Performa Ayam Kampung yang Diberi Campuran Pakan Berupa Dedak Padi dan Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz

PERFORMA AYAM KAMPUNG YANG DIBERI CAMPURAN
PAKAN BERUPA DEDAK PADI DAN DAUN SINGKONG
(Manihot esculenta Crantz)

ANUGRAH CIPTA ROMADHONI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

ABSTRAK
ANUGRAH CIPTA ROMADHONI. Performa Ayam Kampung yang Diberi
Campuran Pakan Berupa Dedak Padi dan Daun Singkong (Manihot esculenta
Crantz). Dibimbing oleh SRI DARWATI dan RUDI AFNAN.
Ayam kampung merupakan ternak yang banyak dibudidayakan di kalangan
masyarakat menengah ke bawah di Indonesia secara semi intensif dan ekstensif.
Ayam kampung memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan ayam ras.
Ayam kampung yang berumur 4 minggu memiliki bobot badan 0.20 kg sedangkan
ayam ras memiliki bobot badan 1.2 kg. Ayam kampung mampu mencerna serat

kasar lebih dari 5% dari kandungan zat nutrisi pakan. Tanaman padi dan
singkong banyak tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sehingga sisa
pengolahannya dapat dimanfaatkan sebagai pakan. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui performa ayam kampung yang diberi campuran pakan berupa dedak
padi dan daun singkong. Dedak padi dan daun singkong yang telah dikeringkan
diaduk dan diberi air hangat sebelum diberikan pada ayam. Pakan perlakuan
diberikan pada ayam berumur 5-12 minggu (P2) dan 8-12 minggu (P3) dalam
bentuk pasta. Kontrol yang digunakan (P1) diberikan pakan komersial pada umur
0-12 minggu. Hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata dari 3 perlakuan
terhadap bobot badan pada umur 12 minggu. Ayam P1 memiliki bobot badan
tertinggi dengan konversi pakan terendah. Bobot badan terendah dihasilkan oleh
P2 dengan konversi pakan tertinggi. Ayam P3 memiliki bobot badan dan
konversi pakan di antara P1 dan P2. Mortalitas tertinggi (13.33%) terjadi pada P2
selama pemeliharaan 12 minggu. Pakan berupa campuran dedak padi dan daun
singkong baik diberikan pada ayam kampung mulai umur 8 minggu untuk
mengganti pakan komersial pada periode pemeliharaan 0-12 minggu.
Kata kunci: ayam kampung, daun singkong, dedak padi, performa ayam kampung

ABSTRACT
ANUGRAH CIPTA ROMADHONI. Performance of Kampung Chicken Fed by

Rice Bran and Cassava Leaves (Manihot esculenta Crantz). Supervised by SRI
DARWATI and RUDI AFNAN.
Kampung chicken is often cultivated in Indonesia in semi-intensive and
extensive. This chicken has slower growth than broiler. A four weeks kampung
chicken old has weight 0.20 kg while broiler has weight 1.2 kg, but kampung
chicken could digest crude fiber more than 5% of the nutrient content of the feed.
Rice and cassava are widely grown in lowland as well as highland and their
residual processing can be used as feed. The purpose of this study was to
investigate the performance of kampung chicken fed rice bran and cassava leaves.
Rice bran and dried cassava leaves were stirred in warm water before feeding to
the chickens. Treatment feed was given to the chickens aged 5-12 weeks (P2) and
8-12 weeks (P3) in pasta form. The control (P1) was given commercial feed at
the age of 0-12 weeks. The analysis showed the feeding method influences the
body weight of kampung chicken. The highest body weight showed in P1 with

lowest feed conversion. The lowest body weight showed in P2 with highest feed
conversion. Treatment P3 resulted body weight and feed conversion between P1
and P2. The highest mortality (13.33%) showed in P2. Rice bran and cassava
leaves were good to give to kampung chicken in 9 weeks to replace commercial
feed.

Keywords: cassava leaf, kampung chicken, performance of kampung chicken, rice
bran

PERFORMA AYAM KAMPUNG YANG DIBERI CAMPURAN
PAKAN BERUPA DEDAK PADI DAN DAUN SINGKONG
(Manihot esculenta Crantz)

ANUGRAH CIPTA ROMADHONI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013


PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Performa Ayam
Kampung yang Diberi Campuran Pakan Berupa Dedak Padi dan Daun Singkong
(Manihot esculenta Crantz) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Anugrah Cipta Romadhoni
NIM D14090006

Judul Skripsi: Perfonna Ayam Kampung yang Diberi Campuran Pakan Berupa
Dedak Padi dan Daun Singkong (Manihol esculenta Crantz)
: Anugrah Cipta Romadhoni
Nama

: D14090006
NIM

Disetujui oleh

Dr Ir Sri Darwati, MSi
Pembimbing I

Dr Rudi Afnan, SPt MScAgr
Pembimbing II

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

13 AUG 2013

Judul Skripsi : Performa Ayam Kampung yang Diberi Campuran Pakan Berupa
Dedak Padi dan Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz)
Nama

: Anugrah Cipta Romadhoni
NIM
: D14090006

Disetujui oleh

Dr Ir Sri Darwati, MSi
Pembimbing I

Dr Rudi Afnan, SPt MScAgr
Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Cece Sumantri, MAgrSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini ialah
ayam kampung, dengan judul Performa Ayam Kampung yang Diberi Campuran
Pakan Berupa Dedak Padi dan Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Sri Darwati, MSi dan Dr Rudi
Afnan, SPt MScAgr selaku pembimbing. Terima kasih juga penulis ucapkan
kepada Dr Ir Ibnu Katsir Amrullah, MS dan Ir Lucia Cyrilla ENSD, MSi serta Dr
Ir Afton Atabany, MSi selaku dewan penguji sidang sarjana. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Kadiran dari Balai Penelitian
Ternak Ciawi Bogor, Bapak Dadang, Ibu Enah, Alhidayat, Waluyo yang telah
membantu selama pengumpulan bahan dan data penelitian. Ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, adik, seluruh keluarga, dan temanteman Golden Ranch atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah
ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2013
Anugrah Cipta Romadhoni

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan
Alat
Prosedur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Badan
Pertambahan Bobot Badan
Konsumsi Pakan
Konversi Pakan
Mortalitas
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP


vi
vi
vi
1
1
1
1
2
2
2
2
3
5
5
7
10
11
12
13

13
15
15

DAFTAR TABEL
1 Kandungan nutrien pakan yang diberikan pada ayam kampung
2 Pertambahan bobot badan ayam kampung jantan (g/ekor) pada umur
0-12 minggu
3 Pertambahan bobot badan ayam kampung betina (g/ekor) pada umur
0-12 minggu
4 Konversi pakan kumulatif ayam kampung umur 5-12 minggu
5 Mortalitas ayam kampung umur 0-12 minggu (ekor)

4
8
9
11
12

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4

Bobot badan ayam kampung jantan umur 0-12 minggu
Bobot badan ayam kampung betina umur 0-12 minggu
Konsumsi pakan ayam kampung jantan umur 5-12 minggu
Konsumsi pakan ayam kampung betina umur 5-12 minggu

5
6
10
11

DAFTAR LAMPIRAN
1 Contoh hasil analisis ragam bobot badan ayam
2 Contoh hasil analisis ragam konsumsi pakan

15
15

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayam kampung merupakan ternak yang banyak dibudidayakan di kalangan
masyarakat menengah ke bawah di Indonesia secara semi intensif dan ekstensif.
Ayam kampung tidak membutuhkan kandungan nutrisi yang tinggi seperti ayam
ras pedaging. Ayam kampung yang berumur 3-6 minggu membutuhkan protein
sebesar 18%, sedangkan ayam ras pedaging membutuhkan 20%.
Ayam ras memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan ayam
kampung. Ayam ras yang berumur 4 minggu memiliki bobot badan 1.2 kg
sedangkan ayam kampung memiliki bobot badan 0.20 kg, namun ayam kampung
mampu mencerna serat kasar lebih dari 5% pakan karena memiliki seka yang
dapat membantu pencernaan secara fermentatif. Ayam kampung lebih mampu
beradaptasi terhadap perubahan kondisi lingkungan. Selain itu ayam kampung
juga memiliki organ pencernaan yang lebih mampu mencerna pakan yang
memiliki nutrisi rendah.
Komponen biaya terbesar dalam pemeliharaan ayam adalah biaya pakan.
Biaya yang tinggi ini disebabkan oleh peningkatan harga bahan baku pakan. Oleh
karena itu, dibutuhkan subtitusi jenis bahan pakan yang dapat menghasilkan
performa yang sama dengan pemberian pakan komersial namun dengan harga
yang lebih murah. Bahan pakan subtitusi sebaiknya merupakan bahan pakan lokal
yang mudah didapat dengan harga murah dan tersedia sepanjang tahun seperti
dedak padi dan daun singkong tua yang digunakan dalam penelitian ini.
Penelitian ini untuk mempelajari performa ayam kampung yang diberi
campuran pakan berupa dedak padi dan daun singkong. Penelitian pemberian
pakan berupa campuran dedak padi dan daun singkong dilakukan pada umur 5-12
minggu pada ayam kampung yang dipelihara secara intensif. Pemberian pakan
dedak padi dan daun singkong diharapkan dapat mengurangi biaya pakan yang
digunakan pada pemeliharaan selama 12 minggu.
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi solusi untuk masyarakat
menengah ke bawah dalam pengadaan pakan ayam kampung dengan harga murah,
mudah diperoleh dan memiliki nutrisi yang cukup baik untuk pertumbuhan ayam
kampung. Selain itu, pada penelitian ini diharapkan untuk memperoleh metode
pemberian pakan yang mudah dan dapat diaplikasikan di masyarakat.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mempelajari performa ayam kampung yang diberi
campuran pakan berupa dedak padi dan daun singkong. Penelitian dilakukan pada
ayam kampung umur 0-12 minggu.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menguji ternak ayam kampung yang diberi campuran pakan
dedak padi dan daun singkong. Penggunaan kedua bahan pakan tersebut

2
merupakan salah satu upaya pemanfaatan limbah pertanian yang belum digunakan
secara optimal. Pakan campuran diberikan pada ayam kampung dengan umur
berbeda untuk mengetahui umur yang tepat untuk diberikan pakan dedak padi dan
daun singkong pada ayam kampung. Pemberian pakan campuran dedak padi dan
daun singkong diharapkan dapat menggantikan pakan komersial pada umur
tertentu sehingga dapat menghemat biaya pakan. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini pakan perlakuan diberikan pada ayam dengan umur 5-12 minggu
(P2) dan umur 8-12 minggu (P3). Penelitian dilakukan selama 12 minggu untuk
mencapai bobot potong. Penelitian diharapkan mampu memberikan informasi
terkait performa dan daya adaptasi ayam kampung yang diberi pakan dengan
nutrisi rendah.

METODE
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Pemuliaan dan Genetika
Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan selama 12
minggu pada bulan Januari-April 2013.

Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ayam Kampung Unggulan
Balitnak (KUB) sebanyak 90 ekor dengan jumlah jantan sebanyak 45 ekor dan
betina sebanyak 45 ekor. Ayam kampung yang digunakan adalah ayam berumur
sehari (DOC).
Bahan lain yang digunakan adalah dedak padi, daun singkong, pakan
komersial berbentuk crumble untuk ayam 0-4 minggu, pakan komersial berbentuk
pellet untuk ayam P1 pada 5-12 minggu dan untuk P3 pada 5-8 minggu. Selain
itu, vitachick, vitastress, vaksin ND (Newcastle Disease), dan vaksin gumboro
juga diberikan pada ayam penelitian ini.

Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah dua buah kandang berukuran
3 x 4 m, sekat bambu ukuran 70 x 90 x 70 cm sebanyak 18 unit, timbangan digital
OSUKA dengan ketelitian 0.5, tempat minum galon kapasitas 1 liter sebanyak 18
buah, dan tempat pakan gantung sebanyak 18 buah. Alat lain yang juga
digunakan yaitu seng pembatas, brooder, wadah, pengaduk, gelas ukur 500 ml,
termometer, kompor, panci air, dan lampu 60 watt.

3
Prosedur
Pemeliharaan
Persiapan kandang dilakukan 2 minggu sebelum pemeliharaan dilakukan.
Kandang dibersihkan menggunakan sapu lidi dan sapu ijuk. Pembersihan basah
menggunakan air dan sabun, serta larutan disinfektan.
Seng pembatas, lampu, dan brooder diatur sedemikian rupa untuk
menampung masing-masing 45 ekor DOC per kandang. Ayam dipasang wing
band di sayap kanan pada minggu ke-2 untuk memudahkan pencatatan data
penelitian.
Pemeliharaan ayam kampung umur 5-12 minggu dilakukan pada 9 unit
petak kandang berukuran 3 x 4 m terbuat dari bambu. Ukuran masing-masing
petak kandang adalah 70 x 90 x 70 cm.
Ayam yang sudah berumur 4 minggu diacak sesuai jenis kelamin untuk
menentukan kandang dan perlakuan yang diperoleh untuk ayam umur 5-12
minggu. Ayam sebanyak 45 ekor jantan dan 45 ekor betina dibagi sesuai jenis
kelamin dan dikandangkan pada 18 petak kandang dengan jumlah ayam masingmasing petak adalah 5 ekor.
Vaksin ND diberikan pada ayam umur 7 hari melalui tetes mata. Ayam
umur 21 hari diberi vaksin gumboro melalui air minum. Ayam diberi vaksin ND
untuk ke-2 kalinya pada hari ke-28. Vitamin dicampurkan ke dalam air minum 2
kali seminggu, sedangkan vitastres diberikan sekali seminggu pada saat
penimbangan.
Pemberian Pakan
Pakan komersial diberikan pada anak ayam umur sehari (DOC) sampai 4
minggu, selanjutnya dari umur 5-12 minggu ayam diberi perlakuan pakan yang
berbeda. Jenis perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut :
P1
= Pakan komersial 100% diberikan pada ayam berumur 0-12 minggu
P2
= Pakan komersial 100% diberikan pada ayam berumur 0-4 minggu, dan
saat ayam berumur 5-12 minggu diberi campuran pakan berupa dedak
padi 75% dan daun singkong 25%
P3
= Pakan komersial 100% diberikan pada ayam berumur 0-7 minggu, dan
saat ayam berumur 8-12 minggu diberi campuran pakan berupa dedak
padi 75% dan daun singkong 25%
Pakan diberikan ad libitum selama pemeliharaan. Prosedur pembuatan
pakan perlakuan dedak padi dan daun singkong diawali dengan pengeringan daun
singkong. Pengeringan daun singkong dilakukan pada suhu 60 °C (kering
matahari). Daun yang sudah kering dihaluskan secara manual dan disimpan di
dalam plastik. Sebelum diberikan pada ayam, daun singkong dan dedak padi
ditimbang sesuai kebutuhan ayam dengan perbandingan 75% : 25%, dicampur,
dan ditambahkan air hangat. Pakan diberikan dalam bentuk pasta. Kandungan
pakan yang diberikan pada ayam kampung dalam penelitian ditampilkan pada
Tabel 1.

4
Tabel 1 Kandungan nutrien pakan yang diberikan pada ayam kampung
Kandungan

Pakan dedak padi dan
daun singkong (as
fed)a

Pakan komersial
0-4 minggu 5-12 minggu

Kandungan nutrien (%)

Kadar air
Abu
Lemak
Protein
Serat kasar
Kalsium
Fosfor

58.84
4.38
3.77
7.70
7.16
0.42b
0.81c

13.0
7.0
5.0
21.0-23.0
5.0
0.9
0.6

13.0
7.0
5.0
19.0-21.0
5.0
0.9
0.6

a

Sumber: Hasil analisis Laboratorium Pusat Antar Universitas IPB (2013)
b, c
Hasil perhitungan dari data Sukria dan Krisnan (2009); Ramli dan
Risnawati (2007)

Pengambilan Data
Data penelitian diambil sejak ayam berumur sehari (DOC) sampai ayam
berumur 12 minggu. Peubah yang diamati adalah bobot badan, pertambahan
bobot badan, konsumsi pakan, konversi pakan, dan mortalitas ayam. Bobot badan,
pertambahan bobot badan, dan mortalitas diamati setiap minggu sedangkan
konsumsi dan konversi pakan diamati setiap hari.
Bobot badan dan konsumsi pakan diukur menggunakan timbangan digital
sedangkan untuk peubah yang lain dilakukan perhitungan.
Pertambahan bobot badan (g/ekor/minggu) = bobot badan akhir-bobot badan awal
Konsumsi pakan (g/ekor/hari) = jumlah pemberian-sisa pakan
Konversi pakan = jumlah konsumsi pakan/jumlah pertambahan bobot badan
Mortalitas (%) = (jumlah ayam mati/jumlah ayam awal) x 100%
Analisis Data
Percobaan ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 2x3
dengan 3 ulangan. Faktor yang diamati adalah jenis kelamin dan pemberian
pakan yang berbeda. Faktor jenis kelamin terdiri atas 2 jenis yaitu (1) untuk jenis
kelamin jantan dan (2) untuk jenis kelamin betina. Faktor pemberian pakan terdiri
atas P1, P2, dan P3.
Model matematis menurut Steel dan Torrie (1993) adalah:
Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + (ɛ)ijk
Keterangan :
Yijk
= Nilai pengamatan performa ayam kampung pada jenis kelamin ke-i (1, 2) dan jenis
pakan ke-j (P1, P2, P3) pada ulangan ke-k
µ
= Nilai rataan performa ayam kampung
Ai
= Pengaruh jenis kelamin ayam ke-i (1, 2) terhadap performa ayam kampung
Bj
= Pengaruh jenis pakan ke-j (P1, P2, P3) terhadap performa ayam kampung
(AB)ij = Pengaruh interaksi jenis kelamin ayam ke-i dengan jenis pakan ke-j
(ɛ)ijk = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan jenis kelamin ke-i dan jenis pakan ke-j pada
ulangan ke-k

Data yang telah ditabulasi diuji asumsi keaditifan, kehomogenan ragam,
kenormalan, dan kebebasan galat. Selanjutnya dilakukan analisis ragam dan uji
banding Tukey jika diperoleh kesimpulan berbeda nyata.

5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Bobot Badan
Pakan perlakuan berupa dedak padi dan daun singkong mengandung zat anti
nutrisi yang dapat menyebabkan ayam sulit untuk mencerna. Dedak padi
memiliki sifat pencahar yang menyebabkan sulitnya pengosongan saluran
pencernaan. Dedak padi juga mengandung asam fitat yang dapat mengikat
beberapa mineral esensial sehingga menyebabkan mineral tersebut tidak tersedia
(Tangendjaja 1991). Ravindran (1999) menyatakan unggas dewasa mampu
menoleransi asam fitat sampai 50% dari pakan.
Daun singkong mengandung asam sianida (HCN) yang bersifat toksik
sebesar 62 ppm per persen bahan kering, kandungan asam sianida pada daun akan
semakin berkurang seiring dengan bertambahnya umur tanaman (Sofyaningsih
2003). Menurut Shreve (2002), asam sianida bersifat toksik pada kadar 300-500
ppm. Proses pengeringan dan pemberian air hangat pada pakan perlakuan
sebelum diberikan pada ayam dilakukan untuk mengatasi kekurangan dari kedua
bahan tersebut.
Pakan yang telah melalui proses pelayuan, pengeringan, dan pencampuran
dengan air hangat dimaksudkan untuk mengurangi kandungan anti nutrisi berupa
HCN dan asam fitat dalam kedua bahan pakan. Adrizal (2003) menyatakan tanin
maupun HCN pada daun singkong segar dapat berkurang hingga >90% dengan
pencacahan dan penjemuran 1-2 hari sebelum dijadikan campuran pakan.
Menurut Sukria dan Krisnan (2009), penambahan air panas dapat menurunkan
kandungan asam fitat dalam dedak padi.
Bobot badan ayam kampung jantan mengalami penurunan pada minggu 1-4
yaitu dari 267.83 g menjadi 259.83 g (P1), 301.33 g menjadi 267.17 g (P2), dan
305.83 g menjadi 223.32 g (P3) seperti yang disajikan pada Gambar 1. Empat
minggu pertama merupakan masa adaptasi ayam dengan lingkungan. Faktor stres
lain yaitu pemasangan wing band pada minggu ke-2 dan pengukuran bobot badan
yang dilakukan setiap minggu. Menurut Sugito dan Delima (2009), stres
1 294.03

Bobot badan (g/ekor)

1400
1200

952.57

1000
800

517.08

600

P1
P2

400

P3

200
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9 10 11 12

Minggu keGambar 1 Kurva pertumbuhan ayam kampung jantan umur
0-12 minggu

6
menyebabkan ayam mengurangi konsumsi pakan sehingga berdampak pada
penurunan bobot badan. Peningkatan bobot badan pada masing-masing perlakuan
terjadi pada minggu 5 dan 6. Penyebabnya adalah pada minggu ini ayam sudah
dipindahkan ke petak sesuai dengan perlakuan yang didapatkan sehingga
persaingan dalam memperoleh makan dan minum berkurang. Ayam juga
memiliki ruang gerak yang lebih sempit sehingga energi yang digunakan untuk
bergerak berkurang.
Analisis laboratorium terhadap pakan dedak padi dan daun singkong
menghasilkan kandungan protein sebesar 18.70% (Tabel 1), kebutuhan protein
ayam kampung umur 4-8 minggu menurut Hardjosworo dan Rukmiasih (2000)
adalah 18% dan menjadi 16% pada umur 8-10 minggu. Berdasarkan pernyataan
tersebut, kandungan protein pakan perlakuan mencukupi kebutuhan ayam
kampung. Namun, pada penelitian ini, ayam yang diberi pakan perlakuan (P2 dan
P3) memiliki bobot badan yang lebih rendah dibandingkan kontrol (P1). Kondisi
ini merupakan akibat perbedaan kelengkapan nutrien yang terkandung pada pakan.
Selain itu, hal ini diduga karena imbangan kalsium fosfor dalam pakan tidak
mengikuti rasio 1:1 sampai 2:1 (Mulyantini 2010). Pakan campuran dedak padi
dan daun singkong mengandung serat kasar yang tinggi dan kalsium yang rendah
(Tabel 1). Menurut Hardjosworo dan Rukmiasih (2000), ayam kampung
membutuhkan kalsium dalam pakan sebesar 0.8% pada umur 0-10 minggu.
Selain itu, kandungan N yang tinggi pada protein pakan diduga berasal dari
N pada HCN yang tidak dapat dicerna oleh ayam. Menurut Cheeke (1989),
kandungan asam sianida pada daun singkong dapat menghambat terjadinya
pembentukan ATP di dalam tubuh. Selain itu, kandungan zat anti nutrisi yang
terdapat pada pakan dedak padi dan daun singkong diduga menyebabkan ayam
tidak mampu mencerna kedua pakan tersebut dengan baik.
Ayam P2 memiliki bobot badan paling rendah (Gambar 2). Penyebabnya
adalah alat pencernaan ayam tidak siap mencerna pakan dengan serat kasar
17.40% pada umur 5 minggu. Menurut Sukria dan Krisnan (2009), pemberian
daun singkong pada unggas biasanya 5%-10% dari ransum. Pemberian daun
singkong sampai taraf 25% pada ayam umur 5 minggu dalam penelitian
merupakan salah satu penyebab rendahnya bobot badan ayam. Ayam kampung
Bobot badan (g/ekor)

1400
1200

1 036.47

1000
750.08

800

P1

600

419.06

400

P2
P3

200
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9 10 11 12

Minggu keGambar 2 Kurva pertumbuhan ayam kampung betina umur
0-12 minggu

7
belum siap menoleransi pakan berserat kasar tinggi pada umur 5 minggu. Hasil
ini sesuai dengan Erniasih dan Saraswati (2006) yang menyatakan ayam yang
diberi pakan berupa limbah padat kunyit (SK 5.46%) mengalami penurunan bobot
badan.
Ayam kampung betina memiliki bobot badan lebih rendah (P