Populasi dan Sampel Metode Analisis Data Pembahasan

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penilitian ini adalah penelitian deskriptif yang akan menilai gambaran pengetahuan siswi sekolah menengah tentang penyakit menular seksual. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional study, dimana akan dilakukan pengumpulan data menggunakan metode angket dengan alat ukur berupa lembar kuesioner yang diberikan langsung kepada responden.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Medan SMKN 1 Medan. Waktu pelaksanaan direncanakan pada bulan Juli 2010.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah semua siswi SMKN 1 Medan. Populasi penelitian ini berjumlah 726 orang. Perkiraan besar sampel minimal diambil berdasarkan rumus di bawah ini Notoatmodjo, 2005: Dimana: n = jumlah sampel N = besar populasi d = tingkat kepercayaan ketepatan yang diinginkan Dengan tingkat ketepatan relatif 10, maka jumlah sampel yang diperoleh dari rumus di atas berjumlah sekitar 90 orang. Pengambilan dilakukan dengan teknik stratified random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan merata pada setiap jenjang kelas di sekolah tersebut: • Siswi kelas X : 30 orang Universitas Sumatera Utara • Siswi kelas XI : 30 orang • Siswi kelas XII : 30 orang

4.4. Metode Pengumpulan Data

Responden pada penelitian ini adalah siswi yang terpilih sebagai sampel pada survey ini. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang telah dirancang dan disiapkan oleh peneliti. Kuesioner diperlukan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan pengetahuan siswi akan infeksi menular seksual. Sebelum digunakan, akan dilakukan uji validitas dan realibilitas dari kuesioner yang dibuat agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

4.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach Cronbach Alpha dengan menggunakan program SPSS 17.0. Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Jumlah sampel dalam uji validitas dan reliabilitas ini adalah sebanyak 20 orang. Setelah uji validitas dilakukan, hanya pada soal-soal yang dinyatakan valid saja yang diuji reliabilitassnya. Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil uji validitas dan reliabilitas angket Variabel No. Total Pearson Correlation Status Alpha Status Pengetahuan 1 0,673 Valid 0,890 Reliabel 2 0,744 Valid Reliabel 3 0,654 Valid Reliabel 4 0,777 Valid Reliabel 5 0,839 Valid Reliabel 6 0,744 Valid Reliabel 7 0,804 Valid Reliabel 8 0,710 Valid Reliabel Universitas Sumatera Utara

4.5. Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul akan diolah dan dianalisis dengan bantuan program SPSS for Windows versi 17.0. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah SMK Negeri 1 Medan. Sekolah ini terletak di Jalan Sindoro No. 1, Kelurahan Pusat Pasar, Kecamatan Medan Baru, Propinsi Sumatera Utara. Sekolah ini didirikan pada tahun 1955 dan merupakan salah satu sekolah di Medan yang terakreditasi dengan peringkat A. Sekolah ini mempunyai ruang kelas, ruang sholat, ruang multimedia, ruang laboratorium, ruang tata usaha, aula, kantin, dan lapangan olahraga, dengan jumlah siswa sebanyak 818 orang.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang terpilih sebanyak 90 siswi yang terdiri dari 30 siswi kelas X, 30 siswi kelas XI, 30 siswi kelas XII. Dari keseluruhan responden gambaran karakteristik yang diamati meliputi usia. Data lengkap bila ditinjau dari segi usia dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia. Kelompok usia Frekuensi Persentase 15 33 36,7 16 26 28,9 17 31 34,4 Jumlah 90 100 Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar responden terdapat pada usia 15 tahun, yaitu sebanyak 36,7, diikuti usia 17 tahun sebanyak 34,4, dan terendah pada kelompok usia 16 tahun, yaitu sebesar 28,9. Universitas Sumatera Utara

5.1.3. Hasil Analisis Data

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2. Distribusi frekuensi jawaban responden. No. Pertanyaan Jawaban Responden Benar Salah N n 1 Pengertian infeksi menular seksual 33 36,7 57 63,3 2 Jenis infeksi menular seksual 73 81,1 17 18,9 3 Cara penularan infeksi menular seksual 75 83,3 15 16,7 4 Gejala infeksi menular seksual 52 57,8 38 42,2 5 Pencegahan infeksi menular seksual 37 41,1 53 58,9 6 Pengobatan infeksi menular seksual 50 55,6 40 44,4 7 Komplikasi infeksi menular seksual 34 37,8 56 62,2 8 Faktor resiko infeksi menular seksual 64 71,1 26 28,9 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar oleh responden adalah pertanyaan nomor 3, yaitu dengan persentase sebesar 83,3. Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan salah oleh responden adalah pertanyaan nomor 1, yaitu dengan persentase sebesar 63,3. Hasil uji tingkat pengetahuan mengenai infeksi menular seksual dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.3. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan. Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase Baik 3 3,3 Cukup 49 54,4 Kurang 33 36,7 Buruk 5 5,6 Total 90 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai infeksi menular seksual paling banyak berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak 49 orang 54,4, diikuti dengan kategori kurang sebanyak 33 orang 36,7, kategori buruk sebanyak 5 orang 5,6, dan kategori baik Universitas Sumatera Utara sebanyak 3 orang 3,3. Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.4. Tabel 5.4. Distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan usia. Usia Tingkat Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang Buruk N n n N 15 1 3 14 42,4 17 51,5 1 3 33 16 1 3,8 14 53,8 8 30,8 3 11,5 26 17 1 3,2 21 67,7 8 25,8 1 3,2 31 Total 3 3,3 49 54,4 33 36,7 5 5,6 90 Dari tabel di atas dapat dilihat pada kelompok responden dengan usia 15 tahun yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 1 orang 3, pengetahuan cukup sebanyak 14 orang 42,4, pengetahuan kurang sebanyak 17 orang 51,5, dan pengetahuan buruk sebanyak 1 orang 3. Pada kelompok responden usia 16 tahun yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 1 orang 3,8, pengetahuan cukup sebanyak 14 orang 53,8, pengetahuan kurang sebanyak 8 orang 30,8, dan pengetahuan buruk sebanyak 3 orang 11,5. Sementara pada kelompok responden usia 17 tahun yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 1 orang 3,2, pengetahuan cukup sebanyak 21 orang 67,7, pengetahuan kurang sebanyak 8 orang 25,8, dan pengetahuan buruk sebanyak 1 orang 3,2. Universitas Sumatera Utara

5.2. Pembahasan

Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan siswi SMK Negeri 1 Medan mengenai infeksi menular seksual berada dalam kategori cukup 54,4. Walaupun demikian jumlah kategori ini masih berimbang dengan kategori kurang yaitu sebanyak 33 36,7. Penelitian ini memperlihatkan bahwa kebanyakan responden tahu akan jenis dan cara penularan infeksi menular seksual. Hal ini dikarenakan pengetahuan akan jenis-jenis dan cara penularan infeksi menular seksual sudah terdapat di kurikulum pembelajaran responden yaitu dalam mata pelajaran biologi dalam topik sistem reproduksi manusia sejak SMP. Pada penelitian ini juga memperlihatkan bahwa kebanyakan responden tidak mengerti secara konkrit mengenai pengertian infeksi menular seksual. Kebanyakan responden memahami bahwa infeksi menular seksual hanyalah penyakit infeksi yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual saja, padahal sebenarnya infeksi menular seksual juga bisa ditularkan melalui cara lain selain hubungan seksual. Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan usia, dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan yang signifikan dari tingkat pengetahuan responden berdasarkan usia. Ditemukan bahwa proporsi responden yang memiliki pengetahuan baik hampir merata di semua tingkatan umur, yaitu 3,2 pada usia 17; 3,8 pada usia 16; dan 3 pada usia 15. Untuk pengetahuan cukup, paling banyak ditemukan pada usia 17 tahun yaitu sebesar 67,7. Pengetahuan kurang terbanyak ditemukan pada usia 15 tahun, yaitu 51,5, dan pengetahuan buruk terbanyak pada usia 16, yaitu 11,5. Hasil ini tidak sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Hadi, et al 2008, bahwa pertambahan usia seseorang akan berhubungan dengan perkembangan kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual dan perkembangan sosial yang artinya semakin dewasa seseorang seharusnya pengetahuan dan pengalamannya semakin bertambah. Hasil ini juga tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prihyugiarto 2008, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang mengenai infeksi menular seksual adalah usia, yaitu pada kelompok usia yang lebih tua akan memiliki Universitas Sumatera Utara tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan kelompok usia yang lebih muda. Jadi, menurut asumsi peneliti, bahwa usia tidak berpengaruh terhadap pengetahuan siswi, karena pada saat ini remaja memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses informasi mengenai infeksi menular seksual. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN

6.1. Kesimpulan