UMM Pertahankan Kejayaan di KJI

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
www.umm.ac.id

UMM Pertahankan Kejayaan di KJI
Tanggal: 2011-12-02

Tim Kontes Jembatan Indonesia (KJI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali berjaya. Tak
tanggung-tanggung, dalam ajang KJI 2011 yang berlangsung di Balairung kampus Universitas Indonesia Depok 25-27
November 2011 lalu, UMM menggondol tiga predikat kemenangan sekaligus.
Dua kategori dimenangkan jembatan baja UMM yang diberi nama “Clapeyrons Bridge”. Jembatan ini dinyatakan
sebagai juara II jembatan baja dan kategori jembatan baja terkokoh. Sedangkan satu kategori dimenangkan oleh
jembatan kayu UMM “Kawijayan Bridge” yang meraih perakitan tercepat.
Tim jembatan baja terdiri dari Ike Nur Firdausi, Rusandi Noor, Septa Hardi Saputra, dan Beni Ksatria. Sedangkan
jembatan kayu dirancang oleh Hasan Aljufrie, Jamila Anggraini, Ratna Dwi Jayanti dan Rizzki Miftakul Fa’uzi. Mereka
dibina oleh dosen pendamping Zamzami Septiropa, ST, MT.
Ketua Jurusan Teknik Sipil UMM, Ir. Khoirul Abadi, MT, mengaku bangga dengan raihan kemenangan timnya kali ini.
Selain karena berhasil mempertahankan juara tahun-tahun sebelumnya, juga karena berhasil mengalahkan tim-tim
tangguh dari perguruan tinggi ternama. “Alhamdulillah tim kita berhasil menyisihkan tim tangguh dari UI, ITB, Poltek
Negeri Jakarta, Poltek Negeri Bandung, Universitas Pancasila dan Polinema,” ujar Khoirul, kemarin (1/12).
“Ada tiga item yang harus ada didalamnya konstruksi sebuah jembatan yaitu kekuatan, ekonomis dan keseimbangan.

‘Clapeyron Bridge’ berhasil menggabungkanya,” terang Khoirul. Jembatan ini merupakan hasil dari pengembangan
ide dan desain dari jembatan Mi’raj Bridge yang pernah tampil di Pekan produk Kreatif Indonesia (PPKI) 2011.
Jembatan seberat 129 kg dan pembuatan desain jembatan hanya memakan waktu sepekan, sedangkan pengerjaanya
memerlukan waktu dua setengah bulan. “Kami harus pandai membagi waktu, dari pagi sampai sore kami kuliah seperti
biasa dan waktu malam hari kami harus lembur mulai dari memotong baja dan pengelasan,” terang Rusandi, salah satu
anggota tim.
Pada proses pembimbingan tim ini mengaku kurang intens karena pembimbing ada di luar kota. Seminggu hanya sekali
dua kali saja bertemu pembimbing. “Selebihnya kami hanya menyerahkan desain jembatan via email untuk
dievaluasi,” lanjut Rusandi yang ikut menerima hadiah sebesar Rp 12,5 juta bersama timnya. Rencananya, hadiah itu
akan kami dimanfaatkan untuk pengembangan di kontes jembatan berikutnya.
KJI merupakan acara tahunan yang diwadahi oleh Ditjen Dikti Kemendikbud. Tahun ini merupakan yang ke-7 dan sejak
keikutsertaannya UMM selalu meraih kemenangan. Berbeda dengan tahun lalu yang hanya dua kategori, tahun ini ada
tiga bidang yang diperlombakan dalam KJI yaitu jembatan baja, kayu dan busur. (ren/nas)

page 1 / 1