Effect of soybean variety, straw Mulch and PGPR application to bacterial pustule disease and the abundance of rizhosphere bacteria
PENGARUH VARIETAS KEDELAI,
MULSA JERAMI DAN APLIKASI PGPR
TERHADAP PENYAKIT PUSTUL BAKTERI
DAN KELIMPAHAN BAKTERI RIZOSFER
TITA WIDJAYANTI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pengaruh Varietas Kedelai, Mulsa
Jerami dan Aplikasi PGPR terhadap Penyakit Pustul Bakteri dan Kelimpahan
Bakteri Rizosfer adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Februari 2012
Tita Widjayanti
NRP A352090021
ABSTRACT
TITA WIDJAYANTI. Effect of Soybean Variety, Straw Mulch and PGPR
Application to Bacterial Pustule Disease and The Abundance of Rizhosphere
Bacteria. Under direction of ABDJAD ASIH NAWANGSIH and KIKIN
HAMZAH MUTAQIN
Bacterial pustule caused by Xanthomonas axonopodis pv. glycines is one
of important bacterial diseases of soybean in Indonesia. The development of
alternative control of the disease is required to support Integrated Pests and
Diseases Management for sustainable agriculture. This research was conducted to
observe the effect of straw mulch, Plant Growth Promoting Rhizobacteria
(PGPR) on the incidence of bacterial pustule disease and the abundance of
chitinolytic bacteria, heat tolerant bacteria, and fluorescence bacteria on two
soybean varieties. All of the factors as combinations were not significant to affect
the value of total area under disease progress curve (AUDPC) of bacterial pustule.
Factor that significantly affected the values of AUDPC was varieties. Gepak
Kuning variety has lowest AUDPC value compare to Anjasmoro variety. In
addition, combination of Gepak Kuning variety and straw mulch showed AUDPC
value. Abundance of fluorescence bacteria on soybean rhizosphere treated with
PGPR is significantly higher compared with those on plants without PGPR. The
other treatments and their combination did not significantly affect the abundance
of rhizosphere bacteria.
Keyword:
PGPR, rhizosphere bacteria, soybean variety, straw mulch,
Xanthomonas axonopodis pv. glycines.
RINGKASAN
TITA WIDJAYANTI. Pengaruh Varietas Kedelai, Mulsa Jerami dan Aplikasi
PGPR terhadap Penyakit Pustul Bakteri dan Kelimpahan Bakteri Rizosfer.
Dibimbing oleh ABDJAD ASIH NAWANGSIH dan KIKIN HAMZAH
MUTAQIN.
Penyakit pustul bakteri merupakan penyakit penting yang mengakibatkan
rendahnya produksi kedelai di Indonesia. Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh
penyakit ini dapat mencapai 50%. Penyebab penyakit pustul ini adalah bakteri
Xanthomonas axonopodis pv. glycine. Di Indonesia, pengendalian penyakit
pustul bakteri yang bersifat ramah lingkungan diperlukan untuk mendukung
sistem pertanian berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan terhadap pestisida
sintetik.
Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu-Biointensif (PHT-Biointensif)
merupakan salah satu solusi dari masalah hama dan penyakit tanaman yang
semakin berat dari tahun ke tahun. PHT-Biointensif merupakan sistem
pengendalian hama dan penyakit tanaman yang menggabungkan beberapa
teknik pengendalian yang efektif, efisien dan ramah lingkungan dengan
mengoptimalkan potensi sumberdaya hayati. Adapun strategi yang dapat
dilakukan antara lain, penggunaan varietas, penggunaan mulsa organik, dan
aplikasi biokontrol. Selain itu, salah satu indikator keberhasilan sistem ini adalah
tanah aktif, yaitu tanah yang memiliki kelimpahan dengan mikroorganisme yang
bermanfaat. Kelompok bakteri rizosfer yang banyak dimanfaatkan sebagai agen
antagonis dan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman adalah bakteri
kitinolitik, Bacillus sp, Pseudomonas fluorescens dan Actinomycetes. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan varietas kedelai, mulsa jerami
dan aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) terhadap penyakit
pustul bakteri dan kelimpahan bakteri kitinolitik, tahan panas dan fluorescence.
Penelitian ini dilakukan di lapangan dan laboratorium. Pengujian di
lapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan faktor
perlakuan pertama varietas (Anjasmoro dan Gepak Kuning), faktor kedua
pemberian mulsa jerami (dengan mulsa dan tanpa mulsa) dan faktor ketiga
aplikasi PGPR (dengan PGPR dan tanpa PGPR), percobaan dilakukan dalam 3
kali ulangan. Keparahan penyakit dan perkembangan penyakit berupa Area Under
Disease Progress Curve (AUDPC) diamati setiap minggu selama 12 minggu.
Penghitungan kelimpahan bakteri rizosfer dilakukan di Laboratorium
dengan cara mengisolasi dari contoh tanah yang diambil disekitar perakaran
tanaman contoh, kemudian dilakukan pencawanan pada tiga medium yang
berbeda medium Tryptic Soy Agar untuk mengisolasi bakteri kelompok tahan
panas, medium Kings`B Agar untuk mengisolasi bakteri kelompok fluorescence
dan medium kitin untuk mengisolasi bakteri kelompok kitinolitik. Semua isolat
pada masing-masing kelompok dikarakterisasi menggunakan uji Gram dengan
Kalium Hidroksida (KOH) 3% dan uji hipersensitifitas pada tanaman tembakau.
Setelah itu, lima isolat terbanyak pada kelompok bakteri tahan panas dan
fluorescence dipilih dan dikarakterisasi secara morfologi dan fisiologi untuk
dibandingkan dengan bakteri PGPR yang diaplikasikan.
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan faktor tunggal
varietas menunjukkan pengaruh sangat nyata (p