Bahan-Bahan Sediaan Krim Pelembab Uraian Tanaman Wijen

17 Usia dewasa, kulit mengalami beberapa perubahan, sesuai dengan bertambahnya usia, seperti usia 20-30 tahun. Pada usia ini kulit berada pada kondisi yang paling optimal, perkembangan pembuluh darah, kolagenmencapai puncaknya. Pergantian sel kulit mati dengan yang baru berjalan dengan baik. Perawatan kulit pada usia ini tidaklah rumit, hanya diperlukan perawatan standar berupa pembersih, sabun dan penyegar, jangan lupa menggunakan pelembab minimal 2 kali sehari. Sebaiknya dioleskan setiap setelah mandi Muliyawan dan Suriana, 2013.

2.4 Bahan-Bahan Sediaan Krim Pelembab

Bahan-bahan yang digunakan mencakup emolien, zat sawar, zat humektan, zat pengemulsi, zat pengawet, parfum Ditjen, POM., 1985. a. Emolien: Zat yang paling penting untuk bahan pelembut kulit adalah turunan dari lanolin dan derivatnya, hidrokarbon, asam lemak. b. Zat sawar: Bahan-bahan yang biasa yang digunakan adalah paraffin wax, asam stearat. c. Humektan: Suatu zat yang berfungsi sebagai pelembab kulit. Berbagai macam humektan digunakan dalam kosmetik termasuk alkohol polihidrat seperti gliserin, propilen glikol, dan sorbitol. Humektan memainkan peran penting dalam kosmetik, yaitu untuk mempertahankan kadar air pada kulit dan mampu menarik air dari udara serta menahan air agar tidak menguap. d. Zat pengemulsi adalah bahan yang memungkinkan tercampurnya semua bahan- bahan secara merata., misalnya gliseril monostearat, trietanolamin e. Pengawet adalah Bahan yang dapat mengawetkan kosmetika dalam jangka waktu yang lama. Pengawet dapat bersifat antikuman sehingga menangkal 18 terjadinya tengik oleh aktivitas mikroba sehingga kosmetika menjadi stabil. Selain itu juga dapat bersifat antioksidan yang dapat menangkal terjadinya oksidasi. f. Parfum: Pemilihan parfum yang digunakan pada sediaan krim biasanya didasarkan atas nilai keindahan, tetapi sudah pasti jika wangi yang ditimbulkan dari parfum menambah daya tarik dari konsumen untuk memilih produk yang ditawarkan produsen.

2.5 Uraian Tanaman Wijen

Wijen termasuk tanaman dari famili pedaliceae. Tanaman ini tergolong jenis terna tahunan yang tingginya dapat mencapai 2 meter. Batang tanaman mempunyai bau yang khas, bersegi empat dengan sudut agak tumpul. Daunnya berbentuk bundar atau telur, sedikit lonjong. Daunnya memiliki tepi yang rata atau sedikit bergigi dengan tekstur kasar. Daun ini tersusun berselang seling atau hampir berhadapan Jaelani, 2009. Jenis biji wijen ada 2 yaitu wijen hitam dan wijen putih tetapi biasa digunakan yang berwarna putih pada industri makanan.Biji wijen dengan warna putih cenderung menghasilkan minyak dengan mutu yang lebih baik dibandingkan dengan biji yang berwarna hitam.Sedangkan warna hitam menghasilkan persentase minyak yang lebih besar Jaelani, 2009. Bunga tanaman berwarna putih, merah jambu, ungu berbintik lembayung atau kuning dibagian dalamnya. Bunga wijen muncul dari ketiak daunnya. Buahnya berbentuk kotak, lonjong dan beruang empat dengan sekat biji-biinya. Didalam buah terdapat biji yang berukuran kecil dengan jumlah yang cukup 19 banyak. Biji-biji ini bentuknya bundar seperti telur tetapi agak putih dan meruncing di ujungnya Jaelani, 2009.

2.5.1 Taksonomi wijen Sesamum indicum