14
Buku Guru Kelas X
3. Model dan Skenario Pembelajaran
Paradigma belajar bagi peserta didik menurut jiwa kurikulum 2013 adalah peserta didik aktif mencari bukan lagi peserta didik
menerima. Oleh karena itu, pembelajaran harus dikembangkan menjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, dan kreatif. Indonesia
sebenarnya sudah lama dikembangkan pendekatan pembelajaran yang dikenal dengan Paikem. Pendekatan ini tampaknya sangat
relevan dengan kemauan model pembelajaran untuk mendukung pelaksanakan Kurikulum 2013. Begitu juga pembelajaran Sejarah
Indonesia sangat cocok dengan pendekatan Paikem. Paikem adalah singkatan dari prinsip pembelajaran: Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
a. Aktif, maksudnya guru berusaha menciptakan suasana
sedemikian rupa agar peserta didik aktif melakukan serta mencari pengetahuan dan pengalamannya sendiri
b. Inovatif, pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan yang ada, tidak monoton. Guru selalu mencari model yang kontekstual yang dapat menarik peserta didik.
c. Kreatif, agak mirip dengan inovatif, guru harus
mengembangkan kegiatan
belajar yang
beragam, menciptakan pembelajaran baru yang penuh tantangan,
pembelajaran berbasis masalah sehingga mendorong peserta didik untuk merumuskan masalah dan cara pemecahannya.
d. Efektif, guru harus secara tepat memilih model dan metode
pembelajaran sesuai dengan tujuan, materi dan situasi sehingga tujuan dapat tercapai dan bermakna bagi peserta
didik.
15
Sejarah Indonesia
e. Menyenangkan, guru harus berusaha dan menciptakan proses
pembelajaran Sejarah Indonesia itu menjadi menyenangkan bagi peserta didik. Apabila suasana menyenangkan maka
peserta didik akan memperhatikan pembelajaran yang sedang berlangsung.
Melalui pendekatan tersebut banyak model pembelajaran yang dapat dikembangkan, misalnya: STAD Student Teams-
Achievement Divisions dan TGT Team-Game-Turnament, TAI Team-Assisted Individualization, CIRC Cooperative Integrated
Reading and Composition, Group Investigation, Jigsaw, dan lain- lain selengkapnya baca Robert E. Slavin, Cooperative Learning:
Teori, Riset dan Praktik.
Dalam proses pembelajaran Sejarah Indonesia, untuk kelas X guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Kegiatan Pertama: Membaca
1 Setiap awal pembelajaran, peserta didik harus membaca teks yang tersedia di buku teks pelajaran Sejarah
Indonesia. 2 Peserta didik dapat diberikan petunjuk penting yang perlu
mendapat perhatian seperti istilah, konsep atau kejadian penting sejarah yang pengaruhnya sangat kuat dan luas
dalam peristiwa sejarah berikutnya.
3 Peserta didik dapat diberikan petunjuk untuk mengamati gambar, foto, peta atau ilustrasi lain yang terdapat dalam
bacaan. 4 Guru dapat menyiapkan diri dengan membaca berbagai
literatur yang berkaitan dengan materi yang disampaikan. Peserta didik dapat diberikan contoh-contoh yang terkait
dengan materi yang ada di buku dengan daerah di sekitarnya, bila di daerah sekitar tidak terdapat pengaruh
Hindu-Buddha maka dapat mengambil contoh-contoh dari daerah lain, ataupun lain provinsi. Guru dapat memperkaya
materi dengan membandingkan buku teks pelajaran Sejarah Indonesia dengan buku literatur lain yang relevan.
16
Buku Guru Kelas X
5 Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif, guru dapat menampilkan foto-foto, gambar, denah, peta,
dan dokumentasi audiovisual film yang relevan. Sebagai contoh untuk guru yang berada di Kabupaten Magelang
dapat mendokumentasikan relief Candi Borobudur dan juga candi-candi di sekitarnya. Begitu pula dengan di
daerah lain dapat mengambil contoh kasus di daerahnya masing-masing jika ada.
b. Kegiatan Kedua: Berdiskusi