Perbedaan tingkat environmental disclosure di Indonesia dan Malaysia

8. Perbedaan pengaruh kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan keberadaan direksi wanita terhadap enviromental disclosure di Indonesia dan Malaysia Hasil pengujian hipotesis ke delapan H 8 menunjukkan adanya perbedaan pengaruh kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan keberadaan direksi wanita terhadap enviromental disclosure di Indonesia dan Malaysia. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis H 8 diterima. Perbedaan peraturan mengenai laporan keuangan merupakan salah satu faktor penyebab adanya perbedaan pengaruh variabel-variabel bebas penelitian ini terhadap environmental disclosure. Standar laporan keuangan di Indonesia menggunakan standar Penyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK. Sedangkan standar laporan keuangan Malaysia menggunakan standar Malaysia Accounting Standard Board MASB. Indonesia dan Malaysia sudah melakukan konvergensi International Financial Reporting Standards IFRS. Kedua negara tersebut juga sudah memiliki lembaga pengawas untuk pelaporan keuangan perusahaan seperti Bapepam-LK di Indonesia dan Securities Comission of Malaysia SCM di Malaysia. Kendati memiliki lembaga pengawas, kepatuhan dan ketegasan dalam menegakkan regulasi di Indonesia dan Malaysia berbeda. Selain itu, Indonesia dan Malaysia juga memiliki sistem corporate governance yang berbeda. Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Indonesia menganut two tier system. Sedangkan Malaysia, berdasarkan praktik yang ada, perusahaan Malaysia lebih cenderung menganut one tier system. Hal ini akan berdampak pada perbedaan pengaruh variabel-variabel independen terhadap environmental disclosure mengingat bahwa yang menjadi variabel penelitian ini berkaitan dengan laporan keuangan dan corporate governance. BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Simpulan

Perusahaan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dan Kuala Lumpur Stock Exchange KLSE pada tahun 2015. Berdasarkan metode purposive sampling, jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sebagai sampel penelitian adalah sejumlah 65 sampel perusahaan untuk Indonesia dan 118 sampel untuk Malaysia. Penelitian ini menggunakan Global Reporting Initiative’s GRI G4 sebagai indikator environmental disclosure yang mana di dalamnya terdapat 34 item pengungkapan lingkungan. Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap environmental disclosure di Indonesia, sedangkan di Malaysia kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap environmental disclosure. 2. Political visibility yang diproksikan dengan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia, sedangkan di Malaysia political visibility yang diproksikan dengan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap environmental disclosure. 3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia, sedangkan di Malaysia profitabilitas berpengaruh positif terhadap environmental disclosure. 4. Likuiditas berpengaruh negatif terhadap environmental disclosure di Indonesia dan Malaysia. 5. Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia maupun Malaysia. 6. Keberadaan direksi wanita tidak berpengaruh terhadap environmental disclosure di Indonesia, sedangkan di Malaysia keberadaan direksi wanita berpengaruh negatif terhadap environmental disclosure. 7. Tidak terdapat perbedaan tingkat environmental disclosure di Indonesia dan Malaysia. 8. Terdapat perbedaan pengaruh kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan keberadaan direksi wanita terhadap environmental disclosure di Indonesia dan Malaysia.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti untuk penelitian-penelitian serupa di masa yang akan datang adalah sebagai berikut: 1. Perluas obyek penelitian, tidak hanya perusahaan manufaktur tetapi bisa ditambah dengan sektor lain yang aktivitas usahanya juga bersinggungan langsung dengan lingkungan hidup atau memberikan dampak pada kondisi lingkungan hidup seperti sektor pertambangan, perkebunan, dan pertanian. 2. Penambahan variabel yang berpengaruh terhadap environmental disclosure khususnya yang berkaitan dengan mekanisme corporate governance seperti kualitas audit, kepemilikan institusional dan sebaginya. 3. Penambahan negara pembanding, bisa negara yang lebih transparan seperti Australia atau negara yang memiliki kondisi alam dan perekonomian yang relatif seimbang dengan Indonesia seperti contohnya negara Thailand.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini bukanlah penelitian yang sempurna, melainkan memiliki beberapa keterbatasan. Adapun keterbatasan penelitian antara lain: 1. Jangka waktu periode pengamatan hanya satu tahun yaitu tahun 2015 sehingga sampel yang digunakan sangat terbatas. 2. Dilihat dari nilai adjusted R Square khususnya di Indonesia yang hanya sebesar 0,181 atau 18,1, berarti masih ada variabel-variabel lain yang dapat diteliti lebih lanjut yang diasumsikan dapat berpengaruh terhadap environmental disclosure. 3. Penelitian ini hanya menggunakan objek penelitian dari perusahaan manufaktur sehingga hasil penelitian ini tidak terlalu bisa digeneralisir pada tipe perusahaan lain. 4. Tidak banyak perusahaan yang menerapkan kepemilikan manajerial sehingga mengurangi sampel. 5. Banyak perusahaan yang tidak melakukan environmental disclosure sehingga mengurangi sampel.

Dokumen yang terkait

Pengaruh kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap biaya utang (cost of debt) : Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013

8 35 111

Pengaruh asimetri informasi dan tingkat disclosure terhadap biaya ekuitas dengan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia)

0 2 18

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI DAN TINGKAT DISCLOSURE TERHADAP BIAYA EKUITAS DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013)

0 6 150

Pengaruh Tingkat Leverage, Ukuran Dewan Komisaris, dan Struktur Kepemilikan Saham Perusahaan terhadap CSR Disclosure. (Studi Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

0 7 142

PENGARUH STRUKTUR MODAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

0 5 24

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Konstruksi Bangunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014)

0 4 109

Hubungan keberagaman gender dewan direksi dan kinerja keuangan perusahaan (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 2015)

1 6 126

PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE DAN ECONOMIC PERFORMANCE TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012).

0 1 14

PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE TERHADAP ENVIRONMENTAL DISCLOSURE DAN ECONOMIC PERFORMANCE (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010—2012).

0 0 16

PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) - Perbanas Institutional Repository

0 0 14