1 Jenis jenis Bilangan

Jenis-jenis Bilangan Bilangan

   Bilangan merupakan simbol atau kata untuk menyatakan sebuah nilai atau kuantitas.

   Dalam sistem bilangan arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.

  Digit

   Nama yang diberikan untuk menempatkan atau memposisikan setiap bilangan.

  Bilangan Utuh (Whole)

   Bilangan yang tidak memuat pecahan, satu satuan penuh.

  Contoh: 43.

  Pecahan (Rational)  Bagian dari sebuah unit atau kuantitas.

  Contoh: 1/2.

  Desimal (Decimal)

   Bilangan pecahan yang ditulis seperti halnya bilangan utuh dalam satu baris.

  Bilangan Asli (Natural); Cardinal, Ordinal, Nominal Adalah bilangan yang digunakan untuk menunjukkan posisi dalam suatu urutan/daftar, banyaknya sesuatu, atau mengidentifikasikan sesuatu.

  6 : Cardinal Number (menyatakan berapa banyak) 1st : Ordinal Number (menunjukkan posisi) "99" : Nominal Number (pada prinsipnya hanya menunjukkan sebuah nama untuk mobil tertentu)

  Bilangan Bulat (Integer)

   Bilangan bulat merupakan bilangan utuh untuk menyatakan ide berlawanan dalam matematika.

   Bilangan bulat bisa positif (+), negatif (-) atau nol.  Bilangan nol merupakan bilangan netral, bukan positif atau negatif tapi bilangan bulat.

   Bilangan bulat positif terletak di kanan nol, lebih besar dari nol, menyatakan ide naik/ke atas/keuntungan, dll, tanda positif kadang tidak diperlukan +3 = 3.

   Bilangan bulat negatif terletak di kiri nol, lebih kecil dari nol, menunjukkan ide turun atau rugi, tanda negatif tidak selalu diperlukan.

  Bilangan Nyata (Real) dan . rasional irasional

   Terdiri atas bilangan nyata

  rasional

  adalah bilangan nyata yang  Bilangan nyata dapat ditulis sebagai perbandingan (fraksi) dari dua bilangan bulat, dapat ditulis dalam bentuk desimal yang punya batas akhir. Contoh: 16, ½, 3.56, -8, 1.3333…, -3/4.

  irasional adalah bilangan nyata yang

   Bilangan nyata tidak dapat ditulis sebagai perbandingan (fraksi) dari dua bilangan bulat dan jika ditulis dalam bentuk desimal maka tidak akan punya batas akhir. Contoh: π, √17.

  Bilangan Kompleks (Complex)

   Sampai saat ini, kita tahu bahwa kita tidak dapat menghitung akar pangkat dua dari bilangan negatif.

Jika kita menggunakan satuan imajiner, kita dapat menghitungnya

   Satuan imajiner adalah ¡. ¡= √-1  Ini digunakan untuk menuliskan akar pangkat dua dari bilangan negatif.

  Properti dari akar pangkat dua bilangan negatif

  • Jika r bilangan real positif, maka

  i rr

  Contoh: i i i

  4   4 

  i  Jika -

  1 , maka

  • Untuk eksponen yang lebih besar, bagi

  5

  eksponen dengan 4,

  i i

  2 kemudian gunakan

  i  

  1

  sisanya sebagai

  6 eksponen. i

   

  1

  3 i i

  Contoh:  

  23 i

   ?

  7

  i i  

  4

  23 i

   5 dengan sisa

  3 

  1

  8

  i

  1

  3 i i

  • etc

  Maka, dimana 

  23 . i i Contoh

  2

  2 x

  2. Selesai 3  10  

  26 1. i ( 3 )

  2

  2

  2 i x

  36

  ( 3 )  3  

  2 x

  3 3 * )

  12     1 (

  2 x

  1 ( 3 )    

  12  

  3 x i

  12  

x

  2i

  3  

  • • Sebuah bilangan kompleks mempunyai bagian

    real & bagian imajiner.
  • Bentuk standard:

  a bi

  Bagian real

  Bidang kompleks Sumbu Imajiner Sumbu Real

  

Menggambar di bidang kompleks

i

  2

  5   . i

  2

  2  . i

  4 

  3 i

   4 

  3

Penambahan dan Pengurangan

  (tambah atau kurangkan bagian real, kemudian tambah atau kurangkan bagian imajiner)

  i i Contoh : (  1  2 )  ( 3  3 ) i i

   (  1  3 )  ( 2  3 )

  i

  2

  5   i i i

  Contoh: 2  ( 3  )  ( 2  3 )

  i i i  (  3  2 )  ( 2   3 ) i

  1

  2   

i i

  ( 2  3 )  ( 3  7 ) Contoh:

  i i

   ( 2  3 )  (  3   7 )

  i

  1

  4   

Perkalian

  18

  6   

  22

  12     i i

  22

  6

  12      i

  22

  6

       ) 1 (

  12 i i i

  4

  Perlakukan i seperti variabel, kemudian ubah i yang bukan pangkat orde satu Contoh:

  ) 3 (

     2

  2 6 )( 3 2 ( i i

  )

  Contoh:

  3  1 

  3     i i

     ) 1 (

  3 i i

  2

   

  i i

  6

  i i

  3

  11

  1

  2   

  :

  • Contoh

  i i i

  25

  5  

   1  2  1 

  2 

  5

  i i (

  3 11 )(

  1 2 )    i

  25

  5 

  

   

  i i (

  1 2 )(

  1 2 )     2

  5

  5

  i i i  3  6  11 

  22 i

   2  5   i i i

  1  2  2 

  4 i

  3

  5 22 ( 1 )      1 

  4 (  1 ) i

   3  5 

  22  1 

  4

Nilai Mutlak (Absolute) Bilangan Kompleks

  • Merupakan jarak antara bilangan kompleks dari titik asal bidang kompleks.

  a ( bi  )

  • Jika kita punya bilangan kompleks

    nilai mutlak dapat ditentukan menggunakan:

  2

  2 a b

   Contoh i

   2 

  5 1. i

  

  6 2.

  2

  2 2 2  (  2 )  ( 5 )

     ( ) ( 6 )

   

  36  4 

  25 

  29 

  36

  6 

  Yang manakah di antara 2 bilangan kompleks ini yang lebih dekat dengan titik asal?

  • 2+5i