Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: a. golongan senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak etanol daun nipah dari hasil skrining fitokimia menunjukkan adanya flavonoid, glikosida, saponin, dan tanin. b. hasil pemeriksaan karakteristik simplisia daun nipah yaitu kadar air 7,91, kadar sari larut dalam air 16,48, kadar sari larut dalam etanol 13,28, kadar abu total 5,77 dan kadar abu tidak larut dalam asam 2,83. c. ekstrak etanol daun nipah dengan dosis 100 mgkg bb, 200 mgkg bb dan 300 mgkg bb mempunyai aktivitas penurunan KGD. d. ekstrak etanol daun nipah dengan dosis 100 mgkg bb dan 200 mgkg bb tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan metformin dosis 65 mgkg bb dalam menurunkan KGD

5.2 Saran

Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk menguji efek toksik ekstrak etanol daun nipah, sehingga dapat dipastikan apakah ekstrak etanol daun nipah aman digunakan sebagai obat herbal. 50 DAFTAR PUSTAKA Abdelmoaty, M.A., Ibrahim, M.A., Ahmed, N.S., and Abdelaziz, M.A. 2010. Confirmatory Studies on the Antioxidant and Antidiabetic Effect of Quercetin in Rats. Indian Journal of Clinical Biochemistry. 252: 188- 192. Anonim. 1995. Medicinal Herb Index in Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: P.T Eisai Indonesia. Halaman 294. Corwin, E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisis revisi 3. Jakarta: EGC. Halaman 618-648. Dalimartha., dan Adrian. 2012. Makanan Herbal untuk Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar Swadaya. Halaman 5-14, 80-91. Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 297-307, 321, 324-325, 333- 336. Depkes RI. 1985. Cara Pembuatan Simplisia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 2-24. Depkes RI. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 23-33. Depkes RI. 2010. Suplemen Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 134-136, 140, 141, 146-149. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi ketiga. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 33, 817, 840, 960. Dirjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 9-17. Farnsworth, N.R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plant. Pharmaceutical Sciences. 553: 262-265. Ganong, W.F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Jakarta: EGC. Halaman 320-341. Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Penerjemah: Kosasih Padwaminata dan Iwang Soediro. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 147, 152. 51 Hayati, F., Widyarini, S., dan Helminawati. 2010. Efek Antihiperglikemia Infusa Kangkung Darat Ipomoea reptans Poir terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit jantan yang diinduksi Streptozotocin. Jurnal Ilmiah Farmasi. 71: 13-22. Harvey, R.A., dan Pamela, C.C. 2001. Farmakologi ulasan bergambar. Edisi empat. Jakarta: EGC. Halaman 335-348. Katzung, B.G. 2010. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 10. Jakarta: EGC. Halaman 12, 704-726. Mahendra, B., dan Evi, R. 2008. Atasi Stroke dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar swadaya. Halaman 55. Nugroho, A.E. 2006. Hewan Percobaan Diabetes Mellitus: Patologi Dan Mekanisme Aksi Diabetogenik. Biodiversitas. 74: 378-382. Putri, I.J., Fauziyah., dan Elfita. 2013. Aktivitas Antioksidan Daun dan Biji Buah Nipah Nypa fruticans asal Pesisir banyuasin Sumatera Selatan Dengan Metode DPPH. Maspari Journal. 51: 16-21. Prameswari, O.M., dan Widjanarko, S.B. 2014. Uji Efek Ekstrak Air Daun Pandan Wangi Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Dan Histopatologi Tikus Diabetes Mellitus. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 22: 16-27. Price, S.A., dan Wilson, L.M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6 volume 2. Jakarta: EGC. Halaman 1259-1272. Ratimanjari, D.A. 2011. Pengaruh Pemberian Infusa Herba Sambiloto Andrographis paniculata Ness Terhadap Glibenklamid Dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Yang Dibuat Diabetes. Skripsi. Depok: FMIPA, Universitas Indonesia. Redha, A. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidan Dan Peranannya Dalam Sistem Biologis. Jurnal Belian. 92: 196-202. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerjemah: Kosasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 191-193. Soegondo, S., Pradana. S., dan Imam. S. 2004. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Halaman 8-19, 36-40, 253-254, . 52 Sari, E.N., dan Perwitasari, D.A. 2013. Rasionalitas Pengobatan Diabetes Mellitus tipe 2 di RSUP DR. Sardjito dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Farmasains. 22: 66 – 70. Setiawan, A. 2012. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Afrika Vernonia amygdalina Del. Terhadap Tikus Jantan Galur Wistar. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. Siregar, S.P. 2012. Analisis Finansial Serta Prospek Pengolahan Buah Nipah Nypa fruticans Menjadi Berbagai Produk Olahan. Skripsi. Medan: Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Studiawan, H., dan Santosa, M.H. 2005. Uji Aktivitas Penurunan Kadar Glukosa Darah Ekstrak Daun Eugnia Polyantha pada Mencit yang diinduksi Aloksan. Media Kedokteran Hewan. 212: 62-65. Suharmiati. 2003. Pengujian bioaktifitas Antidiabetes Mellitus Tumbuhan Obat. Cermin Dunia Kedokteran. 140: 8-13. Subiandono, E., N.M. Heriyanto., dan Endang, K. 2011. Potensi Nipah Nypa fruticansThunb.Wurmb sebagai sumber pangan dari hutan Mangrove. Buletin Plasma Nutfah. 171: 54-60. Suherman, S.K., dan Nafrialdi. 2012. Insulin dan Antidiabetik Oral. Dalam buku “Farmakologi dan Terapi”. Edisi kelima, cetak ulang dengan edisi tambahan. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. Halaman 481 - 495. Sudoyo, A.W., Bambang. S., Idrus. A., Marcellus. S.K., dan Siti. S. 2009. Buku AjarIlmu Penyakit Dalam. Edisi kelima. Jilid III. Jakarta: Interna Publishing. Halaman 1880, 1887-1896. Syamsudin., dan Darmono. 2011. Buku Ajar Farmakologi Eksperimental. Jakarta: UI-Press. Halaman 3, 21, 24, 31. Szkudelski, T. 2001. The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in B Cell of the rat Pancreas. Physiological research. 50: 536-546. Van steenis, C.G.G.J. 1975. Flora untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita. Halaman 41-46, 132-136. Widowati, L., B. Dzulkarnain., dan Sa’roni. 1997. Tanaman Obat untuk Diabetes Mellitus. Cermin Dunia kedokteran. 116: 53. World Health Organization. 1998. Quality Control Methods For Medicinal Plant Materials. Geneva: WHO. Halaman 34, 36-39. 53 Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan 54 Lampiran 2. Surat Persetujuan Etik Penelitian 55 Lampiran 3. Gambar Daun Segar dan Simplisia Daun Nipah Tumbuhan Nipah Daun nipah segar yang sudah dibuang lidinya 56 Lampiran 3. Lanjutan Simplisia Daun nipah Serbuk Simplisia Daun nipah 57 Lampiran 4. Gambar Alat Yang Digunakan Alat cek Gluco Dr ® Wadah strip Gluco Dr ® Strip Gluco Dr ® 58 lampiran 4. Lanjutan Oral Sonde Rotary Evaporator Heidolph WB 2000 59 Lampiran 5. Hasil Mikroskopik Penampang melintang Daun Nipah Pembesaran 40x10 Keterangan: 1. epidermis atas 2. palisade 3. parenkim 4. kalsium kristal oksalat 5. tetes minyak 6. stomata 7. berkas pembuluh 1 2 3 4 5 6 7 60 Lampiran 5. Lanjutan Serbuk Simplisia Daun Nipah Pembesaran 40x10 Keterangan: 1. stomata tipe parasitik 2. berkas pembuluh 1 2 61 Lampiran 6. Hewan Percobaan Mencit jantan yang digunakan 62 Lampiran 7. Skema Penelitian Daun nipah muda dan segar Skrining fitokimia Maserat II ampas Maserat I 200 g serbuk simplisia karakterisasi Serbuk simplisia simplisia Dibuang lidi daun Dicuci dari pengotor sampai bersih Ditiriskan Ditimbang berat basahnya Dirajang dan dikeringkan pada suhu ±40-50 C dalam lemari pengering Ditimbang berat keringnya Dihaluskan dengan blender Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat sebelum digunakan Dimasukkan kedalam wadah toples kaca Ditambahkan pelarut etanol 70 sebanyak 75 bagian Direndam selama 5 hari, sambil sering diaduk Disaring dengan kertas saring 2 lapis Ditambahkan 25 bagian pelarut etanol 70 Direndam selama 2 hari Disaring dengan kertas saring 2 lapis 63 Lampiran 7. Lanjutan Kadar Glukosa Darah mgdL Uji penurunan KGD pada hewan uji dengan metode induksi aloksan Dicampurkan maserat II dan maserat I Dipekatkan dengan rotary evaporator Ekstrak kental Maserat II 64 Lampiran 8. Perhitungan Penetapan Kadar Air Serbuk Simplisia kadar air = ��������� �� ����������� � � 100 Sampel Berat sampel g Volume air ml 1 5,00 0,4 2 5,10 0,4 3 5,06 0,4 Sampel 1 = 0,4 5,00 � 100 = 8,00 Sampel 2 = 0,4 5,10 � 100 = 7,84 Sampel 3 = 0,4 5,06 � 100 = 7,90 Rata-rata kadar air = 8,00+7,84+7,90 3 = 7,91 65 Lampiran 9. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut Air Serbuk Simplisia kadar sari larut dalam air = ����� ���� � ����� ��������� � � 100 20 � 100 Sampel Berat simplisia g Berat sari g 1 5,005 0,167 2 5,006 0,165 3 5,003 0,163 Kadar sari larut air sampel 1 = 0,167 5,005 � 100 20 �100 = 16,68 Kadar sari larut air sampel 2 = 0,165 5,006 � 100 20 �100 = 16,48 Kadar sari larut air sampel 3 = 0,163 5,003 � 100 20 �100 = 16,29 Rata-rata kadar sari larut air = 16,68+16,48+16,29 3 = 16,48 66 Lampiran 10. Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut Etanol Serbuk Simplisia kadar sari larut dalam etanol = ����� ���� � ����� ��������� � � 100 20 � 100 Sampel Berat simplisia g Berat sari g 1 5,004 0,158 2 5,007 0,087 3 5,006 0,154 Kadar sari larut etanol sampel 1 = 0,158 5,004 � 100 20 �100 = 15,78 Kadar sari larut etanol sampel 2 = 0,087 5,007 � 100 20 �100 = 8,68 Kadar sari larut etanol sampel 3 = 0,154 5,006 � 100 20 �100 = 15,38 Rata-rata kadar sari larut etanol = 15,78+8,68+15,38 3 = 13,28 67 Lampiran 11. Perhitungan Penetapan Kadar Abu Total Serbuk Simplisia kadar abu total = ����� ��� � ����� ��������� � � 100 Sampel Berat simplisia g Berat abu g 1 2,003 0,105 2 2,006 0,117 3 2,004 0,125 Kadar abu total sampel 1 = 0,105 2,003 �100 = 5,24 Kadar abu total sampel 2 = 0,117 2,006 �100 = 5,83 Kadar abu total sampel 3 = 0,125 2,004 �100 = 6,23 Rata- rata abu total = 5,24+5,83+6,23 3 = 5,77 68 Lampiran 12. Perhitungan penetapan kadar abu tidak larut asam serbuk Simplisia kadar abu tidak larut asam = ����� ��� � ����� ��������� � � 100 Sampel Berat simplisia g Berat abu g 1 2,003 0,0621 2 2,006 0,0591 3 2,004 0,0490 Kadar abu tidak larut asam sampel 1 = 0,0621 2,003 �100 = 3,10 Kadar abu tidak larut asam sampel 2 = 0,0591 2,006 �100 = 2,94 Kadar abu tidak larut asam sampel 3 = 0,0490 2,004 �100 = 2,44 Rata-rata kadar abu tidak larut asam = 3,10+2,94+2,44 3 = 2,83 69 Lampiran 13. Contoh Perhitungan Dosis Tabel konversi dosis antara jenis hewan dengan manusia Mencit 20 g Tikus 200 g Marmut 400 g Kelinci 1,2 kg Kera 4 kg Anjing 12 kg Manusia 70 kg Mencit 20 g 1,0 7,0 12,25 27,8 64,1 124,2 387,9 Tikus 200 g 0,14 1,0 1,74 3,9 9,2 17,8 56,0 Marmut 400 g 0,08 0,57 1,0 2,25 5,2 10,2 31,5 Kelinci 1,2 kg 0,04 0,25 0,44 1,0 2,4 4,5 14,2 Kera 4 kg 0,016 0,11 0,19 0,42 1,0 1,9 6,1 Anjing 12 kg 0,008 0,06 0,10 0,22 0,52 1,0 3,1 Manusia 70 kg 0,0026 0,018 0,031 0,07 0,16 0,32 1,0 Syamsudin dan Darmono, 2011 Contoh perhitungan dosis metformin yang akan diberikan pada mencit secara per oral p.o - Tiap tablet metformin mengandung 500 mg metformin-HCl - Dosis maksimum untuk manusia dewasa = 500 mg – 3000 mg - Volume maksimum untuk hewan percobaan mencit secara peroral p.o adalah 1 ml ada di lampiran 14. - Konversi dosis manusia 70 kg ke dosis untuk hewan uji mencit dikali 0,0026. - Dosis metformin untuk mencit 20 g = 500 mg – 3000 mg x 0,0026 - = 1,3 mg - 7,8 mg - Metformin –HCl yang digunakan = 1,3 mg untuk mencit 20 g 70 - Dosis metformin yang diberikan mgkg bb = 1,3 mg20 g = 65 mgkg bb dikalikan 50 agar mencapai 1 kg, atau - 1,3 �� 20 � = � 1 �� - X = 1,3 �� 20 � � 1 �� = 65 mg - Maka dosis metformin adalah 65 mgkg bb. Menurut FI edisi III, penetapan kadar tablet = 20 tablet - Maka diambil 20 tablet metformin, digerus dan ditimbang berat totalnya =10.810 mg - Berat bahan aktif metformin-HCl dalam 20 tablet metformin adalah = 500 mg x 20 tab = 10.000 mg. - Maka, serbuk metformin yang ditimbang untuk digunakan: = 65 �� 10.000 �� = � 10.810 �� X = 70,26 mg = 70 mg mengandung zat aktif metformin setara 65 mg. Cara pembuatan suspensi metformin: - timbang sebanyak 70 mg serbuk metformin dilarutkan dalam 10 ml larutan suspensi CMC 0,5. - Berapa volume suspensi metformin yang akan diberikan pada mencit ? - Mis : BB mencit = 20 g Jumlah metformin dosis 65 mgkg bb = 65 �� 1000 � � 20 � = 1,3 �� Volume larutan yang diberikan = 1,3 �� 65 �� � 10 �� = 0,2 �� 71 Atau dengan cara: - Tiap tablet metformin mengandung 500 mg metformin dilarutkan dalam 100 ml larutan suspensi CMC 0,5. - Maka kadar suspensi metformin = 500 mg100 ml = 5 mgml = 0,5 Contoh perhitungan dosis metformin 65 mgkg bb untuk mencit 20 g. - 65 mgkg bb = 65 mg1000 g x 20 g = 1,3 mg - Maka volume larutan yang diberikan adalah = 1,3 mg5 mg x 1ml = 0,26 ml 72 Lampiran 13. Lanjutan Contoh perhitungan dosis Ekstrak Etanol Daun Nipah EEDN yang akan diberikan pada mencit - Dosis suspensi EEDN yang akan dibuat adalah 100 mgkg bb, 200 mgkg bb dan 300 mgkg bb. - Cara pembuatan suspensi EEDN: Timbang 100 mg, 200 mg dan 300 mg EEDN, masing-masing dilarutkan dalam 10 ml suspensi CMC 0,5. - Berapa volume suspensi EEDN yang akan diberikan pada mencit ? - Mis : BB mencit = 20 g Jumlah EEDN dosis 100 mgkg bb = 100 �� 1000 � � 20 � = 2 �� Volume larutan yang diberikan = 2 �� 100 �� � 10 �� = 0,2 �� - Jumlah EEDN dosis 200 mgkg bb = 200 �� 1000 � � 20 � = 4 �� Volume larutan yang diberikan = 4 �� 200 �� � 10 �� = 0,2 �� - Jumlah EEDN dosis 300 mgkg bb = 300 �� 1000 � � 20 � = 6 �� Volume larutan yang diberikan = 6 �� 300 �� � 10 �� = 0,2 �� 73 Lampiran 13. lanjutan Contoh perhitungan dosis Aloksan Dosis pemberian secara i.v intravena: 65 mgkg bb Dosis pemberian secara i.p intraperitoneal: 2-3 kali dosis i.v Dalam penelitian ini dosis yang digunakan adalah 175 mgkg bb secara i.p Konsentrasi aloksan yang dibuat adalah 1 1 g dalam 100 ml infus NaCl 0,9 = 10 mgml Contoh perhitungan dosis untuk mencit berat 20 g dengan dosis 175 mgkg bb = 175 �� 1000 � � 20 � = 3,5 �� Volume aloksan yang diberikan = 3,5 �� 10 �� �� = 0,35 �� 74 Lampiran 14. Volume Maksimum Larutan Sediaan Uji Sesuai Jalur Pemberian