KH. Mas Abdurrahman Fungsi dan Tugas Organisasi Mathla’ul Anwar
kebijakan umum. Hal tersebut sebagaimana menurut Rafael Raga Maran dalam Pengantar Sosiologi Politik bahwa yang dilakukan berdasarkan kesadaran akan
tanggung jawab terhadap kehidupan bersama sebagai warga negara.
26
Sementara Harbert McClosky dalam International Encyclopedia of the Sosial Sciences seperti yang dikutip oleh Miriam Budiarjo, menyatakan:
“Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela masyarakat untuk terlibat dalam setiap pengambilan kebijakan seperti dalam proses pemilihan penguasa,
baik secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum”. Sedangkan menurut Norman H. Nie dan Sidney Verba dalam Handbook
of Political Science, menyatakan: “Partisipasi politik adalah keterlibatan langsung seseorang atau pribadi warga negara dalam setiap kegiatan untuk tujuan
mempengaruhi dan menyeseleksi pejabat-pejabat Negara dalam memutuskan setiap kebijakan”.
Menurut Samuel Huntington dan Joan M. Nelson dalam No Easy Choise: political Participation in Developing Countries, menyatakan: “Partisipasi politik
adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi-pribadi, yang dimaksud untuk mempengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. Partisipasi
bisa bersifat individu atau kolektif, terorganisir atau spontan, mantap atau sporadis, secara damai atau dengan kekerasan, legal atau Ilegal, efektif atau tidak
efektif”.
27
Sedangkan Samuel Huntington dan Joan M. Nelson dalam Partisipasi
26
Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet: I 2001, h. 147
27
Miriam Budiarjo, Partisipasi dan Partai Politik Jakarta: Yayasasn Obor Indonesia, 1998, h. 2-3
Politik di Negara Berkembang membagi partisipasi masyarakat kedalam berbagai bentuk
28
1. Elektoral activity, adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan melalui
kampanye salah satu partai politik dalam pemilu dan memberikan suara serta ikut mengawasi berlangsungnya proses pemilu.
2. Lobbying, yaitu aktivitas seseorang atau kelompok dalam melakukan
pendekatan pada pejabat pemerintah atau elit politik untuk tujuan mempengaruhi dan mendukung terhadap kegiatan mereka.
3. Organizational Activity, adalah partisipasi warga negara dalam berbagai
kegiatan organisasi politik dan sosial dengan menduduki sebuah jabatan sebagai pemimpin, anggota maupu simpatisan.
4. Contacting, yaitu kegiatan warga negara dalam mempengaruhi elit politik
dengan cara mendatangi dan menghubungi lewat telepon kepada pejabat pemerintah maupun elit politik lainnya.
5. Violence, adalah sebuah usaha yang dilakukan melalui cara-cara kekerasan
atau intimidasi dan pengrusakan dalam proses mempengaruhi elit politik. Dari beberapa definisi diatas, partisipasi politik dapat disimpulkan sebagai
bentuk sikap dan keterlibatan setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya, kemudian mendorong individu tersebut untuk berperan serta dalam
pencapaian tujuan organisasi serta ambil bagian dalam setiap tanggung jawab bersama.
29
Hal tersebut dilakukan berdasarkan kesadaran terhadap bentuk tanggung jawab dalam kehidupan bersama sebagai suatu bangsa dalam suatu
28
Samuel P Huntington dan Joan Nelson, Partisipasi Politik di Negara Berkembang Jakarta: Rineka Cipta, 1990, h. 8
29
Arifin Rahman, Sistem Politik Indonesia Surabaya: SIC, 2002, h. 127
negara. Bagaimanapun, keputusan politik yang diambil oleh pemerintah menyangkut dan mempengaruhi kehidupan warga masyarakat berhak untuk ikut
serta dalam mempengaruhi setiap keputusan politik. Karena keterlibatan warga negara dalam keputusan politik akan menentukan baik buruknya setiap keputusan
untuk kehidupan individu maupun masyarakat itu sendiri.
30