dalam kawasan TOD seharusnya terdapat hunian dengan beragam tipe tunggal, apartemen atau town house. Universitas Sumatera Utara 96 o Area sekunder, berjarak 1 mil tidak memiliki jalur pedestrian sebagai penghubung menuju titik transit o Fungsi campuran, pada kawasan penelitian berupa bangunan mixed used dengan fungsi hunian, hiburan, dan komersial pusat, sayangnya area fungsi campuran ini tidak memiliki akses yang jelas menuju titik transit. Untuk dapat mewujudkan rencana pada RTRW kota Medan tahun 2010-2030 yaitu menjadikan Stasiun K.A Medan sebagai TODcity maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara menambah jalur perjalanan kereta api, tidak hanya perjalanan menuju luar kota tetapi perjalanan yang melayani dalam kota seperti yang telah direncanakan pada RTRW kota Medan pada tahun 2010-2030. Selain itu perlu dipertimbangkan untuk merencanakan pengembangan sistem angkutan umum massal berupa bus yang lebih efisien dari Angkutan kota angkot yang ada saat ini, yang tentunya terintegrasi dengan titik transit saat ini yaitu Stasiun K.A Medan. 5.2.Saran Adapun saran atau rekomendasi yang dapat diusulkan untuk stasiun terpadu dalam kawasan TOD adalah integrasi antara lokasi stasiun dengan tata guna lahan di kawasan sekitar stasiun; peran stasiun terhadap kawasan TOD; aksesibilitas pejalan kaki, pengendara sepeda, pengguna moda transportasi umum, pengguna kendaraan pribadi; integrasi antarmoda di sekitar stasiun; dan manajemen parkir. Universitas Sumatera Utara 97 DAFTAR PUSTAKA Altoon, Ronald. A., James C.A. 2011. Urban Transformation Transit Oriented Development and Sustainable City, The Images Publishing, Australia. Asriadi, Ina. 2010. Transit Oriented Development. http:adina-inas.blogspot.com201001transit-oriented-development.html diakses pada, Senin 27042015 Danbury Branch Improvement Program. 2010. Transit Oriented Development. URS Corporation AES Handayeni, Ketut Dewi Martha Erli., Putu Gde Ariastita. 2014. Keberlanjutan Transportasi Di Kota Surabaya Melalui Pengembangan Kawasan Berbasis TOD Transit Oriented Development, Jurnal TATALOKA Volume 16 Nomor 2. Guslina, Ira. 2011. Pada 2025 Mayoritas Penduduk Indonesia Menumpuk Dikota. http:nasional.tempo.coreadnews20111109078365580pada-2025- mayoritas-penduduk-indonesia-menumpuk-di-kota. diakses pada, Minggu 26042015 http:id.wikipedia.orgwikiStasiun_Medan Diakses pada Minggu, 26042015 Isa, Muhammad Hidayat. 2014. Transit Oriented Develovment TOD Sebagai SolusiAlternatif Dalam Mengatasi Permasalahan Kemacetan Di Kota Surabaya. Jurusan Arsitektur Bidang Magister Manajemen Pembangunan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ITS Isa, Muhammad Hidayat., Ketut Dewi Martha Erli Handayeni. 2014. Keterkaitan Karakteristik Kawasan Transit Berdasarkan Prinsip Transit Oriented Development TOD terhadap Tingkat Penggunaan Kereta Komuter Koridor Surabaya-Sidoarjo, Jurnal Teknik Pomits vol. 3, no. 2 Mungkasa, Oswar. 2012. Pembangunan Perumahan pada penerapan model compact city di DKI Jakarta. Buletin Tata Ruang dan Pertanahan Bappenas Edisi 2012. Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah. Kharisma Putra Utama, Jakarta Rencana Tata Tuang Wilayah RTRW Kota Medan Tahun 2010-2030 Taolin, Tetriana Vivi Oktora. 2008. Kualitas Ruang Publik Kota Pada Kawasan TOD. Skripsi Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Universitas Sumatera Utara 98 The Center For Neighborhood Technology. 2013. Transit Oriented Development in the Chicago Region. CNT Widyahari, Ni Luh Asti. 2014. Potensi dan Peluang Pengembangan Transit Oriented Development di Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 353 Wijaya, Alfred. 2009. Penataan Ruang Yang Ramah Lingkungan Melalui Perencanaan TOD Transit Oriented Development. Seminar Nasional Perencanaan Wilayah dan Kota ITS, Surabaya www.wikimapia.org. Diakses pada Selasa 28042015 Weishaguna, Ernady Saodih. 2007. Morfologi Sebagai Pendekatan Memahami Kota. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Jurnal PWK Unisba. Yuniasih, Fahdiana. 2007. Perancangan kawasan Transit Oriented Development Dukuh Atas Berdasarkan Optimalisasi Sirkulasi. Program Studi Magister Rancang Kota. Institut Teknologi Bandung. Universitas Sumatera Utara 98 The Center For Neighborhood Technology. 2013. Transit Oriented Development in the Chicago Region. CNT Widyahari, Ni Luh Asti. 2014. Potensi dan Peluang Pengembangan Transit Oriented Development di Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 353 Wijaya, Alfred. 2009. Penataan Ruang Yang Ramah Lingkungan Melalui Perencanaan TOD Transit Oriented Development. Seminar Nasional Perencanaan Wilayah dan Kota ITS, Surabaya www.wikimapia.org. Diakses pada Selasa 28042015 Weishaguna, Ernady Saodih. 2007. Morfologi Sebagai Pendekatan Memahami Kota. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Jurnal PWK Unisba. Yuniasih, Fahdiana. 2007. Perancangan kawasan Transit Oriented Development Dukuh Atas Berdasarkan Optimalisasi Sirkulasi. Program Studi Magister Rancang Kota. Institut Teknologi Bandung. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN UNIVERSITA Jurusan Teknik A Jl. Dr. Mansyu BapakIbu yang saya hormati Saya mahasiswi jurusan sedang melakukan penelitian te DI STASIUN K.A MEDAN da dengan persepsi anda sebagai Hasil kuesioner ini tidak dipubl Atas bantuan, kesediaan waktu, da DATA RESPONDEN Petunujuk : Berilah tanda √ pad 1. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 2. Usia 18-25 tahun 25-35 tahun 3. Jenis pekerjaan Pelajarmahasiswa Pegawai negeriB Pegawai swasta 4. Lokasi stasiun Pagi hari naik dari stasiun Sore hari naik dari stasiun 5. Kemudahan menjangkau l Mudah sekali Mudah Cukup mudah 6. Moda menuju stasiun : Kendraan pribadi Angkutan Kota SITAS SUMATER UTARA n Teknik Arsitektur . Mansyur No. 09 Padang Bulan, Medan. NOVA LEST urusan Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Uta itian tentang KAJIAN POTENSI PENGEMBANGAN AN dalm rangka penyusuna tugas akhir. Kuesioner agai masyarakat sebagai penumpang dan pengguna k dipublikasikan melainkan untuk kepentingan peneli waktu, dan kerja samanya, kami ucapkan terima kas √ pada jawaban yang anda pilih 35-45 tahun 55 tahun hasiswa geriBUMN Gurudosen Wiraswasta Lainnya. tasiun turun di stasiun stasiun turun di stasiun ngkau lokasi stasiun Sulit Sulit sekali pribadi Berjalan ka Hari Tanggal : 99 PENELITI : LESTARI SIREGAR 110406021 era Utara. Dalam hal ini GAN KAWASAN TOD sioner ini berhubungan ngguna jasa Kereta Api. n penelitian semata. ma kasih. 45 tahun ahun udosen swastapengusaha sekali lan kaki Universitas Sumatera Utara 100 lainnya, sebutkan.................................. 7. Moda meninggalkan stasiun Kendaraan pribadi Angkutan umum Berjalan kaki Lainnya, sebutkan.... 8. Kemudahan mendapatkan angkutan umum untuk lokasi tujuan akhir anda taxi,bus, angkot Mudah sekali Mudah Cukup mudah Sulit Sulit sekali 9. Tujuan Perjalanan Bekerja Sekolahkuliah Mengunjungi saudara Rekreasi Lainnya, sebutkan............... 10. Seberapa sering frekuensi anda menggunakan jasa angkutan kereta api dalam satu bulan ? 1-2 kali pulang-pergi sekali jalan 2-5 kali pulang-pergi sekali jalan 5 kali pulang-pergi sekali jalan Tidak tentu isi kira-kira......bulan 11. Berapa lama waktu yang anda habiskan dalam perjalanan ? 1 jam 2 jam 3 jam Lainnya sebutkan 12. Seberapa jauh tempat tinggal anda dengan terminalstasiun ini ? 100m-500m 600m-1km 1km-10km Lainnya sebutkan.............................. 14. Bagaimana dengan jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta Sangat memuaskan Memuaskan Cukup memuaskan Tidak memuaskan Sangat tidak memuaskan - - - Terimah kasih atas partisipasi anda dalam menjawab kuisioner ini- - - Universitas Sumatera Utara