DISKUSI Reaksi Likenoid Oral yang Disebabkan oleh Obat Antihipertensi dan Perawatannya (Laporan Kasus)

BAB 4 DISKUSI

Pada kasus ini, diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien mengeluhkan adanya luka yang timbul pada mukosa pipi setelah mengonsumsi obat antihipertensi yaitu AB- vask dan Tensivask. Melalui anamnesis diketahui bahwa pasien tidak mengeluhkan adanya stress atau mengalami tekanan yang dapat menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya lesi likenoid oral. Dari pemeriksaan klinis dijumpai adanya lesi ulser dengan gambaran khas wickham striae, tetapi disekitar lesi tidak ada tambalan amalgam sehingga ditegakkan diagnosa lesi likenoid oral yang berhubungan dengan obat-obatan. Diagnosa penyakit ini dapat didukung oleh pemeriksaan penunjang yaitu dengan melihat gambaran histologis serta melakukan tes immunofluorescent. Pemeriksaan immunofluorescent dapat dilakukan secara direct dan indirect. Pemeriksaan iniakan sangat membantu dalam menegakkan diagnosa lesi likenoid yang disebabkan oleh obat-obatan melalui deteksi auto antibodipada jaringan dan sirkulasi darah. Dalam kasus ini diagnosa hanya dilakukan berdasarkan gambaran klinis di rongga mulut dan riwayat pemakaian obat pasien. Pemeriksaan histopatologis dan immunofluorescent tidak dilakukan karena dari gambaran klinis diagnosa telah dapat ditegakkan, juga mengingat pertimbangan biaya. Likenoid oral adalah penyakit kronis yang diperantarai oleh sel T dan dihubungkan dengan reaksi hipersensitifitas tipe 4 serta memerlukan waktu cukup Universitas Sumatera Utara panjang hingga kemunculan lesinya.Beberapa macam golongan obat-obatan telah diketahui dapat bertindak sebagai agen eksogen. Pada kasus ini agen eksogen yang bertindak sebagai antigen adalah obat antihipertensi AB-vask dan Tensivask. Proses terjadinya reaksi likenoid oral dimulai saat antigen melekat pada permukaan sel langerhans yang merupakan antigen presenting cells. Antigen akan dikenali dan diaktifkan, setelah pengaktifan terjadi maka sel langerhans akan membawa antigen ke sel limfosit T dan akan diproses. Proses selanjutnya adalah pelepasan sitokin yang akan berperan dalam pengaktifan makrofag dan menyebabkan degranulasi. Sitokin inilah yang akan menginduksi limfosit untuk menghancurkan sel-sel basal keratinosit. 20,23 Dari beberapa laporan kasus yang telah dilaporkan, diketahui tidak hanya obat antihipertensi saja yang dapat menyebabkan reaksi likenoid oral. J Hamburger pada tahun 1983 melaporkan bahwa pada seorang pria usia 64 tahun terdapat lesi likenoid pada mukosa pipi setelah mengonsumsi Indometachin. 34 Kemudian pada tahun 2010 Pratanporn Arirachakaran menuliskan laporan seorang pria usia 34 tahun timbul lesi likenoid oral pada bibirnya setelah mengonsumsi HAART highly active antiretroviral therapy. 33 Dari beberapa penelitian yang dilaporkan menyatakan bahwa lesi likenoid terjadi pada 1-2 populasi manusia dewasa diatas 40 tahun, merupakan penyakit non-infectious dan dapat timbul pada mukosa oral. 27 Pasien pada kasus ini adalah wanita berusia 57 tahun, selain usia faktor lain yang dapat mempermudah terjadinya lesi likenoid oral yaitu jenis kelamin, dan oral hygiene. 4,25 Hal ini disebabkan seiring bertambahnya usia mukosa mulut menjadi lebih tipis dan wanita biasanya memiliki lapisan epitel yang lebih tipis daripada pria, oleh karena itu perubahan-perubahan Universitas Sumatera Utara yang dihubungkan dengan usia dan faktor hormonal mempengaruhi struktur umum epitel yang kemudian memiliki peran dalam etiologi likenoid oral. Reaksi likenoid yang disebabkan oleh obat memiliki gambaran klinis yang sama seperti liken planus sehingga kadangkala sulit untuk membedakannya. 22 Kedua lesi dapat dibedakan melalui faktor predisposisi kemunculan lesi dan distribusinya. Likenoid oral dapat diketahui melalui agen kausatif yang berhubungan dengan obat- obatan dan tambalan amalgam, sementara liken planus merupakan salah satu jenis penyakit yang tidak diketahui penyebabnya dan seringkali dihubungkan dengan stress secara psikologis, kecemasan sehingga berpengaruh pada ketidakseimbangan sistem imun. 4 Distribusi lesi likenoid umumnya unilateral sementara pada liken planus bilateral. Lesi likenoid oral dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk dengan adanya gambaran khas jala-jala berwarna putih yang disebut dengan wickham striae. Bentuk- bentuk tersebut yaitu retikular, plak, erosif, atropi, ulseratif dan bula. 1,4 Tipe erosif, atropi, dan ulseratif umumnya menimbulkan gejala-gejala pada pasien seperti rasa sakit dan rasa terbakar yang membuat penderita merasa tidak nyaman, sedangkan lesi likenoid tipe plak dan retikular biasanya asimptomatik sehingga pasien mungkin saja tidak merasakan gejala apapun. 29 Kasus yang dilaporkan disini menunjukkan lesi likenoid tipe ulseratif, dan pasien merasakan keluhan rasa sakit pada saat makan makanan yang pedas. Terapi yang diberikan untuk lesi likenoid oral yang disebabkan oleh obat- obatan pada prinsipnya dapat dilakukan dengan menghilangkan faktor penyebab yaitu dengan cara menghentikan pemakaian obat dan didukung pemberian obat-obatan. Universitas Sumatera Utara Beberapa kasus memperlihatkan keuntungan dalam penggantian obat dimana lesi likenoid oral dapat disembuhkan setelah penggantian dilakukan. Seperti dilaporkan oleh Ruchadaporn Kaomongkolgit, seorang pasien menderita likenoid oral setelah mengonsumsi obat antihipertensi dan lesi sembuh setelah penggantian obat dilakukan. 12 Perawatan lesi likenoid oral terhadap pasien yang dilaporkan pada kasus ini meliputi penghentian obat antihipertensi dan dianjurkan menggantinya dengan golongan lain serta didukung dengan pemberian obat-obatan yaitu kortikosteroid Prednison 5mg pro vitamin A Amoropo plus dan analgetik topikal Tantum verde. Perawatan dengan Prednison secara sistemik diberikan dengan cara tapering off. Pengobatan dengan kortikosteroid diberikan karena memiliki efek immunosupresan dan anti inflamasi yang berguna untuk mengontrol area ulserasi dan eritema pada lesi agar tidak semakin luas. Amoropo plus yang mengandung β- karoten, vitamin C, vitamin E, dan Lycopene. Berguna dalam membantu perbaikan sel tubuh yang rusak serta mempercepat pembentukan sel-sel baru dan menghindari terjadinya lesi prekanker. Tantum verde mengandung benzydamine dan hydrochloride yang berfungsi sebagai antiseptik, anti inflamasi, serta analgetik dan anastetik yang bermanfaat untuk meredakan sakit pada daerah ulserasi dan inflamasi di rongga mulut. Setelah tiga minggu perawatan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinis di rongga mulut diketahui bahwa lesi mulai menunjukkan proses penyembuhan. Proses penyembuhan lesi dapat dilihat dari hilangnya ulserasi meskipun gambaran mukosa pipi belum normal dan masih terlihat warna merah, serta sedikit daerah keputih- Universitas Sumatera Utara putihan wickham striae. Pasien masih dianjurkan melanjutkan perawatan Amoropo plus dan ditambah dengan kortikosteroid topikal Kenalog orabase. Kenalog Orabase Triamnicolone acetonide 0,1 diresepkan untuk menghilangkan daerah berwarna merah pada mukosa pipi. 26,27 Lesi likenoid oral memiliki potensi berkembang kearah keganasan, salah satu literatur menyebutkan sebanyak 5,3 kasus likenoid oral berubah menjadi Squamous cell carcinoma SCC. Lesi dengan tipe eritema dan erosif sebagai frekuensi terbanyak berkembang kearah ganas, dan akan meningkat apabila pasien mengonsumsi alkohol dan merokok. 4 Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan rongga mulut serta mengonsumsi banyak vitamin yang dapat diperoleh dari sayur dan buah-buahan. 8,25 Pemberian edukasi terhadap penderita dapat mendukung tindakan pencegahan mengenai perubahan likenoid oral menjadi ganas sehingga pasien sadar akan kondisi rongga mulutnya dan segera mencari pengobatan. Kesadaran dari penderita dan penanganan lesi dengan tepat diharapkan dapat mengurangi resiko terjadinya kanker rongga mulut. 20 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN