Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas

61 dan sebaliknya apabila data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi-asumsi normalitas”. Maka model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan variabel independen.

4.1.6.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinearitas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk uji multikolinearitas pada penelitian ini adalah melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Menurut Ghozali 2005 ”Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah Tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10”. Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant X1 .615 1.625 X2 .407 2.458 X3 .337 2.964 X4 .375 2.667 a Dependent Variable: Y Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data diolah Dari Tabel 4.11 diatas dapat menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai Tolerance yang kurang dari 0,10 berarti tidak ada Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 62 korelasi antara variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini.

4.1.6.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas, dan jika varians berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS dengan mengamati pola yang terdapat pada Scatterplot, dimana hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut: Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 63 Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 -3 Reg ression Studentized Residual 4 2 -2 Scatterplot Dependent Variable: Y Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data diolah Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Dari Gambar 4.2 uji heteroskedastisitas terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk prediksi keputusan pembelian berdasarkan masukan dari variabel bebasnya. 4.2 Pembahasan

1. Pengujian Hipotesis

Hipotesis menyatakan bahwa faktor-faktor produk X 1 , harga X 2 , saluran distribusi X 3 , dan promosi X 3 . Sebagai variabel strategi bauran pemasaran Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 64 berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Model yang digunakan untuk menduga pengaruh tersebut adalah: Y = B +B 1 X 1 + B 2 X 2 + B 3 X 3 + B 4 X 4 + e Tabel 4.12 Hasil Regresi Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 Constant 4.533 1.687 X1 .042 .086 .045 X2 .179 .125 .162 X3 .031 .129 .030 X4 .532 .116 .543 a Dependent Variable: Y Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data diolah Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, maka persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini sebagai berikut: Y = 4,533 + 0,042 X 1 + 0,179 X 2 + 0,031 X 3 + 0,532 X 4 Koefisien regresi konstanta adalah 4,533 artinya bahwa tingkat keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga dipengaruhi oleh strategi bauran pemasaran sebesar 4,533. Sedang koefisien regresi semua variabel bebas bertanda positif ini berarti bahwa faktor strategi bauran pemasaran mempunyai hubungan yang positif dengan tingkat keputusan oleh konsumen rumah tangga di kota Medan dalam membeli teh celup SariWangi, artinya mempunyai hubungan yang searah atau dengan kata lain baiknya strategi bauran pemasaran diikuti dengan tingginya keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga. Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 65

2. Uji Serempak

Untuk menguji pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi secara serempak terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan digunakan uji Statistik F uji F. Apabila nilai F hitung nilai F tabel , maka H ditolak dan H a diterima. Sebaliknya apabila nilai F hitung nilai F tabel , maka H diterima dan H a ditolak. Hasil uji secara serempak dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Serempak Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 165.745 4 41.436 24.195 .000a Residual 162.695 95 1.713 Total 328.440 99 a Predictors: Constant, X4, X1, X2, X3 b Dependent Variable: Y Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data diolah Dari Tabel 4.13 diperoleh nilai F hitung sebesar 24,195, dengan signifikasi 0,000, sedangkan F tabel pada tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau = 0,05 adalah 2,46. Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel , maka F hitung 24,195 lebih besar dari F tabel 2,46. Keputusannya adalah H ditolak dan H a diterima, artinya secara serempak variabel strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi berpengaruh sangat nyata high significant terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Pada Tabel 4.13 dapat dilihat nilai signifikansi 0,000 lebih besar dari = 5 , dan perbandingan F hitung dengan F tabel sebesar 9,8 : 1 Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 66 hal ini berarti variabel strategi bauran pemasaran memiliki pengaruh yang high significant Makna high significant menunjukan bahwa strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi menunjukan berpengaruh sangat nyata terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dengan kata lain tanpa adanya strategi bauran pemasaran yang baik akan mengakibatkan rendahnya keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, atau semakin baik strategi bauran pemasaran maka akan semakin meningkat keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan.

3. Uji Parsial

Untuk menguji pengaruh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, digunakan uji Statistik t uji t. Apabila nilai t hitung nilai t tabel , maka H ditolak dan H a diterima, sebaliknya apabila nilai t hitung nilai t tabel , maka H diterima dan H a ditolak. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini: Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 67 Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 4.533 1.687 2.688 .008 X1 .042 .086 .045 .489 .626 X2 .179 .125 .162 1.433 .155 X3 .031 .129 .030 .240 .811 X4 .532 .116 .543 4.606 .000 a Dependent Variable: Y Sumber : Hasil Penelitian, 2008 Data diolah Dilihat dari Tabel 4.14 diatas diperoleh nilai t hitung dari setiap variabel independen dalam penelitian ini. Nilai t hitung dari setiap variabel independen akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan menggunakan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau = 0,05 maka diperoleh nilai t tabel 1,660. Dari hasil Uji t akan diketahui pengaruh setiap variabel bebas independent variabel terhadap variabel terikatnya dependent variabel sebagai berikut ini: Pengaruh produk X 1 terhadap variabel keputusan pembelian Y secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai t hitung 0,489 lebih kecil dari t tabel 1,660, maka keputusannya adalah menerima H dan H a ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk yang indikatornya terdiri dari merek, kemasan, warna, aroma, dan rasa, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dari hasil uji signifikansi secara parsial bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara produk terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya kebijakan tentang variabel produk Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 68 tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Hal ini diakibatkan kemasan, warna, aroma, dan rasa dari sekian banyak katagori produk teh celup yang ada di pasaran hampir sama antar satu merek dengan merek yang lain sehingga kebijakan tentang variabel produk tidak akan mempengaruhi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Kartajaya 2000 “Produk harus diperbaiki terus menerus supaya konsumen tidak berpaling ke pesaing”. Pengaruh harga X 2 terhadap variabel keputusan kembelian Y secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai t hitung 1,433 lebih kecil dari t tabel 1,660, maka keputusannya adalah menerima H dan H a ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga yang indikatornya terdiri dari harga dan potongan harga, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dari hasil uji signifikansi secara parsial bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara harga terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya kebijakan tentang variabel harga atau penetapan harga tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Hal ini disebabkan harga teh celup yang ada dipasaran relatif sama antara satu merek teh celup dengan merek teh celup yang lain sehingga harga tidak Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 69 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Namun, hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Adam 2006 “Harga komoditas teh pada umumnya murah dan konsumen rumah tangga dalam keputusan pembeliannya mempertimbangkan diskon harga yang ditawarkan oleh produsen teh”. Pengaruh saluran distribusi X 3 terhadap variabel keputusan pembelian Y secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai t hitung 0,240 lebih kecil dari t tabel 1,660, maka keputusannya adalah menerima H dan H a ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi yang indikatornya terdiri dari lokasi penjualan, ketepatan tempat, dan ketepatan waktu, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Dari hasil uji signifikansi secara parsial bahwa terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara saluran distribusi terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya kebijakan tentang variabel saluran distribusi tidak akan mempengaruhi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Hal ini disebabkan teh celup SariWangi mudah untuk diperoleh atau dibeli karena keberadaan teh celup SariWangi terdapat dihampir setiap toko, warung, dan swalayan yang ada di kota Medan, sehingga variabel saluran distribusi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 70 Pengaruh promosi X 4 terhadap variabel keputusan pembelian Y secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.14 nilai t hitung sebesar 4.606 dan nilai signifikansi 0,000 sedangkan nilai t tabel pada tingkat kepercayaan 0.95 adalah 1,660. oleh karena t hitung 4.606 lebih besar dari t tabel 1.660 maka H O ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa promosi yang indikatornya terdiri dari isi pesan yang disampaikan, kesederhanaan isi pesan, dan media yang digunakan, berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan, artinya semakin promosi digiatkan, baik dimedia cetak maupun elektronik akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga yang semakin meningkat demikian sebaliknya. Hal ini disebabkan karena intensitas iklan teh celup SariWangi di media elektronik seperti televisi lebih tinggi dibandingkan dengan produk sejenis. Pengaruh iklan yang ditayangkan melalui media televisi sangat dimungkinkan karena di Indonesia pada umumnya dan kota Medan khususnya, televisi bukan lagi barang mewah bahkan televisi sudah dianggap kebutuhan primer bagi sebagian besar rumah tangga. Hal ini yang mengakibatkan promosi menjadi variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Penelitian ini sesuai apa yang dikemukakan oleh Walker, et al. 2000 “Promosi memainkan peranan yang sangat penting dalam menempatkan posisi di mata dan benak pembeli, karena promosi pada hakekatnya untuk memberitahukan, Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 71 mengingatkan, membujuk pembeli serta pihak lain yang berpengaruh dalam proses pembelian”. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Adam 2006 “Biarpun promosi yang dilakukan masih terbatas pada periklanan dengan menggunakan media televisi, radio, dan bilboard, karena rata-rata konsumen rumah tangga mengetahui merek teh dari media tersebut, walaupun pada tingkat kejelasan informasi tentang manfaat teh belum begitu jelas diterima”. Untuk menentukan kelayakan suatu model regresi, yang dilihat dari nilai besarnya koefisien determinasi atau R 2 . Nilai besarnya koefisien determinasi atau R 2 yang diperoleh dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.15 sebagai berikut: Tabel 4.15 Hasil Uji Determinasi a Predictors: Constant, X4, X1, X2, X3 Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .710a .505 .484 1.30865 Sumber: Hasil Penelitian, 2008 Data diolah Dari Tabel 4.15 diketahui nilai besarnya koefisien determinasi atau R 2 sebesar 0,505, artinya bahwa variabel keputusan pembelian dapat dipengaruhi oleh variabel strategi bauran pemasaran sebesar 50,5, sedangkan sisanya sebesar 49,5 merupakan kontribusi variabel independen lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasaan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Variabel strategi bauran pemasaran yang terdiri dari; produk, harga, saluran distribusi, dan promosi secara serempak berpengaruh sangat nyata high significant terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Makna high significant menunjukan bahwa keputusan pembelian teh celup SariWangi di kota Medan sangat dipengaruhi oleh strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk, yang berarti semakin baik strategi bauran pemasaran, maka akan semakin tinggi keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Berdasarkan pengujian pengaruh variabel independen secara parsial, promosi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan artinya promosi merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap tingginya keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Hendra Saputra: Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008