Ratio Kelamin Jantan dan Betina Nyamuk

45 menjadi 55,38 25 µgml; 66,86 100 µgml; 47,77 150 µgml; 54,98 200 µgml dan 33,46 250 µgml.

4.8 Ratio Kelamin Jantan dan Betina Nyamuk

Ae. aegypti Persentase kemunculan jantan dan betina tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antara kontrol dan KL 0, juga antara KL 25 , KL 50 , KL 75 dan KL 90 P0,05. Perbedaan ratio kelamin jantan dan betina yang nyata terdapat antara KL 25 , KL 50 , KL 75 , KL 90 bila dibandingkan dengan kontrol P0,05. Tabel 11. Rata-rata persentase ratio kelamin nyamuk Ae. aegypti setelah terpapar temefos Keterangan : huruf superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan pada taraf 5. 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 - Kontrol KL KL 25 KL 50 KL 75 KL 90 Jantan Betina Gambar 26. Rata-rata persentase kelamin jantan dan betina nyamuk Ae. aegypti setelah terpapar temefos Konsentrasi Perbandingan nisbah kelamin Jantan Betina Kontrol KL KL 25 KL 50 KL 75 KL 90 a 56,83 a 57,81 b 52,38 b 60,06 b 70,70 b 82,73 a 43,17 a 42,19 b 47,62 b 39,94 b 29,30 b 17,27 46 Setiap organisme memiliki kemampuan untuk tetap mempertahankan hidup dan keturunannya walaupun hidup pada lingkungan yang tidak optimal dibawah cekaman insektisida Schneider et al. 2011. Hal ini terlihat dari semakin tinggi konsentrasi temefos yang digunakan maka cenderung semakin rendah persentase kemampuan eklosi nyamuk Ae. aegypti. Saling keterkaitan antar komponen dalam kelangsungan hidup nyamuk Ae. aegypti, mengakibatkan bila satu komponen terganggu maka mempengaruhi komponen yang lain. Penurunan persentase eklosi nyamuk Ae. aegypti akibat cekaman temefos menyebabkan terjadinya perubahan ratio kelamin jantan dan betina bila dibandingkan dengan normal. Secara normal eklosi pupa menjadi dewasa pada awalnya didominasi oleh jenis kelamin jantan, hal ini menunjukkan bahwa lebih mudah bagi nyamuk menghasilkan jenis kelamin jantan dibandingkan betina Christophers, 1960. Terbukti dari penelitian ini bahwa nyamuk yang semakin lemah karena paparan temefos lebih banyak menghasilkan jenis kelamin jantan untuk generasi selanjutnya. Hasil penelitian menunjukkan efek temefos menyebabkan perubahan ratio jenis kelamin jantan dibandingkan dengan betina dari 56,83 : 43,17 kontrol menjadi 82,73 : 17,27 KL 90 . Gunandini 2002 menyatakan bahwa nyamuk Ae. aegypti yang diseleksi oleh malation merubah komposisi ratio jenis kelamin antara jantan dan betina. Ratio jenis kelamin yang semula jantan dan betina yang semula 46 : 54 F menjadi sebaliknya 54 : 46 F 20 .

4.9. Pembahasan Umum