Indikator Keefektifan Kalimat Indikator Ketepatan Penggunaan Ejaan

No Indikator Deskriptor Skor Skor Maksimal 3. t✉ t ✉ ✈ ✇ t ✇ n ①✉②③③ ④ ② ✇✇ n Ejaan 1.Penggunaan ejaan huruf kapital dalammenulis sangat tepat. 2.Penggunaan ejaanpenggunaan huruf kapital dalam menulis kurang tepat. 3.Penggunaan ejaanpenggunaan huruf kapital tidak tepat. 4.Penggunaan ejaanpenggunaan huruf kapital sangat tidak tepat. 5.Penggunaan ejaanpenggunaan huruf kapital salah. 5 4 3 2 1 5 Jumlah 13 Keterangan a. Indikator Pilihan Kata Kata-kata yang digunakan dalam kalimat hendaknya tepat, jelas, bervariasi, serta mudah dipahami sesuai dengan konteks sehingga mudah dipahami pembaca. Apabila semua kata-kata yang digunakan tepat, maka siswa mendapat skor 5. Apabila terdapat 1-5 kata-kata yang tidak sesuai dengan konteks, maka siswa mendapat skor 4. Apabila terdapat 6-10 kata-kata yang tidak seseuai dengan konteks, maka siswa mendapat skor 3. Apabila terdapat 11-15 kata-kata yang tidak sesuai dengan konteks, maka siswa mendapat skor 2. Apabila terdapat 16 kata atau lebih yang tidak sesuai dengan konteks, maka siswa mendapat skor 1.

b. Indikator Keefektifan Kalimat

Kalimat dalam paragraf haruslah efektif agar informasi yang disampaikan dapat lebih jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda bagi pembaca. Adapun ciri- ciri kalimat efektif, yaitu kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, ⑤⑥⑦⑥ rm ⑧ t ⑧ n , ⑨⑧ n ⑤ ⑥ lo ⑩❶ s ⑧ n . Oleh karena itu, untuk indikator keefektifan kalimat dibatasi pada kelogisan. Jadi, apabila dalam paragraf kalimat yang dibuat siswa efektif logis, maka siswa tersebut mengapat skor 3. Apabila dalam paragraf terdapat kalimat yang dibuat siswa kurang efektif logis. Maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam paragraf terdapat kalimat yang dibuat siswa tidak efektif logis, maka siswa mendapat skor 1.

c. Indikator Ketepatan Penggunaan Ejaan

Penggunaan ejaan tidak hanya berkaitan dengan cara mengeja suatu kata. Tetapi yang lebih utama berkaitan dengan cara mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar, misalnya kata, kelompok kata, atau kalimat. Ejaan berkaitan pula dengan penggunaan tanda baca pada satuan-satuan huruf. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalh ketentuan yang mengatur penulisan huruf menjadi satuan yang lebih besar. Dalam penelitian ini, untuk indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi pada penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal kata pertama dalam sebuah kalimat dan penggunaan tanda titik . yang dipakai pada akhir kalimat. Untuk lebih jelasnya mengenai skor dapat dilihat sebagai berikut. - Penggunaan huruf kapital: apabila dalam karangan yang dibuat siswa, pengguanan huruf kapital sangat tepat atau tidak ada kesalahan dalam penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal atau kalimat pertama dalam sebuah kalimat, maka siswa tersebut mendapat skor 5. Apabila dalam karangan yang dibuat siswa yang dibuat siswa terdapat 1-5 kesalahan dalam penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal kata atau kalimat, maka siswa mendapat skor 4. Apabila dalam ❷❸ r ❸ n ❹❸ n y ❸ n ❹ ❺ ❻❼❽❸ t ❾ ❻ sw ❸ t ❿ r ❺❸ p ❸ t ➀ -10 ❷❿ ❾ ❸ l ❸➁❸ n ❺ ❸ l ❸ m ➂❿ n ❹❹ u n ❸❸ n ➁❽ ➃❽ ➄ ❷❸ ➂❻ t ❸ l y ❸ n ❹ ❺ ❻➂❸ ❷ ❸ ❻ ➂❸❺ ❸ ❸ w ❸ l ❷ ❸ t ❸ ❸ t ❸ u ❷ ❸ l ❻ m ❸ t, m ❸ ❷ ❸ ❾ ❻ sw ❸ m ❿ ➅ ❺❸ p ❸ t ❾ ❷ ➆ ➃ 3. ➇➂❸ ❼❻ l ❸ ❺❸ l ❸ m ❷ ❸ r ❸ n ❹❸ n y ❸ n ❹ ❺ ❻❼ ❽ ❸ t ❾ ❻ sw ❸ t ❿ r ❺❸ ➂❸ t 11 -1 ➈ ❷ ❿ ❾ ❸ l ❸➁ ❸ n ❺❸ l ❸ m ➂❿ ➅ ❹ ❹ u n ❸❸ n ➁❽ ➃ u ➄ ❷ ❸ ➂ ❻ t ❸ l y ❸ n ❹ ❺ ❻➂ ❸ ❷❸ ❻ ➂ ❸❺ ❸ ❸ w ❸ l ❷ ❸ t ❸ ❸ t ❸ u ❷❸ l ❻ m ❸ t, m ❸ ❷ ❸ ❾ ❻ sw ❸ m ❿ ➅ ❺❸ ➂❸ t ❾ ❷ ➆ ➃ 2. ➇➂ ❸ ❼ ❻ l ❸ ❺ ❸ l ❸ m ❷❸ r ❸ n ❹❸ n y ❸ n ❹ ❺ ❻❼ ❽ ❸ t ❾ ❻ sw ❸ t ❿ r ❺ ❸ p ❸ t 1 ➀ ❸ t ❸ u l ❿ ❼ ❻ ➁ ❷ ❿ ❾ ❸ l ❸➁ ❸ n ❺ ❸ l ❸ m ➂❿ ➅ ❹ ❹❽ ➅ ❸❸ n ➁❽ ➃❽ ➄ ❷ ❸ ➂ ❻ t ❸ l y ❸ ➅ ❹ ❺ ❻ p ❸ ❷❸ ❻ ➂❸❺ ❸ ❸ w ❸ l ❷❸ t ❸ ❸ t ❸ u ❷❸ l ❻ m ❸ t, m ❸ ❷❸ ❾ ❻ sw ❸ m ❿ n ❺ ❸ ➂ ❸ t ❾ ❷ ➆ ➃ 1. - Penggunaan tanda titik .: ➇➂❸ ❼❻ l ❸ ❺ ❸ l ❸ m ❷ ❸ r ❸ n ❹ ❸ n y ❸ n ❹ ❺ ❻❼ ❽ ❸ t ❾ ❻ sw ❸ ➂❿ ➅ ❹ ❹ u n ❸❸ n t ❸ ➅ ❺ ❸ t ❻ t ❻❷ ❾ ❸ ➅ ❹❸ t t ❿ ➂ ❸ t ❸ t ❸ u t ❻ ❺❸ ❷ ❸❺❸ ❷ ❿ ❾ ❸ l ❸➁❸ n ➂ ❸❺ ❸ ❸ ❷➁ ❻ r ❷❸ l ❻ m ❸ t m ❸ ❷❸ ❾ ❻ sw ❸ t ❿ rs ❿ ❼ ❽ ➉ m ❿ n ❺ ❸ ➂ ❸ t ❷❸ n ❾ ❷ ➆ ➃ ➈ ➊ ➇➂❸ ❼❻ l ❸ ❺ ❸ l ❸ m ❷❸ r ❸ n ❹❸ n ❾ ❻ sw ❸ t ❿ r ❺ ❸ ➂ ❸ t 1 ❷ ❿ ❾ ❸ l ❸➁❸ n ❺ ❸ l ❸ m ➂❿ n ❹❹ ❽ ➅ ❸❸ n t ❸ ➅ ❺ ❸ t ❻ t ❻❷ ➂❸❺ ❸ ❸ ❷ ➁ ❻ r ❷ ❸ l ❻ m ❸ t, m ❸ ❷ ❸ ❾ ❻ sw ❸ m ❿ ➅ ❺❸ ➂❸ t ❾ ❷ ➆ ➃ 4 . Apabila dalam karangan siswa terdapat 2 kesalahan dalam penggunaan tanda titik pada akhir kalimat, maka siswa mendapat skor 3. Apabila dalam karangan siswa terdapat 3 kesalahan dalam penggunaan tanda titik pada akhir kalimat, maka siswa mendapat skor 2. Apabila dalam karangan siswa terdapat 4 kesalahan dalam penggunaan tanda titik pada akhir kalimat, maka siswa mendapat skor 1. Karena dalam indikator ketepatan penggunaan ejaan dibatasi menjadi 2, yaitu penggunaan huruf kapital yang dipakai pada awal kata atau kalimat pertama dan penggunaan tanda titik yang dipakaipada akhir kalimat, maka jumlah skor yang diproleh oleh siswa dibagi menjadi 2, sehingga akan mendapat hasil akhir keseluruhan aspek ketepatan penggunaan ejaan. Misalnya: Apabila siswa mendapat skor 5 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 5 untuk penggunaan tanda titik, maka jumlah skor 10. Oleh karena itu, skor 10 tersebut dibagi 2 ➋ ➌➍ ➎➏➐➐ ➑ m ➌ n ➐ ➍➑ ➋ ➎ l ➒➑ n s ➒ ➓➔ ➑➒ ➍ ➎ r y ➑ ➎ tu → ➣ ➏↔➣➒ ➑ ➋ ↕➌➒ ↕ ➌ n ➐➐ ➣ ➏➑➑ n ➌ ➙ ➑➑ n . ➛↕➑ ➜ ➎ l ➑ s ➎ sw ➑ m ➌ ➏ ➝ ➑↕ ➑ t ➋ ➒ ➓ ➔ 4 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 4 untuk penggunaan tanda titik, maka jumlah skor 8. Oleh karena itu, skor 8 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir yaitu 4 untuk aspek penggunaan ejaan. Apabila siswa mendapat skor 3 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 3 untuk penggunaan tanda titik, maka jumlah skor 6. Oleh karena itu, skor 6 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir yaitu 3 untuk aspek penggunaan ejaan. Apabila siswa mendapat skor 2 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 2 untuk penggunaan tanda titik, maka jumlah skor 4. Oleh karena itu, skor 4 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir yaitu 2 untuk aspek penggunaan ejaan. Apabila siswa mendapat skor 1 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 1 untuk penggunaan tanda titik, maka jumlah skor 2. Oleh karena itu, skor 2 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir yaitu 1 untuk aspek penggunaan ejaan. Tetapi apabila skor yang diperoleh siswa berbeda, misalnya: Apabila siswa mendapat skor 5 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 4 untuk penggunaan tanda titik atau sebaliknya, maka jumlah skor yang didapat siswa tersebut, yaitu 9. Oleh karena itu, skor 9 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir, yaitu 4,5. karena skor tersebut 4,5, maka skor tersebut dibulatkan menjadi 5 karena skor tersebut lebih dari 4. Apabila siswa mendapat skor 4 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 3 untuk penggunaan tanda titik atau sebaliknya, maka jumlah skor yang didapat siswa tersebut, yaitu 7. Oleh karena itu, skor 7 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir, yaitu 3,5. karena skor tersebut 3,5, maka skor tersebut dibulatkan menjadi 4 karena skor tersebut lebih dari 3. Apabila siswa mendapat skor 3 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 2 untuk penggunaan t ➞➟➠ ➞ t ➡ t ➡➢ ➞ t ➞ u s ➤➥ ➞ l ➡➢ ➟ y ➞ , m ➞ ➢ ➞ ➦ u m l ➞➧ ➨ ➢ ➩ ➫ y ➞ n ➭ ➠➡➠ ➞➯ ➞ t ➨ ➡ sw ➞ t ➤ rs ➤➥ ➲➳ , y ➞ ➡ tu ➵ ➸ Oleh karena itu, skor 5 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir, yaitu 2,5. karena skor tersebut 2,5, maka skor tersebut dibulatkan menjadi 2 karena skor tersebut lebih dari 3. Apabila siswa mendapat skor 2 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 1 untuk penggunaan tanda titik atau sebaliknya, maka jumlah skor yang didapat siswa tersebut, yaitu 3. Oleh karena itu, skor 3 tersebut dibagi 2 sehingga menghasilkan skor akhir, yaitu 1,5. karena skor tersebut 1,5, maka skor tersebut dibulatkan menjadi 2 karena skor tersebut lebih dari 1. Tetapi apabila siswa mendapat skor 1 untuk penggunaan huruf kapital dan skor 0 untuk penggunaan tanda titik atau sebaliknya, maka jumlah skor yang didapat siswa tersebut, yaitu 1. Oleh karena itu, skor 1 tersebut tidak perlu dibagi, karena skor 1 dalam indikator ketepatan penggunaan ejaan merupakan skor terkecil, jadi skor akhir siswa tersebut akan tetap1.

F. Hasil Tes Awal

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VIII-D SEMESTER GANJIL SMPN 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 10 73

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MELALUI PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS VIII-D SEMESTER GANJIL SMPN 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 6 72

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PANTUN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VII SMP DIRGANTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 22 71

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

0 11 47

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CATATAN HARIAN DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA SMP NEGERI 6 BANDARLAMPUNG KELAS VII SEMESTER GANJIL TAHUN 2011/2012

0 9 48

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI TEKNIK PELATIHAN PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 53 61

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PELATIHAN PADA SISWA KELAS VIIC SMPN 2 TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 93

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PELATIHAN PADA SISWA KELAS VIIC SMPN 2 TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 18 60

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI PEMODELAN PADA SISWA KELAS VB SEMESTER GANJIL SDN 2 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012 - 2013

0 7 19