Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
briket yang berbeda sehingga memberi pengaruh dalam penyerapan kadar air pada briket yang dibuat.
Menurut Ringkuangan, dkk 1993 briket buatan Inggris menghasilkan kadar air 3,59 dan briket buatan Jepang menghasilkan kadar air 6. Kadar air
rata-rata yang diperoleh dari penelitian ini sebesar 4,74 tidak memenuhi standar mutu briket buatan Inggris, tetapi masih memenuhi standar mutu briket buatan
Jepang.
Pengaruh Perbedaan Komposisi Bahan Terhadap Kualitas Nilai Kalor
Dari analisa sidik ragam kualitas nilai kalor pada Lampiran 8. dapat dilihat bahwa perlakuan persentase bahan pengikat memberi pengaruh berbeda sangat
nyata terhadap kualitas nilai kalor. Hasil pengujian beda rataan pada parameter kualitas nilai bakar
berdasarkan uji beda rataan dengan uji least significant range LSR diperoleh hasil seperti yang tertera pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil uji beda rataan Duncan persentase komposisi bahan pembuat
briket terhadap kualitas nilai kalor kalg
Jarak LSR
Perlakuan Rataan
Notasi 0.05
0.01 0.05
0.01
- K1
9431.15 h
G 2
314.38 430.82
K2 9079.68
g G
3 330.26
451.99 K3
7790.95 f
F 4
339.79 463.63
K4 7439.48
e EF
5 346.14
472.10 K5
6736.54 d
BCD 6
351.43 479.51
K6 6502.22
d DE
7 354.61
485.86 K7
6150.75 bc
BC 8
356.72 491.15
K8 5916.44
ab AB
9 358.84
495.39 K9
5682.12 a
A
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Dari Tabel 9. dapat dilihat bahwa kualitas nilai kalor tertinggi sebesar 9431.15 kalg diperoleh pada perlakuan K1, dan kualitas nilai kalor pada
perlakuan K9 yaitu 5682.12 kalg. Hasil uji Duncan yang dilakukan dapat dilihat bahwa perlakuan K9 tidak
berbeda nyata terhadap K8, tetapi berbeda sangat nyata terhadap perlakuan lainnya, perlakuan K8 berbeda nyata terhadap K7 dan berbeda sangat nyata
terhadap perlakuan lainnya, perlakuan K6 tidak berbeda nyata terhadap perlakuan K5 tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya, serta perlakuan K4, K3,dan
K2 memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap perlakuan lainnya. Hubungan komposisi bahan pembuat briket terhadap kualitas nilai kalor
dapat dilihat pada Gambar 2.
y = -478.39x + 9584.1 R
2
= 0.9359
0.00 1000.00
2000.00 3000.00
4000.00 5000.00
6000.00 7000.00
8000.00 9000.00
10000.00
1 2
3 4
5 6
7 8
9
Perlakuan K N
ila i K
a lo
r k
a lg
Gambar 2. Grafik linear antara komposisi bahan pembuat briket bioarang terhadap nilai kalor
Dari Gambar 2. dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai kalor jika jumlah arang temprung kelapa semakin sedikit dan arang serbuk kayu semakin
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
banyak, artinya bahwa komposisi bahan pembuat briket memberikan pengaruh terhadap kualitas nilai kalor yang dihasilkan.
Perbedaan jumlah nilai kalor masing-masing perlakuan disebabkan oleh perbedaan akumulasi jumlah nilai kalor yang terkandung pada setiap briket, yang
dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusun briket bioarang tersebut. Pada perlakuan K1, komposisi bahan pembuat briket yaitu 90 tempurung kelapa dan
10 serbuk kayu memiliki nilai kalor tertinggi yaitu 9662.03 kalg sedangkan nilai kalor terendah adalah pada perlakuan K9 yaitu 5821.22 kalg dengan
komposisi 10 tempurung kelapa dan 90 serbuk kayu. Hal ini sesuai dengan literatur Hartoyo 1983, yang menyatakan bahwa kualitas nilai kalor briket yang
dihasilkan dipengaruhi oleh nilai kalor atau energi yang dimiliki oleh bahan penyusunnya.
Nilai kalor tempurung kelapa menurut literatur Palungkun 1999 adalah antara 18.200 kJkg hingga 19.338,05 kJkg, dan Atria, dkk 2002 mengatakan
bahwa serbuk kayu memiliki nilai kalor antara 4018,25 kalg hingga 5975,58 kalg.
Menurut Ringkuangan, 1993 briket buatan Inggris menghasilkan nilai kalor 7289 kalg dan briket buatan Jepang menghasilkan nilai kalor 6000 kalg
hingga 7000 kalg. Nilai kalor rata-rata dalam penelitian ini yaitu 7192,15 kalg. Hal ini berarti bahwa briket yang dihasilkan tidak memenuhi standar mutu briket
buatan Inggris tetapi memenuhi standar mutu briket buatan Jepang.
Pengaruh Perbedaan Komposisi Bahan Terhadap Kadar Abu
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Dari hasil sidik ragam pada Lampiran 10. dapat dilihat bahwa perlakuan komposisi bahan pembuat briket memberikan pengaruh yang sangat nyata
terhadap kadar abu yang dihasilkan. Hasil pengujian dengan least significant range LSR yang menunjukan pengaruh tiap-tiap perlakuan komposisi terhadap
nilai kadar abu yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Hasil uji beda rataan Duncan persentase komposisi bahan pembuat
briket terhadap kadar abu kalg Jarak
LSR Perlakuan
Rataan Notasi
0.05 0.01
0.05 0.01
- K1
3.15 a
A 2
0.216 0.296
K2 3.52
b B
3 0.227
0.311 K3
4.46 c
C 4
0.234 0.319
K4 5.17
d D
5 0.238
0.325 K5
6.16 e
E 6
0.242 0.330
K6 6.37
e E
7 0.244
0.334 K7
7.01 f
F 8
0.245 0.338
K8 7.32
g G
9 0.247
0.341 K9
7.39 g
G
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan pengaruh
berbeda nyata pada taraf 5 dan berbeda sangat nyata pada taraf 1
Dari Tabel 10. dapat diketahui bahwa kadar perlakuan K1, K2, K3, K4, K7 memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap seluruh perlakuan lainnya,
perlakuan K5 memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan K6 tetapi memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata terhadap perlakuan
lainnya dan perlakuan K8 tidak berbeda nyata terhadap K9. Kadar abu tertinggi diperoleh pada perlakuan K9 sebesar 7.39
sedangkan kadar abu terendah diperoleh pada perlakuan K1 yaitu sebesar 3.15 . Hubungan antara komposisi bahan pembuat briket dan kadar abu yang dihasilkan
dapat dilihat pada Gambar 3.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Gambar 3. Grafik linear antara komposisi bahan pembuat briket bioarang terhadap kadar abu
Dari Gambar 3. dapat dilihat bahwa perlakuan komposisi memberikan pengaruh terhadap kadar abu yang dihasilkan. Kadar abu semakin besar jika
jumlah arang tempurung kelapa semakin sedikit dan arang serbuk kayu semakin banyak. Hal ini diduga karena jumlah silikat yang dikandung dari arang serbuk
kayu lebih besar dibandingkan dengan jumlah silikat yang dikandung oleh tempurung kelapa. Menurut Hendra dan Darmawan 2000, salah satu unsur kadar
abu adalah silikat dan pengaruhnya kurang baik terhadap nilai kalor yang dihasilkan. Semakin rendah kadar abu maka semakin baik kualitas briket yang
dihasilkan. Kadar abu arang temprung kelapa menurut Suhardiyono 1995 adalah 0,11 sedangkan kadar abu arang serbuk kayu menurut Atria, dkk 2002 adalah
sebesar 1,38 . Kadar abu yang dihasilkan juga sangat erat hubungannya dengan jenis
bahan penyusun briket tersebut dan cara pengabuannya, serta mineral yang
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
terkandung didalamnya. Hal ini sesuai dengan literatur Sudarmadji, dkk, 1989, bahwa kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara
pengabuannya. Menurut Ringkuangan, dkk 1993 briket buatan Inggris menghasilkan
kadar abu 8.26 dan briket buatan Jepang menghasilkan kadar abu 3 – 6 kalg. Nilai kadar abu rata-rata dalam penelitian ini yaitu 5,61 . Hal ini menunjukan
bahwa kadar abu seluruh briket yang dihasilkan masih sesuai dengan standar mutu briket buatan Inggris dan briket buatan Jepang.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Perbedaan komposisi bahan pembuat briket bioarang memberi pengaruh
berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kualitas nilai kalor dan kadar abu yang dihasilkan.
2. Kadar air rata-rata yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu 4.74, tidak
memenuhi standar mutu briket buatan Inggris, tetapi memenuhi standar mutu briket buatan Jepang.
3. Nilai kalor rata-rata dalam penelitian ini yaitu 7192.15 kalg. tidak memenuhi
standar mutu briket buatan Inggris, tetapi memenuhi standar mutu briket buatan Jepang.
4. Kadar abu rata-rata dalam penelitian ini yaitu 5.61, menunjukan bahwa
kadar abu seluruh briket yang dihasilkan memenuhi standar mutu briket buatan Inggris dan briket buatan Jepang.
5. Dilihat dari parameter yang diamati, maka briket yang terbaik adalah K1, K2,
K3 dan K4 dengan mempertimbangkan kadar air, kualitas kalor dan kadar abu yang terkandung dalam briket tersebut.
Saran
Untuk mencegah terjadinya asap yang terlalu besar dan tebal pada saat karbonisasi, maka sebaiknya bahan tersebut harus benar-benar kering.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, 1980. Energi dan Tingkat Kemajuan Teknologi. Penerbit: Sinar Harapan. Abdullah, K., A. K. Irwanto, N. Siregar, E. Agustina, A. H. Tambunan, M.
Yamin, dan E. Hartulistiyoso, 1991. Bogor: Energi dan Listrik Pertanian, JICA IPB.
Adan, I. U., 1998. Teknologi Tepat Guna: Membuat Briket Bioarang. Yogyakarta: Kanisius.
Andry, H. U., 2000. Aneka Tungku Sederhana Penebar Swadaya. Yogyakarta. Anonimous, 1989. Penelitian Pemanfaatan Sagu sebagai Bahan Perekat. Medan:
Hasil Penelitian Industri DEPERWUAG. Anonimous, 2000. Sambutan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Pada Seminar
Nasional Kehutanan Masa Depan lndustri Hasil Hutan Kayu di Indonesia. Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.
Anonimous, 2008. Processing of Industrial Disposal Processing of Wood Pengolahan Limbah Industri Pengolahan Kayu. http:rusiman.bpdas-
pemalijratun.netindex.php?option=com
_
contentview=articlecatid=3 3Aumumid=253Apengolahan-limbah-industri-pengoahan-
kayuItemid=404 19 Maret 2009.
Anonimous, 2009. Energi dari Biomasa: Potensi, Teknologi dan Strategi. http:suyitno.staff.uns.ac.id20090727energi-dari-biomasa-potensi-
teknologi-dan-strategi 10 Maret 2009
Atria, M., N. Yuli, dan M. Sutrisna., 2002. Optimasi Beberapa Faktor Fisik Terhadap Laju Degradasi Sellulosa Kayu Albasia dan Karbonsimetil
Sellulosa Secara
Enzimetik oleh
Jamur. http:www.wlri.ae.idjurnaljunlal_naturvo142atria.pdf 13 Nov
2006. Brades, A. C., Febrina S. T., 2008. Pembuatan Briket Arang Dari Enceng Gondok
Eichornia Crasipess Solm
Dengan Sagu Sebagai Pengikat.
http:brades.multiply.comjournalitem1Pembuatan_Briket_Arang_Dari_En ceng_Gondok_Eichornia_Crasipess_Solm_Dengan_Sagu_Sebagai_P
engikat_ 19 Maret 2009.
Hartoyo dan N. Hudaya, 1990. Membuat Arang Tempurung Kelapa Sistem Kiln Drum. Trubus, Info Agribisnis.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Hartoyo, J dan Roliandi, H. 1978. Percobaan Pembuatan Briket Arang Dari Lima Jenis Kayu. Indonesia. Laporan Penelitian Lembaga Hasil Hutan. Bogor.
Hartoyo, 1983. Pembuatan Arang dari Briket Arang Secara Sederhana dari Serbuk Gergaji dan Limbah Industri Perkayuan. Bogor: Puslitbang Hasil
Hutan. Hendra dan Darmawan, 2000. Pengaruh Bahan Baku, Jenis Perekat dan Tekanan
Kempa Terhadap Kualitas Briket Arang. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.
Ismun. 1993. Menjadikan Dapur Johannes Bioarang 3B Susunan Bata Siap Pakai. Yogyakarta.
Josep, S., dan D. Hislop, 1981. Residu Briquetting in Development Countries. London: Aplyed Science Publisher.
Kadir, A., 1995. Energi: Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik, Potensi Ekonomi. Cet. l. Edisi keduarevisi. Jakarta: Universitas Indonesia UI-Press.
Kartasamita, G., 1992. Energi dan Lingkungan: Tantangan menjelang Abad 21. Surabaya: Konferensi Nasional Persatuan Insinyur Indonesia.
Nusyirwan, RY., dan Nuryetty., 1983. Pembuatan Briket Arang dari Serbuk Gergaji. Banda Aceh: Penelitian Pada Balai Industri.
Palungkun, R., 1999. Aneka Produk Olahan Kelapa. Bogor: Penebar Swadaya. Pari, G., 2002. Teknologi Alternatif Pemanfaatan Sampah Industri Pengolahan
Kayu. Makalah Falsafah Sains PPs 70 L Program SarjanaC3. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Pari, G., dan Hartoyo, 1983. Beberapa Sifat Fisis Dan Kimia Briket Arang dari Limbah Arang Aktif. Bogor: Jurnal Penelitian Hasil Hutan.
Reksohadiprojo, S., 1988. Ekonomi Energi. Edisi I. Yogyakarta: PAU Studi Ekonomi - Universitas Gadjah Mada.
Ringkuangan, T. Johni dan H. Pajow, 1993. Pengembangan Pembuatan Bahan Briket dari Arang Tempurung. Balai Penelitian dan Pengembangan
Industri, Menado. Ruhendi, S., D.N. Koroh, F.A. Syahmani, H. Yanti, Nurhaida, S. Saad, T.
Sucipto, 2007. Analisis Perekatan Kayu. Bogor:Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Schuchart, F., Wulfert, K. Darmoko, Darmosarkoro, W. Sutara E. S., 1996. Pedoman Teknis Pembuatan Briket Bioarang. Medan: Balai Penelitian
dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan Sumatera Utara.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Silalahi, 2000. Penelitian Pembuatan Briket Kayu dari Serbuk Gergajian Kayu. Bogor: Hasil Penelitian Industri DEPERINDAG.
Sudibyo, K., 1980. Konservasi Energi: Mencari Kemungkinan untuk Konservasi Energi pada Industri Kecil Pedesaan. Jakarta: Hasil-Hasil
Lokakarya Konservasi Energi 24 - 25 September 1979, Departemen Pertambangan dan Energi Republik Indonesia, Jakarta.
Suhardiyono, L., 1995. Tanaman Kelapa: Budidaya dan Pemanfaatannya. Yogyakarta: Kanisius.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 1. Massa briket setelah diovenkan gram Perlakuan
Ulangan Total
Rataan I
II III
K1 4.742
4.744 4.740
14.227 4.742
K2 4.744
4.749 4.746
14.239 4.746
K3 4.750
4.751 4.748
14.248 4.749
K4 4.753
4.754 4.753
14.261 4.754
K5 4.763
4.760 4.758
14.281 4.760
K6 4.770
4.763 4.760
14.294 4.765
K7 4.792
4.767 4.764
14.324 4.775
K8 4.800
4.772 4.770
14.341 4.780
K9 4.835
4.774 4.772
14.381 4.794
Massa briket sebelum diovenkan = 5 gr
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 2. Massa air yang telah diuapkan gram Perlakuan
Ulangan Total
Rataan I
II III
K1 0.2580
0.2557 0.2597
0.7734 0.2578
K2 0.2557
0.2514 0.2537
0.7608 0.2536
K3 0.2504
0.2494 0.2518
0.7516 0.2505
K4 0.2466
0.2458 0.2470
0.7394 0.2465
K5 0.2372
0.2402 0.2416
0.7190 0.2397
K6 0.2296
0.2366 0.2399
0.7061 0.2354
K7 0.2080
0.2328 0.2357
0.6765 0.2255
K8 0.1998
0.2284 0.2304
0.6586 0.2195
K9 0.1648
0.2258 0.2285
0.6191 0.2064
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 3. Data pengamatan kadar air Perlakuan
Ulangan Total
Rataan I
II III
K1 5.160
5.114 5.194
15.468 5.156
K2 5.114
5.028 5.074
15.216 5.072
K3 5.008
4.988 5.036
15.032 5.011
K4 4.932
4.916 4.940
14.788 4.929
K5 4.744
4.804 4.832
14.380 4.793
K6 4.592
4.732 4.798
14.122 4.707
K7 4.160
4.656 4.714
13.530 4.510
K8 3.996
4.568 4.608
13.172 4.391
K9 3.296
4.516 4.570
12.382 4.127
Total 41.002
43.322 43.766 128.090
Rataan 4.555
4.813 4.862
4.744
Analisa Sidik Ragam
ANOVA
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig. Between
Groups Combined
2.839 8
.355 4.280
.005 Linear Term
Contrast 2.725
1 2.725 32.859
.000 Deviation
.115 7
.016 .197
.982 Within Groups
1.493 18
.083 Total
4.332 26
Keterangan: Data dari hasil pengolahan SPSS 17.0
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 4. Data kenaikan suhu pada pembakaran briket bioarang
Perlakuan Ulangan
I II
III T
1
C T
2
C T
1
C T
2
C T
1
C T
2
C K
1
30.66 31.24
31.72 32.32
30.52 31.1
K
2
31.26 31.82
29.14 29.72
31.08 31.64
K
3
30.46 30.94
31.42 31.92
31.02 31.52
K
4
29.9 30.38
30.54 31
30.38 30.86
K
5
30.14 30.56
31.32 31.76
28.14 28.58
K
6
30.82 31.24
31.32 31.74
29.54 29.96
K
7
30.28 30.68
32.12 32.52
27.68 28.08
K
8
31.02 31.4
31.28 31.68
28.12 28.5
K
9
32.02 32.38
32.32 32.7
28.68 29.06
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 5. Data pengamatan kualitas nilai kalor kalg
Perlakuan Ulangan
Total Rataan
I II
III K
1
9542.00 9902.08
9542.00 28986.08
9662.03
K
2
9181.92 9542.00
9181.92 27905.85
9301.95
K
3
7741.62 8101.70
8101.70 23945.02
7981.67
K
4
7741.62 7381.55
7741.62 22864.79
7621.60
K
5
6661.40 7021.47
7021.47 20704.34
6901.45
K
6
6661.40 6661.40
6661.40 19984.19
6661.40
K
7
6301.32 6301.32
6301.32 18903.96
6301.32
K
8
5941.25 6301.32
5941.25 18183.81
6061.27
K
9
5581.17 5941.25
5941.25 17463.66
5821.22
Total 65353.70
67154.08 66433.93
198941.71
Rataan 7261.522341 7461.5643 7381.547504
7368.211
ANOVA
Sum of Squares
df Mean Square F
Sig. Between
Groups Combined
4.620E7 8 5774420.902 171.786 .000
Linear Term
Contrast 4.324E7
1 4.324E7 1286.250 .000
Deviation 2959240.650
7 422748.664
12.577 .000 Within Groups
605053.666 18
33614.093 Total
4.680E7 26
Keterangan: Data dari hasil pengolahan SPSS 17.0
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 6. massa abu gram
Perlakuan Ulangan gram
Total Rataan
I II
III K1
0.121 0.132
0.125 0.378
0.126 K2
0.151 0.145
0.127 0.423
0.141 K3
0.181 0.177
0.178 0.536
0.179 K4
0.204 0.210
0.207 0.621
0.207 K5
0.250 0.244
0.247 0.740
0.247 K6
0.251 0.260
0.254 0.765
0.255 K7
0.281 0.279
0.282 0.842
0.281 K8
0.294 0.291
0.293 0.879
0.293 K9
0.295 0.296
0.296 0.887
0.296
Massa sampel sebelum pengabuan = 5 gram
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 7. Data pengamatan kadar abu Perlakuan
Ulangan Total
Rataan I
II III
K1 3.025
3.300 3.130
9.455 3.152
K2 3.765
3.630 3.180
10.575 3.525
K3 4.525
4.420 4.460
13.405 4.468
K4 5.100
5.255 5.180
15.535 5.178
K5 6.245
6.100 6.163
18.508 6.169
K6 6.285
6.505 6.340
19.130 6.377
K7 7.028
6.980 7.050
21.058 7.019
K8 7.353
7.285 7.328
21.965 7.322
K9 7.380
7.390 7.410
22.180 7.393
Total 50.705
50.865 50.240
151.810 Rataan
5.634 5.652
5.582 5.623
ANOVA
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups
Combined 62.626
8 7.828
492.778 .000
Linear Term
Contrast 60.054
1 60.054 3780.353
.000 Deviation
2.571 7
.367 23.124
.000 Within Groups
.286 18
.016 Total
62.912 26
Keterangan: Data dari hasil pengolahan SPSS 17.0
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 8. Perbandingan mutu beberapa jenis briket arang Sumber Briket
Kadar Air Nilai Kualitas
Kalor Kadar Abu
Briket Arang Jepang 6.00
6000 – 7000 3 – 6
Briket Arang Inggris 3.59
7289 8.26
Sumber: Ringkuangan, dkk, 1993.
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 9. Massa briket hasil cetakan gr Perlakuan
Ulangan Total
Rataan I
II III
K1 209
209 209
626 208.66
K2 209
209 209
627 208.84
K3 209
209 209
627 208.98
K4 209
209 209
627 209.16
K5 210
209 209
628 209.45
K6 210
210 209
629 209.64
K7 211
210 210
630 210.08
K8 211
210 210
631 210.34
K9 213
210 210
633 210.92
Total 1890
1885 1884
5658 Rataan
210 209
209 210
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Lampiran 10. Analisa biaya produksi briket bioarang Asumsi:
- Sampel adalah K1 dengan perbandingan 80 arang tempurung dan 20
arang serbuk kayu. -
Rendemen tempurung kelapa menjadi arang sebesar 35 = 10035 x 0,8 kg
= 2,29 kg -
Rendemen serbuk kayu menjadi arang sebesar 25 = 10025 x 0.2 kg
= 0,8 kg Komponen Biaya
1. Alat P
Alat pengarangan Cetakan Briket
Rp 50.000.- Rp 50.000.-
Rp 100.000.- 2.
Bahan Tempurung Kelapa Rp 100.-kg
Serbuk Kayu Rp 50.-kg Tepung Kanji
Air Rp 229.-kg
Rp 40.-kg Rp 4.000.-Kg
Rp 1000.-m
3
3. Umur ekonomi alat n : 2 tahun
4. Nilai akhir alat S : 10 dari harga awal
5. Jam kerja : 7 jamhari, 25 hari perbulan, 300
haritahun, 2100 jamtahun 6. Produksi setiap hari
: 50 Kg 7. Upah tenaga kerja
: Rp 30.000oranghari 8. Tenaga Kerja
: 2 orang 9. Biaya perawatan dan perbaikan alat
: 13.5 dari harga awal 10. Tingkat bunga modal dan asuransi i : 15tahun
12. Biaya sewa bangunan : Rp 1.000.000.-tahun
11. Pajak alat dan mesin : 1 dari harga awal
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
Perhitungan biaya 1.
Biaya tetap a.
Biaya penyusutan alat D dihitung dengan metode linier:
D = =
= Rp 45.000.- b.
Biaya bunga modal dan asuransi I I =
= = Rp 11.250.-tahun
c. Biaya sewa bangunan =
Rp 1.000.000.-tahun
d. Biaya pajak alat dan mesin
= 1 x Rp100.000
Rp 1000.-tahun Total biaya tetap
= Rp 1.057.250.-
2. Biaya tidak tetap
a. Biaya perbaikan dan perawatan alat
= 13.5 x Rp 100.000 Rp 13.500.-
b. Upah tenaga kerja
= Rp
30.000 x 2 x 300 = Rp 18.000.000.-
c. Biaya bahan baku
- Arang tempurung kelapa
0,8 kg = Rp 183,2.-
- Serbuk kayu 0,2 kg =
Rp 8.- -
Tepung Kanji 0,2 kg = Rp 50.-
- Air 120 mlkg =
Rp 0,12.- Total
= Rp 241,32- Total biaya bahan baku tahun
= Rp 241,32 x 50 x 300 Rp 3.619.800,-
Total Biaya tidak tetap = Rp 21.619.800,-
Total biaya produksi = Rp 22.677.050,-
Produksi arang briket dalam setahun = 50 kg x 300
Nodali Ndraha : Uji Komposisi Bahan Pembuat Briket Bioarang Tempurung Kelapa Dan Serbuk Kayu Terhadap Mutu Yang Dihasilkan, 2010.
= 15.000 kgtahun Biaya produksi briketunit
= Rp 22.677.050,-15.000 = Rp 1.511,80.-kg
Harga jual = Rp 1.511,80 + Rp1.511,80 x 30
= Rp 1.965,34.-kg ≈ Rp 2.000,-kg