KESIMPULAN DAN SARAN Analysis of farmer’s perceptions and strategies in smallholder timber plantation business (case studies of smallholder timber plantations at Gunungkidul District, Special Province of Yogyakarta and Tanah Laut District, Province of Sou

Rusli Y. 2003. The policy of the Ministry of Forestry on social forestry. Conference paper. International Conference on Rural Livelihoods, Forest and Biodiversity. Bonn. Sapulete E, Kapisa N. 1994. Informasi teknis tanaman jabon Anthocephalus cadamba Miq. Buletin Penelitian Kehutanan 10 3. Pematang Siantar: BPK Pematang Siantar. Hlm 183-195. Siregar UJ, Rachmi A, Massijaya MY, Ishibashi N, Ando K. 2007. Economic analysis of sengon Paraserianthes falcataria community forest plantation, a fast growing species in East Java, Indonesia. Forest Policy and Economics 9: 822 –829. Sitanggang PH. 2009. Manfaat Ekonomi Sistm Pengelolaan Hutan Rakyat Studi Kasus: Dusun Marubun Pane Kecamatan Tigarunggu Kabupaten Simalungun [Skripsi]. Medan: Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Soeharto. 2008. Pembangunan kehutanan menuju pengelolaan hutan lestari Kabupaten Gunungkidul. Paparan Bupati Gunungkidul pada Acara Penilaian Lomba PKAN Tahun 2008 Tingkat Nasional Kategori Kabupaten Peduli Kehutanan. Wonosari. Soy SK. 1997. The case study as a research method. Unpublished paper, University of Texas at Austin. http:www.gslis.utexas.edu~ssoyusesusers l391d1b.htm, [1 Januari 2012]. Subarudi. 2000. PMDH: Konsepsi dan aktualisasi. Info Sosial Ekonomi Vol. I No. 1. Suryanto. 2009. Menhut: Hutan di Gunungkidul menjadi percontohan. Antara News.com. http:www1.antaranews.com [22 Feb 2012]. Sutarpan. 2005. Pengalaman penanaman jati. Prosiding Workshop Nasional Jati 29 Mei 2003. Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan. hlm 23-26. van Bodegom AJ, van den Berg J, van der Meer P. 2008. Forest plantations for sustainable production in the tropics: key issues for decision-makers. The Netherlands: Wageningen University Research Centre. Wardoyo W. 2003. Empowering communities to manage forest: Social forestry in Indonesia. Keynote speech of the Government of Indonesia on the International Conference on Rural Livelihoods, Forest and Biodiversity. Bonn. Zhang D, Owiredu EA. 2007. Land tenure, market, and the establishment of forest plantations in Ghana. Forest Policy and Economics 9: 602 – 610. Zhang Y, Liao X, Butler BJ, Schelhas J. 2009. The increasing importance of small-scale forestry: Evidence from family forest ownership patterns in the United. States. Small-scale Forestry 8: pp. 1-14. LAMPIRAN Lampiran 1 Data kepemilikan lahan petani responden di Kabupaten Gunungkidul No. Kode respond en Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekar angan Sawah Tegalan Kitren Kebun Kolam Tanah hutan Tanah kosong 1 101 5,725 0.023 0.000 0.000 0.150 0.400 0.000 0.000 0.000 2 102 15,540 0.054 0.000 0.500 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 3 103 14,500 0.500 0.000 0.200 0.750 0.000 0.000 0.000 0.000 4 104 1,750 0.000 0.050 0.125 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 5 105 15,000 0.250 0.250 0.750 0.250 0.000 0.000 0.000 0.000 6 106 1,600 0.000 0.000 0.070 0.040 0.050 0.000 0.000 0.000 7 108 3,750 0.250 0.125 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 8 109 5,200 0.120 0.400 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 9 110 3,525 0.153 0.000 0.200 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 10 111 9,321 0.707 0.140 0.085 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 11 112 3,000 0.200 0.100 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 12 113 6,012 0.300 0.000 0.301 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 13 114 8,000 0.500 0.000 0.300 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 14 115 3,000 0.150 0.000 0.150 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 15 116 4,700 0.100 0.000 0.370 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 16 117 17,000 1.500 0.000 0.200 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 17 118 12,000 0.000 0.800 0.400 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 18 119 13,000 0.150 0.000 1.150 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 19 120 23,500 0.600 0.250 1.000 0.000 0.500 0.000 0.000 0.000 20 121 6,500 0.250 0.000 0.400 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 21 122 920 0.070 0.000 0.022 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 22 123 6,600 0.060 0.300 0.300 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 23 124 1,700 0.060 0.000 0.110 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 24 125 1,200 0.060 0.000 0.060 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 25 126 11,000 1.000 0.000 0.100 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 26 127 7,300 0.100 0.100 0.030 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 27 128 30,000 0.500 0.000 2.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 28 129 20,900 0.150 0.300 1.640 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 29 130 19,689 0.539 0.000 0.805 0.625 0.000 0.000 0.000 0.000 30 201 7,500 0.200 0.000 0.150 0.400 0.000 0.000 0.000 0.000 31 202 7,772 0.306 0.000 0.471 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 32 203 4,000 0.400 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 33 204 7,200 0.020 0.000 0.700 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 34 205 6,500 0.100 0.300 0.250 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 35 206 6,625 0.275 0.113 0.000 0.275 0.000 0.000 0.000 0.000 36 207 17,450 0.095 0.150 1.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 37 208 5,200 0.170 0.000 0.350 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 38 209 3,800 0.100 0.060 0.220 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 39 210 4,250 0.200 0.100 0.125 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 40 211 2,000 0.040 0.060 0.100 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 41 212 5,000 0.275 0.225 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 42 213 4,900 0.200 0.290 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 43 214 11,000 0.100 0.500 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 44 215 3,500 0.050 0.100 0.200 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 45 216 5,250 0.025 0.000 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Lampiran 1 lanjutan No. Kode respond en Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekar angan Sawah Tegalan Kitren Kebun Kolam Tanah hutan Tanah kosong 46 217 750 0.025 0.000 0.050 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 47 218 12,400 0.240 0.500 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 48 219 11,700 0.020 0.000 1.150 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 49 220 9,100 0.060 0.200 0.200 0.450 0.000 0.000 0.000 0.000 50 221 2,500 0.030 0.000 0.220 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 51 222 17,850 0.385 0.800 0.600 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 52 223 11,100 0.100 0.060 0.150 0.800 0.000 0.000 0.000 0.000 53 224 4,150 0.025 0.030 0.020 0.030 0.250 0.060 0.000 0.000 54 225 7,318 0.402 0.250 0.080 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 55 226 14,300 0.270 0.100 1.060 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 56 227 17,000 0.700 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 57 228 15,300 0.020 0.010 1.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 58 229 1,500 0.150 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 59 230 11,600 0.660 0.000 0.250 0.250 0.000 0.000 0.000 0.000 60 231 900 0.090 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 61 232 15,700 0.150 0.200 1.220 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 62 233 2,800 0.070 0.000 0.210 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 63 234 11,875 0.138 0.000 0.200 0.850 0.000 0.000 0.000 0.000 64 235 3,900 0.090 0.000 0.300 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 65 236 3,000 0.150 0.000 0.150 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 66 301 3,150 0.060 0.000 0.255 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 67 302 7,300 0.320 0.000 0.410 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 68 303 5,900 0.070 0.120 0.200 0.140 0.060 0.000 0.000 0.000 69 304 4,915 0.068 0.219 0.180 0.025 0.000 0.000 0.000 0.000 70 305 4,500 0.000 0.000 0.450 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 71 306 1,800 0.000 0.000 0.060 0.120 0.000 0.000 0.000 0.000 72 307 6,720 0.020 0.034 0.618 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 73 308 4,700 0.050 0.050 0.100 0.270 0.000 0.000 0.000 0.000 74 309 6,500 0.380 0.070 0.200 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 75 310 9,812 0.435 0.279 0.267 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 76 311 9,605 0.000 0.000 0.950 0.000 0.011 0.000 0.000 0.000 77 312 3,300 0.120 0.000 0.210 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 78 313 300 0.030 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 79 314 10,550 0.400 0.000 0.395 0.260 0.000 0.000 0.000 0.000 80 315 10,300 0.020 0.010 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 81 316 5,400 0.200 0.000 0.340 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 82 317 12,800 0.020 0.000 1.060 0.200 0.000 0.000 0.000 0.000 83 318 1,300 0.050 0.000 0.080 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 84 319 8,200 0.070 0.075 0.075 0.600 0.000 0.000 0.000 0.000 85 320 5,500 0.050 0.000 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 86 321 4,000 0.100 0.000 0.300 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 87 322 2,167 0.030 0.000 0.077 0.110 0.000 0.000 0.000 0.000 88 323 9,500 0.300 0.000 0.650 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 89 324 3,500 0.000 0.000 0.250 0.000 0.100 0.000 0.000 0.000 90 325 14,000 0.000 0.000 0.900 0.000 0.500 0.000 0.000 0.000 Lampiran 1 lanjutan No. Kode respond en Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekar angan Sawah Tegalan Kitren Kebun Kolam Tanah hutan Tanah kosong 91 326 1,600 0.030 0.070 0.030 0.030 0.000 0.000 0.000 0.000 92 327 1,950 0.045 0.050 0.100 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 93 328 12,597 0.250 0.000 0.120 0.000 0.000 0.000 0.890 0.000 94 329 16,800 0.800 0.000 0.330 0.000 0.000 0.000 0.550 0.000 95 330 8,150 0.250 0.000 0.390 0.175 0.000 0.000 0.000 0.000 96 331 9,998 0.215 0.000 0.435 0.150 0.200 0.000 0.000 0.000 97 332 4,056 0.046 0.060 0.300 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 98 333 2,875 0.088 0.000 0.200 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 99 334 18,050 0.100 0.000 0.975 0.730 0.000 0.000 0.000 0.000 100 335 2,700 0.070 0.000 0.200 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 101 336 3,700 0.060 0.000 0.150 0.160 0.000 0.000 0.000 0.000 102 337 2,030 0.090 0.000 0.113 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 103 338 23,194 0.290 0.000 2.029 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 104 339 3,110 0.154 0.000 0.000 0.158 0.000 0.000 0.000 0.000 105 340 5,700 0.000 0.000 0.540 0.000 0.030 0.000 0.000 0.000 106 341 3,550 0.000 0.000 0.280 0.000 0.075 0.000 0.000 0.000 107 342 8,600 0.060 0.600 0.200 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 108 343 18,850 0.115 0.142 0.129 1.500 0.000 0.000 0.000 0.000 109 344 4,789 0.103 0.000 0.376 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 110 345 9,500 0.200 0.000 0.250 0.000 0.000 0.000 0.500 0.000 111 346 4,200 0.375 0.045 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 112 347 2,000 0.100 0.000 0.100 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 113 348 3,400 0.340 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 114 349 4,867 0.100 0.000 0.387 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 115 350 5,914 0.012 0.000 0.500 0.079 0.000 0.000 0.000 0.000 116 351 18,976 0.658 0.000 1.000 0.240 0.000 0.000 0.000 0.000 117 352 10,659 0.110 0.000 0.956 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 118 353 7,800 0.600 0.180 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 119 354 10,000 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 120 355 6,416 0.000 0.000 0.642 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 121 356 2,450 0.060 0.000 0.185 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 122 357 3,611 0.240 0.000 0.121 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 123 358 3,200 0.090 0.000 0.230 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 124 359 900 0.030 0.000 0.060 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 125 360 6,500 0.650 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 126 361 13,342 0.116 0.000 1.076 0.143 0.000 0.000 0.000 0.000 127 362 2,900 0.260 0.000 0.030 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 128 363 4,650 0.040 0.133 0.123 0.050 0.120 0.000 0.000 0.000 129 364 1,725 0.038 0.000 0.135 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 130 366 2,100 0.080 0.000 0.110 0.020 0.000 0.000 0.000 0.000 131 367 500 0.000 0.000 0.050 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 132 368 2,200 0.020 0.000 0.000 0.200 0.000 0.000 0.000 0.000 133 369 4,000 0.000 0.000 0.400 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 134 370 7,100 0.360 0.000 0.350 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 135 371 3,025 0.120 0.080 0.093 0.010 0.000 0.000 0.000 0.000 Lampiran 1 lanjutan No. Kode respond en Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekar angan Sawah Tegalan Kitren Kebun Kolam Tanah hutan Tanah kosong 136 372 2,760 0.024 0.000 0.252 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 137 373 15,450 0.005 0.000 1.540 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 138 374 11,700 0.020 0.000 1.150 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 139 375 4,350 0.025 0.000 0.400 0.010 0.000 0.000 0.000 0.000 140 376 6,103 0.257 0.000 0.295 0.058 0.000 0.000 0.000 0.000 141 377 2,500 0.005 0.000 0.000 0.245 0.000 0.000 0.000 0.000 142 378 2,997 0.059 0.058 0.103 0.080 0.000 0.000 0.000 0.000 143 379 11,500 0.000 0.000 0.900 0.000 0.250 0.000 0.000 0.000 144 380 10,551 0.087 0.000 0.600 0.368 0.000 0.000 0.000 0.000 145 381 25,400 0.390 0.000 2.000 0.150 0.000 0.000 0.000 0.000 146 401 4,700 0.250 0.140 0.080 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 147 402 750 0.075 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 148 403 140 0.002 0.000 0.012 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 149 404 17,840 0.200 0.000 0.580 1.004 0.000 0.000 0.000 0.000 150 405 1,800 0.060 0.000 0.120 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 151 406 4,200 0.000 0.000 0.420 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 152 407 3,660 0.074 0.090 0.153 0.050 0.000 0.000 0.000 0.000 153 408 4,200 0.150 0.180 0.040 0.050 0.000 0.000 0.000 0.000 154 409 6,250 0.125 0.000 0.000 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 155 410 5,800 0.150 0.000 0.430 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 156 411 7,500 0.000 0.000 0.750 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 157 412 3,925 0.025 0.000 0.225 0.143 0.000 0.000 0.000 0.000 158 413 30,000 0.500 0.000 2.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 159 414 4,305 0.000 0.000 0.431 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 160 415 5,700 0.030 0.000 0.540 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 161 416 7,300 0.000 0.000 0.650 0.000 0.080 0.000 0.000 0.000 162 417 4,780 0.198 0.000 0.000 0.080 0.000 0.000 0.200 0.000 163 418 7,800 0.050 0.300 0.430 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 164 419 5,800 0.180 0.000 0.400 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 165 420 22,800 0.160 0.000 2.120 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 166 421 4,293 0.069 0.000 0.120 0.000 0.000 0.000 0.240 0.000 167 422 8,300 0.060 0.000 0.120 0.000 0.000 0.000 0.650 0.000 168 423 2,435 0.036 0.000 0.108 0.100 0.000 0.000 0.000 0.000 169 424 1,450 0.045 0.000 0.100 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 170 425 4,800 0.060 0.000 0.420 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 171 426 9,000 0.250 0.000 0.500 0.150 0.000 0.000 0.000 0.000 172 427 7,000 0.200 0.060 0.440 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 173 428 9,425 0.500 0.293 0.000 0.150 0.000 0.000 0.000 0.000 174 429 12,950 0.535 0.000 0.060 0.000 0.700 0.000 0.000 0.000 175 430 12,000 0.500 0.000 0.400 0.000 0.300 0.000 0.000 0.000 176 431 26,500 0.150 0.000 2.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 177 501 18,700 0.000 0.000 1.370 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 178 502 10,000 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 179 503 12,000 0.100 0.000 1.100 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 180 504 9,203 0.080 0.000 0.840 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Lampiran 1 lanjutan No. Kode respond en Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekar angan Sawah Tegalan Kitren Kebun Kolam Tanah hutan Tanah kosong 181 505 20,120 0.090 0.000 1.850 0.072 0.000 0.000 0.000 0.000 182 506 3,000 0.050 0.000 0.250 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 183 507 6,400 0.090 0.000 0.550 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 184 508 19,500 0.200 0.000 1.750 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 185 509 4,100 0.130 0.000 0.280 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 186 510 10,000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 187 511 5,000 0.000 0.000 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 188 512 23,100 0.060 2.000 0.250 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 189 513 800 0.030 0.050 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 190 514 2,000 0.050 0.100 0.050 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 191 515 1,350 0.015 0.000 0.120 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 192 516 2,530 0.003 0.000 0.000 0.250 0.000 0.000 0.000 0.000 193 517 560 0.050 0.000 0.006 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 194 518 21,300 0.130 2.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 195 519 50,000 1.000 0.000 4.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 196 520 10,200 0.020 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 197 521 10,484 0.048 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 198 522 9,200 0.020 0.000 0.900 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 199 523 40,100 0.010 0.000 4.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 200 524 8,333 0.000 0.000 0.833 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 201 525 2,500 0.000 0.000 0.250 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 202 526 10,162 0.000 0.000 1.000 0.000 0.016 0.000 0.000 0.000 203 527 9,608 0.000 0.000 0.950 0.000 0.011 0.000 0.000 0.000 204 528 10,750 0.075 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 205 529 7,515 0.002 0.000 0.750 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 206 530 3,497 0.007 0.093 0.000 0.250 0.000 0.000 0.000 0.000 207 531 5,900 0.090 0.000 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 208 532 894 0.014 0.000 0.075 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 209 533 6,500 0.060 0.000 0.590 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 210 534 2,225 0.023 0.100 0.100 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 211 535 2,500 0.050 0.100 0.100 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 212 536 6,000 0.100 0.000 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 213 537 9,500 0.000 0.000 0.950 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 214 538 11,400 0.210 0.000 0.930 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 215 601 52,500 0.250 0.000 3.000 2.000 0.000 0.000 0.000 0.000 216 602 620 0.002 0.000 0.060 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 217 603 750 0.025 0.000 0.050 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 218 604 1,100 0.015 0.000 0.095 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 219 605 10,250 0.200 0.000 0.825 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 220 606 20,490 0.049 0.000 2.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 221 607 17,500 0.000 0.000 1.750 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 222 608 5,000 0.000 0.000 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 223 609 57,500 0.000 0.500 4.550 0.700 0.000 0.000 0.000 0.000 224 610 10,000 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 225 611 3,770 0.002 0.000 0.375 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Lampiran 1 lanjutan No. Kode respond en Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekar angan Sawah Tegalan Kitren Kebun Kolam Tanah hutan Tanah kosong 226 612 11,692 0.000 0.000 1.000 0.000 0.169 0.000 0.000 0.000 227 613 12,540 0.004 0.000 1.000 0.250 0.000 0.000 0.000 0.000 228 614 30,000 0.000 0.000 3.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 229 615 12,653 0.000 0.000 1.250 0.000 0.015 0.000 0.000 0.000 230 616 20,920 0.050 0.000 2.042 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 231 617 15,270 0.027 0.000 1.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 232 618 20,100 0.010 0.000 2.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 233 619 4,500 0.200 0.000 0.250 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 234 620 4,060 0.056 0.000 0.350 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 235 621 15,850 0.120 0.525 0.320 0.620 0.000 0.000 0.000 0.000 236 622 10,600 0.000 0.000 1.060 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 237 623 12,500 0.500 0.000 0.750 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 238 624 12,010 0.001 0.000 0.000 1.200 0.000 0.000 0.000 0.000 239 625 7,596 0.010 0.500 0.000 0.250 0.000 0.000 0.000 0.000 240 626 1,900 0.000 0.000 0.190 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 241 627 50,280 0.479 0.000 3.232 1.318 0.000 0.000 0.000 0.000 242 628 24,500 0.200 0.750 1.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 243 629 66,250 1.500 0.000 5.125 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 244 630 55,000 1.000 0.250 4.250 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 245 631 18,816 0.002 0.005 1.500 0.250 0.125 0.000 0.000 0.000 246 632 9,560 0.056 0.000 0.900 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 247 633 33,000 0.000 0.000 3.300 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 248 634 4,930 0.013 0.000 0.480 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 249 635 46,100 0.110 2.000 2.000 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 250 636 20,900 0.050 2.040 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 251 637 15,000 0.000 0.000 1.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 252 638 24,600 0.120 0.000 2.340 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 253 701 5,100 0.010 0.000 0.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 254 702 18,000 0.200 0.000 1.000 0.300 0.000 0.000 0.000 0.300 255 703 5,700 0.075 0.000 0.320 0.175 0.000 0.000 0.000 0.000 256 704 15,100 0.150 0.000 1.360 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 257 705 1,500 0.020 0.030 0.040 0.060 0.000 0.000 0.000 0.000 258 706 46,400 0.140 0.000 4.500 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 259 707 8,708 0.121 0.000 0.750 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 260 708 2,800 0.030 0.000 0.150 0.100 0.000 0.000 0.000 0.000 261 709 18,695 0.100 0.000 1.770 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 262 710 6,300 0.050 0.000 0.580 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 263 711 1,700 0.060 0.000 0.110 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 264 712 27,270 0.010 0.000 2.717 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 265 713 15,000 0.500 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 266 714 21,100 0.030 0.000 2.080 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 267 715 8,600 0.050 0.000 0.810 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 268 716 11,430 0.050 0.000 1.093 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 269 717 7,700 0.020 0.000 0.750 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 270 718 19,350 0.069 0.000 1.866 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Lampiran 1 lanjutan No. Kode respond en Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekar angan Sawah Tegalan Kitren Kebun Kolam Tanah hutan Tanah kosong 271 719 10,000 0.000 0.000 1.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 272 720 20,000 0.000 0.000 2.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 273 721 3,400 0.000 0.000 0.340 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 274 722 20,500 0.000 0.000 2.050 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 275 723 9,790 0.024 0.000 0.955 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Lampiran 2 Data kepemilikan lahan petani responden di Kabupaten Tanah Laut No. Kode responden Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekarangan Sawah Tegalan Kebun kayu Kebun sawit Kebun karet Lainnya 1 1032 0.13 0.13 2 1039 0.25 0.25 3 1005 0.50 0.50 4 1025 0.75 0.25 0.50 5 1044 0.75 0.75 6 1049 0.75 0.25 0.50 7 1050 0.75 0.75 8 1001 1.00 0.25 0.75 9 1007 1.00 0.25 0.75 10 1024 1.00 0.25 0.75 11 1051 1.00 1.00 12 1034 1.13 0.13 1.00 13 1027 1.25 0.25 1.00 14 1033 1.25 0.25 1.00 15 1043 1.25 0.25 0.25 0.75 16 1045 1.25 0.25 1.00 17 1036 1.50 0.25 0.25 1.00 18 1040 1.50 0.75 0.75 19 1041 1.50 0.75 0.75 20 1035 1.75 1.00 0.75 21 1048 1.75 1.75 22 1004 2.00 1.25 0.75 23 1014 2.00 0.25 1.00 0.75 24 1018 2.00 0.25 1.00 0.75 25 1019 2.00 0.25 0.75 1.00 26 1022 2.00 0.25 1.00 0.75 27 1026 2.00 0.25 0.75 1.00 28 1028 2.00 0.25 0.75 1.00 29 1029 2.00 0.25 0.75 1.00 30 1046 2.00 0.25 0.75 1.00 31 1047 2.00 0.25 0.75 1.00 32 1002 2.25 0.25 1.00 1.00 33 1012 2.25 0.25 0.25 1.75 34 1042 2.25 0.75 0.75 0.75 Lampiran 2 lanjutan No. Kode responden Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekarangan Sawah Tegalan Kebun kayu Kebun sawit Kebun karet Lainnya 35 1006 2.50 0.25 2.25 36 1038 2.50 0.75 1.00 0.75 37 1015 2.75 0.25 1.75 0.75 38 1052 2.75 0.25 2.50 39 1016 2.92 1.25 0.50 1.17 40 1010 3.50 0.25 0.25 0.75 1.00 1.25 41 1003 3.60 0.75 1.75 1.00 0.10 42 1020 3.75 0.25 0.75 0.75 2.00 43 1009 4.00 0.25 0.75 2.75 0.25 44 1021 4.00 0.25 2.00 1.00 0.75 45 1023 4.00 0.50 0.75 0.75 2.00 46 1008 4.25 0.25 0.75 1.00 2.25 47 1031 5.25 0.25 0.75 2.00 2.25 48 1037 5.25 0.25 2.50 2.50 49 1030 6.50 0.25 2.25 4.00 50 1017 7.00 0.25 4.50 1.50 0.75 51 1013 7.50 0.25 2.25 2.25 1.00 1.75 52 1011 12.50 0.25 8.75 3.50 1 2012 0.01 0.01 2 2025 0.02 0.02 3 2016 0.03 0.03 4 2003 0.04 0.04 5 2007 0.04 0.04 6 2021 0.04 0.04 7 2098 0.05 0.05 8 2097 0.06 0.06 9 2102 0.10 0.01 0.09 10 2101 0.11 0.05 0.06 11 2014 0.13 0.01 0.12 12 2065 0.14 0.14 13 2015 0.15 0.06 0.09 14 2033 0.19 0.17 0.02 15 2100 0.25 0.25 16 2064 0.26 0.03 0.23 17 2035 0.29 0.29 18 2066 0.29 0.29 19 2096 0.34 0.20 0.14 20 2005 0.35 0.06 0.29 Lampiran 2 lanjutan No. Kode responden Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekarangan Sawah Tegalan Kebun kayu Kebun sawit Kebun karet Lainnya 21 2073 0.37 0.37 22 2094 0.40 0.11 0.29 23 2017 0.47 0.01 0.29 0.17 24 2095 0.47 0.04 0.43 25 2022 0.50 0.01 0.49 26 2020 0.58 0.58 27 2067 0.58 0.06 0.35 0.17 28 2068 0.59 0.01 0.58 29 2013 0.65 0.01 0.64 30 2051 0.69 0.03 0.43 0.23 31 2063 0.70 0.12 0.29 0.29 32 2004 0.75 0.03 0.43 0.29 33 2006 0.75 0.03 0.72 34 2032 0.78 0.20 0.58 35 2092 0.88 0.17 0.71 36 2002 1.00 0.03 0.43 0.54 37 2027 1.00 1.00 38 2069 1.00 1.00 39 2090 1.02 1.02 40 2009 1.03 0.03 1.00 41 2023 1.14 0.14 1.00 42 2093 1.14 0.57 0.57 43 2018 1.18 0.04 1.00 0.14 44 2083 1.20 1.00 0.20 45 2060 1.21 0.35 0.43 0.43 46 2053 1.30 0.29 0.43 0.58 47 2001 1.32 0.03 0.29 1.00 48 2049 1.36 0.22 0.14 1.00 49 2039 1.41 1.00 0.29 0.12 50 2030 1.56 0.69 0.26 0.61 51 2085 1.64 0.26 1.38 52 2058 1.72 0.43 0.29 1.00 53 2042 1.97 0.09 1.16 0.72 54 2077 1.97 0.52 1.45 55 2072 2.00 1.50 0.50 56 2037 2.02 2.02 57 2019 2.04 0.04 2.00 58 2011 2.08 0.08 1.00 1.00 Lampiran 2 lanjutan No. Kode responden Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekarangan Sawah Tegalan Kebun kayu Kebun sawit Kebun karet Lainnya 59 2091 2.09 0.09 1.00 1.00 60 2046 2.10 0.23 0.87 1.00 61 2080 2.22 0.35 1.00 0.87 62 2057 2.23 0.23 1.00 1.00 63 2075 2.23 0.23 2.00 64 2040 2.50 0.50 1.00 1.00 65 2050 2.58 0.58 1.00 1.00 66 2059 2.72 0.29 0.43 2.00 67 2043 2.76 1.46 1.01 0.29 68 2074 2.89 0.17 0.72 2.00 69 2055 2.93 0.14 1.50 1.29 70 2031 3.00 2.00 1.00 71 2052 3.00 1.00 1.00 1.00 72 2079 3.00 3.00 73 2038 3.01 2.00 1.01 74 2008 3.04 0.04 2.00 1.00 75 2026 3.14 1.14 0.29 1.71 76 2045 3.16 2.00 0.58 0.58 77 2062 3.17 0.17 1.50 1.50 78 2010 3.19 0.03 1.16 2.00 79 2061 3.33 0.17 1.00 2.16 80 2048 3.34 0.29 0.29 1.04 1.72 81 2070 3.46 1.14 2.03 0.29 82 2028 3.50 3.50 83 2071 3.50 0.50 0.50 2.50 84 2084 3.57 1.50 0.78 1.29 85 2082 3.96 0.06 3.90 86 2044 4.07 0.29 2.78 1.00 87 2088 4.33 0.55 1.00 0.78 2.00 88 2056 4.37 1.20 0.72 2.45 89 2078 4.50 4.50 90 2047 4.69 0.29 2.40 2.00 91 2034 4.72 4.00 0.72 92 2087 4.93 0.17 0.29 4.04 0.43 93 2081 5.00 0.26 4.74 94 2086 5.17 0.72 1.45 3.00 95 2041 5.29 5.29 96 2036 5.72 0.72 2.00 3.00 Lampiran 2 lanjutan No. Kode responden Luas lahan m2 Alokasi penggunaan lahan ha Pekarangan Sawah Tegalan Kebun kayu Kebun sawit Kebun karet Lainnya 97 2054 5.93 1.00 0.29 0.14 2.50 2.00 98 2076 7.00 2.00 3.00 2.00 99 2089 12.81 2.31 4.50 6.00 Keterangan: Kode Responden yang dimulai dengan angka 1 berlokasi di Desa Ranggang, selebihnya di Desa Asam Jaya Lampiran 3 Alasan penanaman kayu menurut respon petani di lokasi penelitian a. Kabupaten Gunungkidul No . Alasan penanaman kayu Frekuensi 1 Tabungan 103 38 2 Tradisi keluarga 59 22 3 Warisan keluarga 43 16 4 Sumber tunai dalam keadaan darurat 33 12 5 Lainnya 13 5 6 Harga kayu jati tinggi 9 3 7 Biaya sekolahhajatan 6 2 8 Permintaan pasar tinggi 4 1 9 Ikut petani lainnya 4 1 Total 274 100 Penggabungan 1 Tabungan keluarga dan sumber uang tunai pada kondisi darurat 142 52 2 Tradisiwarisan budaya 102 37 3 Pengaruh pasar 13 5 4 Pengaruh lainnya 13 5 5 Engaruh lingkungan 4 1 Total 274 100 b. Kabupaten Tanah Laut Jenis tanaman Subsisten Komersial Sosial Lingkungan Lainnya Total Jabon 1 12 3 1 17 Mahoni 4 20 2 1 27 Karet 12 57 2 1 72 Akasia 5 2 7 Kelapa 21 5 1 27 MPTS 25 11 2 38 Palawija 21 21 1 43 Padi 48 4 52 Sawit 1 1 2 Tanaman lain 8 1 1 10 Total 140 137 8 8 2 295 Lampiran 4 Rangkuman hasil Focus Group Discussion FGD tentang manfaat tanaman jati bagi keluarga petani Wonosari, 2 Desember 2007 No. Kelompok Rangkuman diskusi “Manfaat tanaman jai bagi keluarga petani”. 1 Linggis A dipresentasikan oleh Bapak Sugito  Tanaman jati sebagai tabungan masa pensiun,  Tanaman jati berfungsi untuk melindungi erosi,  Tanaman jati berperan sebagai sumber pendapatan keluarga dan untuk menopang kebutuhan hidup keluarga,  Tanaman jati dipilih karena banyak diminati pasaran, nilainyas lebih baik dari jenis kayu yanglain serta mudah perwatannya.  Tanaman jati merupakan warisan budaya Linggis B Dipresentasikan oleh Bapak Sumijo  Tanaman jati berfungsi untuk mencegah erosi,  Tanaman jati berperan sebagai sumber pendapatan,  Tanaman jati berperan sebagai tabungan jangka panjang dan untuk membantu kebutuhan yang mendesak,  Tanaman jati mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tanaman kayu lainnya. Koret A Dipresentasikan oleh Bapak Sobirin  Tanaman jati dapat mencegah erosi dan tanah longsor,  Tanaman jati dapat menopang ekonomi keluarga,  Tanaman jati merupakan warisan bagi anak cucu,  Kayu jati memiliki harga yang paling tinggi di antara jenis kayu lainnya.  Tanaman jati berfungsi untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Koret B Dipresentasikan oleh Bapak Margono, Desa Giripurwo  Tanaman jati dapat menunjang kebutuhan ekonomi,  Tanaman jati merupakan tabungan untuk masa tua,  Tanaman jati berfungsi untuk mencegah erosi dan memperbaiki lingkugan tidak gersang  Kayu jati mempunyai harga jual yang cukup tinggi,  Tanaman jati berfungsi untuk memenuhi kebutuhan yang mendadak apabila sudah tidak ada lagi pilihan lain untuk menyediakan uang tunai. Lampiran 4 lanjutan No. Kelompok Rangkuman diskusi “Manfaat tanaman jai bagi keluarga petani”. Koret C Dipresentasik an oleh Bapak Warijan, Desa Giripanggung  Tanaman jati berfungsi untuk tabungan masa depan,  Tanaman jati dapat tumbuh pada lahan yang kurang subur yang kurang cocok untuk tanaman pangan  Tanaman jati cocok untuk penghijauan areal yang kosong.  Kayu jati mempunyai harga yang tinggi,  Tanaman jati berfungsi sebagai cadangan untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Gancu A Dipresentasik an oleh Bapak Samintoyo, Desa Katongan  Tanaman jati berfungsi untuk tabungan jangka panjang,  Tanaman jati berfungsi untuk memperbaiki lingkungan, seperti mencegah erosi, penggemburan tanah dan cadangan air,  Kayu jati mempunyai harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kayu yang lain dan penjualannya mudah dan cepat karena permintaan terhadap oleh industri tinggi  Tanaman jati berfungsi untuk cadangan terahir apabila terdapat kebutuhan keluarga yang mendesak. Gancu B Dipresentasik an oleh Bapak Sudiyono, Desa Candirejo  Tanaman jati sesuai dengan kondisi lahan di Gunungkidul,  Nilai jual kayu jati lebih tinggi bandingkan dengan jenis pohon lainnya,  Pengelolaan tanaman jati mudah,  Tanaman jati dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang tunai yang cukup besar Rp. 1juta – 3 juta ,  Tanaman jati berfungsi untuk tabungan masa depan,  Tanaman dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga,  Tanaman jati cocok dengan kondisi tanah berbatu seperti di Gunungkidul dan pertumbuhannya relatif lebih cepat dibandingkan dengan jenis tanaman lain,  Tanaman jati merupakan pohon serbaguna, daunnya dapat dijual untuk pembungkus makanan tahu tempe, kayu limbah dan rantingnya untuk kayu bakar dan mulsanya cocok untuk pupuk kompos,  Tanaman jati dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Lampiran 4 lanjutan No. Kelompok Rangkuman diskusi “Manfaat tanaman jai bagi keluarga petani”. Bodem A Dipresentasik anoleh Bapak Kasiranto  Tanaman jati beguna untuk penghijauan dan pemulihan lahan kritis,  Harga kayu jati lebih tinggi dari jenis kayu lainnya,  Tanaman jati berfungsi sebagai tabungan jangka panjang,  Tanaman jati berguna untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Bodem B Dipresentasik an oleh Bapak Giyono Saputro  Tanaman jati cocok pada lahan-lahan yang kurang subur yang tidak dapat ditanami tanaman pangan,  Tanaman jati berfungsi untuk mencegah erosi lahan kritis,  Tanaman jati berfungsi sebagai tabungan jangka panjang,  Harga kayu jati relatif tinggi,  Kayu jati mudah dijual,  Tanaman jati mudah dibudidayakan  Tanamanjati berfungsi sebagai cadangan terakhir keluarga untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Catatan: Diskusi diikuti oleh 60 peserta yang terdiri dari petani, pedagang kayu, penyuluh kehutanan dan beberapa staf Dinas Kehutanan Kabupaten Gunungkidul. Lampiran 5 Hasil inventarisasi tanaman jati rakyat pada lahan petani responden di Kabupaten Gunungkidul Nomor responden Jumlah jati Tipe lahan Luas lahan m 2 Luas petak pengamatan m2 Konversi jumlah jati per luas lahan Konversi jumlah jati per ha 1 9 1 225 225 9 400 2 24 4 10000 1200 3 24 3 239 34 3000 3000 239 797 4 184 3 5000 5000 184 368 5 101 1 4500 800 18 224 6 11 2 1250 1250 11 88 7 60 2 4000 4000 60 150 8 246 3 2000 2000 246 1230 9 207 1 4850 4850 207 427 10 61 1 3816 3816 61 160 11 35 1 7500 7500 35 47 12 21 3 1500 1500 21 140 13 116 34 800 800 116 1450 14 82 13 15000 1600 9 55 15 157 3 837 837 157 1876 16 45 3 3000 3000 45 150 17 152 3 10000 10000 152 152 18 7 4 1000 1000 7 70 19 8 3 414 414 8 193 20 6 1 600 600 6 100 21 19 1 600 600 19 317 22 25 3 300 300 25 833 23 15 3 1365 1365 15 110 24 37 3 1619 1619 37 229 25 25 3 1000 1000 25 250 26 15 1 5393 800 2 28 27 5 1 2130 2130 5 23 28 32 3 3592 3592 32 89 29 40 3 3375 3375 40 119 30 92 23 1700 1700 92 541 31 132 3 200 200 132 6600 32 61 24 500 500 61 1220 33 221 3 5000 5000 221 442 Lampiran 5 lanjutan Nomor responden Jumlah jati Tipe lahan Luas lahan m 2 Luas petak pengamatan m2 Konversi jumlah jati per luas lahan Konversi jumlah jati per ha 34 18 23 1000 1000 18 180 35 184 3 250 250 184 7360 36 16 23 5000 5000 16 32 37 16 4 3000 400 2 53 38 69 3 10000 10000 69 69

39 48

4 1500 400 13 320 40 28 34 2500 400 4 112 41 24 4 3000 3000 24 80 42 38 4 1100 1100 38 345 43 202 3 17112 17112 202 118 44 59 1 900 900 59 656 45 76 14 3850 3850 76 197 46 132 123 3619 3619 132 365 47 39 1 1000 1000 39 390 48 63 1 250 250 63 2520 49 56 34 10600 10600 56 53 50 259 1 3018 3018 259 858 51 60 1 3200 3200 60 188 52 24 3 1800 1800 24 133 53 118 3 2794 2794 118 422 54 124 3 1284 1284 124 966 55 48 3 1380 1380 48 348 56 98 4 1800 400 22 544 57 91 3 2000 2000 91 455 58 8 2 1707 1707 8 47 59 251 3 2300 2300 251 1091 60 103 3 1104 1104 103 933 61 239 13 896 896 239 2667 62 107 3 1250 1250 107 856 63 25 1 2728 2728 25 92 64 36 1 2000 2000 36 180 65 69 4 800 800 69 863 66 7 1 400 400 7 175 67 130 1 3358 3358 130 387 68 75 3 3000 3000 75 250 69 153 4 780 780 153 1962 70 138 3 2820 2820 138 489 71 56 13 2862 2862 56 196 Lampiran 5 lanjutan Nomor responden Jumlah jati Tipe lahan Luas lahan m 2 Luas petak pengamatan m2 Konversi jumlah jati per luas lahan Konversi jumlah jati per ha 72 61 15 5000 5000 61 122 73 30 3 1229 1229 30 244 74 68 3 1000 1000 68 680 75 94 4 720 400 52 1306 76 69 4 768 400 36 898 77 76 3 1000 1000 76 760 78 71 134 2148 2148 71 331 79 72 34 4000 4000 72 180 80 31 3 2000 2000 31 155 81 42 4 1066 1066 42 394 82 61 1 1390 1390 61 439 83 237 3 6065 6065 237 391 84 72 1 1535 1535 72 469 85 3 1 1046 1046 3 29 86 42 3 800 800 42 525 87 67 2 6000 6000 67 112 88 42 134 862 862 42 487 89 51 34 3992 400 5 128 90 172 1 3765 3765 172 457 91 226 134 6750 6750 226 335 92 160 4 1500 1500 160 1067 93 89 4 1010 400 35 881 94 66 13 1650 1650 66 400 95 95 4 1760 1760 95 540 96 134 13 6083 6083 134 220 97 27 3 200 200 27 1350 98 26 1 606 606 26 429 99 64 4 1211 1211 64 528 100 39 1 900 900 39 433 101 103 134 300 300 103 3433 102 180 4 889 400 81 2025 103 6 2 1325 1325 6 45 104 4 1 375 375 4 107 105 74 4 1100 400 27 673 106 7 1 800 800 7 88 107 53 4 2000 400 11 265 108 84 34 1000 1000 84 840 109 57 1 3600 3600 57 158 Lampiran 5 lanjutan Nomor responden Jumlah jati Tipe lahan Luas lahan m 2 Luas petak pengamatan m2 Konversi jumlah jati per luas lahan Konversi jumlah jati per ha 110 52 3 400 400 52 1300 111 206 3 4000 4000 206 515 112 44 1 2354 2354 44 187 113 40 3 1278 1278 40 313 114 52 4 750 400 28 693 115 19 3 499 499 19 381 116 60 3 1380 1380 60 435 117 115 4 1635 1635 115 703 118 40 1 1200 1200 40 333 119 52 3 800 400 26 650 120 6 3 463 463 6 130 121 67 4 3000 400 9 223 122 8 3 1200 1200 8 67 123 16 3 1956 1956 16 82 124 9 14 572 572 9 157 125 234 23 1800 1800 234 1300 126 3 1 649 649

3 46

127 29 3 2500 400 5 116 128 109 34 1200 1200 109 908 129 92 1 5000 5000 92 184 130 110 3 2000 2000 110 550 131 56 3 1050 1050 56 533 132 44 1 986 986 44 446 133 89 3 1252 1252 89 711 134 71 1 1800 1800 71 394 135 73 34 2000 400 15 365 136 84 34 1200 400 28 700 137 58 3 1088 1088 58 533 138 28 3 825 400 14 339 139 62 4 1500 400 17 413 140 30 3 2450 400 5 122 141 43 1 1953 1953 43 220 142 117 34 4558 800 21 257 143 157 35 9221 1200 20 170 144 168 3 5000 5000 168 336 145 84 3 2500 2500 84 336 146 60 4 4000 4000 60 150 147 63 3 3403 3403 63 185 Lampiran 5 lanjutan Nomor responden Jumlah jati Tipe lahan Luas lahan m 2 Luas petak pengamatan m2 Konversi jumlah jati per luas lahan Konversi jumlah jati per ha 148 92 4 9000 1200 12 102 149 62 1 500 500 62 1240 150 4 1 2000 2000 4 20 151 47 14 1500 400 13 313 152 79 4 5950 800 11 133 153 168 3 20000 2000 17 84 154 17 1 500 500 17 340 155 109 3 7430 800 12 147 156 271 3 20000 2000 27 136 157 47 3 2500 2500 47 188 158 209 3 20000 20000 209 105 159 177 4 6224 800 23 284 160 161 23 4000 4000 161 403 161 30 3 4702 800 5 64 162 38 3 5000 5000 38 76 163 37 3 5000 5000 37 74 164 28 1 1200 400 9 233 165 55 34 3200 400 7 172 166 37 3 2500 2500 37 148 167 147 3 2500 2500 147 588 168 4 3 5000 800 1 8 169 103 4 8300 1200 15 124 170 37 4 527 527 37 702 171 43 3 11090 1200 5 39 172 111 3 10000 1200 13 111 173 24 3 2500 2500 24 96 174 28 3 4200 4200 28 67 175 68 3 8400 1200 10 81 176 58 3 5305 800 9 109 177 48 4 3200 400 6 150 178 527 3 7500 7500 527 703 179 40 3 1250 1250 40 320 180 144 3 6825 6825 144 211 181 311 3 5000 5000 311 622 182 95 34 6664 800 11 143 183 198 3 3671 3671 198 539 184 51 3 6760 800 6 75 185 48 3 14039 1600 5 34 Lampiran 5 lanjutan Nomor responden Jumlah jati Tipe lahan Luas lahan m 2 Luas petak pengamatan m2 Konversi jumlah jati per luas lahan Konversi jumlah jati per ha 186 45 3 5100 800 7 88 187 50 3 2500 800 16 200 188 12 4 5000 800 2 24 189 64 3 5000 800 10 128 190 54 3 6000 800 7 90 191 78 14 1318 400 24 592 192 80 4 4816 800 13 166 193 86 3 3500 800 20 246 194 28 3 3200 400 4 88 195 118 34 4558 800 21 259 196 82 14 1012 400 32 810 197 25 1 1440 1440 25 174 198 118 3 5160 800 18 229 199 249 1 14158 1600 28 176 200 44 3 6000 800 6 73 201 35 3 2108 400 7 166 202 25 4 4250 800 5 59 203 23 3 1500 400 6 153 204 44 3 4500 800 8 98 205 75 3 6000 800 10 125 206 70 3 12000 1200 7 58 207 60 3 12100 1600 8 50 208 94 3 6953 800 11 135 209 44 3 7800 800 5 56 210 46 4 3788 400 5 121 211 45 3 2500 2500 45 180 212 43 3 6680 6680 43 64 213 49 3 8200 1200 7 60 214 53 3 13550 1600 6 39 215 47 1 1000 400 19 470 216 23 2 5000 5000 23 46 217 31 3 600 600 31 517 218 174 3 10070 1200 21 173 219 46 1 3719 3719 46 124 220 88 3 8700 1200 12 101 221 21 1 500 500 21 420 222 6 3 3000 400 1 20 223 67 3 2860 2860 67 234 Lampiran 5 lanjutan Nomor responden Jumlah jati Tipe lahan Luas lahan m 2 Luas petak pengamatan m2 Konversi jumlah jati per luas lahan Konversi jumlah jati per ha 224 21 3 7710 7710 21 27 225 113 4 10800 1200 13 105 226 92 3 15000 15000 92 61 227 23 3 6237 800 3 37 Lampiran 6 Hasil inventarisasi tanaman kayu pada lahan petani responden di Kabupaten Tanah Laut No plot Desa Luas plot m2 Thn tanam Jarak tanam Jenis kayu Jumlah pohon hidup Luas bidang dasar per ha m2 Volume per ha m3 1 Ranggang 360 2003 3 x 6 Mahoni 20 6.6000 28.2674 2 Ranggang 540 2003 3 x 9 Mahoni 21 3.4272 13.0364 3 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 22 5.2055 21.4211 4 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 23 11.3745 18.6462 5 Ranggang 240 2003 2 x 6 Mahoni 19 9.7284 41.9956 6 Ranggang 256 2003 2 x 6.4 Mahoni 18 6.8439 27.6875 7 Ranggang 508 2003 5.4 x 4.7 Mahoni 21 2.4859 6.6946 8 Ranggang 500 2006 5 x 5 Jati 25 0.3825 0.7908 9 Ranggang 500 2006 5 x 5 Jati 25 0.3301 0.6447 10 Ranggang 546 2003 2.1 x 13 Mahoni 21 4.2986 18.1553 11 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 21 4.2853 17.0018 12 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 27 5.3724 21.1551 13 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 25 7.6001 31.2357 14 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 26 7.6504 32.3826 15 Ranggang 320 2003 4 x 4 Mahoni 22 4.3229 15.6489 16 Ranggang 320 2003 4 x 4 Mahoni 21 4.8592 18.8458 17 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 24 7.8009 33.9320 18 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 26 5.9634 24.1037 19 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 29 7.5741 32.1208 20 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 30 6.9455 28.1169 21 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 21 4.2960 17.1458 22 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 19 6.0904 26.2944 23 Ranggang 400 2003 4 x 5 Mahoni 18 4.5042 19.0844 24 Ranggang 500 2005 5 x 5 Mahoni 16 0.6858 1.3839 25 Ranggang 500 2005 5 x 5 Mahoni 19 0.9620 2.2794 26 Ranggang 500 2005 5 x 5 Mahoni 20 0.7584 1.3965 27 Ranggang 500 2005 5 x 5 Mahoni 26 0.9498 1.8610 28 Ranggang 320 2005 4 x 4 Mahoni 22 2.8677 7.4018 29 Ranggang 320 2005 4 x 4 Mahoni 21 1.4930 3.1787 30 Ranggang 320 2005 4 x 4 Mahoni 20 2.5635 6.5478 31 Ranggang 320 2005 4 x 4 Mahoni 21 2.5289 6.3416 32 Ranggang 405 2005 4.5 x 4.5 Mahoni 18 1.0091 2.0698 33 Ranggang 320 2005 4 x 4 Mahoni 23 1.5070 3.0339 Lampiran 6 lanjutan No plot Desa Luas plot m2 Thn tanam Jarak tanam Jenis kayu Jumlah pohon hidup Luas bidang dasar per ha m2 Volume per ha m3 34 Ranggang 320 2005 4 x 4 Mahoni 26 2.0967 4.8548 35 Ranggang 320 2005 4 x 4 Mahoni 22 1.8019 3.8728 36 Ranggang 320 2005 4 x 4 Mahoni 21 1.2973 2.7505 37 Ranggang 405 2005 4.5 x 4.5 Mahoni 19 0.4881 0.8803 38 Ranggang 405 2005 4.5 x 4.5 Mahoni 17 0.6946 1.4620 39 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 20 3.0474 11.0094 40 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 21 2.6739 9.2381 41 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 20 2.6940 9.3613 42 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 21 2.6178 8.9513 43 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 21 2.8690 10.1486 44 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 20 2.0108 6.5175 45 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 19 3.2323 12.1287 46 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 22 3.9726 15.2413 47 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 21 3.6029 13.9274 48 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 21 3.9531 15.1544 49 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 21 3.7401 14.0359 50 Ranggang 405 2005 4.5 x 4.5 Mahoni 22 1.0973 2.1540 51 Ranggang 405 2005 4.5 x 4.5 Mahoni 20 1.3224 3.0239 52 Ranggang 405 2005 4.5 x 4.5 Mahoni 24 1.4802 3.2555 53 Ranggang 405 2005 4.5 x 4.5 Mahoni 17 1.0935 2.4560 55 Ranggang 500 2005 5 x 5 Mahoni 25 0.9338 2.0998 56 Ranggang 500 2005 5 x 5 Mahoni 28 0.9225 1.8901 57 Ranggang 495 2005 4.5 x 5.5 Mahoni 17 0.3112 0.5013 58 Ranggang 405 2005 4.5 x 4.5 Mahoni 21 1.0166 2.3609 59 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 24 5.8274 25.6634 60 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 19 5.3470 23.4280 62 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 22 3.8347 14.5252 65 Ranggang 320 2003 4 x 4 Mahoni 21 7.1474 30.4872 66 Ranggang 405 2003 4.5 x 4.5 Mahoni 19 4.0007 16.0540 68 Ranggang 280 2003 3.5 x 4 Mahoni 14 4.8659 21.2777 69 Ranggang 280 2003 3.5 x 4 Mahoni 15 4.7455 19.7073 70 Ranggang 350 2003 5 X 3.5 Mahoni 22 3.5959 13.7152 71 Ranggang 350 2003 5 X 3.5 Mahoni 25 3.7720 14.8424 72 Ranggang 360 2003 4 x 4.5 Mahoni 23 4.7868 18.5308 75 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 21 2.2060 7.6805 76 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 14 0.7886 2.4185 77 Ranggang 500 2004 5 x 5 Mahoni 25 0.6660 1.5515 Lampiran 6 lanjutan No plot Desa Luas plot m2 Thn tanam Jarak tanam Jenis kayu Jumlah pohon hidup Luas bidang dasar per ha m2 Volume per ha m3 1 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 24 12.7285 68.7850 2 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 24 9.7930 46.9076 3 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 21 9.3393 48.6392 4 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 22 5.1731 18.4022 5 Asam Jaya 160 2003 2 x 4 Jabon 22 17.1588 74.2406 6 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 24 6.7134 27.3884 7 Asam Jaya 240 2003 4 x 3 Jabon 29 9.6661 37.1572 8 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 22 6.9902 27.4094 9 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 22 7.5878 30.7886 10 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 22 5.7101 20.7403 11 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 22 7.5834 24.4096 12 Asam Jaya 360 2003 4 x 4.5 Jabon 22 5.3040 19.4294 13 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 6.9121 25.2551 14 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 11.0440 50.0591 15 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 8.7271 35.6892 16 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 7.2350 27.4627 17 Asam Jaya 240 2004 4 x 3 Jabon 29 9.9540 39.2545 18 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 9.3856 41.8485 19 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 22 8.3661 36.9167 20 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 22 10.3139 51.9330 21 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 21 6.9262 25.7370 22 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 23 4.5058 13.7500 23 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 22 7.1329 27.1231 24 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 22 6.9498 26.2043 25 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 22 9.2351 38.8533 26 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 22 10.2539 46.6082 27 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 25 12.5354 60.3030 28 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 23 12.0529 57.8410 29 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 23 15.9167 110.7692 30 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 23 13.7998 89.7820 31 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 10.7400 62.8993 32 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 23 2.4123 5.9095 33 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 25 8.7951 46.0497 34 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 5.5552 17.8431 35 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 23 5.0754 15.9662 36 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 5.3041 17.2290 37 Asam Jaya 500 2004 5 x 5 Jabon 22 3.6106 11.7224 38 Asam Jaya 500 2004 5 x 5 Jabon 18 2.4189 7.4206 Lampiran 6 lanjutan No plot Desa Luas plot m2 Thn tanam Jarak tanam Jenis kayu Jumlah pohon hidup Luas bidang dasar per ha m2 Volume per ha m3 39 Asam Jaya 400 2004 5 x 4 Jabon 20 7.5637 23.2090 40 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 25 7.9532 24.3550 41 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 9.2296 34.4367 42 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 23 3.4894 11.2454 43 Asam Jaya 405 2004 4.5 x 4.5 Jabon 24 7.4758 29.8400 44 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 23 4.3842 12.7246 45 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 21 13.6417 93.4830 46 Asam Jaya 240 2004 4 x 3 Jabon 21 7.7643 24.7802 47 Asam Jaya 280 2004 4 x 3.5 Jabon 22 7.2673 24.5655 48 Asam Jaya 280 2004 4 x 3.5 Jabon 23 12.1529 57.6195 49 Asam Jaya 320 2005 4 x 4 Jabon 24 10.9048 46.9464 50 Asam Jaya 320 2005 4 x 4 Jabon 24 11.9446 58.4586 51 Asam Jaya 320 2005 4 x 4 Jabon 24 11.4341 51.2876 52 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 24 13.1312 62.1330 53 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 24 13.4806 62.8368 54 Asam Jaya 320 2003 4 x 4 Jabon 24 11.4138 50.2365 55 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 14.4802 57.8665 56 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 14.7730 57.1233 57 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 13.2382 48.6925 58 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 14.8299 53.4617 59 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 13.3825 45.0309 60 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 9.4902 26.0857 61 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 4.5431 10.1496 62 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 25 8.5292 28.7138 63 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 26 9.2572 33.6827 64 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 12.6429 51.2890 65 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 25 6.1537 18.3807 66 Asam Jaya 400 2004 4 x 5 Jabon 22 8.4881 34.5418 67 Asam Jaya 400 2004 4 x 5 Jabon 24 6.8507 24.3755 68 Asam Jaya 400 2004 4 x 5 Jabon 22 9.5711 45.2656 69 Asam Jaya 400 2004 4 x 5 Jabon 23 10.0241 47.6621 70 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 19 7.1417 28.6943 71 Asam Jaya 240 2004 3 x 4 Jabon 20 7.8001 29.4510 72 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 11.2003 59.4997 73 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 12.5371 73.3158 74 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 25 6.7427 24.4779 75 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 6.0106 22.6238 Lampiran 6 lanjutan No plot Desa Luas plot m2 Thn tanam Jarak tanam Jenis kayu Jumlah pohon hidup Luas bidang dasar per ha m2 Volume per ha m3 76 Asam Jaya 320 2005 4 x 4 Jabon 19 5.4164 18.1738 77 Asam Jaya 320 2005 4 x 4 Jabon 24 5.1082 16.1585 78 Asam Jaya 400 2004 4 x 5 Jabon 22 6.1891 21.1263 79 Asam Jaya 400 2004 4 x 5 Jabon 22 5.3228 20.0377 80 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 18 3.7548 11.1022 81 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 21 3.2029 9.6046 82 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 4.7297 14.7115 83 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 25 5.8928 19.6600 84 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 8.7860 34.6214 85 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 25 5.5706 18.8418 86 Asam Jaya 320 2005 4 x 4 Jabon 22 10.0558 49.3948 87 Asam Jaya 320 2005 4 x 4 Jabon 24 8.8334 42.1354 88 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 23 12.1887 65.3782 89 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 23 10.1857 51.2563 90 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 10.0449 48.6177 91 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 24 7.8713 26.6203 92 Asam Jaya 320 2004 4 x 4 Jabon 20 1.8847 4.7352 Lampiran 7 Analisa biaya manfaat usaha tanaman jati rakyat di Kabupaten Gunungkidul Kode respon den Tipe lahan Luas lahan m2 Pendapatan Rp Biaya Rp Margin Rp Pendapatan per ha Rp Biaya per ha Rp Margin per ha Rp 201 Kitren 4,000 11,750,000 236,250 11,513,750 29,375,000 590,625 28,784,375 220 Kitren 4,500 1,475,000 569,133 905,867 3,277,778 1,264,741 2,013,037 223 Kitren 8,000 2,150,000 1,234,000 916,000 2,687,500 1,542,500 1,145,000 230 Kitren 2,500 3,200,000 250,800 2,949,200 12,800,000 1,003,200 11,796,800 234 Kitren 8,500 63,030,000 2,073,250 60,956,750 74,152,941 2,439,118 71,713,824 304 Kitren 827 69,000 525,333 -456,333 834,341 6,352,277 -5,517,936 308 Kitren 4,700 3,570,000 801,807 2,768,193 7,595,745 1,705,973 5,889,772 326 Kitren 300 2,700,000 544,400 2,155,600 90,000,000 18,146,667 71,853,333 334 Kitren 1,500 85,147 -85,147 567,644 -567,644 336 Kitren 1,066 39,000 16,083 22,917 365,854 150,876 214,978 343 Kitren 1,357 130,000 101,040 28,960 957,996 744,584 213,412 378 Kitren 309 1,720,000 272,600 1,447,400 55,663,430 8,822,006 46,841,424 381 Kitren 1,200 2,550,000 506,500 2,043,500 21,250,000 4,220,833 17,029,167 404 Kitren 10,040 10,900,000 1,712,500 9,187,500 10,856,574 1,705,677 9,150,896 429 Kitren 2,000 14,425,000 1,204,000 13,221,000 72,125,000 6,020,000 66,105,000 501 Kitren 7,000 75,000 205,000 -130,000 107,143 292,857 -185,714 516 Kitren 1,000 519,000 77,350 441,650 5,190,000 773,500 4,416,500 603 Kitren 2,500 16,150,000 993,000 15,157,000 64,600,000 3,972,000 60,628,000 609 Kitren 10,000 960,000 1,322,625 -362,625 960,000 1,322,625 -362,625 621 Kitren 2,500 500,000 268,031 231,969 2,000,000 1,072,125 927,875 627 Kitren 6,500 75,000 420,333 -345,333 115,385 646,667 -531,282 635 Kitren 1,370 2,850,000 953,125 1,896,875 20,802,920 6,957,117 13,845,803 703 Kitren 3,000 435,000 451,400 -16,400 1,450,000 1,504,667 -54,667 706 Kitren 1,500 850,000 266,120 583,880 5,666,667 1,774,133 3,892,533 708 Kitren 7,500 3,600,000 590,000 3,010,000 4,800,000 786,667 4,013,333 1000 Kitren 1,500 350,000 86,684 263,316 2,333,333 577,891 1,755,443 1004 Kitren 5,000 2,550,000 478,950 2,071,050 5,100,000 957,900 4,142,100 1005 Kitren 15,000 11,675,000 2,735,000 8,940,000 7,783,333 1,823,333 5,960,000 1006 Kitren 1,000 1,150,000 201,600 948,400 11,500,000 2,016,000 9,484,000 201 Tegalan 1500 800,000 223,750 576,250 5,333,333 1,491,667 3,841,667 220 Tegalan 2000 275,000 532,500 -257,500 1,375,000 2,662,500 -1,287,500 223 Tegalan 1500 1,400,000 518,500 881,500 9,333,333 3,456,667 5,876,667 230 Tegalan 2500 4,656,000 1,572,250 3,083,750 18,624,000 6,289,000 12,335,000 234 Tegalan 2000 14,000,000 4,645,000 9,355,000 70,000,000 23,225,000 46,775,000 304 Tegalan 2759 5,862,500 1,257,000 4,605,500 21,248,641 4,555,999 16,692,642 326 Tegalan 1400 1,525,000 1,345,000 180,000 10,892,857 9,607,143 1,285,714 334 Tegalan 1734 2,000,000 939,000 1,061,000 11,534,025 5,415,225 6,118,800 343 Tegalan 5800 1,022,500 1,837,000 -814,500 1,762,931 3,167,241 -1,404,310 378 Tegalan 600 275,000 1,285,500 -1,010,500 4,583,333 21,425,000 -16,841,667 404 Tegalan 6000 1,050,000 2,022,500 -972,500 1,750,000 3,370,833 -1,620,833 429 Tegalan 2500 1,875,000 1,194,500 680,500 7,500,000 4,778,000 2,722,000 Lampiran 7 lanjutan Kode respon den Tipe lahan Luas lahan m2 Pendapatan Rp Biaya Rp Margin Rp Pendapatan per ha Rp Biaya per ha Rp Margin per ha Rp 501 Tegalan 10000 1,850,000 2,634,000 -784,000 1,850,000 2,634,000 -784,000 505 Tegalan 5000 9,676,000 1,976,000 7,700,000 19,352,000 3,952,000 15,400,000 516 Tegalan 5250 3,534,000 4,323,700 -789,700 6,731,429 8,235,619 -1,504,190 603 Tegalan 5500 6,900,000 1,692,750 5,207,250 12,545,455 3,077,727 9,467,727 609 Tegalan 4100 3,350,000 1,915,000 1,435,000 8,170,732 4,670,732 3,500,000 621 Tegalan 1000 3,402,500 2,423,425 979,075 34,025,000 24,234,250 9,790,750 627 Tegalan 2770 2,450,000 3,306,000 -856,000 8,844,765 11,935,018 -3,090,253 635 Tegalan 500 1,343,500 2,167,000 -823,500 26,870,000 43,340,000 -16,470,000 703 Tegalan 1000 1,960,000 627,400 1,332,600 19,600,000 6,274,000 13,326,000 706 Tegalan 2500 1,298,000 2,264,500 -966,500 5,192,000 9,058,000 -3,866,000 708 Tegalan 15000 5,482,000 1,415,200 4,066,800 3,654,667 943,467 2,711,200 1,002 Tegalan 1000 1,881,000 3,955,000 -2,074,000 18,810,000 39,550,000 -20,740,000 1,004 Tegalan 2500 4,069,500 2,690,825 1,378,675 16,278,000 10,763,300 5,514,700 1,005 Tegalan 15000 17,275,000 5,212,750 12,062,250 11,516,667 3,475,167 8,041,500 1,006 Tegalan 2500 2,070,000 1,450,500 619,500 8,280,000 5,802,000 2,478,000 Lampiran 8 Ilustrasi transaksi pembelian dan penjualan kayu jati rakyat di Kabupaten Gunungkidul Jumlah pohon yang dibeli: 8 batang Harga beli total Rp: 975,000 Hasil penjualan kayu: Kelas diameter Volume m3 Harga lokal per m3 Rp Harga total Rp UGD 0 2,600,000 348,400 UD 1 1,600,000 1,140,800 UP 0 1,000,000 333,000 DL 500,000 177,500 Piton 350,000 21,000 Total 2 2,020,700 Biaya operasional pedagang: Jenis biaya Jumlah pemakaian Satuan Biaya Rp Surat izin tebang 1 lembar 20,000 SKSKB 1 lembar 230,000 Pekerja chainsaw 1 orang 40,000 Sewa chainsaw 1 unit 180,000 Pekerja angkut 7 orang 210,000 Langsir kayu 1 paket 100,000 Total 780,000 Marjin keuntungan: Harga beli kayu Rp 975,000 Biaya operasional Rp 780,000 Harga jual kayu Rp 2,020,700 Keuntungan Rp 265,700 Keuntungan dari modal 15 Biaya transasksi dokumen Rp 250,000 Biaya transaksi dokumen dari modal 14 Biaya transaksi dokumen biaya pemasaran 32 Lampiran 9 Analisa biaya manfaat usaha tanaman kayu jabon di Kabupaten Tanah Laut Beberapa asumsi: Faktor diskontoDiscounted rate 11 Harga pupuk rata-rata per kg Rp 2,000 Harga herbisida rata-rata per liter Rp 100,000 Upah buruh harianHOK Rp 50,000 Harga bibit jabon per batang Rp 500 Harga kayu jabon stumpage value per m3 Rp 125,000 Densiti pohon per hektar 500 Tingkat penyulaman bibit 5 Keterangan: Satuan biaya dalam Rupiah No. Deskripsi BiayaPenerimaan Tahun 1 2 3 10 A PEMBIAYAAN 1 Penyiapan lahan: 700,000 Biaya upah tenaga kerja: 200,000 Curahan tenaga kerja, meliputi penyemprotan dan pembersihan lahan HOK 4 Biaya bahan 500,000 Pemakaian pupuk kg Biaya bahan pupuk Pemaikaian herbisida, round up liter 5 Biaya herbisida 500,000 Biaya Peralatan 2 Penanaman: 862,500 Biaya upah tenaga kerja: 500,000 Curahan tenaga kerja meliputi penyiapan lubang tanam dan penanaman Rp 1000batang, dikonversi menjadi 10 HOK Rp 50,000 10 Pemakaian pupuk kg 50 Biaya bahan pupuk 100,000 Pemakaian bibit tanaman batang 525 Biaya bibit 262,500 3 Pemeliharaan: 1,150,000 1,150,000 1,150,000 Biaya upah tenaga kerja: 400,000 400,000 400,000 Curahan tenaga kerja meliputi penyemprotan, pembersihan lahan dan pemupukan, dilakukan 2 X per tahun sampai tahun ke 3, setelah itu hanya pembersihan lahan dan pemupukan setelah thinning umur 16 tahun HOK 8 8 8 Biaya bahan 750,000 750,000 750,000 Pemakaian pupuk kg 125 125 125 Biaya bahan pupuk 250,000 250,000 250,000 Lampiran 9 lanjutan No. Deskripsi BiayaPenerimaan Tahun 1 2 3 10 Pemakaian herbisida liter 5 5 5 Biaya herbisida 500,000 500,000 500,000 4 Pemanenan: Biaya upah tenaga kerja: Curahan tenaga kerja HOK Biaya Peralatan TOTAL BIAYA PRODUKSI 2,712,500 1,150,000 1,150,000 B PENDAPATAN Hasil penjualan kayu berdasarkan harga stumpage value 0 12,500,000 Produksi kayu 100 TOTAL PENDAPATAN 0 12,500,000 Nilai manfaat tahun berjalan 0 12,500,000 Nilai biaya tahun berjalan 2,712,500 1,150,000 1,150,000 Selisih manfaat-biaya tahun berjalan -2,712,500 -1,150,000 -1,150,000 12,500,000 Nilai manfaat tahun berjalan terdiskonto 4,402,306 Nilai biaya tahun berjalan terdiskonto 2,443,694 933,366 840,870 Selisih manfaat-biaya tahun berjalan terdiskonto -2,443,694 -933,366 -840,870 4,402,306 Nilai kini bersih NPV -2,443,694 -3,377,059 -4,217,930 184,376 Nilai manfaat terdiskonto kumulatif 4,402,306 Nilai biaya terdiskonto kumulatif 2,443,694 3,377,059 4,217,930 4,217,930 Rasio manfaatbiaya 0.00 0.00 0.00 1.04 Lampiran 10 Analisa biaya manfaat usaha tanaman karet di Desa Asam Jaya, Kabupaten Tanah Laut Beberapa asumsi: Faktor diskontoDiscounted rate 11 Harga pupuk rata-rata per kg Rp 2,000 Harga herbisida rata-rata per liter Rp 100,000 Upah buruh harianHOK Rp 50,000 Harga bibit karet per batang Rp 3,500 Harga getah karet per kg Rp 9,000 Harga kayu karet per m3 Rp 125,000 Densiti pohon per hektar 625 Tingkat penyulaman bibit 5 Keterangan: Satuan biaya dalam Rupiah No. Deskripsi BiayaPenerimaan Tahun 1 2 3 10 A PEMBIAYAAN 1 Penyiapan lahan: 1,450,000 500,000 Biaya upah tenaga kerja: 350,000 Curahan tenaga kerja HOK 7 Biaya bahan 600,000 Pemakaian pupuk kg Biaya bahan pupuk Pemaikaian herbisida liter 6 Biaya herbisida 600,000 Biaya Peralatan 500,000 500,000 2 Penanaman: 2,846,875 Biaya upah tenaga kerja: 450,000 Curahan tenaga kerja HOK 9 Biaya bahan 2,396,875 Pemakaian pupuk kg 50 Biaya bahan pupuk 100,000 Pemakaian bibit tanaman batang 656 Biaya bibit 2,296,875 3 Pemeliharaan: 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000 Biaya upah tenaga kerja: 1,400,000 1,400,000 1,400,000 1,400,000 Curahan tenaga kerja HOK 28 28 28 28 Biaya bahan 500,000 500,000 500,000 500,000 Pemakaian pupuk kg 100 100 100 100 Biaya bahan pupuk 200,000 200,000 200,000 200,000 Pemaikaian herbisida liter 4 4 4 4 Biaya herbisida 400,000 400,000 400,000 400,000 4 Pemanenan: 6,000,000 Biaya upah tenaga kerja: 6,000,000 Curahan tenaga kerja HOK 120 Biaya Peralatan TOTAL BIAYA PRODUKSI 6,796,875 2,500,000 2,500,000 9,000,000 Lampiran 10 lanjutan No. Deskripsi BiayaPenerimaan Tahun 1 2 3 10 B PENDAPATAN 1 Getah 43,200,000 Produksi getah kg 4,800 2 Kayu Produksi kayu m3 TOTAL PENDAPATAN 43,200,000 Nilai manfaat tahun berjalan 43,200,000 Nilai biaya tahun berjalan 6,796,875 2,500,000 2,500,000 9,000,000 Selisih manfaat-biaya tahun berjalan - 6,796,875 - 2,500,000 - 2,500,000 34,200,000 Nilai manfaat tahun berjalan terdiskonto 15,214,369 Nilai biaya tahun berjalan terdiskonto 6,123,311 2,029,056 1,827,978 3,169,660 Selisih manfaat-biaya tahun berjalan terdiskonto - 6,123,311 - 2,029,056 - 1,827,978 12,044,709 Nilai kini bersih NPV - 6,123,311 - 8,152,367 - 9,980,345 73,895,199 Nilai manfaat terdiskonto kumulatif 0 114,684,915 Nilai biaya terdiskonto kumulatif 6,123,311 8,152,367 9,980,345 40,789,716 Rasio manfaatbiaya 0.00 0.00 0.00 2.81 ABSTRACT DEDE ROHADI. Analysis of Farmer’s Perceptions and Strategies in Smallholder Timber Plantation Business Case studies of Smallholder Timber Plantations at Gunungkidul District, Special Province of Yogyakarta and Tanah Laut District, Province of South Kalimantan. Under direction of HARIADI KARTODIHARDJO, BRAMASTO NUGROHO and DUDUNG DARUSMAN. Smallholder timber plantations play strategic roles in forestry development in Indonesia, particularly on improving farmers’ livelihood at rural areas, supplying wood materials for forest industries and supporting forest rehabilitation program. The potential for developing smallholder timber plantations in Indonesia is huge, given the vast areas of critical land in Indonesia as well as high demand for wood. The facts however showed that the development of smallholder timber plantations in Indonesia only concentrates in Java. This dissertation aims to identify alternatives on policy intervention to support the development of smallholder timber plantations in Indonesia through better understanding on farmer’s perceptions and strategies on timber plantation practices. The study was conducted through case studies of smallholder timber plantations at Gunungkidul district, the province of Yogyakarta and Tanah Laut district, the province of South Kalimantan. Data was collected through household surveys, interviews with key informants, focus group discussions, inventory of smallholder timber plantation plots, and by collecting secondary publication materials at the two case study sites. The results showed that timber plantations play major roles as household saving accounts and as farmers’ safety net. Farmer’s investment of timber plantations management depends on the relative benefits of timber plantations as compared to other farming options. Access to markets and timber selling price are the main driving factors for farmers to invest more on their timber plantations. The availability of land area ownership and production-input capital are also important factors. Governments need to develop policies that strengthen farmers access to timber markets, such as through institutional strengthening of farmer groups on timber marketing collective action, developing micro credit facilities for farmers and simplifying timber transport document regulations. Governments are also advised to strengthen farmers’ capacity on timber value-added activities and building business partnership with timber industries. Keywords: smallholder timber plantations, institution analyses, policy intervention, Gunungkidul, Tanah Laut.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kayu rakyat smallholder timber plantations secara umum dapat diartikan sebagai tanaman kayu yang ditanam dalam bentuk kebun atau sistem agroforestry, yang dibangun dan atau dikelola oleh rakyat, baik secara individu maupun berkelompok dan terutama bertujuan untuk memproduksi kayu. Tanaman kayu rakyat di dalam pengertian ini khususnya mencakup Hutan Rakyat atau Hutan Hak menurut Undang-undang UU No. 41 Tahun 1999 dan Peraturan Menteri Kehutanan Permenhut No 3 Tahun 2004; Hutan Tanaman Rakyat HTR menurut batasan Peraturan Pemerintah PP No. 6 Tahun 2007 atau Permenhut No. 23 Tahun 2007; Hutan Kemasyarakatan HKm menurut Permenhut No. P.37Menhut-II2007.serta bentuk-bentuk tanaman kayu lainnya yang menempatkan rakyat di tingkat pedesaan sebagai pelaku utama di dalam kegiatan penanaman dan atau pengelolaannya. Tanaman kayu rakyat dapat dibedakan dengan Hutan Tanaman Industri HTI terutama dari aspek pengelolanya dan skala operasionalnya. Dibandingkan dengan HTI, tanaman kayu rakyat dikelola oleh masyarakat pada tingkat rumah tangga dengan skala luasan yang relatif kecil. Tanaman kayu rakyat di Indonesia memiliki peran yang sangat penting di dalam pembangunan kehutanan. Tanaman kayu rakyat berperan sebagai sarana pelaksanaan program rehabilitasi hutan dan lahan, pemasok bahan baku kayu bagi industri perkayuan dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya yang tinggal di wilayah pedesaan. Walaupun belum banyak data yang tersedia tentang potensi kayu dari areal tanaman kayu rakyat, hasil sensus tahun 2003 mencatat bahwa potensi produksi kayu yang berasal dari areal hutan rakyat di Indonesia adalah sekitar 68.5 juta pohon atau setara dengan 14 juta 1 m 3 , sementara jumlah cadangan tegakan mencapai lebih dari 226 juta pohon atau setara dengan 45 juta m 3 Pusat Inventarisasi dan Statistik Kehutanan 2004. Angka-angka tersebut hanya memperhitungkan tujuh jenis tanaman hutan rakyat yang paling dominan ditanam oleh masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, namun belum mencakup berbagai jenis lainnya yang lebih spesifik ditanam di wilayah-wilayah 1 Dengan asumsi bahwa 1 m 3 setara dengan 5 pohon yang siap tebang. tertentu di Indonesia. Potensi tersebut relatif sangat besar apabila bila dibandingkan dengan kemampuan pasokan kayu berdasarkan Jatah Penebangan Tahunan JPT nasional tahun 2009, yang hanya mencapai 9.1 juta m 3 SK. Dirjen BPK No SK.432VI-BPHA2008. Mengingat peranannya yang cukup nyata dalam pembangunan kehutanan, berbagai dukungan kebijakan telah dilakukan pemerintah dalam upaya pengembangan tanaman kayu rakyat di Indonesia. Kebijakan-kebijakan tersebut bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat luas di dalam upaya penanaman kayu. Diawali dengan Instruksi Presiden INPRES No. 8 pada tahun 1976, kegiatan tanaman kayu rakyat telah digalakkan di Indonesia melalui program penghijauan dan reboisasi. Pada tahun 2003 pemerintah bahkan telah menjadikan “perhutanan sosial” social forestry sebagai payung dalam pembangunan kehutanan Rusli 2003 yang pada intinya menempatkan masyarakat sebagai elemen penting di dalam pengelolaan hutan, termasuk dalam kegiatan penanaman kayu. Setelah itu berbagai program pemerintah diluncurkan, seperti Program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan GNRHL dan kemudian menjadi GERHAN, Hutan Kemasyarakatan HKm, Hutan Tanaman Rakyat HTR, hutan desa dan baru-baru ini program One Man One Tree OMOT dan One Billion Indonesian Trees OBIT. Namun demikian, fakta menunjukkan bahwa luas total areal tanaman kayu rakyat di Indonesia dewasa ini baru mencapai sekitar 3.7 juta ha yang sebagian besar berupa hutan rakyat 3.5 juta ha dan sisanya merupakan gabungan dari HKm, hutan desa dan HTR Pusat Humas Kemenhut 2011. Dari jumlah tersebut, sebagian besar tanaman berupa hutan rakyat yang terkonsentrasi di Jawa, di mana ketersediaan lahan sangat terbatas. Sementara itu areal lahan kritis di Indonesia yang berpotensi untuk pengembangan tanaman kayu rakyat kini telah mencapai sekitar 42 juta ha Hindra 2006. Nampaknya berbagai dukungan kebijakan yang telah dilakukan pemerintah masih belum cukup efektif untuk meningkatkan motivasi masyarakat luas di dalam usaha penanaman kayu rakyat. Oleh karena itu berbagai upaya masih perlu dilakukan agar kebijakan-kebijakan yang diterapkan lebih tepat sasaran dalam memotivasi masyarakat luas di dalam usaha penanaman kayu.

1.2. Perumusan Masalah

Pengalaman di berbagai belahan dunia menunjukkan banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan tanaman kayu rakyat. Zhang dan Owiredu 2007 melaporkan bahwa harga jual kayu merupakan faktor pendorong bagi perkembangan tanaman kayu rakyat di Ghana. Permintaan yang tinggi atas kayu serta keterbatasan pasokan kayu dari areal hutan alam telah mendorong perkembangan hutan tanaman, termasuk tanaman kayu jati rakyat di Laos Midgley et al. 2007. Demikian pula di Filipina, perkembangan tanaman kayu rakyat dipicu oleh permintaan atas kayu yang meningkat serta harga kayu yang menguntungkan Bertomeu 2006. Intensitas kebijakan pemerintah yang tinggi, khususnya yang mendukung perkembangan hutan tanaman memiliki korelasi yang kuat dengan pertumbuhan hutan tanaman pada skala global Rudel 2009. Manfaat ekonomis usaha tanaman kayu rakyat dilaporkan secara kontradiktif oleh berbagai penulis. Pada kasus di Costa Rica, Kishor dan Constantino 1993 melaporkan bahwa usaha tanaman kayu rakyat lebih menguntungkan dibandingkan dengan usaha tanaman pertanian lainnya, apabila tingkat suku bunga cukup rendah Akan tetapi beberapa kasus yang lain menunjukkan hasil yang sebaliknya van Bodegom et al. 2008. Bahkan di negara maju seperti Jepang, agar usaha tanaman kayu rakyat cukup menarik petani, kadang-kadang subsidi pemerintah masih diperlukan Ota 2001. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa usaha tanaman kayu rakyat hanya memberikan keuntungan finansial yang marjinal Race et al. 2009, sementara Siregar et al. 2007 melaporkan kasus tanaman sengon di Kediri yang ditanam dengan berbagai pilihan tanaman pertanian memberikan keuntungan pada tingkat suku bunga yang cukup tinggi 17.53. Usaha tanaman kayu rakyat pada umumya berperan hanya sebagai usaha sampingan para petani dan belum menjadi sumber pendapatan utama Darusman dan Hardjanto 2006; Lubis 2010; Sitanggang 2009. Beberapa hal masih menjadi hambatan dalam upaya pengembangan tanamanan kayu rakyat, seperti masa tunggu yang lama, keengganan para petani untuk melakukan penjarangan tegakan dan keterbatasan akses mereka terhadap bibit tanaman yang berkualitas Midgley et al. 2007. Kebijakan pemerintah yang kurang kondusif, seperti penetapan pajak eksploitasi kayu yang terlalu rendah dapat menyebabkan usaha tanaman kayu rakyat kurang kompetitif dengan harga kayu dari hutan alam Herbohn 2001. Di Kanada, dimana sebagian besar sumber daya hutan dikuasai negara dan perusahaan besar, kebijakan-kebijakan atas tanaman kayu sering lebih berpihak kepada perusahaan-perusahaan besar tersebut dan menyediakan sedikit ruang bagi tanaman kayu rakyat untuk berkembang Mitchell-Banks 2001. Berdasarkan uraian di atas, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana sistem usaha tanaman kayu rakyat berlangsung. Mempertimbangkan bahwa petani kayu merupakan aktor utama di dalam usaha tanaman kayu rakyat tersebut, maka diperlukan pemahaman yang lebih baik terhadap proses pengambilan keputusan oleh petani di dalam usaha tanaman kayu rakyat. Pemahaman tersebut akan sangat bermanfaat dalam perumusan kebijakan yang lebih tepat untuk mendorong perkembangan tanaman kayu rakyat di Indonesia. Armstrong di dalam Clement 2007 menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh persepsi pembuat keputusan tersebut. Persepsi biasanya sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan karena persepsi didasarkan atas informasi yang diperoleh langsung dari subyek yang diamati, dan lebih kuat pengaruhnya daripada informasi yang disampaikan secara tidak langsung oleh pihak lain. Persepsi, menurut kamus bahasa http:kamusbahasaindonesia.orgpersepsi ixzz1j QA00R3g, diakses tanggal 14 Januari 2012; http:dictionary.reference.com browse perception, diakses tanggal 12 Januari 2012 dapat diartikan sebagai perolehan pengetahuan melalui indra atau pikiran. Persepsi dibedakan dengan sekedar “tahu” atau “awareness”. Persepsi mengandung pengertian bahwa informasi yang diketahui mempunyai relevansi dengan kebutuhan subyeknya sehingga memberi pengaruh kepada perilaku subyek. Perilaku petani akan berubah apabila awareness dan persepsi berkaitan atau berasosiasi Oladele dan Fawole 2007. Blaikie dalam Clement 2007 menyatakan bahwa persepsi terhadap suatu realitas biofisik tergantung kepada representasi bentuk sosial yang terbentuk dari beberapa tahap. Yang pertama adalah bahwa persepsi berubah melalui pengalaman dan yang kedua melalui proses interpretasi atas fakta-fakta ilmiah. Dalam konteks fakta ilmiah tersebut, Searle dalam Clement 2007 menegaskan perlunya membedakan antara fakta-fakta alamiah brute facts dan fakta-fakta kelembagaan institutional facts. Fakta alamiah relatif bersifat netral karena merupakan penjelasan atau deskripsi dasar atas suatu realitas biofisik, sedangkan fakta kelembagaan sarat dengan nilai dimana nilai-nilai tersebut tidak harus sama di antara kelompok-kelompok sosial yang berinteraksi. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pemahaman atas persepsi petani di dalam usaha tanaman kayu perlu dilakukan melalui pengumpulan informasi atas pandangan petani terhadap usaha tersebut, serta dengan menganalisa fakta- fakta alamiah dan kelembagaan yang dapat menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh petani. Selanjutnya, melalui pengamatan atas fakta-fakta di lapangan, penelitian ini mencoba memahami strategi petani di dalam menjalankan usaha tanaman kayu rakyat tersebut pada kondisi realitas kehidupan yang mereka hadapi. Hasil analisa atas persepsi dan strategi petani tersebut selanjutnya digunakan untuk mencari pilihan intervensi kebijakan yang lebih efektif untuk mendorong investasi masyarakat di dalam usaha penanaman kayu rakyat.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi dan menganalisa persepsi dan strategi petani di dalam usaha tanaman kayu rakyat dalam rangka penentuan pilihan-pilihan kebijakan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja pengusahaan tanaman kayu rakyat di Indonesia. Pertanyaan pokok penelitian yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: a. Bagaimanakah persepsi petani terhadap usaha tanaman kayu rakyat dan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi persepsi petani tersebut? b. Bagaimanakan strategi petani di dalam menjalankan usaha tanaman kayu rakyat tersebut pada kondisi realitas kehidupam yang mereka alami? c. Apakah kendala-kendala yang dihadapi oleh para petani dan peluang-peluang yang tersedia bagi mereka untuk meningkatkan manfaat tanaman kayu rakyat bagi mereka? d. Apakah pilihan-pilihan intervensi kebijakan yang dapat dilakukan untuk mendorong upaya peningkatan kinerja pengusahaan tanaman kayu rakyat di Indonesia?

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Tanaman kayu rakyat yang dikaji di dalam penelitian ini difokuskan pada hutan rakyat pada lahan-lahan milik petani. Beberapa informasi yang berkaitan dengan bentuk tanaman kayu rakyat lainnya, seperti HKm dan HTR digunakan sebagai pelengkap bahan kajian. Analisa didalam penelitian didasarkan atas kasus-kasus pengusahaan tanaman kayu rakyat yang terdapat di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Analisa atas persepsi dan strategi di dalam pengusahaan tanaman kayu rakyat difokuskan kepada para petani sebagai aktor utama di dalam usaha ini. Persepsi dari para aktor lainnya yang terlibat di dalam sistem ini digunakan dalam konteks untuk menjelaskan persepsi dan strategi petani tersebut. Analisa terhadap persepsi didasarkan atas respon langsung para petani responden atas pertanyaan yang disampaikan melalui wawancara dan atau survey rumah tangga serta dengan mengamati perilaku mereka di dalam tatacara pengusahaan tanaman kayu rakyat.

1.5. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan stakeholders di dalam sistem pengusahaan tanaman kayu rakyat, terutama kepada: a. Para pengambil keputusan, khususnya para pengambil kebijakan di tingkat pusat dan kabupaten: Penelitian ini menyajikan informasi yang menjelaskan bagaimana persepsi petani atas usaha tanaman kayu rakyat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal mereka serta mempengaruhi strategi petani di dalam menjalankan usaha tanaman kayu rakyat tersebut. Informasi tersebut sangat berguna sebagai bahan pertimbangan untuk merumuskan intervensi kebijakan yang lebih adaptif dengan pola pikir para petani sebagai aktor utama di dalam usaha tanaman kayu rakyat. b. Kaum akademisi: Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan di dalam penelitian bidang ilmu-ilmu sosial, khususnya bagi penelitian yang akan mendalami perilaku petani di dalam usaha penanaman kayu sebagai respon atas kondisi lingkungan dan berbagai pengaruh lainnya. c. Agen-agen pembangunan: Hasil penelitian ini memberikan informasi dan pembelajaran dari studi kasus sistem usaha tanaman kayu rakyat di Jawa dan luar Jawa, khusunya tentang hambatan yang dihadapi dan peluang intervensi yang tersedia dalam rangka pengembangan usaha tanaman kayu rakyat tersebut. d. Masyarakat, khususnya para petani penanam kayu rakyat: Penelitian memberikan manfaat secara tidak langsung kepada masyarakat melalui adopsi hasil-hasil penelitian oleh para pengambil kebijakan di dalam merumuskan kebijakan yang baru yang lebih kondusif bagi pengembangan usaha tanaman kayu rakyat. e. Para pengusaha atau penanam modal, khususnya perusahaan-perusahaan kehutanan: Penelitian ini memberikan informasi dan pembelajaran tentang potensi dan cara-cara untuk menjalin kemitraan yang berkesinambungan dengan para kelompok petani tanaman kayu rakyat.

1. 6. Kebaruan

Kebaruan yang dihasilkan dari penelitian ini terletak pada penggunaan kerangka analisa kelembagaan untuk memahami hubungan sebab akibat antara strategi petani di dalam sistem pengusahaan tanaman kayu rakyat dengan persepsi petani atas usaha tersebut serta faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi persepsi dan strategi petani tersebut. Pada tataran operasional, penelitian ini juga menghasilkan beberapa pilihan intervensi kebijakan yang dapat dipertimbangkan di dalam upaya pengembangan usaha tanaman kayu rakyat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kayu Rakyat pada Skala Global

Pada skala global, tanaman kayu rakyat dijumpai dalam beragam tipe, baik dalam konteks peristilahan, kepemilikan, luasan, tujuan serta tatacara pengelolaannya Harrison et al. 2002. Di Amerika Serikat, istilah yang paling sering digunakan adalah Non Industrial Private Forest NIPF dan pada umumnya diartikan sebagai kawasan hutan yang dimiliki oleh petani, perseorangan atau perusahaan yang tidak memiliki pabrik pengolahan kayu. Terdapat berbagai istilah lain yang biasa digunakan namun dengan frekuensi yang lebih jarang. Luas total areal NIPF mencakup hampir 60 dari keseluruhan tanaman kayu di Amerika Serikat dan memasok sekitar 50 dari produksi kayu nasional mereka. Areal NIPF dimiliki oleh sekitar 7 juta perorangan dimana sekitar 600,000 pemilik mengelola areal lebih dari 40 ha Harrison et al. 2002. Zhang et al. 2009 melaporkan bahwa perkembangan tanaman kayu rakyat di Amerika Serikat pada akhir-akhir ini cenderung meningkat. Dengan luas total areal hutan sekitar 248 juta ha, sekitar 23 atau 157 juta ha kini dimiliki secara pribadi. Sekitar 23 dari areal hutan milik tersebut kini dikelola oleh lebih dari 10 juta individu keluarga. Eropa, dengan luas total areal hutan sekitar 215 juta ha atau sekitar 30 dari luas total lahan tidak termasuk bekas negara-negara yang tergabung dalam Uni Sovyet Socialist RepublicUSSR, areal hutannya terkonsentrasi di negara-negara Eropa Utara Nordic countries, daerah Balkan Baltic countries dan di beberapa bagian di Eropa Tengah. Swedia dan Finlandia, yang termasuk ke dalam Nordic countries, memiliki lebih dari 50 juta ha areal hutan Hyttinen 2001. Di negara- negara Eropa Utara Finlandia, Swedia dan Norwegia telah lama dikenal istilah ”Family Forestry”. Individu masyarakat mengelola hutan disamping aktivitas ekonomi lainnya seperti usaha tani dan kegiatan non usaha tani. Di negara-negara ini hutan yang dimiliki individu masyarakat mencakup sekitar 60-70 dari luas hutan total. Di Finlandia sendiri terdapat lebih dari 600,000 pemilik hutan yang menguasai 62 dari total luas hutan Harrison et al. 2002. Luas kepemilikan lahan hutan adalah antara 25 – 40 ha per keluarga Harrison et al. 2002, namun cukup banyak individu keluarga 36 di Swedia dan 14 di Finlandia yang mengelola hutan dengan luas lebih dari 50 ha Hyttinen 2001. Inggris dan Belanda termasuk negara-negara yang hanya sedikit memiliki sumber daya hutan. Di Inggris, luas total areal hutan hanya sekitar 2.5 juta ha Harrison et al. 2002, sementara di Belanda luas kepemilikan hutan hanya sekitar 0.2 ha per keluarga Hyttinen 2001. Sekalipun luas hutannya tergolong kecil, istilah “farm woodlands”, “farm forest” dan “privately owned forests” sudah lama digunakan di Inggris. Di negara ini, sekitar 23 dari areal hutannya dimiliki oleh individu atau perusahaan Harrison et al. 2002. Di Perancis dan Belgia, lebih dari 90 kepemilikan mempunya luas kurang dari 5 ha. Di negara-negara yang berbahasa Jerman Jerman, Austria dan Swiss luas kepemilikan hutan bervariasi, dimana sebagian besar 36 kurang dari 5 ha, namun sekitar 29 pemilik mengelola lebih dari 1,000 ha Hyttinen 2001. Di Eropa bagian timur, sebagian besar areal hutan dimiliki publik, walaupun proses privatisasi kini sedang terjadi, khususnya di negara-negara bekas pemerintahan sosialis atau USSR. Pada sebagian besar negara, kepemilikan hutan dipegang oleh sejumlah besar individu dengan unit pengelolaan yang relatif kecil. Saat ini luas hutan milik di beberapa negara Eropa Timur masih sangat bervariasi, sebagai contoh di Rumania dan Republik Czechnya, areal hutan yang dimiliki secara pribadi masing-masing adalah 6 dan hampir 60. Secara umum, kepemilikan lahan hutan secara individu berkisar antara 2-3 ha per keluarga. Dengan proses privatisasi yang sekarang sedang terjadi, diperkirakan sekitar 35- 40 dari seluruh areal hutan akan dimiliki secara pribadi Harrison et al. 2002. Pada umumnya di negara-negara Eropa, para pemilik hutan telah terorganisasi dengan baik dalam bentuk berbagai asosiasi yang mengedepankan praktek-praktek pengelolaan hutan secara lestari. Organisasi-organisasi tersebut berperan sebagai sarana penghubung di antara pemilik hutan dan menjadi perwakilan mereka di dalam proses penentuan kebijakan, termasuk memberikan pelayanan dalam pemasaran hasil kayunya dan praktek-praktek silvikultur dalam pengelolaan hutan. Pada tingkat wilayah Eropa, salah satu asosiasi yang menjadi payung berbagai organisasi pada tingkat nasional tesebut dikenal sebagai The Confederation of European Forest Owners CEPF Hyttinen 2001. Di Jepang, hutan rakyat sudah mempunyai sejarah panjang sejak lebih dari tiga abad yang lalu. Dengan luas total areal hutan sebesar 2.51 juta ha atau sekitar 66.5 dari luas total wilayah daratan, seluas 14.6 juta ha merupakan hutan milik yang dikelola oleh individu keluarga, perusahaan atau kelompok masyarakat. Terdapat sekitar 2.5 juta individu keluarga pemilik hutan yang sebagian besar 60 mengelola hutan dengan luasan kurang dari 1 ha. Selebihnya mengelola areal hutan dengan luasan antara 1 – 5 ha per keluarga. Perusahaan dan kelompok masyarakat mengelola areal hutan dengan luasan yang juga relatif kecil, yaitu masing-masing sekitar 34.6 dan 19.3 ha. Hutan tanaman rakyat di Jepang didominasi oleh dua jenis kayu, yaitu Sugi Cryptomeria japonica dan Hinoki Chamaecyparis obtusa Ota 2001. Jepang merupakan negara pengimpor kayu yang sangat besar dimana selama kurun waktu tahun 1990an jumlah kayu yang diimpor sekitar 3 sampai 4 kali produksi kayu domestik. Usaha tanaman kayu rakyat kurang dapat bersaing dengan harga kayu impor yang relatif lebih murah, sehingga banyak areal hutan tanaman yang diterlantarkan karena alasan ketidak-layakan ekonomi. Keberadaan hutan milik di Jepang dapat bertahan karena subsidi pemerintah, antara lain melalui bantuan sampai 68 atas biaya pengadaan tanaman hutan dan penjarangan komersil pertama. Bantuan juga diberikan setiap tahun dalam bentuk biaya pemeliharaan jalan dan sumbangan mesin-mesin bagi pembangunan pedesaan. Peluang di masa depan untuk mempertahankan keberadan tanaman kayu rakyat di Jepang adalah dengan kebijakan pemerintah yang akan mendukung fungsi hutan sebagai penghasil jasa lingkungan serta dengan program sertifikasi hutan rakyat untuk memperoleh harga kayu yang tinggi premium price di pasar internasional Ota 2001. Di Australia. hutan milik dapat dibagi menjadi tiga kategori besar, yaitu hutan tanaman industri berskala besar, hutan tanaman skala kecil dan tanaman untuk konservasi. Sesuai dengan namanya, hutan tanaman industri bertujuan untuk produksi kayu dan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar atau melalui program kemitraan antara masyarakat dengan perusahaan atau pemerintah. Tanaman konservasi pada umumnya dilakukan di areal-areal yang memiliki sensitifitas lingkungan yang tinggi, seperti sepanjang aliran sungai. Tanaman konservasi terutama bertujuan untuk mencegah erosi sepanjang aliran sungai dan mencegah peningkatan permukaan air tanah water tables yang menyebabkan salinitas tinggi. Upaya penanaman untuk konservasi ini khususnya didukung oleh program pemerintah yang disebut “landcare” Herbohn 2001. Hutan tanaman skala kecil lebih umum disebut sebagai “farm forestry” yang mencakup kebun kayu woodlots, tanaman pelindung angin windbreaks, tanaman penaung shelterbelts, agroforestry atau tanaman sekat terasering slope break plantings. Kadang-kadang isitlah farm forestry juga diterapkan pada tanaman kayu hasil program kemitraan antara individu masyarakat dengan perusahaan hutan tanaman industri. Di luar program kemitraan tersebut, diperkirakan luas areal hutan tanaman skala kecil di Australia mencapai sekitar 76, 250 ha yang terkonsentrasi di negara-negara bagian Victoria, New South Wales, Western Australia dan Tasmania. Di India, terdapat berbagai istilah untuk menggambarkan tanaman kayu rakyat. Hobley 1996 menggolongkannya ke dalam lima kelompok, yaitu Social Forestry, Farm Forestry, Community Forestry, Joint Forest Management JFM dan Rural Development Forestry RDF. Social Forestry dalam konteks ini didefinisikan sebagai hutan tanaman yang pembangunannya disponsori oleh pemerintah Departemen Kehutanan pada areal-areal lahan tidur seperti lahan- lahan untuk penggembalaan ternak masyarakat, lahan-lahan milik negara, pinggiran jalan dan sungai. Social Forestry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970 an dan pembangunannya dilakukan dengan berbagai tingkatan keterlibatan masyarakat. Farm Forestry adalah hutan tanaman yang dibangun oleh masyarakat pada lahan-lahan milik dengan subsidi bibit dari pemerintah, baik secara cuma- cuma atau dengan harga yang rendah. Community Forestry mempunyai pengertian yang luas, mencakup sistem pengelolaan hutan oleh masyarakat adat atau hutan tanaman yang dibangun melalui program pemerintah dengan partisipasi masyarakat. Joint Forest Management sering digolongkan juga ke dalam kelompok ini. Joint Forest Management adalah sistem pengelolaan hutan bersama antara masyarakat dengan pemerintah dengan model pembagian hasil, tanggung jawab, pengawasan dan pengambilan keputusan dan diikat dalam bentuk kontrak. Rural Development Forestry adalah hutan yang dibangun dengan dukungan pemerintah, namun model pengelolaan tanaman dan pengembilan keputusan dalam pengelolaan terutama dilakukan oleh pengguna tanaman, baik secara individu maupun kelompok. Menurut Harrison et al. 2002 unit pengelolaan tanaman kayu rakyat di India relatif kecil, yaitu sekitar 0.1 ha. Kadang-kadang tanaman kayu hanya ditanam sepanjang batas pagar atau pinggiran sungai atau saluran air. Di Filipina, tanaman kayu rakyat diawali dengan program pemerintah dalam rehabilitasi hutan oleh Biro Pengelolaan Hutan Filipina Forest Management Bureau of the Department of Environment and Natural Resources. Pada mulanya program ini terkonsentrasi kepada tanaman hutan industri, namun belakangan lebih mengarah kepada pengembangan hutan kemasyarakatan. Istilah yang sering digunakan adalah “Community Based Forest Managament CBFM” dan lebih umum lagi adalah “Community Based Resource Management CBRM”. Program ini biasanya diterapkan dalam bentuk penanaman kayu pada lahan-lahan komunal atau lahan-lahan milik masyarakat untuk tujuan produksi, konservasi lahan atau kombinasinya. Penanaman pada lahan-lahan milik masyarakat farm forestry umumnya dalam bentuk agroforestry Harrison et al. 2002. Keragaman dalam bentuk dan model pengelolaan tanaman kayu rakyat akan bertambah apabila memperhatikan di berbagai belahan dunia lainnya seperti di Cina dan Afrika. Namun demikian, dari paparan seperti dijelaskan di atas terdapat gambaran umum tentang bentuk-bentuk dan model pengelolaan tanaman kayu rakyat pada skala global. Tabel 1 di bawah ini merangkum berbagai tipologi pengelolaan tanaman kayu rakyat tersebut. Penelusuran literatur tentang berbagai model tanaman kayu rakyat di berbagai belahan dunia seperti dipaparkan di atas, serta rangkumannya yang disajikan pada Tabel 1 memberikan gambaran bahwa model tanaman kayu rakyat sangat bervariasi di beberapa tempat. Nampaknya akan sulit untuk menarik model yang bersifat umum dan kecocokan model untuk pengembangannya harus lebih banyak disesuaikan dengan konteks lokal. Di negara-negara maju, hutan atau tanaman kayu rakyat cenderung telah dikelola oleh individu masyarakat yang mandiri. Pengelolaan tanaman kayu rakyat sudah lebih berorientasi bisnis. Organisasi pemilik hutan sudah berjalan lebih baik dan memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kebijakan pemerintahnya yang berkaitan dengan hutan. Namun demikian, dukungan pemerintah dalam bentuk subsidi kadang-kadang masih diperlukan, seperti yang diperlihatkan oleh kasus di Jepang. Kasus di Australia menunjukkan bahwa insentif yang cukup perlu tersedia di dalam usaha tanaman kayu apabila ingin usaha ini menarik bagi masyarakat luas. Tabel 1 Tipologi tanaman kayu rakyat pada berbagai tempat di dunia 2 No. Negara Wilayah Terminologi tanaman kayu rakyat Kepemilikan Ukuran unit pengelolaan Tujuan pengelolaan 1 USA  NIPF;  Farm Forestry;  Family Forestry;  Private Forestry;  Private Forest Landholders PFL.  Perorangan  Perusahaan  Mulai beberapa hektar sampai mencapai 1,000 ha.  Pada umumnya kurang dari 40 ha. Terutama untuk memproduksi kayu. 2 Eropa  Non-Industrial Forestry;  Privately Owned Forest;  Family Forest;  Small-scale Farm Forest;  Farm Woodland;  Farm Forest.  Perorangan  Marga Bervariasi di antara negara- negara Eropa:  Nordic countries: 25 - 40 ha;  Western countries: 5 ha per pemilik, seperti di Perancis dan Belgia Hyttinen 2001 sampai lebih dari 1,000 ha, seperti di Jerman.  Di negara- negara bagian tengah dan timur: sekitar 2-3 ha.  Produksi kayu  Jasa lingkungan seperti untuk wisata alam. 3 Jepang Family Owned Forest  Perorangan  Keluarga  Pada umumnya kurang dari 5 ha.  Rataan kepemilikan lahan adalah 2.7 ha.  Produksi kayu  Jasa lingkungan 2 Terkecuali disebutkan secara khusus, informasi di dalam tabel disitir dari Harrison et al. 2002.