37.1 32.5 Identifikasi Permasalahan Perumusan Masalah

Berikut adalah grafik pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di Indonesia dari tahun 2006 - 2010 Kompas, 2011. 42 66 51 63 13.3 14 15 17

39.3 37.1

34.9 32.5

5.5 6.3

6.0 4.5

6.11 31.0 16 94.0 2009 2010 2006 2008 2007 Pertumbuhan Ekonomi persen Penduduk Miskin Jumlah Juta orang Persentase Anggaran Kemiskinan Rp Triliun Gambar 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan Di Indonesia Dari Tahun 2006-2010 Dari gambar di atas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 mengalami peningkatan dan penurunan jumlah penduduk yang miskin tetapi diikuti oleh jumlah anggaran untuk kemiskinan bertambah setiap tahunnya. Universitas Sumatera Utara Sejalan dengan uraian di atas, Kota Medan mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,75 pada tahun 2008, dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun yang sama dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara dan Nasional, maka pertumbuhan ekonomi Kota Medan lebih tinggi Provinsi Sumatera Utara sebesar 6,39, Nasional sebesar 6,06. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini tidak terlepas dari pertumbuhan sektor ekonomi yang mendukungnya terutama dari pertumbuhan sektor pertanian sebesar 3,61, pertumbuhan sektor industri 3,91, pertumbuhan sektor perdagangan sebesar 5,6 dan pertumbuhan sektor keuangan sebesar 9,50 pada tahun yang sama. Selanjutnya kontribusi masing-masing sektor di atas terhadap PDRB Kota Medan atas dasar harga konstan tahun 2000 menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor pertanian sebesar 2,34, pertumbuhan sektor industri sebesar 14,41, pertumbuhan sektor perdagangan sebesar 25,96 dan pertumbuhan sektor keuangan sebesar 14,53 pada tahun 2008. Dari tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh Kota Medan seperti yang dijelaskan di atas, dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 833.832 orang tingkat pertumbuhan sebesar 14,24. Pada tahun yang sama, pendapatan perkapita penduduk Kota Medan adalah sebesar Rp.31.030.000,- pertahun ADHB dibandingkan dengan pendapatan perkapita masyarakat Sumatera Utara dan Nasional jauh lebih tinggi, dimana Sumatera Utara pendapatan perkapita sebesar Rp.16.400.000,- dan Nasional sebesar Rp.21.170.000,- pertahun. Dengan kata lain kalaulah pendapatan perkapita ini yang menjadi tolok ukur kemakmuran, berarti masyarakat Kota Medan lebih makmur dibandingkan dengan masyarakat Provinsi Sumatera Utara ataupun masyarakat Indonesia Nasional secara keseluruhan. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, kalau dilihat dari koefisien Gini yaitu salah satu tolok ukur untuk menentukan merata atau tidaknya pendapatan yang diterima oleh masyarakat, maka koefisien Gini Kota Medan pada tahun 2008 adalah sebesar 0,269. Berdasarkan kriteria yang berlaku, berarti nilai ini berada pada posisi ketimpangan rendah, artinya perbedaan pendapatan antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya pada tahun yang sama tidak terlalu berbeda. Dari uraian di atas terlihat bahwa Kota Medan mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara ataupun pertumbuhan ekonomi nasional. Namun tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini mengakibatkan fenomena- fenomena yang terjadi, diantaranya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum diikuti oleh tingkat pertumbuhan yang tinggi di sektor pertanian, sektor perindustrian, sektor perdagangan, dan sektor keuangan. Kontribusi masing- masing sektor pertanian, perindustrian, perdagangan dan sektor keuangan terhadap perkembangan ekonomi juga menunjukkan kontribusi yang belum merata. Tingginya tingkat penyerapan tenaga kerja belum menggambarkan penyerapan yang terjadi di sektor pertanian, perindustrian, perdagangan dan sektor keuangan. Pendapatan perkapita yang tinggi belum menggambarkan pendapatan perkapita untuk masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, perindustrian, perdagangan dan sektor keuangan. Koefisien Gini yang terjadi belum menggambarkan Gini Ratio untuk masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, perindustrian, perdagangan dan sektor keuangan. Universitas Sumatera Utara

1.7 Identifikasi Permasalahan

Dari fenomena-fenomena di atas dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi yaitu sebagai berikut : Pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Kota Medan belum tentu diikuti oleh pertumbuhan yang tinggi untuk sektor pertanian, sektor perindustrian, sektor perdagangan dan sektor keuangan. Adanya perbedaan kontribusi masing-masing sektor terhadap pertumbuhan ekonomi terutama sektor pertanian, sektor perindustrian, sektor perdagangan dan sektor keuangan. Penyerapan tenaga kerja yang tinggi belum tentu terdapat pada sektor pertanian, sektor perindustrian, sektor perdagangan dan sektor keuangan. Pendapatan perkapita yang terjadi belum bisa menggambarkan pendapatan perkapita untuk sektor pertanian, sektor perindustrian, sektor perdagangan dan sektor keuangan. Koefisien Gini yang terjadi di Kota Medan belum menggambarkan koefiesien Gini yang terjadi di sektor pertanian, sektor perindustrian, sektor perdagangan dan sektor keuangan. Dari fenomena-fenomena dan identifikasi masalah di atas maka perlu dilakukan penelitian dan analisis yang mendalam tentang pembangunan ekonomi terhadap ketimpangan pembangunan antar sektor wilayah Kota Medan.

1.8 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pertumbuhan sektor pertanian, pertumbuhan sektor industri, pertumbuhan sektor perdagangan dan pertumbuhan sektor keuangan berpengaruh terhadap jumlah kesempatan kerja wilayah Kota Medan. Universitas Sumatera Utara 2. Apakah pertumbuhan sektor pertanian, pertumbuhan sektor industri, pertumbuhan sektor perdagangan dan pertumbuhan sektor keuangan serta jumlah kesempatan kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah Kota Medan. 3. Apakah pertumbuhan sektor pertanian, pertumbuhan sektor industri, pertumbuhan sektor perdagangan dan pertumbuhan sektor keuangan, jumlah kesempatan kerja, dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap indeks ketimpangan pembangunan wilayah Kota Medan. 4. Bagaimana tingkat pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total pertumbuhan sektor pertanian, pertumbuhan sektor perdagangan, pertumbuhan sektor perindustrian, pertumbuhan sektor keuangan, jumlah kesempatan kerja, dan pertumbuhan ekonomi terhadap indeks ketimpangan pembangunan wilayah Kota Medan. 5. Kombinasi sektor ekonomi yang mana yang dapat menggambarkan model persamaan struktural, pertumbuhan ekonomi yang terbaik wilayah Kota Medan. 6. Bagaimana tingkat kemajuan pendapatan masyarakat antar sektor pertanian, sektor perindustrian, sektor perdagangan, dan sektor keuangan dibandingkan dengan pendapatan masyarakat keseluruhan wilayah Kota Medan.

1.9 Tujuan Penelitian