Strategi Penelusuran Sumber Informasi

38 terus menerus dengan judul yang sama dan mempunyai nomor urut teratur. Adanya kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi, jarak, ruang, waktu menjadi hampir tidak ada batasan. Hal ini pun telah mengubah pola perilaku pengguna perpustakaan dalam mencari informasi. Pengguna menginginkan informasi terkini, tidak peduli informasi tersebut berasal dari mana, yang penting ada dan bisa diperoleh dengan cara yang cepat. Sumber literatur online dapat dikategorikan sebagai berikut: a News sources b Company website c Blogs d Search engines e Wikis f Discussion group g Social bookmaking sites h Social networks Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa sumber informasi dalam pelayanan perpustakaan sebagai penyedia, penyaji, dan penyimpan sumber informasi terdiri dari sumber informasi tercetak dan sumber informasi elektronik atau digital. Sumber informasi tercetak meliputi buku teks, buku- buku fiksi dan buku-buku referensi. Sumber informasi elektronik atau digital meliputi koleksi media elektronik, pangkalan data dan sumber internet.

2.4.4 Strategi Penelusuran Sumber Informasi

Dalam penelusuran informasi diperlukan skill yang baik agar sumber informasi yang ditemukan relevan dan sesuai dengan kebutuhan seorang individu. Pustakawan dituntut cepat dan tepat dalam penelusuran sumber informasi yang ditanyakan oleh pemustaka, maka pustakawan harus mengetahui apa saja strategi dalam penelusuran sumber informasi. Menurut Widyawan 2012, 88-92 penelusuran sumber informasi secara efektif dapat dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut: 39 1. Memahami topik Seyogianya paham benar pokok bahasan yang akan ditulis. Perlu menyimak lagi soal atau pertanyaan yang dipilih atau dapatkan dari pemustaka. Apakah terminologi yang dikenal atau dipahami benar? Jika ada kata, nama, tempat, dan lain sebagainya yang tidak diketahui, maka carilah di kamus atau ensiklopedia. Atau jika memungkinkan, diskusikan dengan mereka yang ahli dalam bidang itu. 2. Mengidentifikasi kata kunci dan frasa Jika sudah paham betul arti pertanyaan atau spesifikasi tugas atau proyek, salah satu langkah penting adalah mengerjakan kata atau frasa penting denga kata kunci yang benar-benar menggambarkan pertanyaan. Menyediakan terminologi awal untuk mendapatkan informasi untuk memeriksa dengan benar, karena menggunakan kata kunci salah berarti akan mendapatkan informasi salah. Ketika menengarai kata kunci, carilah konsep umum, tetapi bukan lain, kata- kata tambahan yang digunakan dalam pertanyaan atau topik asli, misalnya “amatilah”, “disebabkan oleh”, atau “bandingkan”, dan lain sebaginya. 3. Mengidentifikasi sinonim dan istilah terkait Menengarai konsep-konsep penting adalah awal jitu, namun tidak menjamin bahwa pangkalan data akan mengindeks dengan menggunakan tengara, walaupun berkaitan dengan topik yang diajukan. Namun setidaknya hal ini untuk memastikan kan mendapatkan topik yang dicari, untuk masing-masing konsep perlu menengarai sebanyak mungkin kata dan frasa lain yang memungkinkan digunakan untuk menggambarkan topik. Dalam hal ini diperkirakan istilah yang lebih luas broader term yang akan membantu untuk menemukan informasi yang lebih umum, sementara istilah yang lebih sempit membantu untuk informasi yang lebih spesifik. Sementara sinonim atau istilah terkait untuk memastikan tidak ada melewatkan informasi dengan mengabaikan kata-kata yang sama artinya atau sesuatu yang terkait. Ketika menggunakan pangkalan data, bisa digunakan untuk bantuan seperti melihat thesaurus, kosakata terkendali controlled vocabulary atau kata kunci yang digunakan dalam artikel dan sebagainya. Jika ada kata kunci terlalu umum, informasi yang dapatkan mungkin terlalu banyak, informasi yang perlu berminggu-minggu untuk membacanya dan mungkin banyak yang tidak relevan. Untuk mempersempit dan memperoleh hasil yang lebih relevan, mengarahkan penelusuran dengan istilah yang sempit, agar mendapatkan informasi lebih sedikit dan fokus. Menggunakan tabel terstruktur mungkin seperti “peta pikiran”. Kemudian menentukan istilah mana yang akan digunakan. 4. Membuat pernyataan penelusuran Apabila ingin mencari dalam bentuk jamak dari kata dasar atau untuk perbedaan penulisan dalam kata, bisa menggunakan truncation dan 40 wildcard dalam pernyataan penelusuran. Sebelum itu harus memastikan dengan sumber masing-masing sebagai simbol, implementasi dan ketersediannya akan bervariasi. Namun demikian pada umumnya menggunakan untuk menandai beberapa huruf dan “?” untuk menunjukkan huruf tunggal. Sebagai contoh, penelusuran dengan menggunakan kata comput akan mengkasilkan semua bentuk dengan comput termasuk comput, computer, computable, computers, computing, dan computation. Penelusuran untuk organization dapat menggunakan kata organization maupun organization. Jika ingin mengelompokkan kata sebaiknya menggunakan tanda kurung …., misalnya kingship atau monarchical power AND Shakespeare. Ini berarti akan mendapatkan artikel yang menggunakan kata kingship AND Shakespeare, juga monarchical power AND Shakespeare. Ada baiknya mencatat setiap kata kunci yang digunakan atau ditemukan. Sehubungan dengan strategi dalam penelusuran sumber informasi menurut Ishak 2015, 68 mengatakan bahwa ada dua tahapan sebagai berikut: 1. Memperkecil jumlah hasil temuan dengan mempersempit penelusuran dengan harapan semakin sedikit temuan yang tidak relevan ikut terambil tanpa membuang terlalu banyak temuan yang relevan. 2. Memperbesar jumlah hasil temuan dengan memperluas istilah penelusuran dengan harapan semakin banyak temuan relevan terambil tanpa mengikutsertakan terlalu banyak temuan yang tidak relevan. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa strategi dalam penelusuran sumber informasi itu terdiri dari bagaimana pustakawan memahami topik pertanyaan dari pemustaka, mengidentifikasi kata kunci dan frasa dari pertanyaan tersebut, mengidentifikasi sinonim dan istilah lain dari kata kunci yang telah ditemukan, membuat pernyataan penelusuran, memperkecil jumlah hasil temuan, dan memperbesar jumlah temuan dengan memperluas istilah penelusuran. 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan merupakan institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara professional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No 43 Tahun 2007 Pasal 1. Sementara perpustakaan pada perguruan tinggi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan informasi sivitas akademika perguruan tinggi bersangkutan seperti mahasiswa, dosen dan pegawai yang berada di lingkungan civitas akademika serta menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Mahasiswa, dosen, dan staff yang berada dilingkungan perguruan tinggi merupakan pemustaka yang memerlukan pelayanan dan penyediaan informasi agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi dengan cepat dan tepat. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut perpustakaan Perguruan Tinggi memberikan jasa pelayanan sirkulasi dan referensi. Sehubungan dengan itu pelayanan referensi juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pemustaka dalam pencarian informasi dan menggunakan sumber informasi yang ada di perpustakaan. Berdasarkan hal tersebut pustakawan layanan referensi diharapkan mampu mendiagnosis ataupun menganalisis kebutuhan informasi dan menangani kesenjangan informasi yang terjadi pada pemustaka. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang terus berkembang begitu pesatnya ternyata berpengaruh pada kehidupan perpustakaan. Adanya kemajuan teknologi yang menyebabkan ledakan