Pengaturan Privatisasi Dikaitkan Dengan Parameter Kepentingan

Pengaturan Privatisasi Dikaitkan Dengan Parameter Kepentingan
Zulkifli Taufik
Program Studi Ilmu Hukum
Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Pasal 33 DUD 1945 memberi petunjuk bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan,
bukan kemakmuran orang seorang. Sebab itu cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Bumi dan air dan kekayaan alam
yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besamya kemakmuran rakyat. Penjelasan pasal 33
menyatakan bahwa hanya perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak boleh
ditangan orang seorang.
Oleh karena itu maka pengaturan privatisasi dalam sektor usaha yang berkaitan dengan
kepentingan umum dan menguasai hidup orang banyak harus menggunakan paradigma konstitusi
(pasal 33) dan paradigma yuridis yang sejalan dengan pasal 33 sebagai tolak ukurnya. Undangundang privatisasi belum ada. Pengaturan privatisasi dilaksanakan sesuai Undang-undang Nomor 19
Tahun 2003 tentang BUMN. Menurut Undang-undang BUMN, bahwa badan usaha yang dapat di
privatisasi adalah bentuk perusahaan perseroan (Persero), sedangkan bentuk perusahaan umum
(Perum) karena keberadaannya untuk melaksanakan kemanfaatan umum tidak dapat di privatisasi.
Namun tidak semua bentuk badan perseroan (Persero) boleh di privatisasi. Hal ini diketahui dari isi
pasal 77 UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN yang menegaskan Persero yang tidak boleh di

privatisasi adalah yang bidang usahanya berdasarkan ketentuan peraturan Perundang-undangan
hanya boleh dikelola oleh BUMN, Persero yang begerak disektor usaha yang berkaitan dengan
pertahanan dan keamanan negara, Persero yang bergerak disektor tertentu yang oleh pemerintah
diberi tugas khusus berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dan Persero yang bergerak di bidang
usaha sumber daya alam yang secara tegas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
dilarang untuk di privatisasi.
Sejak diberlakukan UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, belum pemah diterbitkan peraturan
perundang-undangan sebagai implementasi pasal 77, terkecuali melalui sinkronisasi hukum dapat
dinyatakan bahwa Pasal 77 UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN menguatkan eksistensi dari pada
UU No.1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing (PMA). Bidang-bidang usaha yang penting
bagi negara dan meguasai hajat hidup orang banyak, untuk itu tidak boleh di privatisasi di atur dalam
UU No.1 tahun 1967 tentang PMA, sebagai berikut; Pelabuhan-pelabuhan, Produksi, Transmisi dan
Distribusi Tenaga Listrik untuk Umum, Telekomunikasi, Pelayaran, Penerbangan, Air Minum,
Kereta Api Umum, Pembangkit Tenaga Atom dan Media Massa. Termasuk bidang-bidang yang
menduduki peranan penting dalam Pertahanan Negara, seperti: produksi senjata, mesin, alat-alat
peledak dan peralatan perang.
Kata Kunci: Privatisasi, Parameter kepentingan umum dan hajat hidup orang banyak

e-USU Repository ©2005 Universiatas Sumatera Utara