KEPERCAYAAN MISTIS MASYARAKAT RURALURBAN(Studi tentang Kepercayaan Masyarakat Terhadap Dukun di KelurahanBuring, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang)

KEPERCAYAAN MISTIS MASYARAKAT RURALURBAN(Studi tentang
Kepercayaan Masyarakat Terhadap Dukun di KelurahanBuring,
Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang)
Oleh: BAMBANG DJUANTONI ( 01240042 )
Sociology
Dibuat: 2007-09-10 , dengan 3 file(s).

Keywords: Buring
Kota Malang yang nota bene menjadi barometer pendidikan khususnya di Jawa Timur masih
terlihat di tengah-tengah masyarakatnya mempercayai hal-hal yang berbau mistis, dikarenakan
masyarakat Jawa khususnya Kota Malang masih menganut adat dari nenek moyang (kejawen)
yang menganggap bahwa adanya kekuatan ghaib di sekitar kita. Seperti halnya ada kekuatan
pada benda-benda keramat. Adanya fenomena dari masyarakat Kelurahan Buring, Kecamatan
Kedung Kandang, Kota Malang yang masih berbau mistis masih kelihatan kental. Misalnya,
apabila masyarakat mempunyai hajatan seperti mantu (perkawinan), sunatan (khitanan) dan
melihat bahwa keadaan cuaca sangat buruk (akan datang hujan) maka mereka akan menyarang
udan (menangkal hujan) tersebut agar acara hajatan mereka bisa lancar. Untuk menangkal hujan
(nyarang udan) mereka harus mendatangkan orang pintar (dukun). Selain itu, untuk kelancaran
hajatannya mereka juga membuat sesajen yang ditujukan untuk danyang desa (nenek moyang
yang dianggap berjasa di desa) mereka.
Abstract

The city of Malang the postscript into a barometer of education, especially in East Java are still visible in
the middle of the community to believe in things that smell mystical, because the Java community,
especially the city of Malang is still embrace tradition of ancestor (Javanese), which assumes that the
existence of supernatural forces in the vicinity us. Just as there is strength in sacred objects. The
existence of the phenomenon of community Village Burying, Kedung Sub Enclosure, which still smelled
of Malang mystical still looked strong. For example, if people have such a celebration-in-law (marriage),
circumcision (circumcision) and see that the situation is very bad weather (rain is coming) then they will
nestle Udan (ward off the rain) so that they can pass a celebration event. To counteract the rain
(nyarang Udan) they should bring in smart people (shamans). In addition, for the smooth hajatannya
they also make offerings aimed at Danyang village (which is credited ancestors in the village of) them.