Faktor Sosio Ekonomi Epidemiologi dan Etiologi Kanker

Suplemen y Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39 y No. 3 y September 2006 269 Beberapa kanker diturunkan secara autosomal dominant seperti neuroblastoma rectum, multiple polyposis colon, kanker tiroid dan adayang diturunkan secara autosomal recessive seperti xeroderma pigmentosa. Namun sulit ditentukan apakah kanker terjadi karena faktor herediter sendiri atau karena kombinasi faktor-faktor lain seperti lingkungan, kebiasaan hidup dan makanan. 4. Lingkungan dan Karsinogen Industri 7 Beberapa jenis hasil industri serta sisa pembakaran dapat bersifat karsinogenik. Selain itu kebiasaan tertentu dapat mengakibatkan suatu keganasan, misalnya, pemakai tembakau cenderung mendapat kanker paru sedangkan pemakai alkohol cenderung mendapat kanker traktus digestivus. Pekerja industri perminyakan yang banyak berhubungan dengan polisiklik hidrokarbon dijumpai banyak menderita kanker kulit. Dengan meningkatnya perhatian terhadap faktor lingkungan seperti polusi udara, kontaminasi air, proses makanan termasuk pemakaian nitrat, nitrosamine untuk pengawetan daging serta sacharine, diduga mempunyai sifat karsinogen yang potensial. Selain hal tersebut diatas, faktor migrasi penduduk sering menyebabkan pergeseran atau perubahan pola kanker di suatu daerah. Sebagai contoh di Jepang insidensi kanker gaster tinggi, sedangkan insidensi kanker paru rendah. Namun karena ada migrasi dari generasi kedua ke Amerika, maka terjadi penurunan kasus kanker lambung dan peninggian kanker paru.

5. Faktor Sosio Ekonomi

Walaupun belum diketahui dengan pasti, faktor sosial ekonomi ternyata tampak mempengaruhi insidensi kanker. Kanker gaster dan cervix dijumpai lebih tinggi pada golongan sosio ekonomi rendah, sekitar tiga sampai empat kali lebih banyak daripada golongan sosio ekonomi menengah dan tinggi.Pada literatur ada juga yang disebut dengan keadaan Pre kanker. Beberapa keadaan klinis seperti leukoplakia, keratosisactin, polyp colon, polyp rectum, neurofibroma, dysplasia cervix, dysplasia mucosa bronchus dan colitis ulcerativa kronis dianggap sebagai keadaan pre kanker, karena pada keadaan tersebut biasanya diikuti dengan timbulnya kanker sehingga menjadi perhatian bagi para dokter untuk mengawasi keadaan ini dengan melakukan pemantauan terhadap penderita tersebut. 6 Etiologi Multifaktor 5,6,7 Kelihatannya terjadinya kanker merupakan hasil dari interaksi virus onkogenik dengan karsinogen kimia atau karsinogen fisik dan dapat juga akibat sifat sinergistik dari dua jenis karsinogen kimia atau kombinasi karsinogen kimia dengan faktor herediter. Terjadinya satu kanker dengan etiologi multifaktor kemungkinan misalnya pada kanker paru. Merokok menyebabkan iritasi dengan latar belakang faktor genetik yang spesifik karena tidak semua perokok menjadi penderita kanker paru dan faktor hormonal laki-laki lebih banyak dari wanita disertai virus dan masa laten antara mulai merokok dengan insiden yang tinggi pada usia 35 tahun. Dalam hal ini perlu pemikiran yang integratif terhadap faktor-faktor terjadinya suatu kanker ganas. DAFTAR PUSTAKA 1. Morton DL, Economou J, Haskel CM, Parker RG. Oncology. In: Prnciples of Surgery. 5 th ed. New York: Schartz Shures Spencer;1989.p. 331- 81. 2. Shimkin M.B. Research on the causes and nature of cancer. In: Regato JA, Spjut HJ, Ackerman editors.del Regato`s Cancer. Diagnosis Treatment and Prognosis, 6 th ed. St.Louis: The C.V. Mosby Co;1985.p. 13 - 28. 3. Morton DL. Oncology. In : Scwartz S.I. et al. editors. Principal of Surgery, 5 th ed. Singapore: McGraw Hill Co; 1989 .p.331 – 6. 4. Rubin PMD. Clinical Oncology. A multidisciplinary approach. American Cancer Society. 6 th ed.1983.p. 2 - 5. 5. Bishop JM: Retroviruses and Cancer genes. Science 1987; 52: 6 ; 235-305. 6. Enterline PE, Marsh GM. Cancer among workers exposed to arsenic and other substances in a copper smelter. Am.J.Epidemiol 1982;116 : 895-911. 7. Enterline PE, HendersonVL, Marsh G M. Exposure to arsenic and respiratory cancer. A reanalysis. Am.J.Epidemiol 1985; 125: 929-38.