Jenis Pekerjaan Tingkat Pendapatan

dikategorikan menjadi rendah dan tinggi. Tingkat pendidikan kategori rendah adalah responden yang tidak sekolah, tamat SD, dan tamat SMP. Responden yang tergolong kategori berpendidikan tinggi adalah responden yang tamat SMA, Diploma D1, D2, D3 dan Sarjana atau Pascasarjana. Tabel 7 menujukkan bahwa tingkat partisipasi tertinggi adalah 62,5 persen responden dengan tingkat pendidikan tinggi, sedangkan 60 persen responden tingkat pendidikan rendah, tingkat partisipasin cenderung rendah. Tabel 7. Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Partisipasi di RW14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 Variabel Kategori Tingkat Partisipasi Rendah Tinggi Tingkat Pendidikan Rendah 33,3 66,7 Tinggi 37,3 62,7 Hasil uji korelasi Spearman diperoleh nilai +0,114 artinya antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi berkorelasi positif dan nyata. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka semakin tinggi tingkat partisipasinya. Apabila semakin tinggi tingkat pendidikan responden , maka semakin luas pengetahuan sehingga memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan, kemudian hal ini berpengaruh terhadap keterlibatannya dalam program pengelolaan sampah rumah tangga. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi nyata, artinya hasil uji korelasi Speraman dalam Tabel 7 dapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi warga RW 14.

6.1.1.3 Jenis Pekerjaan

Tabel 8 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi tertinggi adalah 76,5 persen responden yang termasuk dalam kategori lainnya, yaitu ibu rumah tangga, karena ibu rumah tangga memiliki lebih banyak waktu luang untuk berpartisipasi dalam program, sedangkan 63,6 persen responden yang berprofesi sebagai pegawai swasta memiliki tingkat partisipasi terendah dikarenakan waktu kerja mereka lebih lama sibuk. Tabel 8. Persentase Responden Menurut Jenis Pekerjaan dan Tingkat Partisipasi di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 Variabel Kategori Tingkat Partisipasi Rendah Tinggi Jenis Pekerjaan Swasta 63,6 36,4 Ibu Rumah Tangga 23,5 76,5 Wiraswata 36,4 63,6 PNS 39,5 60,5 Hasil uji koreasi Chi-Square Lampiran 7 didapatkan nilai x 2 hitung lebih kecil daripada x 2 tabel 0,053 6,251, sehingga H diterima, jadi tidak hubungan antara jenis pekerjaan dengan tingkat partisipasi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara jenis pekerjaan dengan rendah atau tingginya tingkat partisipasi responden dalam program. Teori Angell 1967 seperti dikutip oleh Bakri 1992 menyatakan bahwa individu yang bekerja cenderung berpartisipasi dalam program, namun dalam penelitian ini tingkat partisipasi ibu rumah tangga tidak bekerja cenderung tinggi, daripada pegawai swasta, PNS, atau wiraswasta yang memilik pekerjaan tetap, sehingga tidak terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dengan tingkat partisipasi.

6.1.1.4 Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan adalah jumlah rupiah yang dihasilkan per bulan atau pendapatan bersih dari hasil bersih yang diterima sesuai dengan mata pencaharian responden setiap bulan ditambah dengan pendapatan bersih yang diperoleh dari usaha lainnya. Tingkat pendapatan dikategorikan menjadi rendah pendapatan kurang dari Rp 1.078.000, sedang pendapatan antara Rp 1.078.000 sampai dengan Rp 2.156.000, dan tinggi pendapatan lebih dari Rp 2.156.000. Tabel 9 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi tertinggi adalah 81,25 persen responden yang tidak memiliki pendapatan, dalam hal ini adalah ibu rumah tangga, sedangkan tingkat partisipasi terendah adalah 35 persen responden dengan tingkat pendapatan tinggi. Tabel 9. Persentase Responden Menurut Tingkat Pendapatan dan Tingkat Partisipasi Di RW 14, Kelurahan Rangkapanjaya Baru, Kota Depok Tahun 2009 Variabel Kategori Tingkat Partisipasi Rendah Tinggi Tingkat Pendapatan Tidak ada 18,75 81,25 Rendah 38,9 61,1 Sedang 60 40 Tinggi 65 35 Hasil uji korelasi Spearman diperoleh nilai -0,038, artinya antara tingkat pendapatan dengan tingkat partisipasi berkorelasi negatif dan tidak nyata. Artinya, semakin rendah tingkat pendapatan responden, maka semakin tinggi partisipasi responden dalam program. Angell 1967 seperti yang dikutip oleh Bakri 1992 menyatakan bahwa semakin tinggi penghasilan makin banyak partisipasi yang diberikan, sebab jika seseorang tak dapat memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya cenderung untuk tidak berpartisipasi. Namun, hasil pengolahan data menunjukkan bahwa semakin tidak berpenghasilan tidak bekerja maka kontribusi waktu lebih banyak, sehingga tingkat partisipasi lebih tinggi daripada responden yang memiliki pendapatan tinggi dengan kontribusi waktu lebih sedikit sehingga tingkat partisipasi dalam program cenderung rendah. Hubungan antara tingkat pendapatan dengan tingkat partisipasi tidak nyata, artinya hasil uji korelasi Speraman dalam Tabel 9 tidak dapat digeneralisasikan kepada seluruh populasi warga RW 14.

6.1.1.5 Lama Kerja