Potensi Antiproliferatif Tanaman Ceplukan (Physallis angulata L) terhadap sel kanker rahim (HeLa)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan pertumbuhan dan perkembangan sel yang tidak
terkontrol yang terjadi di dalam tubuh. Penyakit ini
merupakan salah satu
penyebab angka kematian yang cukup tinggi. Menurut World Health
Organization (WHO) kanker menempati urutan kedua setelah penyakit jantung
sebagai penyakit yang paling mematikan. Di Indonesia, kanker menempati
peringkat keenam sebagai penyebab kematian. Diperkirakan ada 170-190 kasus
baru setiap 100.000 penduduk pertahun (Tjindarbumi & Mangunkusumo, 2002).
Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan pembedahan, kemoterapi,
maupun dengan radiasi. Pengobatan dengan metode kemoterapi dan radiasi
seringkali kurang selektif dan tidak dapat menghilangkan sel kanker tersebut.
Pembedahan tidak efektif untuk kanker yang telah metastasis. Dengan alasan
tersebut perlu dilakukan penelitian-penelitian tentang pengobatan kanker yang
selektif dan aman. Pengembangan kemoterapi dan kemopreventif perlu dilakukan
dengan pencarian obat baru yang aman dan selektif untuk pengobatan dan
pencegahan kanker (Ma’at, 1999).
Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menemukan obat kanker
adalah menggali sumber obat nabati. Indonesia kaya akan sumber bahan obat
alam nabati yang telah dimanfaatkan secara turun-temurun oleh masyarakat,
termasuk untuk mengobati kanker (Anonima, 2003). Salah satu tumbuhan yang
dapat dikembangkan sebagai obat antikanker adalah tanaman Ceplukan atau
2
Physalis angulata. Biji tanaman ceplukan mengandung 12-25% protein, 15-40%
asam palmitat dan asam stearat (Sudarsono, dkk., 2002). Daun tanaman ceplukan
mengandung glikosida flavonoid (luteolin), myricetin 3-O-neohesperidoside
(Asmail & Alam, 2001), sedangkan tunasnya mengandung flavonoid dan saponin
(Sudarsono, dkk.., 2002). Dari beberapa kandungan tersebut kemungkinan ada
senyawa yang memiliki efek antiproliferatif terhadap sel kanker.
Penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa ekstrak P.
Angulata memiliki aktivitas imunomodulator (Lin, et al., 1992), ekstrak etanol P.
Angulata juga memiliki aktivitas sitotoksik terhadap beberapa cell line seperti
HA22T, KB, Colo 205 dan Calu. (Chiang, et al., 1992). Ekstrak etanol tanaman
P. Angulata menginduksi G2/M arrest dan menginduksi apoptosis pada human
breast cancer MAD-MD 231 dan MCF-7 cell line (Hsieh, et al., 2006). Penelitian
sebelumnya juga menunjukkan bahwa ekstrak etanol, fraksi petroleum eter, fraksi
kloroform dan fraksi etil asetat tanaman ceplukan mempunyai efek sitotoksik
terhadap sel Myeloma
dengan nilai IC50 berturut-turut 70,92 µg/ml,
184,13 µg/mI, l92,18 µg/ml dan 273,22 µg/ml. Ekstrak etanol tanaman ceplukan
mampu menghambat proliferasi sel Myeloma dengan cara memacu terjadinya
apoptosis serta meningkatkan ekspresi protein p53 dan protein Bax (protein
proapoptosis) (Maryati dan Sutrisna, 2007). Penelitian terkini memperlihatkan
bahwa fraksi petroleum eter dari ekstrak etanolik tanaman ceplukan mempunyai
efek sitotoksik terhadap sel HeLa dengan nilai IC50 120,198 µg/ml. Fraksi
tersebut ternyata juga mampu menghambat proliferasi sel HeLa (Maryati dan
Sutrisna, 2007). Mekanisme penghambatan proliferasi sel HeLa oleh fraksi
3
tersebut belum diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui mekanisme antiproliferasinya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan
permasalahan, yaitu: bagaimana mekanisme antiproliferasi fraksi petroleum eter
ekstrak etanolik tanaman ceplukan terhadap sel HeLa?
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003, Beberapa Tanaman yang Berkhasiat Sebagai Antikanker,
InfoPOM, 4(6): 1-3.
Backer, C.A., Brink, V.D.R.C., 1965, Flora of Java, Volume I, N.V.P. Noordhoff,
Groningen, The Netherlands.
Chiang, H. C., Jaw, S.M., Chen, C.F., Kan, W.s., 1992, Antitumor agent from
Physalis angulata L., Anticancer Res, 12(3):837.
Freshney, R. I., 1986, Culture of Animal Cells : A Manual of Basic Technique,
Fourth Ed. A John Willey and Sons, Inc. Publication, New York, USA.
Foster, J. S., Henley, D. C., Ahamed, S., and Wimalasena, J., 2001, Estrogen and
cell cycle regulation in breast cancer, Trend in Endocrin. and Metabolism,
12(7), 320-327.
Hanahan, D. and Weinberg, R.A., 2000, The hallmark of cancer, Cell, 100, 57-70.
Hsieh, W.T., Huang, K.Y., Lin, H.Y., Chung, J, G., 2006, Physalis angulata
induced G2/M phase arrest in human breast cancer cells, Food and
chemical toxicology.
Ismail, N., and Alam, M., 2001, A novel cytotoxic flavonoid glycoside from
Physalis angulata, Fitoterapi, vol. 72, 676-679.
Julia, S., 2001, Uji Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Erytrhina fusca lour
(Cangkring) pada sel HeLa, Skripsi, Fakultas Farmasi, UGM, Yogjakarta
King, R.J.B., 2000, Cancer Biology, 2nd ed., Pearson Education Limited, London.
Lin, Y.S., Chiang, H.C., Kam, W.S., Shih, S.L., and Won, M.H., 1992,
Immunomodulatory activity of Various fractions derived from Phisalys
angulata L extract, Aim J Chin Med, 20 (3-4):233-243.
Ma’at, S., 1999, Pengujian Bioaktivitas Tanaman Obat sebagai Antikanker,
Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia Airlangga, Surabaya.
Maryati dan Sutrisna, EM., 2007, Potensi antiproliferatif tanaman ceplukan
(Physalis angulata L) terhadap sel Myeloma, Laporan Hibah Penelitian,
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
25
Meiyanto, E., 2002, Biologi Molekuler, Buku Ajar, Proyek QUE Fakultas
Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Robens, 2000, http://www.geocities.com/j_robens/index.html diakses pada Mei
2003.
Sherr, C.J. 1996, Cancer cell cycles, Science, 274, 1672-1677.
Sledge Jr., G.W. and Miller, K.D., 2003, Review exploiting the hallmarks of
cancer: the future conquest of breast cancer, Eur. J. Cancer, 39, 1668–
1675.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyono, S., Donatus, I.A., 2002, Tumbuhan Obat II,
Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, Pusat Studi Obat Tradisional
UGM, 147-150.
Tjindarbumi, D. and Mangunkusumo, R., 2002, Cancer in Indonesia, present and
future, Jpn. J. Clin. Oncol., 32(Supplement 1), S17-S21.
Wyllie, A., Donahue, V., Fischer, B., Hill, D., Keesey, J., and Manzow, S., 2000,
Cell Death Apoptosis and Necrosis, Rosche Diagnostic Corporation.
Yaroslavsky, B., Watkin, S., Donennberg, A.D., Patton, T.J., and Steinman, R.A.,
1999, Subelluler and cell Cycle Expression Profiles of CDK-Inhibitor in
Normal Differentiating Myeloid Cells, Blood, 93, 2907-2917.
Zhang, B., Gojo, I., and Fenton, R.G., 2002, Myeloid Cell Factor-1 is a critical
Survival factor For Multiple HeLa, Blood, 99(6), 1885-1893.
26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan pertumbuhan dan perkembangan sel yang tidak
terkontrol yang terjadi di dalam tubuh. Penyakit ini
merupakan salah satu
penyebab angka kematian yang cukup tinggi. Menurut World Health
Organization (WHO) kanker menempati urutan kedua setelah penyakit jantung
sebagai penyakit yang paling mematikan. Di Indonesia, kanker menempati
peringkat keenam sebagai penyebab kematian. Diperkirakan ada 170-190 kasus
baru setiap 100.000 penduduk pertahun (Tjindarbumi & Mangunkusumo, 2002).
Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan pembedahan, kemoterapi,
maupun dengan radiasi. Pengobatan dengan metode kemoterapi dan radiasi
seringkali kurang selektif dan tidak dapat menghilangkan sel kanker tersebut.
Pembedahan tidak efektif untuk kanker yang telah metastasis. Dengan alasan
tersebut perlu dilakukan penelitian-penelitian tentang pengobatan kanker yang
selektif dan aman. Pengembangan kemoterapi dan kemopreventif perlu dilakukan
dengan pencarian obat baru yang aman dan selektif untuk pengobatan dan
pencegahan kanker (Ma’at, 1999).
Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menemukan obat kanker
adalah menggali sumber obat nabati. Indonesia kaya akan sumber bahan obat
alam nabati yang telah dimanfaatkan secara turun-temurun oleh masyarakat,
termasuk untuk mengobati kanker (Anonima, 2003). Salah satu tumbuhan yang
dapat dikembangkan sebagai obat antikanker adalah tanaman Ceplukan atau
2
Physalis angulata. Biji tanaman ceplukan mengandung 12-25% protein, 15-40%
asam palmitat dan asam stearat (Sudarsono, dkk., 2002). Daun tanaman ceplukan
mengandung glikosida flavonoid (luteolin), myricetin 3-O-neohesperidoside
(Asmail & Alam, 2001), sedangkan tunasnya mengandung flavonoid dan saponin
(Sudarsono, dkk.., 2002). Dari beberapa kandungan tersebut kemungkinan ada
senyawa yang memiliki efek antiproliferatif terhadap sel kanker.
Penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa ekstrak P.
Angulata memiliki aktivitas imunomodulator (Lin, et al., 1992), ekstrak etanol P.
Angulata juga memiliki aktivitas sitotoksik terhadap beberapa cell line seperti
HA22T, KB, Colo 205 dan Calu. (Chiang, et al., 1992). Ekstrak etanol tanaman
P. Angulata menginduksi G2/M arrest dan menginduksi apoptosis pada human
breast cancer MAD-MD 231 dan MCF-7 cell line (Hsieh, et al., 2006). Penelitian
sebelumnya juga menunjukkan bahwa ekstrak etanol, fraksi petroleum eter, fraksi
kloroform dan fraksi etil asetat tanaman ceplukan mempunyai efek sitotoksik
terhadap sel Myeloma
dengan nilai IC50 berturut-turut 70,92 µg/ml,
184,13 µg/mI, l92,18 µg/ml dan 273,22 µg/ml. Ekstrak etanol tanaman ceplukan
mampu menghambat proliferasi sel Myeloma dengan cara memacu terjadinya
apoptosis serta meningkatkan ekspresi protein p53 dan protein Bax (protein
proapoptosis) (Maryati dan Sutrisna, 2007). Penelitian terkini memperlihatkan
bahwa fraksi petroleum eter dari ekstrak etanolik tanaman ceplukan mempunyai
efek sitotoksik terhadap sel HeLa dengan nilai IC50 120,198 µg/ml. Fraksi
tersebut ternyata juga mampu menghambat proliferasi sel HeLa (Maryati dan
Sutrisna, 2007). Mekanisme penghambatan proliferasi sel HeLa oleh fraksi
3
tersebut belum diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui mekanisme antiproliferasinya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan
permasalahan, yaitu: bagaimana mekanisme antiproliferasi fraksi petroleum eter
ekstrak etanolik tanaman ceplukan terhadap sel HeLa?
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2003, Beberapa Tanaman yang Berkhasiat Sebagai Antikanker,
InfoPOM, 4(6): 1-3.
Backer, C.A., Brink, V.D.R.C., 1965, Flora of Java, Volume I, N.V.P. Noordhoff,
Groningen, The Netherlands.
Chiang, H. C., Jaw, S.M., Chen, C.F., Kan, W.s., 1992, Antitumor agent from
Physalis angulata L., Anticancer Res, 12(3):837.
Freshney, R. I., 1986, Culture of Animal Cells : A Manual of Basic Technique,
Fourth Ed. A John Willey and Sons, Inc. Publication, New York, USA.
Foster, J. S., Henley, D. C., Ahamed, S., and Wimalasena, J., 2001, Estrogen and
cell cycle regulation in breast cancer, Trend in Endocrin. and Metabolism,
12(7), 320-327.
Hanahan, D. and Weinberg, R.A., 2000, The hallmark of cancer, Cell, 100, 57-70.
Hsieh, W.T., Huang, K.Y., Lin, H.Y., Chung, J, G., 2006, Physalis angulata
induced G2/M phase arrest in human breast cancer cells, Food and
chemical toxicology.
Ismail, N., and Alam, M., 2001, A novel cytotoxic flavonoid glycoside from
Physalis angulata, Fitoterapi, vol. 72, 676-679.
Julia, S., 2001, Uji Sitotoksisitas Fraksi Protein Daun Erytrhina fusca lour
(Cangkring) pada sel HeLa, Skripsi, Fakultas Farmasi, UGM, Yogjakarta
King, R.J.B., 2000, Cancer Biology, 2nd ed., Pearson Education Limited, London.
Lin, Y.S., Chiang, H.C., Kam, W.S., Shih, S.L., and Won, M.H., 1992,
Immunomodulatory activity of Various fractions derived from Phisalys
angulata L extract, Aim J Chin Med, 20 (3-4):233-243.
Ma’at, S., 1999, Pengujian Bioaktivitas Tanaman Obat sebagai Antikanker,
Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia Airlangga, Surabaya.
Maryati dan Sutrisna, EM., 2007, Potensi antiproliferatif tanaman ceplukan
(Physalis angulata L) terhadap sel Myeloma, Laporan Hibah Penelitian,
Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
25
Meiyanto, E., 2002, Biologi Molekuler, Buku Ajar, Proyek QUE Fakultas
Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Robens, 2000, http://www.geocities.com/j_robens/index.html diakses pada Mei
2003.
Sherr, C.J. 1996, Cancer cell cycles, Science, 274, 1672-1677.
Sledge Jr., G.W. and Miller, K.D., 2003, Review exploiting the hallmarks of
cancer: the future conquest of breast cancer, Eur. J. Cancer, 39, 1668–
1675.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyono, S., Donatus, I.A., 2002, Tumbuhan Obat II,
Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, Pusat Studi Obat Tradisional
UGM, 147-150.
Tjindarbumi, D. and Mangunkusumo, R., 2002, Cancer in Indonesia, present and
future, Jpn. J. Clin. Oncol., 32(Supplement 1), S17-S21.
Wyllie, A., Donahue, V., Fischer, B., Hill, D., Keesey, J., and Manzow, S., 2000,
Cell Death Apoptosis and Necrosis, Rosche Diagnostic Corporation.
Yaroslavsky, B., Watkin, S., Donennberg, A.D., Patton, T.J., and Steinman, R.A.,
1999, Subelluler and cell Cycle Expression Profiles of CDK-Inhibitor in
Normal Differentiating Myeloid Cells, Blood, 93, 2907-2917.
Zhang, B., Gojo, I., and Fenton, R.G., 2002, Myeloid Cell Factor-1 is a critical
Survival factor For Multiple HeLa, Blood, 99(6), 1885-1893.
26