HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN AJARAN 2015/2016

(1)

Reni Octavia

ABSTRAK

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN METRO

TIMUR KOTA METRO TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh Reni Octavia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara belajar siswa dan hubungannya dengan prestasi belajar serta faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa kelas VIII SMP se-kecamatan Metro Timur tahun ajaran 2015/2016. Sampel diambil dengan caracluster random samplingberjumlah 327 siswa. Desain penelitian berupa deskriptif korelasional. Data kualitatif berupa cara belajar siswa yang diperoleh dari angket. Data kuantitatif berupa prestasi belajar siswa yang diperoleh dari tes tertulis. Teknik analisis data menggunakanpearson product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat cara belajar yang diguna-kan siswa yaitu, membaca, mendengar, melihat serta mengucap dan menulis. Siswa yang menggunakan cara belajar membaca adalah sebanyak 44,04%, cara belajar mendengar sebanyak 51,38%, cara belajar melihat sebanyak 1,22% dan cara belajar mengucap dan menulis sebanyak 3,36%. Nilai rata-rata prestasi belajar yang diperoleh siswa yang menggunakan cara belajar membaca 45,34


(2)

dengan kategori prestasicukup, siswa yang menggunakan cara belajar mendengar yaitu 51,53 dengan kategori prestasicukup. Siswa yang menggunakan

cara belajar melihat memperoleh nilai rata-rata prestasi 73,75 dengan kategori tinggidan siswa yang menggunakan cara belajar mengucap dan menulis dengan rata-rata prestasi 74,77 dengan kategoritinggi. Terdapat korelasi antara cara belajar dengan prestasi belajar siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,529 dengan kekuatan hubungan yaitusedang. Terdapat korelasi faktor yang

berhubungan dengan cara belajar dengan koefisin korelasi sebesar 0,608 dengan kekuatan hubungan yaitukuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar IPA siswa.


(3)

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN METRO

TIMUR KOTA METRO TAHUN AJARAN 2015/2016

(Skripsi)

Oleh Reni Octavia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(4)

Reni Octavia

ABSTRAK

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN METRO

TIMUR KOTA METRO TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh Reni Octavia

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara belajar siswa dan hubungannya dengan prestasi belajar serta faktor yang mempengaruhi cara belajar siswa kelas VIII SMP se-kecamatan Metro Timur tahun ajaran 2015/2016. Sampel diambil dengan caracluster random samplingberjumlah 327 siswa. Desain penelitian berupa deskriptif korelasional. Data kualitatif berupa cara belajar siswa yang diperoleh dari angket. Data kuantitatif berupa prestasi belajar siswa yang diperoleh dari tes tertulis. Teknik analisis data menggunakanpearson product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat cara belajar yang diguna-kan siswa yaitu, membaca, mendengar, melihat serta mengucap dan menulis. Siswa yang menggunakan cara belajar membaca adalah sebanyak 44,04%, cara belajar mendengar sebanyak 51,38%, cara belajar melihat sebanyak 1,22% dan cara belajar mengucap dan menulis sebanyak 3,36%. Nilai rata-rata prestasi belajar yang diperoleh siswa yang menggunakan cara belajar membaca 45,34


(5)

dengan kategori prestasicukup, siswa yang menggunakan cara belajar mendengar yaitu 51,53 dengan kategori prestasicukup. Siswa yang menggunakan

cara belajar melihat memperoleh nilai rata-rata prestasi 73,75 dengan kategori tinggidan siswa yang menggunakan cara belajar mengucap dan menulis dengan rata-rata prestasi 74,77 dengan kategoritinggi. Terdapat korelasi antara cara belajar dengan prestasi belajar siswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,529 dengan kekuatan hubungan yaitusedang. Terdapat korelasi faktor yang

berhubungan dengan cara belajar dengan koefisin korelasi sebesar 0,608 dengan kekuatan hubungan yaitukuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar IPA siswa.


(6)

HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN METRO

TIMUR KOTA METRO TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh RENI OCTAVIA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(7)

(8)

(9)

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Subandi dengan Ibu Sulastri, yang

dilahirkan di Metro pada tanggal 14 Februari 1994. Penulis bertempat tinggal di Jalan Wr. Supratman RT.09 RW.03 Kecamatan Karang Rejo Metro Utara Kota Metro. Penulis dapat dihubungi pada kontak 081271148525.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis yaitu TK PKK Karang Rejo, SD Negeri 7 Metro (2000-2006), SMP Negeri 8 Metro (2006-2009), SMA Negeri 5 Metro (2009-2012). Pada tahun 2012, penulis terdaftar sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA, Program Studi Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Way Tenong dan Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terinterasi (KKN-KT) di Kecamatan Fajar Bulan Kabupaten Lampung Barat pada bulan Juli-September 2015. Penulis melakukan penelitian pendidikan di SMP Negeri 2 Metro, SMP Negeri 4 Metro dan SMP Negeri 7 Metro untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada tahun 2016.


(11)

viii

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, ku persembahkan sebuah karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku yang tulus kepada:

Ibu tercinta, Sulastri

Terimakasih telah mendidik dan membesarkanku dengan doa, kesabaran dan limpahan kasih sayang. Terimakasih atas perjuangan dan pengorbananmu yang takkan pernah bisa terbalaskan olehku. Semoga Ibu

selalu diberikan kesehatan dan anakmu akan membanggakan Ibu kelak. Bapakku, Subandi

Terimakasih atas perjuangan dan pengorbanan Bapak untuk menjadikan pendidikan sebagai nomor satu bagi anak-anaknya. Semoga Bapak selalu

diberikan kesehatan dan anakmu akan membanggakan Bapak kelak.

Adikku, Berliana Ajeng Pratiwi

Terimakasih atas doa, semangat dan dukungan yang telah diberikan selama ini


(12)

MOTTO

Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik

bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak

baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui

(Q.S Al-Baqoroh: 216)

Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu,

namun hanya didapatkan oleh mereka yang mau mengejarnya

(Abraham Lincoln)


(13)

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudulHUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO TAHUN AJARAN 2015/2016”sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung 2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung 3. Dr. Tri Jalmo, M.Si.,selaku pembimbing I atas kesedian memberikan

bimbingan, arahan dan saran dalam menyelesaikan skripsi.

4. Berti Yolida, S.Pd.,M.Pd., selaku Pembimbing Akademik, dan pembimbing II atas bantuan dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan masukan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.

5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembahas atas saran, masukan, dan arahan yang diberikan hingga terselesainya skripsi ini.


(14)

6. Seluruh dosen program studi Pendidikan Biologi yang telah memberikan ilmu selama penulis melaksanakan kuliah.

7. Seluruh civitas akademik SMP Negeri 2 Metro, SMP Negeri 4 Metro dan SMP Negeri 7 Metro yang telah membantu proses penelitian

8. Keluarga Pendidikan Biologi 2012, atas kebersamaan dan kekeluargaan selama masa kuliah.

9. Tim Sukses Skripsi, M. Zainul Wahid, Andreas Yudhistira, Dwi Rahmawati, Fatma Ina Puri Pertiwi dan Syaffira Rozza Primadina. Terimakasih atas kerjasama, suka dan duka dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi baik yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Agustus2016 Penulis,


(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Cara Belajar ... 11

B. Pembelajaran IPA ... 18

C. Prestasi Belajar ... 21

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

C. Desain Penelitian ... 28

D. Prosedur Penelitian... 28

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket... 31

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 35


(16)

xiv

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 45

B. Pembahasan ... 52

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

LAMPIRAN 1. Kisi-kisi Angket Siswa ... 67

2. Angket Cara Belajar Siswa ... 69

3. Angket Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 73

4. Form Wawancara Cara Belajar Siswa... 76

5. Kisi-kisi Soal Tes ... 79

6. Tabel Sebaran Soal Tes ... 84

7. Soal Tes ... 88

8. Rubrik Soal Tes... 95

9. Skor Hasil Uji Coba Angket ... 115

10. Hasil Uji Validitas Angket ... 118

11. Hasil Uji Reliabilitas Angket... 120

12. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian... 121

13. Nilai rpoduct moment... 125


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Sebaran populasi penelitian ... 26

2. Sebaran sampel penelitian ... 27

3. Hasil uji validitas angket cara siswa belajar siswa ... 32

4. Hasil uji reabilitas angket cara siswa belajar siswa ... 33

5. Hasil uji validitas angket yang berhubungan dengan cara belajar ... 33

6. Hasil uji reliabilitas angket faktor yang berhubungan dengan cara belajar... 34

7. Kriteria interprestasi reliabilitas angket ... 34

8. Faktor yang berhubungan dengan cara belajar IPA ... 34

9. Kriteria persentase jumlah siswa berdasarkan cara belajarnya ... 37

10. Kriteria tingkatan prestasi ... ... 38

11. Tingkatan hubungan berdasarkan interval korelasi sederhana . ... 43

12. Cara belajar siswa SMP Negeri se-kecamatan Metro Timur... 47

13. Tingkatan prestasi belajar siswa berdasarkan cara belajarnya... 48

14. Korelasi cara belajar dengan prestasi belajar. ... 49

15. Faktor internal yang berhubungan dengan cara belajar siswa. ... 49

16. Faktor eksternal sosial yang berhubungan dngan cara belajar siswa ... ... 50


(18)

xvi

17. Faktor eksternal non-sosial yang berhubungan dengan cara belajar siswa ... 51 18. Korelasi cara belajar dengan faktor yang berhubungan dengan


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema Kerangka Pikir... 10 2. Kerucut Pengalaman Belajar Dale ... 15 3. Siswa Mengisi Angket Cara Belajar dan Faktor yang

Mempengaruhinya... 129 4. Siswa Mengerjakan Tes Tertulis... 129


(20)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu ilmu yang mengajarkan tentang gejala alam proses kehidupan makhluk yang ada di muka bumi (Lukum, 2015: 26). Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Oleh karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pembelajaran IPA adalah memadukan antara pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk pengalaman langsung (Davis dan Summers, 2014: 4).

IPA memiliki peran yang sangat penting bagi kemajuan IPTEK yang begitu pesat yang sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia pendidikan terutama pendindikan sains yang terbukti dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi. Pendidikan IPA diharapkan dapat memberikan penguasaan ilmu pengetahuan yang saat ini menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan masa depan (BSNP, 2006: 148).IPA ditujukan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta dapat menjadikan siswa berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri melalui proses inkuiri ilmiah (Kirchhoff, 2008: 33).


(21)

2

Belajar IPA merupakan proses aktif yang harus dilakukan siswa. Dalam belajar IPA siswa mengamati obyek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada pihak lain. Keaktifan dalam belajar IPA terletak pada dua segi, yaitu aktif bertindak secara fisik atauhands-ondan aktif berpikir atau minds-on(NRC, 1996:20).

Prestasi belajar IPA siswa di Indonesia masih sangat rendah. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan literasi sains siswa di Indonesia masih rendah. Indonesia mengikuti evaluasi PISA yang dilaksanakan sejak tahun 2000 lalu, dan berlanjut tahun 2003, 2006, 2009 dan 2012. Berdasarkan hasil studi PISA pada tahun 2012, literasi sains Indonesia menempati

peringkat ke-64 dari 65 negara dengan perolehan skor literasi sains di Indonesia yaitu skala 382 (OECD, 2012: 27). Hal ini terjadi karena proses pembelajaransains, strategi pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang digunakan di dalam kelas kurang efektif sehingga kemampuan literasi sains dan prestasi belajar yang diperoleh siswa di Indonesia masih sangat rendah. Sesuai dengan hasil observasi di SMPNegeri 2 dan SMPNegeri 7 di

Kecamatan Metro Timur, bahwa pembelajaran IPA dikelas banyak menggunakan metode ceramah maka cara belajar siswa hanya sekedar

membaca dan mendengar, sehingga hasil belajar yang dapat diperoleh rendah.

Rendahnya prestasi IPA siswa Indonesiadipengaruhi oleh beberapa faktor. Slameto (2010: 54) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar


(22)

3

banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu dari faktor internal tersebut yaitu cara belajar dari siswa. Menurut Slameto (2010: 73) agar seorang anak berprestasi dalam belajarnya maka diperlukan adanya

ketrampilan-ketrampilan belajar atau cara belajar yang baik.

Cara belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan ketrampilan. Cara belajar pada dasarnya merupakansatu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa, hal ini sesuai denganpendapat Slameto (2010, 73) yang mengemukakan bahwa cara belajar merupakan cara atau strategi sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai hasil yang diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan akan tergambar dalam bentuk prestasi.

Setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda, sehingga prestasi belajar yang dicapai oleh setiap siswapun berbeda. Berdasarkan kerucut pengalaman Dale, cara belajar yaitu meliputi membaca, mendengar, melihat, melihat dan mendengar, mengucap dan menulis, serta melakukan. Cara belajar tersebut dapat dijelaskan bahwa siswa akan menyerap informasi sebesar10% dari membaca, 20% dari mendengar, 30% dari melihat, 50% dari melihat dan mendengar, 70% dari mengucapkan dan menulis, 90% dari melakukan pengalaman secara langsung (Anderson, 2003: 1-2).

Penting bagi guru untuk mengetahui cara belajar setiap siswa, supaya guru dapat menentukan pembelajaran yang baik dan memenuhi kebutuhan belajar siswa, karena cara belajar setiap siswa berbeda-beda disesuaikan dengan


(23)

4

kemampuan berpikir setiap anak. Menurut Slameto (2010: 63) kualitas cara belajar akan menentukan hasil belajar yang diperoleh, cara belajar yang baik akan menyebabkan berhasilnya belajar sebaliknya cara belajar yang buruk akan menyebabkan kurang berhasil atau gagalnya belajar dan prestasi yang diperolehpun rendah.

Berdasarkan penelitian Hamdu dan Agustina (2011, 84-85) yang dilakukan pada 26 siswa IPA di Kecamatan Tawang, menyatakan bahwa motivasi dan cara belajar IPA siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Seperti yang diungkapkan oleh Nashar (2004: 77) bahwa prestasi belajar dapat dilihat dari terjadinya perubahan hasil masukan pribadi yaitu motivasi dan cara belajar untuk meraih keberhasilan.Berdasarkan penelitian Hidayati (2013: 39-40) prestasi belajar dipengaruhi oleh cara belajar siswa. Semakin baik cara belajar siswa maka semakin besar pula peluang bagi siswa untuk memperoleh prestasi yang baik.

Dari permasalahan diatas dapat diketahui bahwa perbedaan cara belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar IPA siswa, untuk mengetahui tentang

hubungan antara cara belajar dengan prestasi belajarIPA siswaSMP, maka dilaksanakan penelitiandengan judul “Hubungan Cara Belajar Dengan Prestasi Belajar IPASiswa Kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun Ajaran 2015/2016”.


(24)

5

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi antara lain:

1. Bagaimana cara belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Timur tahun ajaran2015/2016 ?

2. Bagaimana hubungan antaracara belajar dengan prestasi belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Timur tahun ajaran

2015/2016 ?

3. Apa saja fakor yang berhubungan dengan cara belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Timur tahun ajaran 2015/2016 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini untuk:

1. Mendeskripsikan cara belajar IPA siswa SMP kelas VIII se-Kecamatan Metro Timurtahunajaran2015/2016.

2. Mengetahui hubungan cara belajar dengan prestasi belajar IPA siswa SMP kelas VIII se-Kecamatan Metro Timur tahun ajaran 2015/2016.

3. Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan cara belajar IPA siswa SMP kelas VIII se-Kecamatan Metro Timur tahun ajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Peneliti, yaitu dapat menambah wawasan dari penelitian yang telah


(25)

6

2. Siswa, yaitu dapat mengetahui keefektifan cara belajar yang digunakan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar IPA.

3. Guru, yaitu dapat menjadi masukan mengenai cara belajar siswa sehingga guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan cara belajar siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Sekolah, yaitu sebagai masukan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran di sekolah dan prestasi IPA siswa.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Cara belajar merupakan cara yang digunakan siswa padas aat proses pembelajaran guna mendapatkan pengalaman dan pengetahuan. Berdasarkan kerucut pengalaman Dale, cara belajar yaitu meliputi membaca, mendengar, melihat, melihat dan mendengar, mengucap dan menulis, serta melakukan.

2. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar dalam penelitian ini mengacu pada prestasi belajar IPA yang dapat diukur melalui tes tertulis dengan menggunakan soal ujian nasional tahun 2008-2014. Soal tes diambil dengan menyesuaikan KD dari materi yang telah dipelajari disemester ganjil maupun dari materi yang baru dipelajari disemester genap.

3. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2, SMP Negeri 4 dan SMP Negeri 7 di Kecamatan Metro Timur, semester genap tahun ajaran 2015/2016. Sampel ditentukan menggunakan teknik


(26)

7

cluter random samplingdengan mengambil 50% dari populasi kelas setiap sekolah.

4. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kualitatif, dengan tujuan untuk mendapatkan hubungan antara cara belajar dengan prestasi belajar siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan tes tertulis pada siswa, pemberian angket siswa serta wawancara siswa. Subjek wawancara siswa adalah enam pewakilan siswa dari setiap kelas sampel yang terdiri dari dua siswa berprestasi tinggi, dua siswa berprestasi sedang dan dua siswa berprestasi rendah.

5. Mata pelajaran dalam penelitian ini terbatas pada mata pelajaran IPA pada kelas VIII SMP semester genap tahun ajaran 2015/2016.

F. Kerangka Pikir

Cara belajar merupakan cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses belajar. Prestasi belajar dapat diukur setelah diadakan evaluasi, yang dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan melakukan tes. Tes hasil belajar dapatmemperlihatkantentangtinggiataurendahnyaperstasibelajarsiswa.

Siswa yang ingin berhasil dalam belajar maka perlu adanya cara-cara belajar yang efisien agar mendapatkan hasil yang baik. Cara belajar yang digunakan antara siswa yang satu berbeda dengan siswa yang lain, artinya cara belajar yang cocok untuk seseorang belum tentu sesuai dengan orang lain. Ada siswa


(27)

8

yang belajar dengan cara mendengarkan sambil menulis, namun ada juga siswa yang belajar dengan cara melihat dan melakukan. Perbedaan cara belajar ini menyebabkan perbedaan prestasi belajar yang diraih siswa. Cara belajar yang baik akan membantu siswa mempelajari atau memahami materi pelajaran yang telah diterimanya. Siswa yang dapat mengembangkan cara-cara belejar yang cocok untuk dirinya, maka akan dapat membantu

meningkatkan prestasinya.

Berdasarkan kerucut Dale, belajar tingkat rendah yaitu meliputi membaca dan mendengar. Hal ini sangat tidak efektif untuk pembelajaran IPA, karena IPA adalah ilmu yang memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam,

penemuan, mengembangkan ketrampilan dan sikap ilmiah. Sehingga

diperlukan cara belajar khusus agar siswa dapat mendapatkan prestasi belajar IPA yang baik.

Dalam kaitannya dengan belajar, maka tidak lepas dari faktor-faktor yang berhubungan dengan cara belajar siswa. Faktor-faktor yang berhubungan dengan cara belajar siswa antara lain yaitu ada faktor internal dan faktor eksternal. faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Yang termasuk dalam faktor internal yang berhubungan dengancara belajar IPA siswa adalah minat, bakat dan motivasi. Siswa yang mempunyai minat dan motivasi yang tinggi akan mempengaruhi kemampuan siswa untuk dapat lebih berkonsentrasi dalam belajar sehingga siswa dapat memperoleh prestasi yang lebih baik. Bakat yang dimiliki siswa juga dapat mempengaruhi


(28)

9

prestasi belajar siswa. Siswa yang mempunyai bakat dalam belajar maka akan mudah baginya untuk memahami dan mengerjakan sesuatu.

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasaldari luar diri siswa. Yang termasuk dalam faktor eksternalyaitu meliputi,faktor keluarga, fasilitas belajar di sekolah, cara guru mengajar, sumber belajar, fasilitas belajar di rumah dan pendekatan belajar. Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan siswa. Adanya dukungan dan perhatian dari orang tua tentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anaknya. Fasilitas belajar dan sumber belajar juga dapat menentukan prestasi belajar yang diperoleh siswa, apabila siswa mendapatkan fasilitas belajar yang baik, maka akan memudahkan siswa dalam kegiatan belajarnya. Faktor pendekatan belajar juga berhubungan dengan tingkat keberhasilan belajar siswa. Siswa yang menggunakan pendekatan belajar maka akan menunjang keefektifan siswa dalam kegiatan belajar sehingga akan memudahkan siswa dalam mencapai tujuan belajar.

Berdasarkan faktor-faktor yang telah dijelaskan diatas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor tersebut dengan cara belajar dan prestasi belajar siswa. Penjelasan mengenai kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan seperti ini:


(29)

10


(30)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Cara Belajar

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu mengalami proses belajar. Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Belajar adalah suatu proes usaha yang dilakukan sesorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan (Slameto, 2003: 2).Melalui belajar, manusia mengalami proses perubahan sehingga pengetahuan, tingkah laku, pemahaman maupun keterampilannya. Pengertian diatas diperkuat oleh Good dan Brophy (1990: 124) yang mendefinisikan bahwa belajar adalah proses yang diikuti oleh perubahan yang relatif tetap dalam dalam pengertian sikap, pengetahuan informasi, kemampuan dan ketrampilan.

Belajar adalah perubahan relatif permanen dalam perilaku yangterjadi melalui pengalaman (Halonen dan Santrock, 1999: 153). Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2003: 154) “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”. Belajar adalah usaha atau perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengna sistematis, mendayagunakan potensi yang dimiliki yang bertujuan untuk mengadakan perubahan dalam diri baik


(31)

12

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang, perubahan tersebut sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, ketrampilan, kecakapan, dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan aspek-aspek lain yang ada pada individual (Sudjana, 2009: 28). Belajar memiliki dua jenis yang perlu dibedakan, yakni belajar konsep dan belajar proses. Belajar konsep lebih menekankan hasil belajar kepada

pemahaman fakta dan prinsip, dan lebih bersifat kognitif. Sedangkan belajar proses atau keterampilan proses lebih ditekankan pada masalah bagaimana bahan pelajaran diajarkan dan dipelajari (Djamarah, 1997: 32).

Dalam melakukan kegiatan belajar, setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda. Banyak siswa yang lebih suka belajar fakta dan data, namun ada pula siswa yang lebih menyukai belajar yang berkaitan dengan teori-teori atau pengertian dalam sebuah materi (Graf dan Kinshuk, 2002: 2). Maka penting bagi siswa untuk mengetahui keunggulan dan kelemahannya dalam mengerti dan memahami sesuatu. Oleh sebab itu siswa harus mengetahui macam-macam cara belajar yang cocok bagi dirinya (Rohmawati dan Sukanti, 2012: 155).

Cara belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang diterapkan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajarnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hamalik (2003: 38) bahwa cara belajar ialah kegiatan-kagiatan belajar yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu, artinya kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam situasi belajar tertentu. Cara belajar yang baik


(32)

13

tentu penting bagi seseorang yang ingin berhasil dalam studi. Menurut Slameto (2010: 69) cara belajar yang baik turut menentukan keberhasilan seseorang dalam proses belajarnya. Apabila siswa tidak memiliki cara belajar yang efektif maka prestasi yang akan dicapai oleh siswapun akan rendah. Hal senada juga disampaikan oleh Dalyono (2009: 57) bahwa belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan.

Beberapa cara belajar perlu diperhatikan siswa dalam proses agar proses belajar supaya lebih efekif dan efisien . Cara atau metode belajar yang efisien adalah cara belajar yang memungkinkan siswa memahami informasi dengan cepat dan tepat selaras dengan kemampuan yang dikerahkan (Hakim, 2008: 7).

Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada kebiasaan belajarnya. Slameto (2010: 82–91) mengemukakan cara belajar efektif yang dapat dilakukan oleh siswa meliputi:

1. Membuat jadwal pelajaran sebaik mungkin, sehingga siswa memiliki waktu belajar yang tepat serta dapat menumbuhkan kedisiplinan.

2. Membaca bahan pelajaran baik yang sudah maupun yang belum dipelajari untuk memantapkan pemahaman sehingga mempermudah siswa dalam memahami sesuatu.

3. Membuat catatan kecil dari materi yang dijelaskan oleh guru, catatan dibuat dalam bentuk rangkuman dengan menulis intisarinya saja


(33)

14

4. Mengulang kembali materi yang telah dipelajari, sehingga pelajaran yang telah dipelajari menjadi lebih bermakna. Hal tersebut juga bertujuan untuk memudahkan dalam tingkat pemahaman.

5. Siswa harus konsentrasi saat belajar, dengan memusatkan pikiran terhadap satu hal dan mengabaikan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan proses pembelajaran tersebut. Konsentrasi dalam belajar merupakan kunci untuk memperoleh hasil belajar yang baik.

6. Siswa harus dapat menghafal dengan baik dan mengatahui tentang makna bahan pelajaran yang dihafal.

7. Mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya, baik yang diberi oleh guru maupun dengan mengerjakan soal-soal latihan agar mendapat

ketuntasan/prestasi balajar yang baik.

Menurut kerucut pengalaman Dale, metode yang paling efektif dalam belajar yaitu melibatkan belajar dari informasi disajikan melalui simbol-simbol verbal, yaitu mendengarkan kata-kata yang diucapkan. Metode yang paling efektif pada kerucut bagian bawah yaitu melibatkan langsung pengalaman belajar terarah, sepertihands-onatau pengalaman lapangan yang mewakili realitas (Andreson, 2003: 2).


(34)

15

Gambar 2. Kerucut Pengalaman Belajar Dale (Anderson, 2003: 1)

Kerucut pengalaman Dale menunjukan bahwa semakin ke bawah kerucut, semakin besar pembelajaran dan informasi yang akan dipertahankan. Grafik kerucut Dale yaitu pengalaman belajar berlangsung dari tingkat yang konkret naik menuju tingkat yang lebih abstrak. Cara belajar berdasarkan kerucut Dale dijelaskan bahwa siswa akan menyerap informasi sebesar 10% dari membaca, 20% dari mendengar, 30% dari melihat, 50% dari melihat dan mendengar, 70% dari mengucapkan dan menulis serta 90% dari melakukan pengalaman secara langsung (Anderson, 2003: 2).


(35)

16

Pada tingkatan semakin ke bawah kerucut maka siswa melibatkan aktivitas fisik. Menurut Cronbach (dalam Suryabrata, 2012: 231) belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami dan siswa mengunakan pancaindranya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Dale (2010: 100) bahwa siswa yang menyerap informasi dengan cara membaca buku teks atau dengan mendengarkan, maka siswa lebih sedikit menggunakan aktivitas fisiknya, sehingga siswa tidak terlibat secara langsung. Namun apabila siswa belajar dengan cara melibatkan aktivitas

fisiknya, maka siswa akan memperoleh informasi berdasarkan pengalaman siswa setelah melakukan sebuah percobaan (Dange, 2015: 101).

Belajar sebagai proses atau aktvitas tidak lepas dari faktor-faktor yang berhubungan dengan cara belajar. Faktor yang berhubungan dengan cara seseorang dalam belajar itu banyak jenisnya. Faktor–faktor belajar itupun dibagi menjadi dua bagian yaitu faktor internal yang berasal dari dalam dan faktor eksternal atau berasal dari luar. Antara kedua faktor itu masing masing dapat mempengaruhi seseorang untuk meningkatkan prestasinya yang diperoleh dengan cara belajar (Fauzi, 2010: 6).

Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari seseorang sendiri dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya (Kusumaningsih, 2009: 5). Slameto (2010: 54) menjelaskan secara rinci bahwa faktor internal meliputi faktor jasmaniah (faktor kesehatan dan cacat tubuh). Kesehatan jasmani dan rohani sanagt besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Faktor psikologi (inteligensi, bakat


(36)

17

minat, motif, kematangan, kesiapan). Apabila siswa mempunyai intelegensi dan bakat yang baik maka akan mudah bagi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar. Minat dan motivasi juga mempunyai pengaruh besar dalam belajar, apabila siswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul keinginan untuk dapat memperoleh prestasi belajar yang baik. Selanjutnya yaitu faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan rohani). Kelelahan jasmani berupa lelahnya tubuh yang disebabkan karena sakit, sedagkan kelelahan rohani ditimbulkan karenarasa kebosanan, sehingga minat dan keinginan untuk belajar hilang.

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu. Menurut Purwanto (dalam Rohmawati dan Sukanti, 2012: 157) faktor eksternal meliputi,

keluarga/keadaan rumah, guru dan cara mengajarnya, alat atau media yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, relasi antara anggota keluarga, keadaan ekonomi dan motivasi sosial.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan cara belajar adalah jalan yang ditempuh atau cara yang dipergunakan seseorang dalam kaitannya dengan kegiatan belajar. Cara belajar dapat dilihat dari perilaku yang merupakan kegiatan seseorang dalam usaha menyelesaikan atau mencapai suatu tujuan yang akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai baik secara kualitas maupun secara kuantitas.


(37)

18

B. Pembelajaran IPA

IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena gejala-gejala alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan yang dilakukan dengan ketrampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. IPA sebagai proses dikenal dengan metode ilmiah, disamping itu IPA juga memiliki nilai-nilai yang melekat pada pengetahuan ilmaih (Djojosoediro, 2012: 5). IPA merupakan proses ilmiah yang bersifat empiris, sistematis dan logis serya sikap ilmiah seperti sikap ingin tahu, menghargai pembuktian, sabar, kritis, tidak putus asa, kreatif dan berdaya cipta (Lukum, 2013: 64).

Pembelajaran IPA yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 yaitu IPA sebagai mata pelajaranintegrative science, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu penemuan (Hastuti, 2013: 2). Selain itu pada Kurikulum 2013 juga menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa ataustudent centered learningyang dapat melatih siswa untuk belajar lebih aktif (Trisdiono, 2015: 8).

Pembelajaran yang berpusat pada siswa ataustudent centered learning(SCL) adalah proses belajar mengajar berdasarkan kebutuhan dan minat peserta didik. Model pembelajaran yang berpusat pada siswa dirancang untuk menyediakan sistem belajar yang fleksibel sesuai dengan kehidupan dan gaya belajar siswa.


(38)

19

Lembaga pendidikan dan guru tidak berperan sebagai sentral melainkan hanya sebagai penunjang (Hamalik, 2004: 201).

Student centered learning(SCL) merupakan metode pembelajaran yang memberdayakan peserta didik menjadi pusat perhatian selama proses

pembelajaran berlangsung. Proses belajar mengajar lebih memusatkan perhatian kepada siswa karena siswa merupakan komponen utama dalam pembelajaran (Tawil dan Liliasari, 2014: 3). Strategi pembelajaranstudent centered learning merupakan pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas siswa dan menerapkan prinsip learning by doing.Rasa ingin tahu siswa terhadap hal belum diketahui siswa, mendorong keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajarnya (Pannen, 2001 : 42). Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Belajar aktif dapat membantu menumbuhkan kemampuan siswa untuk berkembang dan berbagi pengetahuam serta pengalaman belajarnya (Martinis, 2007: 83).

Landasan pemikiran daristudent centered learning(SCL) adalah teori belajar konstruktivisme. Prinsip pendekatan konstruktivisme berasal dari tori belajar yang dikembangkan oleh Jean Piaget (1983), Jerome Breuner (1961), dan John Dewey (1933) yaitu memusatkan proses pembelajaran pada perubahan perilaku siswa itu sendiri dan dialami langsung untuk membentuk konsep belajar dan memahami. Konsep pengalaman belajar dari segitiga Dale membuktikan bahwa belajar mengalami sendiri pada kondisi nyata atau sebenarnya dan


(39)

20

mengendalikan proses belajarnya merupakan pemenuhan pengalaman belajar yang lebih baik dibanding belajar dengan mengamati (Triono, 2011: 1).

Pendekatan kontruktivisme juga berkaitan dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) . Pendekatanscientificmerupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (Widyaswara, 2013: 13). Metode pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yaitu meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Rosana, 2014: 2). Pembelajaran IPA di sekolah dituntut untuk melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi inkuiri yang menuntut siswa untuk bertindak aktif secara fisik atauhands-ondan aktif berpikir atauminds-on(NRC, 1996: 20-21).

Dalam pendekatanscientificditerapkan dalam ketrampilan proses sains (KPS) yang merupakan metode yang digunakan oleh para ilmuwan dalam penyelidikan ilmiah. Ketrampilan Proses Sains adalah ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Pendekatan Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan mendasar dalam diri siswa. KPS dapat

diartikan sebagai proses dalam melakukan aktivitas–aktivitas yang terkait sains (Tawil dan Liliasari, 2014: 8). Keterampilan Proses Sains melibatkan

keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial.


(40)

21

manual melibatkan siswa dalam menggunakan alat dan bahan, mengukur, menyusun atau merakit alat (Rustaman, 2005: 78).

C. Prestasi Belajar

Kegiatan belajar dikatakan berhasil apabila dapat mencapai hasil yang optimal. Untuk mengetahui apakah hasil belajar itu dapat dicapai secara optimal, maka perlu adanya penilaian atau evaluasi. Setelah diadakan penilaian atau evaluasi, maka akan diperoleh prestasi belajar. Tes hasil belajar berguna untuk mengukur penguasaan materi pelajaran yang telah dikuasai sesuai dengan bidang studi yang telah diikuti oleh siswa. Prestasi belajar dapat bersifat kualitatif (seperti baik, sekali, baik, sedang, kurang, kurang sekali dan sebagainya) atau dapat pula bersifat kuantitatif yaitu dalam bentuk angka-angka (Arumningtyas, 2007: 36).

Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar meliputi segenap ranah yang berubah sebagai akibat pengalaman dan diharapkan dapat mencerminkan

perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah, 2008: 216). Hal ini senada dengan yang dikatakan Marsun dan Martaniah (dalam Tjundjung, 2001: 71) bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar yaitu, sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu yang baik.


(41)

22

Menurut Winkel (1996: 162) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dapat dikatakna sempurana apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan kurang memuaskan apabila belum mampu memenuhi ketiga aspek tersebut. Menurut Suryabrata (2002: 23) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari hasil latihan, pengalaman yang didukung oleh kesadaran. Jadi prestasi belajar

merupakan hasil dari perubahan dalam proses belajar.

Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri (Arikunto, 1990: 21).

Dalam pembelajaran, prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi. Menurut Arifin (1991: 2) , fungsi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatuinstitisi

pendidikan. Indikator intern yaitu prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Sedangkan indikator ekstern dijadikan indikator kesuksesan siswa di masyarakat.


(42)

23

5. Prestasi siswa dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) siswa.

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil dari interaksi antara berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Menurut Dalyono (2009: 55) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri. Yang termasuk kedalam faktor internal antara lain: kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar.

Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa untuk

menyelesaikan studinya sehingga siswa perlu memelihara kesehatan fisiknya. Siswa yang dalam keadaan segar jasmaninya akan dapat belajar dengan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang sedang tidak sehat atau kelelahan (Djamarah, 2011: 189). Intelegensi dan bakat dapat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Jika siswa mempunyai intelegensi yang tinggi, maka akan memudahkan dirinya dalam mengikuti kegiatan belajar. Minat dan motivasi juga mempunyai pengaruh besar dalam belajar, apabila siswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul keinginan untuk dapat memperoleh prestasi belajar yang baik (Slameto, 2010: 54). Cara belajar turut menentukan keberhasilan seseorang dalam proses belajarnya. Apabila siswa tidak memiliki cara belajar yang efektif maka prestasi yang akan dicapai oleh siswapun akan rendah (Slameto, 2010: 69).


(43)

24

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Yang termasuk kedalam faktor eksternal antara lain: keluarga, fasilitas belajar di rumah dan di sekolah, sumber belajar, guru, masyarakat dan lingkungan sekitar (Dalyono, 2009: 5) . Syah (2008: 132) menambahkan bahwa sealain faktor internal dan faktor eksternal, prestasi belajar siswa juga dipengaruhi faktor pendekatan belajar.

Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan siswa. Cara orang tua mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Adanya dukungan dan perhatian dari orang tua tentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anaknya. Fasilitas belajar juga dapat menunjang prestasi yang diperoleh siswa. Alat atau media pembelajaran akan mepermudah bagi siswa untuk menerima pelajaran dengan baik (Slameto, 2010: 60-63).

Dalam mengajar seorang guru mempunyai cara mengajar yang berbeda-beda. kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar-mengajar di dalam kelas. Ada guru yang cara menyampaikan materi dengan sangat baik sehingga mudah diterima oleh siswanya, begitu pula sebaliknya ada guru yang menyampaikan materi kurang jelas sehingga siswa kurang mampu memahami oleh apa yang disampaikan oleh guru (Djamarah, 2011: 185).

Masyarakat dan lingkungan sekitar merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Lingkungan masyarakat yang dapat


(44)

25

di sekitar rumah. Lingkungan sekolah yang baik dengan udara yang segar akan membuat siswa belajar dengan baik dan kondusif sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terlaksanan dengan baik (Djamarah, 2011: 178).

Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang kefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Oleh karena itu pendekatan belajar yang digunakan oleh siswa juga akan

mempengaruhi keberhasilan siswa dlaam belajar. Siswa yang menggunakan pendekatan belajardeep(deep learning) akan berpeluang lebih tinggi untuk berhasil dalam belajar dari pada siswa yang menggunakan pendekatansurface learningatau reproductive learning(Syah, 2008: 156)


(45)

26

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 di SMP Negeri 2 Metro, SMP Negeri 4 Metro dan SMP Negeri 7 Metro, di Kecamatan Metro Timur, Kota Metro tahun ajaran 2015/2016.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 2 Metro, SMPN 4 Metro dan SMPN 7 Metro Kecamatan Metro Timur Kota Metro semester genap tahun pelajaran 2015/2016. Total populasi adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Populasi penelitian

No. Nama Sekolah Jumlah Kelas VIII Jumlah Siswa

1. SMPN 2 Metro 8 237

2. SMPN 4 Metro 8 224

3. SMPN 7 Metro 7 196

Jumlah 23 657

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu populasi dibagi menjadi beberapa kelompok


(46)

27

(klaster), dari kelompok tersebut diambil sebagai sampel (Sugiyono 2012: 94). Dalam penelitian ini, klaster adalah siswa kelas VIII dari masing-masing sekolah yang menjadi populasi penelitian. Menurut Arikunto (2006: 134) jika ukuran populasi lebih dari 100 maka sampel dapat diambil

minimal 10–15%, 20–25%, atau lebih. Berdasarkan teori tersebut, maka dalam penelitian ini diambil sampel sebesar 50% dari populasi kelas setiap sekolah. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah 327 siswa yang terdistribusi dalam 12 kelas yang dijelaskan pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. Sebaran sampel penelitian

No. Sekolah Kelas Jumlah Sampel

1 SMPN 2 Metro

VIII.A 29

VIII.B 29

VIII.C 30

VIII.E 28

VIII.H 26

2 SMPN 4 Metro

VIII.A 24

VIII.B 28

VIII.C

27

3 SMPN 7 Metro

VIII.B 28

VIII.C 27

VIII.E 25

VIII.F 26


(47)

28

C. Desain penelitian

Desain penelitian adalah desain deskriptif dengan jenis studi korelasional. Penelitian deskriptif ini ditujukan untuk menggambarkan apa adanya tenang suatu fenomena atau suatu kejadian (Sukardi, 2010: 157). Studi korelasional digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, dalam penelitian ini yaitu hubungan antara cara belajar siswa dengan prestasi belajar IPA dan untuk menegtahui faktor-faktor yang memiliki hubungan dengan cara belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap prapenelitian sebagai berikut:

a. Menetapkan subjek penelitian, yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Timur.

b. Mengunjungi sekolah untuk mendapatkan izin penelitian yang menjadi tempat penelitian, yaitu SMP Negeri 2, SMP Negeri 4 dan SMP Negeri 7 Kecamatan Metro Timur Kota Metro.

c. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mengambil data siswa dan berapa jumlah siswa kelas VIII pada setiap sekolah, serta jumlah guru yang mengajar Biologi di kelas VIII, untuk mendapatkan jumlah populasi sehingga dapat mentukan jumlah sampel.


(48)

29

d. Membuat instrumen penelitian yaitu angket cara belajar siswa, angket faktor yang berhubungan dengan cara belajar IPA siswa, butir

wawancara siswa dan soal untuk tes tertulis.

e. Melakukan uji coba instrumen. Uji coba dilakukan pada 20 siswa kelas VIII di SMP Negeri 10 Bandar Lampung. Uji coba dilakukan sebnayak 3 kali yiatu pada tanggal 2, 4 dan 6 Februari 2016. f. Melakukan uji validitas angket untuk mengetahui apakah intrumen

ampuh atau tidak untuk mengumpulkan data. Validitas instrumen diukur dengan menggunakan metode Pearsonproduct moment, kemudian membandingkan rhitungdengan rtabelbersignifikansi 5% (Arikunto, 2006: 170) dengan rumus Pearsonproduct moment sebagai berikut:

keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara butir x dan y ∑ X = jumlah skor total X (per butri soal) ∑Y = jumlah skor total Y (per responden) ∑ X2 = jumlah skor total kuadrat X

Y2 = jumlah skor total kuadrat Y

XY = jumlah hasil perkalian skor X dengan skor Y N = jumlah responden

g. Melakukan uji reliabilitas angket untuk menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan dalam

mengumpulkan data (Arikunto, 2006:178). Uji reliabilitas instrumen angketdalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha

rxy= N( XY)-( X) ( Y) {N X2-( X)2} {N Y2-( Y)2


(49)

30

lalu membandingkan nilai alpha (r11) dengan rtabelbersignifikansi 5% (Arikunto, 2006: 195–198). Adapun rumus Alpha Cronbach’s yaitu sebagai berikut:

keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir soal

Si = jumlah varian semua butir St = variasi total

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan melakukan dua tahap yaitu sebagai berikut :

a. Tahap Pengumpulan Data 1) Pemberian angket

Pengisian angket dilakukan pada pertemuan pertama. Siswa diminta untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket. Angket siswa mengenai cara belajar dan faktor yang berhubungan dengan cara belajar.

2) Wawancara terhadap siswa

Wawancara dilakukan setelah pengisian angket. Wawancara siswa untuk pengumpulan data cara belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA dari sudut pandang guru yang mengajar dan siswa dan untuk memastikan bahwa siswa telah mengisi angket secara benar.

r11= k k-1

1-Si St


(50)

31

Jumlah siswa yang diwawancara adalah masing-masing 6 siswa dari perwakilan setiap kelas.

3) Tes tertulis

Tes tertulis dilakukan pada pertemuan ke dua. Siswa melakukan tes tertulis dengan soal tes dari ujian nasional tahun 2008–2014 dengan materi yang telah dipelajari pada semester ganjil hingga materi yang baru dipelajari.

b. Tahap Pengolahan Data 1) Analisis Data

Proses analisis data dilakukan dengan uji statistik dan deskriptif. Selanjutnya, menentukan hubungan dari variabel yang ditentukan dalam penelitian yaitu hubungan cara belajar dengan prestasi belajar IPA.

2) Penyajian Data

Setelah dilakukan analisis data, selanjutnya data tersebut disajikan ke dalam bentuk deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan dari variabel penelitian. Data tersebut dideskripsikan untuk mengtahui hubungan cara belajar siswa dengan prestasi belajar IPA.

E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket

Angket cara belajar siswa dan angket faktor yang berhubungan dengan cara belajar IPA yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi uji persyaratan terlebih dahulu. Oleh karena itu dilakukan uji coba angket pada


(51)

32

20 siswa kelas VIII SMPN 10 Bandar Lampung. Selanjutnya, data yang diperoleh digunakan dalam uji validitas dan reliabilitas angket tersebut. Uji coba dilakukan sebanyak 3 kali sampai diperoleh validitas dan reliabilitas angket. Uji coba pertama dilakukan pada tanggal 2 Februari 2016, uji coba ke dua pada tanggal 4 Februari 2016, dan uji coba ketiga/terakhir pada 6

Februari 2016.

Berdasarkan hasil uji persyaratan angket yang telah dilakukan, diperoleh butir angket yang valid dan tidak valid. Butir angket yang tidak valid direvisi, diperbaiki bahasanya tanpa mengubah arah makna yang diinginkan,

kemudian diujicobakan lagi. Berdasarkan hasil uji coba yang ketiga, setelah dilakukan uji validitas didapatkan data bahwa seluruh butir pertanyaan pada angket cara belajar siswa (22 butir) dan angket faktor yang berhubungan dengan cara belajar IPA siswa (27 butir) telah valid. Sehingga angket tersebut dapat dikatakan sah untuk mengumpulkan data. Adapun data hasil uji

validitas angket yang ke tiga yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil uji validitas angket cara belajar siswa

No. Butir r hitung r tabel Keterangan Kriteria Validitas

1 0,664 0,444 Valid Tinggi

2 0,788 0,444 Valid Tinggi

3 0,919 0,444 Valid Sangat tinggi

4 0,850 0,444 Valid Sanagt tinggi

5 0,529 0,444 Valid Cukup

6 0,788 0,444 Valid Tinggi

7 0,535 0,444 Valid Cukup

8 0,881 0,444 Valid Sanagt tinggi

9 0,717 0,444 Valid Tinggi

10 0,919 0,444 Valid Sanagt tinggi

11 0,850 0,444 Valid Sanagt timggi

12 0,664 0,444 Valid Tinggi


(52)

33

14 0,671 0,444 Valid Tinggi

15 0,919 0,444 Valid Sanagt tinggi

16 0,664 0,444 Valid Tinggi

17 0,788 0,444 Valid Tinggi

18 0,919 0,444 Valid Sangat tinggi

19 0,788 0,444 Valid Tinggi

20 0,919 0,444 Valid Sanagt tinggi

21 0,850 0,444 Valid Sanagt tinggi

22 0,881 0,444 Valid Sangat tinggi

Tabel 4. Hasil uji reliabilitas angket cara belajar Cronbach’s Alpha N of items Kriteria

0,963 22 Sangat Tinggi

Sumber: Hasil pengolahan data, 2016.

Tabel 5. Hasil uji validitas angket faktor yang berhubungan dengan cara belajar IPA

No. Butir r hitung r tabel Keterangan Kriteria Validitas

1 0,762 0,444 Valid Tinggi

2 0,762 0,444 Valid Tinggi

3 0,937 0,444 Valid Sangat tinggi

4 0,698 0,444 Valid Tinggi

5 0,581 0,444 Valid Cukup

6 0,916 0,444 Valid Sangat tinggi

7 0,669 0,444 Valid Tinggi

8 0,581 0,444 Valid Cukup

9 0,698 0,444 Valid Tinggi

10 0,574 0,444 Valid Cukup

11 0,669 0,444 Valid tinggi

12 0,916 0,444 Valid Sangat tinggi

13 0,635 0,444 Valid Tinggi

14 0,762 0,444 Valid Tinggi

15 0,762 0,444 Valid Tinggi

16 0,937 0,444 Valid Sangat tinggi

17 0,937 0,444 Valid Tinggi

18 0,698 0,444 Valid Tinggi

19 0,937 0,444 Valid Sangat tinggi

20 0,650 0,444 Valid Tinggi

21 0,916 0,444 Valid Sangat tinggi

22 0,714 0,444 Valid Tinggi

23 0,916 0,444 Valid Sangat tinggi

24 0,937 0,444 Valid Sangat tinggi

25 0,762 0,444 Valid Tinggi

26 0,937 0,444 Valid Sangat tinggi


(53)

34

Tabel 6. Hasil uji reliabilitas angket faktor yang berhubungan dengan cara belajar

Cronbach’s Alpha N of items Kriteria

0,967 27 Sangat tinggi

Sumber: Hasil pengolahan data, 2016.

Hasil uji reliabilitas angket faktor yang memiliki hubungan dengan cara belajar menunjukkan tingkat validitas berada pada kriteria sangat tinggi. Uji validitas dan reliabilitas angket cara belajar dan angket faktor yang memiliki hubungan dengan cara belajar yang telah dilakukan, maka dapat dinyatakan bahwa angket yang digunakan sebagai instrumen penelitian telah valid dan reliabel sehingga telah layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

Tolak ukur untuk menginterprestasikan reliabilitas instrumen angket yang diperoleh sesuai dengan tabel berikut:

Tabel 7. Kriteria interprestasi reliabilitas angket

Koefisien Korelasi

Kriteria Reliabilitas

0,81<r≤1,00 Sangat tinggi

0,61<r≤0,80 Tinggi

0,41<r≤0,60 Cukup

0,21<r≤0,40 Rendah

0,00<r≤0,21 Sangat rendah

Sumber: Arikunto, 2003: 75

Tabel 8. Faktor yang berhubungan dengan cara belajar IPA

No Faktor yang

berhubngan

Kriteria Fakor yang Berhubungan dengan Cara Belajar Siwa

0 1 2 3

1 Minat Tidak ada rendah sedang Tinngi

2 Bakat Tidak ada rendah rendah Tinggi

3 Motivasi Tidak ada rendah sedang Tinggi

4 Keluarga Tidak ada sedang sedang Memadai

5 Sumber

belajar

Tidak punya

kurang cukup Memadai

6 Fasilitas belajar di Tidak memedai kurang memadai cukup memadai Memadai


(54)

35 rumah 7 Fasilitas belajar di sekolah Tidak memadai cukup memadai cukup memadai Memadai 8 Pendekatan belajar

- Surface learning/

Reproductive learning Deep learning 9 Cara guru mengajar IPA

Tidak baik Kurang

baik

Cukup baik

Baik

F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Data

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini ada dua, yaitu nilai angket dan nilai tes. Nilai angket digunakan untuk mengetahui hubungan antara cara belajar siswa. Nilai tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar IPA siswa.

b. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini adalah berupa deskripsi cara belajar siswa dalam pembelajaran IPA berdasarkan angket. Selain itu juga deskripsi hubungan antara cara belajar dengan prestasi belajar IPA dan bagaimana faktor-faktor yang berhubungan dengan cara belajar.

2. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Angket

Metode angket yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data tentang cara belajar IPA siswa dan faktor yang


(55)

36

berhubungan dengan cara belajar IPA siswa. Dalam penelitian ini angket diberikan kepada sampel. Angket yang digunakan terdiri dari dua tipe, yaitu tertutup dan semi tertutup. Angket tipe tertutup memiliki penskoran, sedangkan tipe semi tertutup tidak memiliki penskoran. Angket tipe semi tertutup berupa pertanyaan dengan alternatif jawaban serta alasan menjawab. Angket tipe tertutup yang digunakan memiliki empat alternatif jawaban untuk angket cara belajar, dua alternatif jawaban untuk angket faktor yang berhubungan dengan cara belajar siswa yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Angket cara belajar siswa S : Sering; skor 3

KK : Kadang-Kadang; skor 2 SJ : Sangat Jarang; skor 1 TP : Tidak pernah; skor 0

2) Angket faktor yang berhubungan belajar IPA Y :Ya ; skor 1

T :Tidak ; skor 0

(Arikunto, 2006: 225, 241–242). Nilai yang diperoleh dari angket tipe tertutup dikonversikan dalam bentuk berstandar seratus menggunakan rumus:

Keterangan:

R : jumlah skor item total N : jumlah skor maksimal

Nilai= R N×100


(56)

37

Siswa dengan cara belajarnya dihitung jumlahnya dengan tujuan untuk mengetahui cara belajar yang paling banyak digunakan oleh siswa, serta cara belajar yang paling sedikit digunakan oleh siswa. Untuk

mengetahui kriteria persentase jumlah siswa dengan cara belajarnya maka dapat diketahui dalam tabel berikut:

Tabel 9. Kriteria persentase jumlah siswa berdasarkan cara belajarnya

% Kriteria

0 Tidak ada/ tak seorang pun

1–24 Sebagian kecil

25–49 Kurang dari setengahnya

50 Setengahnya

51–74 Lebih dari setengahnya

75–99 Sebagian Besar

100 Seluruhnya

Sumber: Arikunto (2006: 47).

b. Metode Wawancara Siswa

Wawancara digunakan untuk pengumpulan data mengenai hal-hal yang lebih mendalam yang ingin diketahui oleh peneliti dan juga untuk memastikan jawaban pada angket yang telah diberikan sebelumnya. (Sugiyono, 2012: 194). Pertanyaan pada wawancara ini disesuaikan dengan butir pernyataan dan pertanyaan yang ada pada angket. Oleh karena itu wawancara dalam penelitian ini bertipe semi terstruktur.Jika diketahui jawaban responden tidak sama dengan jawaban pada angket, maka keputusan dibuat berdasarkan kecenderungan kesesuaian jawaban.Subjek wawancara siswa adalah enam perwakilan siswa dari setiap kelas sampel yang terdiri dari dua siswa berprestasi tertinggi, dua siswa berprestasi sedang, dan dua siswa berprestasi terendah.


(57)

38

c. Tes Tertulis

Tes tertulis digunakan untuk mendapatkan data mengenai prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, tes tertulis dilakukan satu kali pada pertemuan ketiga dengan soal pada tes dipilih dari soal Ujian Nasional (UN) tahun 2008–2014 yang materi dan luasannya disesuaikan dengan materi yang telah dipelajari selama semester ganjil tahun ajaran

2015/2016. Soal yang diberikan berjumlah 40 pertanyaan pilihan jamak dengan total skor 100. Dengan demikian tes pada penelitian ini adalah tes terstandar (standardized test) karena menggunakan soal yang sudah sesuai standar nasional yaitu soal UN (Arikunto, 2006: 223–224). Nilai tes ini menggunakan nilai berstandar seratus dengan ketentuan sebagai berikut:

keterangan

R : jumlah skor item total N : jumlah skor maksimal

Nilai tes siswa berdasarkan cara belajarnya dicari rata-rata untuk menunjukkan tingkat prestasi siswa. Untuk mengetahui kriteria prestasi dapat diketahui dengan tabel berikut:

Tabel 10. Kriteria tingkatan prestasi

Interval Kriteria

Reliabilitas

81-100 Sangat tinggi

61-80 Tinggi

41-60 Cukup

21-40 Rendah

0-20 Sangat rendah

Sumber: Arikunto (1990: 29) Nilai= R


(58)

39

G. Teknik Analisis Data 1. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan unutk mengetahui hubungan antar variabel penelitian linier atau tidak. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah cara belajar memiliki hubungan yang linier dengan prestasi belajar, dan apakah faktor yang berhubungan dengan cara belajar memiliki hubungan yang linier dengan cara belajar atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan metode berikut (Sudjana, 2005: 331–336):

a. Mencari persamaan linier, dengan rumus:

keterangan:

Y = variabel y (terikat) X = variabel x (bebas) α = intersep (jika, x=0)

b = koefisien arah slop dari garis regresi

b. Menentukan nilai α dan b menggunakan rumus,

keterangan:

N = ukuran sampel Xi = nilai variabel x Yi = nilai variabel y

c. Menentukan nilai jumlah kuadrat regresi a (JKreg(a)) dan jumlah kuadrat regresi b|a (JKreg(b|a)) dengan rumus,

Y=α+bX

b = (N. XiYi)-( Xi)( Yi) N. Xi2 - Xi 2

JKreg(a)= Y 2

N α=Y-bX


(59)

40

d. Menentukan nilai jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus,

e. Menentukan nilai jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus,

f. Menentukan nilai jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus,

g. Menentukan nilai rata-rata JKE(SE2) dan JKTC(STC2) dengan rumus,

dan

keterangan:

k= jumlah nilai x yang berbeda

h. Menentukan nilai Uji F (F) dengan rumus,

Selanjtnya, nilai F dibandingkan dengan nilai Ftabelpada tabel distribusi F dengan signifikansi 0,05. Jika F≤ Ftabel, maka data dinyatakan linier.

JKreg(b|a)= XY- X. Y N

JKres= Yi2-JKreg(b|a)-JKreg(a)

JKE= Yi2- Y 2

N

JKTC= JKres- JKE

SE2=JKE

k-2 STC

2

=JKTC n-k

F=STC 2


(60)

41

Perhitungan uji linieritas dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 17 dengan tujuan mempermudah langkah. Oleh karena itu, jika nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan linier.

2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji K–S) prinsipnya membandingkan distribusi data yang akan diuji kenormalannya dengan distribusi normal baku (Hinton, McMurray dan Brownlow, 2004: 30). Uji K– S dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kenormalan data cara belajar siswa, faktor yang berhubungan dengan cara belajar IPA siswa, dan prestasi belajar IPA. Uji K–S menggunakan prinsip menghitung selisih absolut probabilitas kumulatif normal dan

probabilitas kumulatif empiris, dengan langkah (Hidayat, 2013: 2 3):

a. Mengkonversi nilai mentah (x) menjadi notasi z (z), dengan rumus,

keterangan:

zi = angka notasi zi Xi = nilai variabel x ke-i X = nilai rata-rata variabel x SD = standar deviasi

b. Menentukan nilai probabilitas kumulatif normal (Ft) dengan cara menghitung luas kurva z dari ujung kiri hingga notasi zi.

zi= Xi - X SD


(61)

42

c. Menentukan nilai probabilitas kumulatif empiris (Fs) dengan rumus,

d. Menentukan nilai selisih absolut terbesar (D) dengan rumus,

keterangan:

D = selisih absolut terbesar

Ft = probabilitas kumulatif normal Fs = probabilitas kumulatif empiris

Setelah diperoleh nilai D terbesar, lalu nilai tersebut dibandingkan dengan nilai kuantil K– S (k) dengan taraf α = 0,05pada tabel K–S. Jika D < k, maka data berdistribusi normal.Uji K–S pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.

3. Analisis Korelasi PearsonProduct Moment

Nilai angket cara belajar siswa dianalisis korelasinya dengan nilai prestasi belajar IPA menggunakan metode Pearsonproduct moment. Setelah itu hasilnya dikonsultasikan dengan nilai rtabeldengan signifikansi 5% (Arikunto, 2006: 276), dan untuk mengetahui kekuatan hubungan antar variabel, maka nilai rhitungdikonsultasikan dengan Tabel 5. Dengan cara yang sama, nilai angket faktor yang berhubungan dengan cara belajar IPA dikorelasikan dengan nilai angket cara belajar siswa untuk mengetahui hubungannya. Rumus Pearsonproduct moment(Arikunto, 2006: 170) sebagai berikut:

D=|Ft-Fs|max

Fs=jumlah data ke-n jumlah total data


(62)

43

Keterangan

rxy = koefisien korelasi antara X dan Y

X = jumlah skor total X (nilai angket per siswa) ∑Y = jumlah skor total Y (nilai tes per responden) ∑ X2 = jumlah skor total kuadrat X

Y2 = jumlah skor total kuadrat Y

XY = jumlah hasil perkalian skor X dengan skor Y

N = jumlah responden

Dalam membaca koefisien korelasiproduct momentberlaku aturan sebagai berikut (Arikunto, 2006:276):

a. Jika rhitung> rtabelmaka hubungan antara kedua variabel bersifat positif atau berbanding lurus.

b. Jika rhitung< rtabelmaka tidak ada hubungan antara kedua variabel tersebut.

c. Jika rhitungbernilai negatif, maka hubungan bersifat negatif atau berbanding terbalik.

Tabel 11.Tingkat hubungan berdasarkan interval korelasi sederhana Interval Koevisien Tingkat Hubungan

0,000–0,199 Sangat Lemah

0,200–0,399 Lemah

0,400–0,599 Sedang

0,600–0,799 Kuat

0,800–1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2012: 257)

4. Mengukur Tendensi Sentral

Nilai tendensi sentral dihitung dari jawaban responden pada angket semi tertutup yang berasal dari angket faktor yang berhubungan dengan cara belajar siswa untuk mendapatkan modus data. Setelah didapatkan

rxy= N( XY)-( X) ( Y) {N X2-( X)2} {N Y2-( Y)2


(63)

44

nilainya, data dideskripsikan sesuai dengan nilai yang diperoleh (Sukardi, 2010: 86).

5. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dari hasil angket, dan tes dideskripsikan secara sederhana. Langkah ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan cara belajar dengan prestasi belajar IPA, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan cara belajar IPA.


(64)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Cara belajar yang digunakan oleh siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Timur tahun ajaran 2015/2016 yaitu membaca, mendengar, melihat, serta mengucap dan menulis. Cara belajar yang palingmendominasi yaitu membaca dan mendengar. Sedangkan cara belajar yang paling sedikit digunakan oleh siswa yaitu melihat serta mengucap dan menulis.

2. Terdapat hubungan signifkan antara cara belajar dengan prestasi belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Timur tahun ajaran 2015/2016.

3. Faktor internal (minat, bakat dan motivasi) dan eksternal (cara guru mengajar, fasilitas rumah dan sumber belajar) memiliki hubungan dengan dengan cara belajar siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Metro Timur tahun ajaran 2015/2016 dan secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi prestasi belajar IPA siswa.


(65)

61

B. SARAN

Berdasarkan simpulan tersebut, maka saran yang dapat diberikan penulis sebagai berikut:

1. Dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPA, guru dapat menggunakan metode mengajar praktikum dan menggunakan berbagai media seperti media gambar, video, torso, dan lain-lain, sehingga siswa dapat menggunakan berbagai cara belajar dan meningkatkan prestasi belajar IPA.

2. Siswa diharapkan menggunakan berbagai cara belajar, terutama cara belajar yang konkret, baik di sekolah maupun di rumah agar dapat meningkatkan prestasinya

3. Orang tua dapat memberikan dorongan kepada anaknya sebagai siswa untuk dapat berprestasi dengan cara memberikan fasilitas belajar sesuai karakteristik cara belajarnya.

4. Peneliti lain dapat mencari lebih banyak sumber yang berkaitan tentang cara belajar dan prestasi belajar IPA siswa.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, H. M. 2003.Dale’s Cone of Experience. ETSU. Kentucky University.22 Oktober 2015. Tersedia di https:// www.etsu.

edu/uged/etsu1000/ documents/Dales_Cone_of_Experience.pdf.15 Oktober 2015. 2 hal.

Anonim. 2010.Interaksi Guru dan Siswa Penting dalam Proses Belajar Mengajar. (Online). (http://www.umy.ac.id/interaksi-guru-dan-siswa-penting-dalam-proses-belajar-mengajar.html, 18 Mei 2016; 11.58 WIB). 1 hal.

Arifin, Z. 1991.Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur. Remaja Rosdakarya. Bandung. 186 hal.

Arikunto, S. 1990.Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 370 hal.

________. 2006.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. 370 hal.

Ariyani, F., Mulyana, S., dan Asep, M. 2009.Pembelajaran Mendengarkan. Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa. Jakarta. 54 hal.

Arumningtyas, P. 2007.Studi Tentang Cara Belajar Siswa Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa.Universitas Negeri Surakarta: Surakarta. Tersedia di http://digilib.uns.ac.id/article.Studi-tentang-cara-belajar-siswa. 1 November 2015. 92 hal.

BSNP. 2006.Standar Isi: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Departemen Pendidikan Nasional. Tersedia di

http://bsnp-indonesia.org/id/wpcontent/upload/competensi/Panduan_Umum_KTSP .pdf.15 Oktober 2015. 215 hal.

Dale, E. 2010.A Truncated Section of the Cone of Experience. Theory into Practice, Vol. 9, No. 2, (Apr., 1970), 96–100. Taylor and Francis Group.Teredia di

http://www.itma.vt.edu/modules/spring13/messagedes/lesson1/dales_co ne.pdf.15 Desember 2016.6 hal


(67)

63

Dange, J. K.2015.Learning and Experience: A Step Model. The Online Journal of New Horizons in Education, Vol. 5, Issue 3 101–108. Kuvempuy University. Tersedia di http://www.tojned.net/pdf/v05i03/ tojned-volume05-i03-12.pdf. 1 November 2015. 8 hal.

Davis, B dan Michele, S.2014.Applying Dale’s Cone of Experience to Increase Learning and Retention: A Study of Student Learning in a Foundational Leadership Course. Engineering Leaders Conference. Qscience

Proceedings. Tersedia di

http://www.qscience.com/doi/pdf/10.5339/qproc.2015.elc2014.6. 10 Oktober 2015. 7 hal.

Djamarah, S.1997.Proses Belajar Mengajar Di Sekolah.Rineka Cipta. Jakarta. 252 hal.

________. 2011.Psikologi Belajar.Rineka Cipta. Jakarta. 259 hal

Djojosoediro, W. 2013.Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA SD Unit 1.Modul 1 Hakikat Pembelajaran IPA. Tersedia di http://tpardede .wikispaces .com/file/view/ipa_unit_1.pdf. 1 November 2015. 46 hal.

Fauzi, H. 2010.Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Belajar.Universitas Muhammadiah Malang. Malang. Tersedia di

http://husamah.staff.umm.ac.id/files/2010/03/jurnal.fkip.umm.ac.id/ind ex.php/psdsains/article/download.pdf. 12 November 2015. 19 hal. Feriady, Harnanik dan Sunarto. 2012. Pengaruh Presepsi Siswa Tentang

Ketrampilan Mengajar Guru dan Fasilitas Belajar Siswa dan Minat Belajar IPS kelas VIII SMP N Purbalingga. Universitas Negeri Semarang.

Semarang. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/eeaj/544. 7 hal. Gie,T. L. 1984.Cara Belajar Yang Efisien. Gadjah Mada University Press.

Yogjakarta.168 hal.

Good, T.L. dan Jare E. Broophy.1990.Educational Psychology: A Realistic Approch.New York : Longman. Tersedia di

https://www.aft.org/sites/default/files/periodicals/GuidedInstruction.pdf 1 Oktober 2015. 193 hal.

Graf, S dan Kinshuk. 2002.Analysing the Behaviour of Students in Learning Management System with Respect to Learning Styles. Austrian Ministry for Education.31.963/46-VII.Ueropen Social Fund. Tersedia di

http://www.sgraf.athabascau.ca/publications/graf_kinshuk_ SSCIchapter.pdf. 15 Oktober 2015. 23 hal.


(68)

64

Halonen, J. S dan Santrock, J. W. 1999. Psychology (Contexts & Application). McGraw-Hill College. Application). North Amerika. Tersedia di

http://trove.nla.gov.au/version/9054972. 5 Oktober 2015. 692 hal. Hamalik, O. 2003.Psikologi Belajar dan Mengajar. Sinar Baru Algensindo.

Bandung. 242 hal.

______. 2004.Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung. 224 hal

Hamdu, G dan Agustina, L.2011. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap pestasi belajar IPA Di sekolah dasar.Jurnal Penelitian Pendidikan ISSN: 1412-565X Vol.12 No.1 April 2011. Tersedia di

http://jurnal.upi.edu/file/8-Ghullam_Hamdu1.pdf. 27 Oktober 2015. 92 hal

Haryati, N. 2015.Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD se-GugusWonokerto Turi Sleman Tahun Ajaran 2014/2015.Skripsi. tersedia di http:// eprints.uny.ac.id /23029/1/ Nanik%20Haryati_11108244110.pdf. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogjakarta. 96 hal.

Hastuti, P. W. 2013.Langkah Pengembangan Pembelajaran IPA Pada Implementasi Kurikulum. Diklat penyusunan worksheets integrated science process skils. 24 Agustus 2013. Sleman. 12 Desember 2015. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/purwanti-widhy-hastuti-spd-mpd/worksheet-integrated-sc.pdf. 28 Desember. 6 hal. Hidayat, A. 2013. Uji Normalitas dalam Uji Statistik.Tersdia

dihttp://statiskian.files.wordpress.com/2013/01/uji-normalitas.pdf. 20 Oktober 2015.

Hidayati, Y. 2013.Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII Jurusan Pemasaran Pada Mata Diklat Melaksanakan Proses Administrasi Transaksi Di SMK Taman Siswa Sumpiuh T.P2011/2012. Jurnal pendidikan ekonomi oikonomia vol.2 No.1 ISSN : 2337683X. Terseda di http://ejournal.umpwr.ac.id /index.php/

oikonomia/issueview/102. 28 Oktober 2015. 6 hal

Hinton, P., McMurray dan Brownlow. 2004.SPSS Explained. Routladge. London. 400 hal.

Kusumaningsih, Y. 2009.Faktor-Faktor Dalam Proses Pembelajaran. Universitas Indonesia. Jakarta. Tersedia di http://lontar .ui.ac.id/

file/file.digital/131490-T-27469-Faktor-faktor-utama.pdf. 12 Desember 2015.13 hal

Kirchoff, K. 2008. Weaving in the story of science. The Science Theacher.75. Tersedia dihttp://alexded4175.wikispace.com/file/view/


(69)

65

Lukum, A. 2013. Evaluation of Science Learning Supervision on Secondary School,International Journal of EducationVol. 5, no:74, pp. 61-81. Tersedia di http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep. 28 Desember 2015. 36 hal.

Mappeasse, M. 2009.Pengaruh Cara Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (PLC) Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makasar.Jurnal MEDTEK, Vol. 1, no:2. UNM. Malang. 6 hal.

Martinis, Y. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi.Gaung Persada Press. Jakarta. 170 hal.

Nashar. 2004.Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan Pembelajaran. Delia Press. Jakarta.

NRC. 1996.National Science Education Standars.National Academy Press. Washington.Tersedia di http://www.nap.edu/read/4962/chapter/1. 15 Oktober 2015. 262 hal

OECD. 2012.PISA 2012 Results in Focus Programme for International Student Assessment. OECD.Tersedia di .http://www.oecd.org/pisa/

keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf. 1 Oktober 2015. 42 hal. Pannen, P. 2001.Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, PAU-PPAI Universitas

Terbuka. Jakarta. 32 hal.

Rohmawati, E. D dan Sukanti. 2012.Pengaruh Cara Belajar Dan Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri 2 Bantul Tahun Ajaran 2011/2012.

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJL/article/download .12 Noveber 2015. 171 hal.

Rosana, D. 2014.Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPA Secara Terpadu. Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia di

.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dadan-rosanadr- msi/semnas-unes-2014-pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran-ipa-secara-terpadu.pdf.12 November 2015.21 hal.

Rustaman, N. 2005.Strategi Belajar Mengajar. Universitas Negeri Malang. Malang. 152 hal.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Rineka Cipta. Jakarta. 195 hal.


(1)

61

B. SARAN

Berdasarkan simpulan tersebut, maka saran yang dapat diberikan penulis sebagai berikut:

1. Dalam proses belajar mengajar mata pelajaran IPA, guru dapat menggunakan metode mengajar praktikum dan menggunakan berbagai media seperti media gambar, video, torso, dan lain-lain, sehingga siswa dapat menggunakan berbagai cara belajar dan meningkatkan prestasi belajar IPA.

2. Siswa diharapkan menggunakan berbagai cara belajar, terutama cara belajar yang konkret, baik di sekolah maupun di rumah agar dapat meningkatkan prestasinya

3. Orang tua dapat memberikan dorongan kepada anaknya sebagai siswa untuk dapat berprestasi dengan cara memberikan fasilitas belajar sesuai karakteristik cara belajarnya.

4. Peneliti lain dapat mencari lebih banyak sumber yang berkaitan tentang cara belajar dan prestasi belajar IPA siswa.


(2)

Anderson, H. M. 2003.Dale’s Cone of Experience. ETSU. Kentucky University.22 Oktober 2015. Tersedia di https:// www.etsu.

edu/uged/etsu1000/ documents/Dales_Cone_of_Experience.pdf.15 Oktober 2015. 2 hal.

Anonim. 2010.Interaksi Guru dan Siswa Penting dalam Proses Belajar Mengajar. (Online). (http://www.umy.ac.id/interaksi-guru-dan-siswa-penting-dalam-proses-belajar-mengajar.html, 18 Mei 2016; 11.58 WIB). 1 hal.

Arifin, Z. 1991.Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedur. Remaja Rosdakarya. Bandung. 186 hal.

Arikunto, S. 1990.Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. PT. Rineka Cipta. Jakarta. 370 hal.

________. 2006.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. 370 hal.

Ariyani, F., Mulyana, S., dan Asep, M. 2009.Pembelajaran Mendengarkan. Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa. Jakarta. 54 hal.

Arumningtyas, P. 2007.Studi Tentang Cara Belajar Siswa Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa.Universitas Negeri Surakarta: Surakarta. Tersedia di http://digilib.uns.ac.id/article.Studi-tentang-cara-belajar-siswa. 1 November 2015. 92 hal.

BSNP. 2006.Standar Isi: Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Departemen Pendidikan Nasional. Tersedia di

http://bsnp-indonesia.org/id/wpcontent/upload/competensi/Panduan_Umum_KTSP .pdf.15 Oktober 2015. 215 hal.

Dale, E. 2010.A Truncated Section of the Cone of Experience. Theory into Practice, Vol. 9, No. 2, (Apr., 1970), 96–100. Taylor and Francis Group.Teredia di

http://www.itma.vt.edu/modules/spring13/messagedes/lesson1/dales_co ne.pdf.15 Desember 2016.6 hal


(3)

63

Dange, J. K.2015.Learning and Experience: A Step Model. The Online Journal of New Horizons in Education, Vol. 5, Issue 3 101–108. Kuvempuy University. Tersedia di http://www.tojned.net/pdf/v05i03/ tojned-volume05-i03-12.pdf. 1 November 2015. 8 hal.

Davis, B dan Michele, S.2014.Applying Dale’s Cone of Experience to Increase Learning and Retention: A Study of Student Learning in a Foundational Leadership Course. Engineering Leaders Conference. Qscience

Proceedings. Tersedia di

http://www.qscience.com/doi/pdf/10.5339/qproc.2015.elc2014.6. 10 Oktober 2015. 7 hal.

Djamarah, S.1997.Proses Belajar Mengajar Di Sekolah.Rineka Cipta. Jakarta. 252 hal.

________. 2011.Psikologi Belajar.Rineka Cipta. Jakarta. 259 hal

Djojosoediro, W. 2013.Hakikat IPA dan Pembelajaran IPA SD Unit 1.Modul 1 Hakikat Pembelajaran IPA. Tersedia di http://tpardede .wikispaces .com/file/view/ipa_unit_1.pdf. 1 November 2015. 46 hal.

Fauzi, H. 2010.Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Belajar.Universitas Muhammadiah Malang. Malang. Tersedia di

http://husamah.staff.umm.ac.id/files/2010/03/jurnal.fkip.umm.ac.id/ind ex.php/psdsains/article/download.pdf. 12 November 2015. 19 hal. Feriady, Harnanik dan Sunarto. 2012. Pengaruh Presepsi Siswa Tentang

Ketrampilan Mengajar Guru dan Fasilitas Belajar Siswa dan Minat Belajar IPS kelas VIII SMP N Purbalingga. Universitas Negeri Semarang.

Semarang. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/eeaj/544. 7 hal. Gie,T. L. 1984.Cara Belajar Yang Efisien. Gadjah Mada University Press.

Yogjakarta.168 hal.

Good, T.L. dan Jare E. Broophy.1990.Educational Psychology: A Realistic Approch.New York : Longman. Tersedia di

https://www.aft.org/sites/default/files/periodicals/GuidedInstruction.pdf 1 Oktober 2015. 193 hal.

Graf, S dan Kinshuk. 2002.Analysing the Behaviour of Students in Learning Management System with Respect to Learning Styles. Austrian Ministry for Education.31.963/46-VII.Ueropen Social Fund. Tersedia di

http://www.sgraf.athabascau.ca/publications/graf_kinshuk_ SSCIchapter.pdf. 15 Oktober 2015. 23 hal.


(4)

Halonen, J. S dan Santrock, J. W. 1999. Psychology (Contexts & Application). McGraw-Hill College. Application). North Amerika. Tersedia di

http://trove.nla.gov.au/version/9054972. 5 Oktober 2015. 692 hal. Hamalik, O. 2003.Psikologi Belajar dan Mengajar. Sinar Baru Algensindo.

Bandung. 242 hal.

______. 2004.Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung. 224 hal

Hamdu, G dan Agustina, L.2011. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap pestasi belajar IPA Di sekolah dasar.Jurnal Penelitian Pendidikan ISSN: 1412-565X Vol.12 No.1 April 2011. Tersedia di

http://jurnal.upi.edu/file/8-Ghullam_Hamdu1.pdf. 27 Oktober 2015. 92 hal

Haryati, N. 2015.Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD se-GugusWonokerto Turi Sleman Tahun Ajaran 2014/2015.Skripsi. tersedia di http:// eprints.uny.ac.id /23029/1/ Nanik%20Haryati_11108244110.pdf. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogjakarta. 96 hal.

Hastuti, P. W. 2013.Langkah Pengembangan Pembelajaran IPA Pada Implementasi Kurikulum. Diklat penyusunan worksheets integrated science process skils. 24 Agustus 2013. Sleman. 12 Desember 2015. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/purwanti-widhy-hastuti-spd-mpd/worksheet-integrated-sc.pdf. 28 Desember. 6 hal. Hidayat, A. 2013. Uji Normalitas dalam Uji Statistik.Tersdia

dihttp://statiskian.files.wordpress.com/2013/01/uji-normalitas.pdf. 20 Oktober 2015.

Hidayati, Y. 2013.Pengaruh Cara Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XII Jurusan Pemasaran Pada Mata Diklat Melaksanakan Proses Administrasi Transaksi Di SMK Taman Siswa Sumpiuh T.P2011/2012. Jurnal pendidikan ekonomi oikonomia vol.2 No.1 ISSN : 2337683X. Terseda di http://ejournal.umpwr.ac.id /index.php/

oikonomia/issueview/102. 28 Oktober 2015. 6 hal

Hinton, P., McMurray dan Brownlow. 2004.SPSS Explained. Routladge. London. 400 hal.

Kusumaningsih, Y. 2009.Faktor-Faktor Dalam Proses Pembelajaran. Universitas Indonesia. Jakarta. Tersedia di http://lontar .ui.ac.id/

file/file.digital/131490-T-27469-Faktor-faktor-utama.pdf. 12 Desember 2015.13 hal

Kirchoff, K. 2008. Weaving in the story of science. The Science Theacher.75. Tersedia dihttp://alexded4175.wikispace.com/file/view/


(5)

65

Lukum, A. 2013. Evaluation of Science Learning Supervision on Secondary School,International Journal of EducationVol. 5, no:74, pp. 61-81. Tersedia di http://journal.uny.ac.id/index.php/jpep. 28 Desember 2015. 36 hal.

Mappeasse, M. 2009.Pengaruh Cara Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Programmable Logic Controller (PLC) Siswa Kelas III Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makasar.Jurnal MEDTEK, Vol. 1, no:2. UNM. Malang. 6 hal.

Martinis, Y. 2007. Pembelajaran Berbasis Kompetensi.Gaung Persada Press. Jakarta. 170 hal.

Nashar. 2004.Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan Pembelajaran. Delia Press. Jakarta.

NRC. 1996.National Science Education Standars.National Academy Press. Washington.Tersedia di http://www.nap.edu/read/4962/chapter/1. 15 Oktober 2015. 262 hal

OECD. 2012.PISA 2012 Results in Focus Programme for International Student Assessment. OECD.Tersedia di .http://www.oecd.org/pisa/

keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf. 1 Oktober 2015. 42 hal. Pannen, P. 2001.Konstruktivisme Dalam Pembelajaran, PAU-PPAI Universitas

Terbuka. Jakarta. 32 hal.

Rohmawati, E. D dan Sukanti. 2012.Pengaruh Cara Belajar Dan Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Negeri 2 Bantul Tahun Ajaran 2011/2012.

http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJL/article/download .12 Noveber 2015. 171 hal.

Rosana, D. 2014.Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran IPA Secara Terpadu. Universitas Negeri Yogyakarta. Tersedia di

.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/dadan-rosanadr- msi/semnas-unes-2014-pendekatan-saintifik-dalam-pembelajaran-ipa-secara-terpadu.pdf.12 November 2015.21 hal.

Rustaman, N. 2005.Strategi Belajar Mengajar. Universitas Negeri Malang. Malang. 152 hal.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Rineka Cipta. Jakarta. 195 hal.


(6)

Sujana. 2009.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. 168 hal

Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta. Bandung. 456 hal.

Sukardi. 2010.Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. 234 hal. Suryabrata, S. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

354 hal

______. 2012.Psikologi Pendidikan.Rajawali Press. Jakarta. 354 hal. Syah, M. 2008.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Remaja

Rosdakarya. Bandung. 267 hal.

Tawil, M. dan Liliasari. 2014.Ketrampilan-Ketrampilan Sains dan

Implementasinya Dalam IPA.Universitas Negeri Makasar. Makasar 146 hal.

Triono, M. B. 2011.Student–Center LearningAplikasi di Laboratorium/Bengkel. Universitas Negri Yogjakarta.Yogjakarta Tersedia di

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/SCL-Poltek-Bali-bruri.pdf. 7 hal. Trisdiono, H. 2015.Pembelajaran Aktifdan Berpusat pada Siswa sebagai

Jawaban Atas Perubahan Kurikulum dan Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah Dasar. 2015. Widyaiswara LPMP Yogyakarta. Tersedia di .http://lpmpjogja.org/wp-content/uploads/2015/02/Pembelajaran-Aktif-dan-Berpusat-pada-Siswa_Harly.pdf. 10 Desember 2015. 13 hal.

Tjunjung, S. 2001.Hubungan Antara IQ, EQ dan AQ Dengan Prestasi Studi Pada Siswa SMU. Anima. Indonesia. Psichological Journal, Vol 17. No.1. Tersedia dihttp:// anima. ubaya. ac.id/class/ openpdf. php? file= 1358311656.pdf.28 Desember 2015. 98 hal

Widyaswara, M. 2013.Aplikasi Model Pembelajaran Dalam Perspektif Pendekatan Saintific. Tersedia dihttp://sumut.kemenag.go.id/file/ file/nqtx1392172430.pdf. 12 Desember 2015.10 hal.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR SISWA BENBAN PRESTASI BELAJAR MATA PElAJARAN BIOLOGI KELAS I SEMESTER I TAHUN AJARAN 1993/1994 DI SMA NEGERI KENCONG

0 6 17

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 61

PENGARUH CARA BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 84

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 3 METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

0 6 69

HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 METRO DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

0 8 68

HUBUNGAN KINERJA GURU DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 4 METRO DI KOTA METRO TAHUN AJARAN 2013/2014

0 13 107

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 METRO TAHUN AJARAN 2014/2015

0 6 87

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG CARA MENGAJAR GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN WONOSARI GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 20132014

0 1 8

HUBUNGAN SELF EFFICACY, MOTIVASI, DAN PROKRASTINASI AKADEMIK DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP SE-KECAMATAN KRATON YOGYAKARTA

0 0 8

PENGARUH PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANGSISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

0 0 8