PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI KELAS VIII SEMESTER II SMP NEGERI 29 MEDAN T.P. 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRUINING TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK
GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI KELAS VIII
SEMESTER II SMP NEGERI 29 MEDAN T.P. 2015/2016

Oleh :
Sulis Tyaingsih
NIM 4122121030
Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Sulis tyaningsih dilahirkan di Medan pada
tanggal 26 November 1994. Ayah bernama Zulkifli Tanjung dan Ibu bernama
Nurhayati Siregar. Penulis merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Pada
tahun 2000 penulis masuk MIS Al-Barkah kemudian pada tahun 2004
melanjutkan ke MIS Ar-Rahman, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2007,
Penulis melanjutkan ke SMP Negeri 9 Pekanbaru, dan lulus tahun 2009. Pada
2009, Penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 1 Pekanbaru, kemudian pada
tahun 2011 melanjutkan ke SMA Negeri 11 Medan dan lulus pada tahun 2012.
Pada tahun 2012, penulis di terima di program studi pendidikan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRUINING TERHADAP
KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK
GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI KELAS VIII
SEMESTER II SMP NEGERI 29 MEDAN T.P. 2015/2016

Sulis Tyaningsih ( NIM : 4122121030)
ABSTRAK
Pengaruh model pembelajaran Inquiry Training (IT) terhadap keterampilan
proses sains siswa pada materi pokok Getaran, Gelombang dan Bunyi di SMP
Negeri 29 Medan dijelaskan dalam skripsi ini. Penelitian dilakukan terhadap
siswa kelas VIII semester II dengan melakukan pengajaran menggunakan model
pembelajaran Inquiry Training dikelas eksperimen dan pengajaran konvensional
di kelas kontrol.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain two group Pretest dan Pos-test, Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random
sampling dengan mengambil dua kelas dari delapan kelas yaitu kelas VIII-3
sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 35 orang dan kelas VIII-2 sebagai kelas
kontrol yang berjumlah 35 orang. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan
Instrumen berupa Essay test sebanyak 10 soal. Tes hasil belajar di validkan oleh
validator. Lembar penilaian observasi untuk mengukur keterampilan siswa
berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) dengan taraf nyata
sebesar α= 0,05 .
Berdasarkan hasil penelitian pada saat pretes didapatkan bahwa

, yaitu sebesar 1,48 < 1,99. Hal ini menunjukkan bahwa
keterampilan proses sains siswa pada kedua kelas sama besarnya. Setelah diberi

perlakuan, dimana kelas eksperimen mendapatkan model pembelajaran Inquiry
Training dan kelas kontrol memperoleh pembelajaran konvensional. Didapatkan
bahwa

, yaitu sebesar 3,290 >1,667. Hal ini menunjukkan bahwa
keterampilan proses sains siswa lebih tinggi di kelas eksperimen dari pada di kelas
kontrol. Berarti ada pengaruh signifikan penerapan model Inquiry Training
terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok Getaran, Gelombang
dan Bunyi di kelas VIII semester II SMP Negeri 29 Medan T.P. 2015/2016.
Kata kunci : Inqury, Konvensional, Keterampilan Proses Sains

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, skripsi
berjudul “Pengaruh Model Inquiry Training (IT) Terhadap Keterampilan Proses
Sains Siswa Pada Materi Getaran, Gelombang Dan Bunyi Di Kelas VIII Semester
II SMP Negeri 29 Medan T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr.
Betty M Turnip M.Pd, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan kepada
bapak Alkhafi Maas Siregar, S.Si, M.Si, bapak Dr. Wawan Bunawan, M.Pd, M.Si,
dan bapak Drs. Henok Siagian, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah
memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si
selaku dosen pembimbing Akademik dan, bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si
selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd selaku ketua prodi
pendidikan Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan
pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak Dr.Asrin Lubis,M.Pd
selaku dekan FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada ibu Erisda H Malau,
S.Pd selaku guru bidang studi IPA yang telah banyak membantu dan membimbing
penulis selama penelitian dan bapak Drs. Bowonaso Lahagu, MM selaku kepala
sekolah SMP Negeri 29 Medan atas ijin penelitian yang diberikan.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ibunda Nurhayati
Siregar, dan Ayahanda Zulkifli Tanjung yang selalu memberikan dorongan, do’a,

semangat dan dana kepada saya selama menyelesaikan studi di Unimed, juga
teristimewa kepada saudara-saudari yang selalu memberi semangat kepada saya
sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini. Juga teristimewa kepada saudarasaudariku, Juli Heni Tanjung, Fenny Tanjung, Farida hanum Tanjung dan
Muhammad Nur Imam sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini. Teristimewa

v

saya ucapkan terima kasih kepada sahabat saya Syariva Maris Kuruta hasan dan
Juwairiah Annisa Bsl dan Miss Aticah Putri Lubis yang selalu memberi semangat
serta masukan kepada saya mulai dari penyusunan sampai dengan selesainya
skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Eka Murti Ningsih yang selalu membantu
dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada semua teman saya
di pendidikan fisika kelas Dik C 2012. Yang teristimewa untuk Desy Kusuma
yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada saya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih juga untuk teman seperjuangan
Taufan S S Zebua, Libry Sinaga, Dulas Sinaga, Anju Situmorang, Juli L. Gaol
yang telah memberikan semangat bersama untuk menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih juga untuk teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata

bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu
pendidikan kita.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu
pendidikan kita.

Medan,
Penulis

Sulis Tyaningsih

2016

vi

DAFTAR ISI
RITAYAT HIDUP

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN

ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah

1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
1
4
4
5
5
5
6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Landasan Teori
2.1.4 Model Pembelajaran Inqury Training
2.1.2 Keterampilan Proses Sains
2.18
Pembelajaran Konvensional

2.2
Materi Pelajaran
2.3
Kerangka Konseptual
2.4
Hipotesis

7
7
10
17
19
20
29
30

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.

Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.
Variabel Penelitian
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
3.5.
Prosedur Penelitian
3.6.
Instrumen Penelitian
3.7
Teknik Analisis Data
3.7.1 Menentukan Mean dan Simpangan Baku
3.7.2 Uji Normalitas
3.7.3 Uji Homogenitas
3.7.4 Uji t

31
31
31
31

32
32
35
37
37
37
38
39

BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 PelaksanaanPretes
4.1.2 Analisa Data Pretes

41
41
41
42

vii

4.1.2.1
4.1.2.2
4.1.2.3
4.1.3
4.1.4
4.1.4.1
4.1.4.2
4.1.4.3
4.1.5

Uji Normalitas Data Pretes
Uji Homogenitas Data Pretes
Uji Kesamaan Rata-Rata Pretes (Uji t Dua Pihak)
Perlakuan
PelaksanaanPostes
UjiNormalitas Data Postes
Uji Homogenitas Data Postes
Uji Kesamaan Rata-Rata Postes (Uji t Satu Pihak)
Pembahasan Hasil Penelitian

42
43
43
44
48
49
50
50
52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran

57
57

DAFTAR PUSTAKA

59

viii

DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Grafik
Grafik

2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
3.1
4.1
4.2

Dampak model pembelajaran Inquiry Training
Pegas yang Berosilasi
Bandul yang Berosilasi
Gelombang Air Laut
Gelombang Transversal
Gelombang Longitudinal
Skema rancangan penelitian
Diagram batang data pretes
Diagram batang data postes

17
20
21
23
24
24
34
42
49

ix

DAFTAR TABEL
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel

2.1
2.3
3.1
3.2
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8

Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training
Deret Nada dan Interval Nada
Two Group Pre-Test and Post Test
Kisi-kisi KPS
Data Nilai Pretes Kelas Eksperimen Dan Kontrol
Uji Normalitas Data Pretes Kelas Ekperimen Dan Kontrol
Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes
Data Nilai Postes Kelas Eksperimen Dan Kontrol
Uji Normalitas Data Postes Kelas Ekperimen Dan Kontrol
Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes
Ringkasan Perhitungan Uji t Postes

13
28
32
35
41
42
43
44
48
49
50
51

x

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa
Lampiran 4 Kisi-kisi Tes Pengetahuan Keterampilan Proses Sains
Lampiran 5 Tes Pengetahuan Keterampilan Proses Sains
Lampiran 6 Rubrik Penilaian AktivitasSiswa
Lampiran 7 Nama-Nama Siswa Kelas Eksperimen Dan Kontrol
Lampiran 8 Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen
Lampiran 9 Data Pretes Dan Postes Kelas Kontrol
Lampiran 10 Perhitungan Rata-Rata Varians Dan Standar Deviasi
Lampiran 11 Uji Normalitas
Lampiran 12 Uji Homogenitas
Lampiran 13 Uji Hipotesis
Lampiran 14 RekapNilaiPostesKelasEksperimen
Lampiran 15 RekapNilaiPostesKelas Control
Lampiran 16 TabelObservasiAktivitasSiswa
Lampiran 17 DaftarNilaiKritisUntukUjiLiliefors
Lampiran 18 TabelWilayah LuasDibawahKurva Normal 0 Ke Z
Lampiran 19 NilaiPersentilUntukDistribusiF
Lampiran 20 NilaiPersentilUntukDistribusi t
Lampiran 21 Dokumentasi
Lampiran 22 SuratIzinPenelitian
Lampiran 23 SuratBalasanPenelitian
Lampiran 24 Validasi Validator

61
65
114
127
138
142
145
147
149
151
154
159
162
168
169
170
186
187
188
190
191
196
197
198

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran
dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya
dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari
sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin aplikasi
(Sanjaya, 2006:1)
Berkembangnya

pendidikan

sudah

pasti

berpengaruh

terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sekarang ini tidak dapat terlepas dari kemajuan sains.
Sains didefinisikan sebagai sekumpulan teori yang sistematis, penerapannya
secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui
metode ilmiah dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah (Trianto, 2013:136)
Proses pembelajaran sains lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan
proses sains, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsepkonsep, teori-teori, dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat
berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk
pendidikan. Keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan
ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan
untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk

mengembangkan

konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan
terhadap suatu penemuan (Trianto, 2013:143-144)
Tujuan pembelajaran sains adalah agar siswa dapat menggunakan
keterampilan proses sains, atau agar siswa dapat mendefenisikan masalah
disekitar mereka, mengobservasi, menganalisis, membuat hipotesis, eksperimen,
menyimpulkan, menggeneralisasi, dan mengaplikasikan informasi yang mereka

2

punya dengan keterampilan dasar. Keterampilan proses sains membawa
kemampuan-kemampuan yang mana setiap individu dapat menggunakan setiap
langkah kehidupannya dengan kesadaran ilmiah dan meningkatkan kualitas dan
standar kehidupan dengan memahami ilmu pengetahuan alam. Namun
kenyataannya, banyak siswa yang kurang menyukai pelajaran IPA dengan
menganggap belajar IPA itu menjenuhkan dan membosankan. Guru selalu
menyajikan materi IPA dalam bentuk rumus-rumus dan perhitungan yang sulit,
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam belajar IPA dan menyebabkan hasil
belajar siswa rendah (Aktamis, 2008:2).
Hal ini terbukti dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada
tanggal 20 Januari 2016, yaitu wawancara dengan salah seorang guru IPA, Ibu
Erisda Hendawati Malau, diperoleh bahwa rendahnya keterampilan proses sains
siswa dikarenakan rendahnya kemampuan awal siswa mengenai konsep-konsep
IPA, alat dan bahan praktikum yang belum lengkap, dan jarangnya guru
membawa siswa ke laboratorium. Hal ini terjadi karena adanya kendala yang
dihadapi dalam penerapannya, yaitu waktu yang terbatas, alat dan bahan
praktikum yang belum memadai, dan banyaknya materi yang harus dipelajari.
Pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran konvensional, dengan metode
ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal saja. Kegiatan pembelajaran IPA di
kelas masih berpusat pada guru (teacher-centered). Ketuntasan kompetensi
minimal (KKM) di sekolah tersebut untuk mata pelajaran IPA adalah 70. Namun
dikatakan bahwa nilai rata-rata siswa masih belum optimal. Rata-rata siswa hanya
mampu mencapai nilai 60.
Selanjutnya dengan menyebarkan angket kepada 35 orang siswa di kelas
VIII SMP Negeri 29 Medan, diperoleh bahwa terdapat sebanyak 28% ( 10 orang
siswa) menyatakan bahwa pelajaran IPA sangat membosankan. 21,8% (7 orang
siswa) berpendapat bahwa pelajaran IPA cukup membosankan. 16% (6 orang
siswa) menyatakan bahwa IPA mengasyikkan. Kemudian 34% (12 orang siswa)
berpendapat bahwa IPA itu biasa saja.
Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan dapat diupayakan
pemecahannya

yaitu

dengan

mencoba

tindakan–tindakan

yang

dapat

mengembangkan keterampilan proses sains. Salah satu model pembelajaran yang

3

dapat digunakan adalah model pembelajaran Inquiry training. Menurut Joyce,
(2011:201), model pembelajaran Inquiry training dirancang untuk membawa
siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat
memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam waktu yang singkat. Tujuan model
Inquiry training adalah membantu siswa mengembangkan displin intelektual dan
keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan pertanyaan-pertanyaan dan
pencarian jawaban yang terpendam dari rasa keingintahuan mereka.
Hasil pembelajaran utama dari model Inquiry training adalah keterampilan
proses sains yang melibatkan aktivitas observasi, mengumpulkan dan mengolah
data, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, membuat dan menguji hipotesis,
merumuskan penjelasan, dan menggambarkan kesimpulan. Format dari model
Inquiry training menawarkan pembelajaran yang aktif dan otonom. Siswa juga
akan menjadi lebih terampil dalam ekspresi verbal seperti dalam mendengarkan
pendapat orang lain dan mengingat apa yang telah diutarakan. Sistem sosial model
pembelajaran Inquiry training bersifat kooperatif dan ketat dan dapat dirancang
dengan baik dimana guru mengontrol interaksi dan meresapkan prosedur-prosedur
penelitian. Meski demikian, standar penilaian adalah kerja sama, kebebasan
intelektual, dan keseimbangan. Interaksi antara siswa seharusnya juga didorong.
Lingkungan

intelektual

terbuka

untuk

semua

gagasan

yang

relevan

(Joyce,dkk,2011:209)
Hasil penelitian yang dilakukan beberapa peneliti di antaranya oleh Abdah
(2014) menyimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan model pembelajaran Inqury
training terhadap hasil belajar siswa. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh
Derlina (2014) menyimpulkan bahwa peningkatan aktivitas belajar kelas
eksperimen dengan menggunakan model Inqury training lebih tinggi dari pada di
kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Begitu pula dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ali (2014) menyimpulkan bahwa kemampuan
akademik sains siswa yang diajarkan dengan pembelajaran Inquiry lebih tinggi
daripada kemampuan akademik siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
konvensional.

4

Penelitian ini penting untuk dilakukan agar terjadi perubahan yang baik
dan bermanfaat bagi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan
uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Keterampilan
Proses Sains Pada Materi Pokok Getaran, Gelombang dan Bunyi Kelas VIII
Semester II SMP Negeri 29 Medan T.P. 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi masalah yang relevan dengan penelitian antara lain:
1. Penerapan model pembelajaran yang belum bervariasi dan masih bersifat
konvensional yaitu mencatat dan mengerjakan soal.
2. Alat dan bahan praktikum yang belum lengkap.
3. Kurangnya pengalaman siswa dalam pelaksanaan praktikum.
4. Guru jarang membuat alat peraga/demonstrasi di kelas.
5. Keterampilan proses sains pada siswa masih tergolong rendah.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inquiry
training pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas
kontrol.
2. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas VIII semester genap T.P. 2015/2016
di SMP Negeri 29 Medan.
3. Materi yang diajarkan dalam penelitian ini adalah materi kelas VIII
semester genap, yaitu materi Getaran, Gelombang dan Bunyi.
4. Hasil belajar yang diukur adalah keterampilan proses sains siswa.

5

1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Inquiry training pada materi Getaran, Gelombang dan Bunyi
di kelas VIII semester II SMP Negeri 29 Medan T.P 2015/2016?
2. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi Getaran, Gelombang dan Bunyi di
kelas VIII semester II SMP Negeri 29 Medan T.P 2015/2016?
3. Adakah

pengaruh

model

pembelajaran

Inquiry

Training

terhadap

keterampilan proses sains siswa di kelas eksperimen pada materi Getaran,
Gelombang dan Bunyi kelas VIII semester II SMP Negeri 29 Medan T.P
2015/2016 ?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk megetahui keterampilan proses sains siswa dengan model
pembelajaran Inquiry training pada materi Getaran, Gelombang dan Bunyi
di kelas VIII semester II SMP Negeri 29 Medan T.P 2015/2016.
2. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi Getaran, Gelombang dan Bunyi di
kelas VIII semester II SMP Negeri 29 Medan T.P 2015/2016.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Inquiry
Training terhadap keterampilan proses sains siswa dikelas eksperimen pada
materi pokok Getaran, Gelombang dan Bunyi kelas VIII semester II SMP
Negeri 29 Medan T.P 2015/2016.
1.6 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat sebagai berikut :
1. Sebagai pemberi informasi bagi pihak sekolah dan sebagai rujukan yang
relevan untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

6

2. Sebagai

bekal

peneliti

dalam

melaksanakan

pengajaran

dengan

menggunakan model Inquiry training dalam mempersiapkan diri menjadi
guru yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
1.7 Defenisi Operasional
Untuk menghindari persepsi yang berbeda dalam penelitian ini, perlu
adanya Defenisi Operasional yang memberikan pengertian terhadap istilah-istilah
yang ada. Defenisi Operasional dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Inquiry training adalah upaya pengembangan para
pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa
dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan
hasrat yang besar untuk tumbuh dan berkembang. Model pembelajaran
Inquiry training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa,
memberikan

siswa

arahan-arahan

khusus

sehingga

siswa

dapat

mengeksplorasi bidang-bidang baru secara efektif (Joyce, dkk, 2011:202).
2. Pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran yang mana
dalam proses belajar mengajar dilakukan dengan cara yang lama, yaitu
dalam penyampaian pelajaran pengajar masih mengandalkan ceramah
(Jainuri, 2012 : 1).
3. Keterampilan

proses

sains

yaitu

melibatkan

aktivitas

observasi,

mengumpulkan dan mengolah data, mengidentifikasi dan mengontrol
variabel, membuat dan menguji hipotesis, merumuskan penjelasan, dan
menggambarkan kesimpulan (Joyce,dkk, 2011:209).

57

BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB
5.1BKesimpulanB
Berdeserken hesil penelitien yeng diperoleh deri hesil enelise dete den
pengujien hipotesis meke depet disimpulken sebegei berikut :
1. Keterempilen Proses Seins siswe dengen mengguneken model Inquiry
Training pede meteri pokok Geteren, Gelombeng den Bunyi di keles VIII
semester II SMP Negeri 29 Meden T.P 2015/2016 termesuk ketegori beik
kerene dietes nilei KKM yeitu sebeser 81,0.
2. Keterempilen Proses Seins siswe dengen mengguneken pembelejeren
konvensionel (model pembelejeren lengsung) pede meteri Geteren,
Gelombeng den Bunyi di keles VIII semester II SMP Negeri 29 Meden
T.P 2015/2016 termesuk ketegori cukup yeitu sebeser 72,0.
3. Ade

pengeruh

model

pembelejeren

Inquiry

Treining

terhedep

Keterempilen Proses Seins siswe pede meteri pokok Geteren, Gelombeng
den Bunyi keles VIII semster II SMP Negeri 29 Meden T.P 2015/2016
dengen thitung > ttebel yeitu 3,290 > 1,667 pede teref siginifiken α = 0,05.
B
5.2BSaranB
Berdeserken hesil den kesimpulen delem penelitien ini, meke peneliti
mempunyei beberepe seren, yeitu:
1. Pede penelitien ini peneliti mesih mengelemi kekurengen yeitu pede elet
sehingge wektu yeng diguneken untuk prektikum mesih kureng. Pede
peneliti selenjutnye yeng eken meneliti dengen meteri yeng seme
sebeiknye mengecek elet den behen terlebih dehulu sehingge bise
dipersiepken lebih ewel.

58

2. Pede proses pembelejeren berlengsung di serenken kepede peneliti
selenjutnye yeng ingin meneliti dengen model den meteri yeng seme eger
lebih depet memberiken meseleh yeng lebih menerik sehingge siswe depet
lebih ektif delem proses belejer.B
3.

Pede proses pembelejeren yeitu pede seet pembegien kelompok untuk
pelekseneen prektikum sebeiknye peneliti selenjutnye lebih mereteken
berdeserken nilei siswe, sehingge tidek ede kelompok yeng pendei semue
den kureng pendei semue.B

59

DAFTAR PUSTAKA
Abdi,A., (2014), The Effect of Inquiry Based Learning Method on Students’
Academic Achievement in Science Course, Universal Journal of
Educational Research, 2(1), 37-41, Iran.
Aktamis., (2008). The effect of scientific process skill education on student’s
scientific creativity, science attitudes, and academic achievements,
Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Vol.9(1),
Turki.
Arikunto, S., (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S,. (2013). Dasar – Dasar Evalusi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Derlina., (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap
Hasil Belajar Siswa Di Kelas X Semester II Sma Negeri 1 Percut Sei
Tuan T.P. 2013/204. Jurnal Inpafi, Vol. 2, No. 3, Agustus 2014.
Medan.
Dimyati, Mudjiono., (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Jainuri., (2012), Pembelajaran Konvensional :
https://www.academia.edu/6942550/Pembelajaran_Konvensional
[online] (Diakses pada : 09 Januari 2016)
Joyce, dkk., (2011). Models Of Teaching. Yogyakarta: Percetakan Pustaka
Belajar.
Kanginan, M., (2013). IPA untuk SMP/ MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Krisno, A., (2008). IPA untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta : Erlangga.
Rohimah, A., 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Kelas X Sma
Swasta Al Ulum Medan T.P. 2013/2014. Jurnal inpafi, Vol. 2, No. 3,
Agustus 2014. Medan.
Sani, R.A., (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W., (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Sheeba.., (2013). An Anatomy of Science Process Skills In The Light Of

60

The Challenges to Realize Science Instruction Leading To Global
Excellence in Education. Vol 2 No.4. April 2013.
Sudjana., (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Trianto., (2013). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Yusra., (2015). Pengaruh model pembelajaran Inquiry Training terhadap
keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa pada materi pokok
listrik dinamis di kelas X semester II MAN Kabanjahe T.P 2014/ 2015

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANGUIDED INQUIRY DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS

0 12 64

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (project based learning) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA KELAS VIII SMP NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/20

2 8 51

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK (GW) PADA MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN MAKANAN TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SISWA

0 12 64

PENGARUH PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUBUH TUMBUHAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Merbau Mataram, Lampung Selatan T.P 2012/2013)

0 15 81

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

2 21 132

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS LABORATORIUM PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR

17 74 124

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI POKOK FOTOSINTESIS

6 68 68

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING KOOPERATIF JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP

0 1 8

KEEFEKTIFAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL TES KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GETARAN HARMONIS Nismalasari

0 1 21