HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA EKSTRAKULIKULER SMK YADIKA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN
REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA
PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA EKSTRAKULIKULER SMK
YADIKA BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN
2015

Oleh
JULIANDA TRI IMAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelentukan dan reaksi
terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola siswa
ekstrakurikuler SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran 2015 dan
diharapkan bermanfaat bagi peneliti dan guru penjaskes sebagai bahan mengajar
dalam kegiatan pembelajaran penjaskes khususnya olah raga permainan khusus
nya permainan sepakbola.
Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi product moment, serta sampel
yang digunakan adalah siswa ekstrakulikuler sepakbola SMK Yadika Bandar
Lampung tahun ajaran 2015 yang populasinya berjumlah 25 siswa dan

pengambilan data diambil seluruh dari populasi sehingga terkumpul sebanyak 25
siswa.
Dari hasil penelitian di dapat bahwa adanya hubungan yang signifikan antara
kelentukan terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola
pada siswa ekstrakurikuler
Sepakbola SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran 2015 sebesar 0,75 (56,25
% ) dan adanya hubungan yang signifikan reaksi terhadap keterampilan
menggiring bola pada permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola
SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran 2015 sebesar 0,82 ( 67,25 %).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelentukan dan reaksi memberikan
hubungan yang positif terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan
sepakbola pada siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK Yadika Bandar Lampung
tahun ajaran 2015.
Kata kunci: Kelentukan, Reaksi, Menggiring Bola

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN
REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA
PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA EKSTRAKULIKULER SMK
YADIKA BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN

2015
Oleh
Julianda Tri Iman Saputra

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan
Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG

2015

HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN REAKSI
DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN

SEPAKBOLA SISWA EKSTRAKULIKULER
SMK YADIKA BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Oleh
Julianda Tri Imam Saputra

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

xiii
xiv
xv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
C. Pembatasan Masalah ..............................................................................
D. Rumusan Masalah .................................................................................
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................
F. Manfaat Penelitian ...............................................................................

1
7
8
8
8
9


II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Pendidikan …………………………………………………………… .
B. Pendidikan Jasmani ................................................................................
C. Keterampilan Gerak................................................................................
D. Extrakulikuler .........................................................................................
E. Sepakbola ...............................................................................................
F. Keterampilan Mengiring Bola…………………………….. .................
G. Kelentukan ……………………... .........................................................
H. Reaksi .....................................................................................................
K. Kerangka Pikir........................................................................................
L. Hipotesis ......................................................................................................

11
12
14
15
16
17
22

23
26
26

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ...................................................................................
B. Metode Penelitian Dan Objek Penelitian .............................................
C. Instrumen Penelitian ...............................................................................
D. Teknik Pengambilan Data ......................................................................

28
29
30
32

E. Analisis Data...........................................................................................

32

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Penguji Hipotesis ..................................................................................
C. Pebahasan .............................................................................................

34
38
39

V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................

42
42

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................

43
44


DAFTAR GAMBAR

Gambar
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10

Halaman
: Dribling Mengunakan Sisi Kaki Bagian Dalam ..................
: Dribling Mengunakan Sisi Kaki Bagian Luar .....................
: Dribling Mengunakan Sisi Kaki Bagian Punggung Kaki ....
: Rancangan Penelitian ...........................................................

: Whole Body Reaction. ..........................................................
: Sit And Reach Flexibility ......................................................
: Stop Wacht ...........................................................................
: Histogram Kemampuan Kelentukan ....................................
: Histogram Kemampuan Reaksi ............................................
: Histogram Kemampuan Menendang Bola ............................

20
21
21
28
30
31
31
35
36
37

DAFTAR LAMPIRAN


Halaman
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran

1
: Surat Izin Penelitian Pendahuluan .................................
2
: Surat Izin Peminjaman Alat Laboratarium Penjas ........
3
: Surat Balasan Kesedian dari Sekolah ............................
4

: Hasil Test Penelitian .......................................................
5
: Perhitungan Data Z - Skor Dan T- Skor
...................
6
: Perhitungan Data Z - Skor Dan T- Skor
...................
8
: Data Perhitungan Data Z - Skor Dan T – Skor lari Y ......
9
: Data T- Skor X1,X2 dan Y…… ......................................
Terhadap Y……................
10
: Data Data Uji Korelasi
Terhadap Y……...................
10 : Data Data Uji Korelasi
11 : Foto – Foto Penelitian Siswa ..........................................

i

45
46
47
48
49
51
52
53
54
56
58

DAFTAR TABEL

Halaman
1
2
3
4
5
6

. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r .................................................
. Distribusi Frekuensi Kelentukan ...........................................................
. Distribusi Frekuensi Reaksi ..................................................................
. Distribusi Frekuensi Menendang Bola ..................................................
. Penguji Hipotesis Antara
Terhadap Y .............................................
. Penguji Hipotesis Antara
Terhadap Y .............................................

33
34
35
37
38
38

MOTO
Jangan pernah pedulikan gunjingan orang lain karena orang lain hanya
bisa melihat dan menilai tanpa bisa meraskan dan menjalankan
apa yang kamu rasakan dan lakukan
(Penulis)
Dan jangan pernah engkau berpasrah diri dengan nasibmu Karena
Allah SWT akan merubah nasib mu jikalau engkau selalu
berusaha dan berdo’a pada – Nya
(Penulis)
Di balik setiap tetes keringan dan air mata usaha dan do’a mu maka
Allah SWT akan membalas semua dengan kejutan – kejutan
yang selalu membuat engkau tersenyum
manis dan bersyukur pada –Nya
(Penulis)

PERSEMBAHAN
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas semua anugerah yang telah diberikan.
Karya tulis sederhana ini kupersembahkan kepada:
ayah handa Samsi Chairudin dan ibunda Mascik yang penulis sayangi, yang telah
memberikan doa dan dukungan kepada penulis serta kasih sayang dan kesabaran.
Untuk kakaku Deka Rohman Saputra dan adikku Muhammad Candra Kurniawan yang
selalu kusayangi dan kubanggakan, untuk sahabat hidupku yang telah memberikan banyak
pelajaran tentang arti perjuangan ,pengorbanan dan kedewasaan, serta seluruh keluarga
besar,sahabat dan teman-teman yang telah..
Membantu & mendoakan
Selalu mengharapkan
Hal yang terbaik
Untukku.

Pada guru dan dosen yang telah membimbingku dan mengajariku akan arti kehidupan
Almamater-ku Tercinta FKIP UNILA
Tempat yang telah mendewasakan penulis

(julianda tri iman saputra)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Julianda Triiman Saputra, lahir di Desa
Bukit Kemuning, Lampung Utara pada tanggal 03 Juli 1991
sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara Penulis lahir dari
pasangan bapak Samsi Chairudin dan Ibu Mascik.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis antara lain:
Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi pada tahun 1995 lulus pada tahun 1996,
Setelah itu Sekolah Dasar (SD) di SD 1 Bukit Kemuning, Lampung Utara dan
selesai pada tahun 2003. Kemudian masuk Sekolah Menengah pertama (SMP) di
SMP Negeri 1 Bukit Kemuning, Lampung Utara pada tahun 2003 dan lulus pada
tahun 2006. Kemudian masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1
Bukit Kemuning, Lampung Utara pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan
Jasmani Dan Kesehatan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN). Pada tahun 2013 peneliti melaksanakan KKN dan PPL di
SMP Negeri 1 Marga Tiga Lampung timur.
Demikianlah riwayat hidup penulis, supaya bermanfaat bagi pembaca.

SANWACANA
Puji Syukur penulis haturkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul
“HUBUNGAN ANTARA KELENTUKAN TUBUH DAN KECEPATAN
REAKSI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA
PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA EKSTRAKURIKULER SMK
YADIKA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015”
yang dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Dalam proses penulisan skripsi ini
terjadi banyak hambatan baik yang datang dari luar dan dari dalam diri penulis.
Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan dan bantuan serta petunjuk
dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. DR. Rismawanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan dan
segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.
3. Drs. Frans Nurseto, M.Psi selaku pembimbing I dalam penulisan skripsi ini
yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis
4. Drs. Suranto, M.Kes., selaku pembimbing II dalam penulisan skripsi ini yang
telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
5. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd., selaku pembahas dalam penulisan skripsi ini yang
telah memberikan pengarahan, saran dan keritik kepada penulis.
6. Kepala SMK Yadika Bandar Lampung beserta dewan guru yang telah
membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
7. Bapak dan ibu dosen Penjaskesrek yang telah membantu dalam proses

perkuliahan, pembimbingan, pembinaan dan atas segala ilmu yang telah
diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu di staf Tata Usaha FKIP Unila yang telah membantu proses

terselesaikannya skripsi ini.
9. Kepada keluarga besar angkatan 2009, khususnya niko, Emak (Dian Sasi),

Mona, harvin, randi, singgih, rido, nur, yang selalu menemani penulisan ini
dan teman-teman yang lainya terimakasih banyak.
10. Kepada keluargaku tersayang Ayah, Ibu, kak Deka, ican dan Keluarga besar

Dinasti Kohar, dan DT club basketball, khususnya ko heru selaku pelatih,
Dan USM club basketball.
11. Kepada sahabat-sahabat ku randi, niko, jesryan, harvin, reja, putra, epan,

singgih, dian, ira, yahya serta orang- orang yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah mendukung sampai sekarang.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
akan tetapi penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung,

Juli 2015

Penulis

Julinda triiman Saputra

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Baley (2001:13) mengatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran secara aktif didalam
mengembangkan potensi dirinya. Salah satu pendidikan dasar yang diberikan
adalah pendidikan kebudayaan, yang didapat secara perorangan,
berkelompok, dari lingkungan keluarga, dan secara manajemen (sekolah atau
lembaga pendidikan).
Baley pun mengatakan bahwa Pembangunan di bidang pendidikan
merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman, berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani,
rohani, kepribadian mantap, mandiri serta bertanggung jawab yang sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional tersebut dapat ditempuh melalui berbagai upaya yaitu melalui
pendidikan formal maupun non formal. Dalam pelaksaannya aktifitas jasmani
dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar dan melalui pengalaman
itulah pendidikan tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.

2

Baley (2001:17) mengatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
memberikan makna tentang pendidikan jasmani, adapun makna pendidikan
jasmani adalah pendidikan dari jasmani yang berbentuk suatu sistem atau
program aktifitas jasmani yang intensive melibatkan otot - otot besar yang
dirancang untuk merangsang organ - organ tubuh agar sehat sebagai akibat
dari aktivitas itu dapat diperoleh pelakunya serta memberikan pendidikan
melalui jasmani yang terbentuk dalam suatu program aktivitas jasmani yang
medianya gerak tubuh dirancang untuk menghasilkan beragam pengalaman
dan tujuan seperti: belajar, sosial, intelektual, keindahan dan kesehatan,
sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga
adalah suatu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang
berkenaan dengan perkembangan serta mengunakan kemampuan gerak
individu yang dilakukan atas kemauan sendiri dan bermanfaat dan
menimbulkan adanya reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental,
sosial dan emosional.

Heageveld (2002: 15) meteri ajar pendidikan jasmani diklasifikasikan
menjadi enam aspek yaitu : (1) permainan dan olahraga, ( 2 ) aktifitas
pengembangan, (3) uji diri atau senam, (4) aktifitas ritmik, (5) aquatik atau
renang dan ( 6) aktifitas luar sekolah. Di dalam tiap – tiap aspek materi ajar
pendidikan jasmani tersebut harus diberikan kepada peserta didik, serta
disesuaikan dengan jenjang pendidikan yang ditempuh.
Pada siswa SMK ketika pada semester ganjil, pelajaran pendidikan jasmani
diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum pendidikan jasmani yakni :

3

senam, permainan bola kecil dan besar, atletik dan kebugaran jasmani,
ketika semester genap terdapat materi bela diri dan kesehatan , oleh karena itu
untuk memperdalam bakat dan minat siswa sekolahpun memberikan
pelajaran tambahan atau ektrakulikuler dibidang olahraga sehingga dapat
berprestasi dan mengharumkan nama sekolah .

Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan siswa sekolah atau
universitas, di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada
pada setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas.
Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan
kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang
akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun
siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam pelajaran sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler non akademis disekolah bisanya terdapat macammacam cabang olahraga misalnya bola basket,bola voli,futsal, karate
taekwondo, sepak bola dan masih banyak lagi. Sepak bola dan futsal bisanya
peminatnya banyak bahkan tak jarak pelatih dari ekstrakurikuler memseleksi
kembali agar dapat bibit yang unggul. (John 2005:18)

Sepakbola adalah bentuk permainan bola besar dengan melibatkan pola-pola
gerak tertentu yang banyak memanfaatkan tungkai. Permainan sepak bola
juga dapat menggunakan berbagai anggota tubuh kecuali lengan,terkecuali
penjaga gawang. Dalam permainan sepak bola dikenal banyak teknik dasar
yang biasa digunakan dan merupakan hal pentingyang harus dimiliki oleh
setiap pemain sepakbola. Teknik permainan sepakbola adalah suatu gerakan

4

teknik yang dilakukan untuk memainkan bola disertai gerak menggiring bola
adalah salah unsur teknik dalam permainan sepakbola,menggiring bola harus
dapat dikuasai oleh seorang pemain sepak bola agar dia dapat bermain dengan
baik dan menggiring sangat berguna dalam situasi permainan. Keterampilan
dapat diartikan sebagai kecakapan atau kesanggupan seorang pemain dalam
suatu kegiatan yang di lakukan. (Dediknas. 25: 2000 )

Dediknas pun mengatakan untuk bisa menggiring bola dengan baik harus
terlebih dahulu bisa menendang dan mengontrol bola dengan baik. Dengan
kata lain, seorang pemain tidak akan bisa menggiring bola dengan baik
apabila belum bisa menendang dan mengontrol bola dengan baik.
Ketermpilan menggiring bola dapat di tingkatkan melalui peningkatan
kemampuan menggunakan kedua kaki untuk menguasai dan melindungi bola
dari sergapan lawan.

Fitts and posner (78:2002) mengatakan latihan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keterampilan menggiring bola bisanya dengan berlari
cepat,kira-kira 100 meter,berlari cepat,zig-zag atau berkelok-kelok,berlari
sambil menggiring bola,memakai kaki kiri dan kanan,membawa bola zig-zag
atau berkelok-kelok,menggiring bola di antara tiang-tiang terpasang dan
berliku-liku,menggiring bola dalam lingkaran menggiring bola dengan di
halangi oleh lawan dansolo-run dengan menembakkan bola.
Fitts and posner juga mengatkan dalam permainan mengiring bola dalam
permainan sepak bola dibutuhkan Kelentukan tubuh sangat penting bagi
hampir semua cabang olahraga, karena kelentukan tubuh menunjukkan

5

kualitas yang memungkinkan suatu segmen perototan mampu bergerak
semaksimal mungkin sesuai kemungkinan geraknya. Persendian dapat
bergerak secara luwes karena adanya kelentukan tubuh. Keterampilan
menggiring bola dalam permainan sepak bola membutuhkan gerakan-gerakan
tungkai untuk mempermaikan bola sambil bergerak cepat untuk melewati
lawan atau berlaricepat untuk merebut bola.

Sajoto ( 65:2001) kelentukan tubuh pada tungkai yang baik, memberikan
kemampuan untuk bergerak dan berlari sambil menggiring bola dengan luwes
sehingga gerakan yang dilakukan lebih efisien karena ruang gerak persendian
tungkai dan otot-otot tungkai lebih elastis. Hal ini dapat menunjang kontrol
bola secara tepat pada saat menggiring bola. Untuk dapat menggiring bola
dalam permainan sepak bola dengan baik, cepat dan terkontrol, kelentukan
tubuh seluruh tubuh sangat diperlukan. Gerakan-gerakan untuk
mengantisipasi bola, bergerak cepat ke arah bola, juga memerlukan
kelentukan tubuh seluruh tubuh. Pada saat menggiring bola, kelentukan tubuh
anggota tubuh lainnya tidak boleh diabaikan karena dapat menyebabka
gerakan menjadi tidak sempurna, seperti gerak ayunan kaki, gerakan badan,
dan gerakan lengan untuk menjaga kelentukan gerakan pada saat menggiring
bola.

Sajoto pun mengatakan bahwa dalam menggiring bola pada permaina sepak
bola selain kelentukan tubuh terdapat faktor yang tidak kalah penting yaitu
kecepatan reaksi. Kecepatan adalah kemampuan organisme atlet bergerak ke
depan dengan kekuatan dan kecepatan maksimal untuk mencapai hasil yang

6

sebaik-baiknya, sedangkan reaksi adalah kegiatan (aksi) yang timbul karena
satu perintah atau suatu peristiwa. Dari penjabaran tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa kecepatan reaksi adalah gerakan yang dilakukan tubuh
untuk menjawab secepat mungkin sesaat setelah mendapat suatu respons atau
peristiwa dalam satuan waktu.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kecepatan reaksi
berhubungan erat dengan keterampilan mengiring bola karena ketika
mendapat suatu respons atau peristiwa yang dirasa oleh indra atau rangsangan
maka dengan cepat tubuh melakukan tibal balik yang diperintah melalui otak
lalu dilakukan oleh tubuh dalam satuan waktu cepat.
Berdasarkan hasil obsevasi yang dilakukan oleh peneliti di SMK Yadika
Bandar Lampung, rata- rata siswa ekstrakurikuler sepak bola sudah dapat
melakukan keterampilan mengiring bola tetapi untuk menggiring bola dengan
tujuan melewati lawan, mencari kesempatan memberi umpan kepada kawan
dan untuk menahan bola tetap ada dalam penguasaannya belum memiliki
kemampuan yang diharapkan.
Hasil observasi lainnya di SMK Yadika Bandar Lampung mengatakan bahwa
sebagian siswa ekstrakurikuler sepak bola yang lainnya belum memiliki daya
tahan yang maksimal dikarnakan vo 2 max rendah sehingga mengurangi
ferforma penguasaan dalam melakukan keterampilan mengiring bola serta
koordinasi kepekaan indra penglihatan dan fikiran yang terkesan lambat
sehingga saat mengiring bola dan mengoper bola mudah terbaca lawan.

7

Berdasarkan latar belakang dari uraian di atas, maka peneliti bermaksud
mengadakan penelitian yang berjudul ” hubungan , kelentukan tubuh
(flexibility) dan kecepatan reaksi dengan keterampilan mengiring bola pada
permainan sepak bola siswa ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar
Lampung tahun ajaran 2015, sehingga dapat mengetahui seberapa besar
hubungan , kelentukan tubuh (flexibility) dan kecepatan reaksi dengan
keterampilan mengiring bola pada permainan sepak bola siswa
ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran 2015

B.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraian, maka permasalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Rendahnya keterampilan siswa ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar
Lampung tahun ajaran 2015 dalam penguasaannya menggiring bola
dengan tujuan melewati lawan, mencari kesempatan memberi umpan
kepada kawan dan untuk menahan bola
2. Rendahnya daya tahan vo 2 max yang dimiliki siswa ekstrakurikuler di
SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran 2015 sehingga mengurangi
ferforma penguasaan dalam melakukan keterampilan mengiring bola
3. Rendahnya koordinasi kepekaan indra penglihatan dan fikiran siswa
ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran 2015 yang
terkesan lambat sehingga saat mengiring bola dan mengoper bola mudah
terbaca lawan.

8

C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan peneliti, tenaga dan waktu serta untuk menghindari
penafsiran yang berbeda dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi
permasalahan ini yaitu : ” hubungan , kelentukan tubuh (flexibility) dan
kecepatan reaksi dengan keterampilan mengiring bola pada permainan sepak
bola siswa ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran
2015.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka
peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Berapa besar hubungan , kelentukan tubuh (flexibility) dengan
keterampilan mengiring bola pada permainan sepak bola siswa
ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran 2015?
2. Berapa hubungan kecepatan reaksi dengan keterampilan mengiring bola
pada permainan sepak bola siswa ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar
Lampung tahun ajaran 2015?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah dan
batasan masalah, maka peneliti dapat memberikan tujuan penelitian sebagai
berikut :

9

1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kelentukan tubuh (flexibility)
dengan keterampilan mengiring bola pada permainan sepak bola siswa
ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran 2015
2. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan kecepatan reaksi dengan
keterampilan mengiring bola pada permainan sepak bola siswa
ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran 2015

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai salah satu pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan
mengiring bola pada permainan sepak bola dengan adanya unsur
kelentukan tubuh (flexibility) dan kecepatan reaksi sehingga mengasilkan
keterampilan mengiring bola yang maxsimal.
2. Bagi pelatih atletik maupun guru penjaskesrek
Sebagai bahan rujukan untuk melatih meningkatkan keterampilan
mengiring bola pada permainan sepak bola bagi atlet atau murid dalam
kegiatan pembinaan prestasi yang dilaksanakan di klub atau di sekolah.

3. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Sebagai salah satu acuan dalam bahan pengkajian dan analisis ilmu
biomekanika untuk diaplikasikan dalam praktik pembelajaran maupun

10

pelatihan olahraga prestasi, khususnya olahraga cabang sepak baik
disekolah maupun universitas.

11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan
Menurut (Abdul 2003:8-9) pembangunan dibidang pendidikan merupakan
bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas
manusia Indonesia, hal ini dalam rangka agar tidak terjadi ketinggalan dari
negara lain yang sudah berkembang, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
berkepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab bermasyarakat
dan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka ditempuh
upaya melalui berbagai jalur pendidikan baik itu jalur pendidikan formal maupun
jalur pendidikan non formal.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengamanatkan pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara terdesentralisasi.
Era globalisasi menuntut penyelenggaraan pendidikan yang demokratis dan

12

akuntabel untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional sehingga dapat
bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.

B. Pendidikan Jasmani
Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi
jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia Indonesia.
Pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian
dari pendidikan keseluruhan yang dalam proses pembelajarannya mengutamakan
aktivitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dengan
pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras dan seimbang.
(Eddy 2000: 8).
Pakar pendidikan jasmani dari Amerika Serikat, Siedentop (2005:69),
mengatakan bahwa pada masa tahun 1990-an pendidikan jasmani dapat diterima
secara luas sebagai model “pendidikan melalui aktivitas jasmani”, yang
berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan pendidikan gerak pada
akhir abad ke-20 dan menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan
keterampilan, pengetahuan, dan perkembangan sosial. Secara ringkas dapat
dikatakan bahwa: "pendidikan jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan
melalui aktivitas jasmani".
Menurut Jesse (2001:135), Pendidikan Jasmani adalah sejumlah aktivitas
jasmani manusiawi yang terpilih dilaksanakan untuk mendapatkan hasil yang

13

diinginkan. Pengertian ini didukung oleh adanya pemahaman bahwa: ‘Manakala
pikiran (mental) dan tubuh disebut sebagai dua unsur yang terpisah, pendidikan
jasmani yang menekankan pendidikan fisikal... melalui pemahaman sisi
kealamiahan fitrah manusia ketika sisi keutuhan individu adalah suatu fakta
yang tidak dapat dipungkiri, pendidikan jasmani diartikan sebagai pendidikan
melalui fisikal. Pemahaman ini menunjukkan bahwa pendidikan jasmani juga
terkait dengan respon emosional, hubungan personal, perilaku kelompok,
pembelajaran mental, intelektual, emosional dan estetika.’
Baley dan David (2001:163) mengatakan bahwa :”Pendidikan jasmani adalah
suatu proses terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik,
neuromuscular, intelektual dan sosial. Dauer dan Pangrazi (2001: 1)
mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan
keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak,
untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap anak.
Pendidikan jasmani didefinisikan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan
harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi anak.
Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan
perhatian yang proporsional dan memadai pada domain-domain pembelajaran,
yaitu psikomotor, kognitif dan afektif.

14

C. Keterampilan Gerak
Keterampilan, menurut para ahli adalah sebuah kecakapan atau tingkat
penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga
indikator kualitas utama, yaitu efektif, efisien dan adaptable (Samsudin 2008:22).
Menurut Lutan (2005:95) menerangkan bahwa keterampilan itu dapat juga
dipahami sebagai indikator dari tingkat kemahiran atau penguasaan suatu hal
yang memerlukan gerak tubuh.
Keterampilan gerak adalah gerak yang mengikuti pola atau gerak tertentu yang
memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa
dilakukan melalui proses belajar. Semakin kompleks keterampilan gerak yang
harus dilakukan, makin kompleks juga koordinasi dan kontrol tubuh yang harus
dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.
Menurut Lutan (2005:305) belajar keterampilan gerak berlangsung melalui
beberapa tahap. Fitts dan Posner (2003:204) telah membahas tahap-tahap belajar
motorik yakni: (a) tahap kognitif, (b) tahap asosiatif dan (c) tahap otomatis.
1. Tahap Kognitif
Pada tahap ini seseorang yang baru mulai mempelajari keterampilan motorik
membutuhkan informasi bagaimana cara melaksanakan tugas gerak yang
bersangkutan. Karena itu, pelaksanaan tugas gerak itu diawali dengan
penerimaan informasi dan pembentukan pengertian, termasuk bagaimana
penerpan informasi atau pengetahuan yang diperoleh. Pada tahap ini gerakan

15

seseorang masih nampak kaku, kurang terkoordinasi, kurang efisien, bahkan
hasilnya tidak konsisten.
2. Tahap Asosiatif
Permulaan dari tahap ini ditandai oleh semakin efektif cara-cara siswa
melaksanakan tugas gerak, dan dia mulai mampu menyesuaikan diri dengan
keterampilan yang dilakukan. Akan nampak penampilan yang terkoordinasi
dengan perkembangan yang terjadi secara bertahap, dan lambat laun semakin
konsisten.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini, keterampilan motorik yang dilakukannya dikerjakan secara
otomatis. Pelaksanaan tugas gerak yang bersangkutan tak seberapa terganggu
oleh kegiatan lainnya.

D. Ekstrakurikuler
merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah sebagai salah satu lembaga formal pendidikan. Kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang
dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat
dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya (Yudha 2004: 6).
Kegiatan ekstrakurikuler berupa kegiatan pengayaan atau peningkatan kecakapan

16

hidup. Kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk meningkatkan dan
memantapkan pengetahuan siswa, mengembangkan bakat, minat kemampuan
dan ketrampilan dalam upaya pribadi, mengenal hubungan mata pelajaran
dengan kehidupan bermasyarakat. Yudha (2004: 6) juga mengatakan bahwa
tujuan ini mengandung makna bahwa kegiatan ekstrakurikuler berkaiatan erat
dengan proses belajar mengajar. Belajar mengajar adalah proses interaksi atau
hubungan timbal balik antara siswa dengan guru dan sesama siswa dalam proses
pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut maka ekstrakurikuler merupakan jenis kegiatan
pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler olahraga sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran
yang diselenggarakan diluar jam pelajaran, bertujuan untuk mengembangkan dan
meningkatkan bakat dan minat siswa terhadap bentuk-bentuk olahraga.

E. Sepak Bola
Sarumpaet, (2003:17) dalam bukunya menggambarkan pengertian tentang
permainan sepak bola, adalah : Sepak bola merupakan permainan yang
dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang
pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan
berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan
mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan. Didalam usahausaha unuk memasukkan atau mencetak gol dan mempertahankan untuk tidak

17

kemasukan bola serta ada peraturan-peraturan permainan yang setiap pemain
harus mentaati. Dalam permainan sepak bola dikenal banyak teknik dasar yang
biasa digunakan dan merupakan hal pentingyang harus dimiliki oleh setiap
pemain sepak bola. Teknik permainan sepakbola adalah suatu gerakan teknik
yang dilakukan untuk memainkan bola disertai gerak. Muchtar (2005:27)
mengemukakan bahwa : ”Teknik sepakbola adalah cara pegolahan bola maupun
pengolahan gerak tubuh dalam bermain”. Sedangkan Haddade dan Tola
(2004:40) mengemukakan bahwa : ”yang dimaksud dengan teknik dalam
permainan sepakbola adalah semua gerakan dengan atau tanpa bola yang berguna
dalam permainan”.

F. Keterampilan Menggiring Bola
Menggiring bola adalah salah unsur teknik dalam permainan sepakbola,
menggiring bola harus dapat dikuasai oleh seorang pemain sepakbola agar dia
dapat bermain dengan baik dan menggiring sangat berguna dalam situasi
permainan. Keterampilan dapat diartikan sebagai kecakapan atau kesanggupan
seorang pemain dalam suatu kegiatan yang di lakukan” sedangkan menurut
Robert (2007:51) mengemukakan bahwa menggiring bola adalah: ”metode
menggerekkan bola dari satu titik ke titik lain di lapangan denganmenggunakan
kaki. Bola harus selalu dekat dengan kaki anda agar mudah dikontrol.

Pemain tidak boleh terus-menerus melihat bola. Mereka juga harus
melihat kesekeliling dengan kepala tegak agar dapat mengamati situasi

18

lapangan dan mengawasi gerak gerik pemain lainnya” Untuk bisa menggiring
bola dengan baik harus terlebih dahulu bisa menendang dan mengontrol bola
dengan baik. Dengan kata lain, seorang pemain tidak akan bisa menggiring bola
dengan baik apabila belum bisa menendang dan mengontrol bola dengan baik.
Menurut Agus (2007:26) Menggiring bola adalah Membawa bola dengan cepat
ke depan dengan umpan pendek serta kedua silih
berganti membawa bola. Ketermpilan menggiring bola dapat di tingkatkan
melalui peningkatan kemampuan menggunakan kedua kaki untuk menguasai dan
melindungi bola dari sergapan lawan. Latihan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan keterampilan menggiring bola menurut Sukatamsi (2001 : 55)
adalah :
a.Berlari cepat,kira-kira 100 meter
b.Berlari cepat,zig-zag atau berkelok-kelok
c.Berlari sambil menggiring bola,memakai kaki kiri dan kanan
d.Membawa bola zig-zag atau berkelok-kelok
e.Menggiring bola di antara tiang-tiang terpasang dan berliku-liku
f. Menggiring bola dalam lingkaran
g.Menggiring bola dengan di halangi oleh lawan
h.Solo-run dengan menembakkan bola

Menurut Danny (2009:2) teknik dribbling (menggiring bola) terbagi menjadi
tiga macam :

19

a. Dribbling dengan menggunakan sisi kaki bagian dalam;
b. Dribbling dengan menggunakan sisi kaki bagian luar;
c. Dribbling menggunakan kura-kura kaki;
Teknikdasar menggiring bola sangat besar untuk membantu penyerangan, untuk
menembus pertahanan lawan. Teknik dasar dari menggiring bola menurut
Sukatamsi (2007:24) :
1) Teknik tanpa bola adalah semua gerakan-gerakan tanpa bola yang
terdiri-dari lari cepat dan mengubah arah, melompat dan meloncat.
2) Teknik dengan bola adalah semua gerakan-gerakan dengan bola
yang terdiri dari mengenal bola, menendang bola, menggiring bola dan
menyundul bola.
Berorientasi dari teknik menggiring bola, maka dapat dibedakan
beberapa cara menggiring bola yaitu: 1) menggiring bola dengan sisi kaki
bagian dalam, 2) menggiring bola dengan sisi kaki bagian luar, 3) menggiring
bola dengan menggunakan kura-kura kaki (Danny ,2009:2).

Menurut Danny (2009:2) ada beberapa cara dalam melakukan
dribbling, yaitu :
1) Dribbling menggunakan sisi kaki bagian dalam
Dribbling menggunakan sisi kaki bagian dalam memungkinkan
seorang pemain untuk meggunakan sebagian besar permukaan kaki sehingga
kontrol terhadap bola akan semakin besar. Walaupun sedikit mengurangi
kecepatan ketika pemain melakukan dribbling menggunakan sisi kaki bagian

20

dalam, menjaga bola tetap didaerah terlndung diantara kedua kaki, akan
memberikan perlindungan yang lebih baik dari lawan. Disamping itu kalau
menggiring bola dengan menggunakan sisi kaki bagian dalam pemain dapat
merubah-ubah kecepatan sewaktu menggiring bola.

Gambar 1. Latihan Dribling Menggunakan Sisi Kaki Bagian Dalam
(sumber : Danny , 2009:2)

2) Dribbling dengan sisi kaki bagian luar
Menggunakan sisi kaki bagian luar untuk melakukan dribbling
adalah salah satu cara untuk mengontrol bola ini digunakan ketika pemain
yang menguasai bola sedang berlari dan mendorong bola sehingga bisa
mempertahankan bola tersebut tetap berada disisi luar kaki. Secara umum
keterampilan ini digunakan ketika seorang pemain mencoba mengubah
arah atau bersiap untuk mengoper bola ke teman satu timnya.

21

Gambar 2. Latihan dribbling dengan sisi kaki bagian luar
(sumber : Danny , 2009:2)
3). Dribbling menggunakan kura-kura kaki
Kura-kura kaki, bagian sepatu tempat tali sepatu berada, bisa
memberikan kekuatan dan kontrol. Kesalahan umum yang sering dilakukan
oleh pemula adalah menggunakan ujung jari kaki. Biasanya kura-kura kaki
atau bagian punggung kaki digunakan sebagai bidang tendangan utama untuk
melakukan dribbling bila ingin bergerak dengan cepat dilapangan.

Gambar 3. Latihan dribbling dengan sisi bagian punggung kaki
(sumber : Danny , 2009:3)

22

G. Kelentukan Tubuh
Kelentukan tubuh sangat penting bagi hampir semua cabang olahraga, karena
kelentukan tubuh menunjukkan kualitas yang memungkinkan suatu segmen
perototan mampu bergerak semaksimal mungkin sesuai kemungkinan geraknya.
Persendian dapat bergerak secara luwes karena adanya kelentukan tubuh.
Keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola membutuhkan
gerakan-gerakan tungkai untuk mempermaikan bola sambil bergerak cepat untuk
melewati lawan atau berlari cepat untuk merebut bola. Kelentukan tubuh pada
tungkai yang baik, memberikan kemampuan untuk bergerak dan berlari sambil
menggiring bola dengan luwes sehingga gerakan yang dilakukan lebih efisien
karena ruang gerak persendian tungkai dan otot-otot tungkai lebih elastis. Hal ini
dapat menunjang kontrol bola secara tepat pada saat menggiring bola.Untuk
dapat menggiring bola dalam permainan sepak bola dengan baik, cepat,dan
terkontrol, kelentukan tubuh seluruh tubuh sangat diperlukan.

Gerakan-gerakan untuk mengantisipasi bola, bergerak cepat ke arah bola, juga
memerlukan kelentukan tubuh seluruh tubuh. Pada saat menggiring bola,
kelentukan tubuh tungkai adalah yang paling utama diperlukan karena pemain
senantiasa harus memutar persendian kaki dan tungkai untuk membelokkan bola
dengan gerakan yang cepat. Kelentukan tubuh anggota tubuh lainnya tidak boleh
diabaikan karena dapat menyebabkan gerakan menjadi tidak sempurna, seperti
gerak ayunan kaki, gerakan badan, dan gerakan lengan untuk menjaga
kelentukan gerakan pada saat menggiring bola. Menurut Harsono (2003: 163)

23

bahwa “kelentukan tubuh adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam
ruang gerak sendi.” Rahantoknam (2004: 125) mengemukakan bahwa
“fleksibilitas merupakan rentang gerakan persendian yang ada pada satu atau
sekelompok persendian.” Elastisitas otot memungkinkan untuk menguasai
keterampilan teknik dalam berbagai cabang olahraga lebih cepat, oleh karena
gerakan-gerakan yang sulit akan dapat dilakukannya dengan memanfaatkan
kualitas kelentukan tubuhnya.

Setiap teknik gerakan cabang olahraga mempunyai perbedaan mengenai
kebutuhan unsur kelentukan tubuh dalam penampilan optimal. Untuk menggiring
bola dalam permainan sepak bola, unsur kelentukan tubuh yang paling utama
dibutuhkan adalah kelentukan tubuh tungkai untuk menunjang sepakan dan
gerakangerakan kaki yang harus selalu berputar dan berbalik untuk menghindari
lawan. Kesempurnaan seluruh gerakan tungkai pada saat menggiring bola
ditentukan oleh luas tidaknya persendian atau elastis tidaknya otot-otot tungkai.

H. Kecepatan Reaksi
Menurut Djoko (2002:73)kecepatan(speed) adalah
perbandingan antara jarak dan waktu atau kemampuan untuk bergerak dalam
waktu singkat.Unsur gerak kecepatan merupakan unsur dasar setelah kekuatan
dan daya tahan yang berguna untuk mencapai prestasi maksimal, banyak cabang
olahraga kecepatan merupakan komponen kondisi fisik yang
mendasar, sehingga kecepatan merupakan faktor penentu dalam cabang

24

olahraga seperti nomor-nomor lari jarak pendek, renang, olahraga beladiri, dan
cabang olahraga permainan.
Hal senada dikemukakan oleh Bompa dan Haff dalam Hendri Irawadi
(2011:62) bahwa kecepatan merupakan kemampuan untuk menyelesaikan
suatu jarak tertentu dengan cepat. Perpindahan bisa berupa perpindahan tubuh
secara keseluruhan, bisa juga berupa perpindahan sebagian tubuh. Kecepatan
berkaitan dengan waktu, frekuensi gerak dan jarak perpindahan. Untuk cabang
yang tidak didominasi oleh kecepatan, latihan kecepatan
tetap dimasukan karena akan berpengaruh baik terhadap peningkatan dan
memaksimalkan hasil latihan yang berintensitas tinggi. Dengan demikian
jelaslah bahwa kecepatan merupakan unsur kondisi fisik yang sangat
dominan dalam aktifitas olahraga, oleh sebab itu kecepatan perlu
dikembangkan.

Menurut Hendri (2011:62) secara garis besarnya kecepatan
dibagi beberapa jenis yaitu :
a. Kecepatan Reaksi
Secara umum kecepatan reaksi diartikan sebagai kemampuan untuk
menjawab rangsangan atau stimulus dengan cepat. Jonath dan Krempel dalam
Hendri (2011:62) mengatakan bahwa kecepatan reaksi adalah
kemampuan untuk menjawab rangsangan yang diterima oleh indra
pendengaran dan oleh indra penglihatan.
b. Kecepatan Aksi

25

Kecepatan aksi diartikan sebagai kemampuan gerak tubuh secara
berpindah dalam waktu sesingkat-singkatnya. Letzelter dalam Hendri Irawadi
(2011:62) menjelaskan bahwa kecepatan adalah kemampuan tubuh melalui
dukungn sistem persarafan dan alat gerak otot untuk melakukan gerakan-gerakan
dalam satuan waktu minimal.

c. Percepatan
Letzelter dalam Hendri (2011:62) menjelaskan bahwa Percepatan yang sering
disebut dengan akselerasi merupakan terjemahan dari kata
“acceleration”.Percepatan diartikan sebagai kemampuan percepatan yang
ditandai dengan peningkatan kecepatan yang sudah dibangun
sebelumnya.
Dalam hal ini dia juga mengatakan tipe kecepatan tersebut diatas 2 tipe
kecepatan yaitu kecepatan reaksi dan percepatan bergerak sangat diperlukan
dalam kegiatan olahraga sepakbola, misalnya seorang pemain sepak bola pada
saat menggiring bola lalu mengoper kepada kawan dan sesaat kemudian
dikembalikan lagi kedepannya dan bola harus dikejar, artinya pemain tersebut
sudah malakukan gerakan dengan gerakan secara cepat, karena harus
mendahului lawan yang akan datang. Dalam permainan sepakbola kedua tipe
kecepatan diatas banyak digunakan mulai dari menggiring bola, memberi
umpan kepada kawan, saat menendang bola bahkan saat melakukan gerakan
tanpa bolapun seorang pemain harus sesering mungkin melakukan.

26

I.

Kerangka Pikir
Tujuan utama belajar keterampilan gerak adalah untuk meningkatkan
keterampilan gerak yaitu perubahan prilaku yang bersifat psikomotor, perubahan
penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga selain perubahan yang
sifatnya afektif dan kognitif. Maka dapat diketahui bahwa dalam melakukan
keterampilan mengiring bola harus mengetahui teknik ataupun gerak dasar yang
dapat digunakan dalam mengiring bola sehingga dapat melakukan dengan
maksimal akibatnya hasil akan meningkat, selain mengetahui gerak dasar
ataupun teknik siswa harus menggunakan kekuatan penuh serta siawa harus
mengetahui semua komponen yang memiliki berhubungandengan keterampilan
mengiring bola. Secara singkat dapat digambarkan hubungan dari komponen
kelentukan tubuh dan kecepatan reaksi dengan keterampilan mengiring bola.

J.

Hipotesis
Menurut Arikunto (2004:67) hipotesis adalah alat yang sangat besar
kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah, karena merupakan petunjuk ke arah
proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari
pemecahanya. Artinya hipotesisi adalah dugaan sementara yang belum tentu
empiris. Maka pada penelitian experiment keterampilan mengiring bola pada
permainan sepak bola pada siswa ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar
Lampung tahun ajararan 2015 Bandar Lampung hipotesisnya yang dirumuskan
yaitu :

27

1.

Kelentukan tubuh (flexibility) mempunyai hubungan yang signifikan
dengan keterampilan mengiring bola pada permainan sepakbola pada
siswa ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran
2015.

2.

Kecepatan reaksi mempunyai hubungan yang signifikan dengan
keterampilan mengiring bola pada permainan sepakbola pada siswa
ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran 2015.

28

III.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah adalah suatu cara berfikir dan berbuat, yang
dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan suatu kegiatan penelitian dan
untuk mencapai suatu tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu
sendiri (Suharsimi , 2005:131). Berdasarkan tujuan dalam penelitian ini yaitu
untuk mengetahui hubungan kelentukan tubuh (flexibility) dan kecepatan
reaksi dengan keterampilan mengiring bola pada permainan sepak bola siswa
ekstrakurikuler di SMK Yadika Bandar Lampung tahun ajaran 2015, maka
metode dalam penelitian ini adalah diskriptif korelasional, yaitu suatu metode
yang digunakan untuk memeperoleh informasi-informasi yang terjadi pada
masa sekarang dengan dilihat kontribusi antara dua gejala variabel atau lebih.

X2
Kecepatan Reaksi

X1
Flexibility

Y
Keterampilan Mengiring Bola

Gambar 4. Rancangan penelitian kelentukan tubuh (flexibility) (X1)dan kecepatan
reaksi (X2) dengan keterampilan mengiring bola pada permainan
sepak bola (X3)

29

B. Metode Penelitian Dan Objek Penelitian
1.

Populasi penelitian
Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa
kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin
terlaksana. Menurut Suharsimi (2005 : 106), populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Dari pengertian tersebut populasi
penelitian ini adalah merupakan siswa yang tergabung kegiatan
ekstrakurikuler sepak bola di SMK Yadika Bandar Lampung tahun
ajaran 2015 terdapat 25 siswa.

2.

Sampel
Menurut Suharsimi (2005: 108) Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik
diambil semua, karena siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler ini
lebih kurang dari 100, maka sampel diambil semua sebanyak 25 siswa

3.

Identifikasi Variabel
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 2005: 99). Variabel dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
a) Variabel bebas : Hubungan flexibility (X1)
Hubungan kecepatan reaksi (X2)
b) Variabel terikat : Keterampilan mengiring bola pada permainan
sepakbola (Y)

30

C. Instrument Penelitian
Menurut Sudjana (2006 : 149), Instrumen penelitian adalah alat pada waktu
penelitian menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu penelitian
diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji melalui
instrumen tersebut. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian ini adalah :
1) Tes mengukur reaksi : diukur dengan menggunakan alat ukur Whole body
reaction yang telah berada pada laboraturium Penjaskes Universitas
Lampung dengan Validitas tes adalah face validity.

Gambar 5. Whole body reaction. Depdiknas, (2000:48)

2) Tes mengukur kelentukan tubuh: diukur dengan menggunakan alat ukur
sit and reach flexibility yang telah berada pada laboraturium Penjaskes
Universitas Lampung dengan Validitas tes adalah face validity.

31

Gambar 6. sit and reach flexibility. Depdiknas, (2000:48)

3) Tes mengukur keterampilan menggiring bola : diukur dengan
menggunakan stop wacht yang telah disedikan oleh AAHPR (American
Association For Health Physical Education And Recreation). (FIFA 2006 :
218) didertai alat- alat seperti meteran,bola, cone,kapur penanda, formulir
data dan alat tulis

Gambar 7. Stop wacht. Depdiknas, (2000:49)

32

D. Teknik Pengambilan Data
Setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data
dari mengolahdata hasil tes kelentukan tubuhi (X1), kecepatan reaksir (X2)
dengan keterampilan mengiring bola (Y). Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi ganda ( multiple
corelation ). Namun sebelum menggunakan metode tersebut,sebelumnya
dicari dahulu skor baku (T score) masing- masing data. T score berfungsi untuk
menyearahkan dari jenis yang berbeda satuan ukuranya atau berbeda bobot
skornya, mejadi skor baku a

Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, POWER TUNGKAI, DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN DENGAN KEMAMPUAN LAY-UP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA EKSTRAKULIKULER SMK N 4 BANDAR LAMPUNG

1 16 64

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN KESEIMBANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN UKM SEPAKBOLA UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2016

1 31 67

HUBUNGAN ANTARA KELINCAHAN DAN PANJANG TUNGKAI DENGAN KECEPATAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA

1 11 70

KONTRIBUSI ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN PERGELANGAN KAKI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA BAGI PEMAIN SSB PORTIS SAENTIS PERCUT TAHUN 2013.

0 3 20

SUMBANGAN KELENTUKAN KAKI, KECEPATAN LARI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SISWA PESERTA EKSTRAKULIKULER SEPAK BOLA SMP NEGERI 1 BAWEN TAHUN 2010.

0 0 2

SUMBANGAN KELINCAHAN, KELENTUKAN KAKI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP HASIL KECEPATAN MENGGIRING BOLA PADA PEMAIN SEPAKBOLA ARINDO KABUPATEN DEMAK TAHUN 2010.

0 5 79

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN BALL FEELING DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PESERTA EKSTRAKULIKULER SEPAKBOLA SMP N 2 GODEAN YOGYAKARTA.

0 3 107

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN TOGOK DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMA NEGERI 1 GIRIMULYO.

0 9 117

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN DAN KELINCAHAN DENGAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA 0

0 0 7

SUMBANGAN KECEPATAN, KELENTUKAN, DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP DIPONEGORO SLEMAN.

0 0 121