2.56 Development of marine culture-based minapolitan model in Kupang Regency

Bentuk pemusatan yang dilakukan adalah dimana dalam suatu kawasan tersedia subsistem-subsistem dalam agribisnis perikanan dari subsistem hulu hingga hilir serta jasa penunjang. Adanya pemusatan aktifitas tersebut dapat mengurangi biaya-biaya terutama biaya transportasi antar subsistem yang terfokus pada komoditas perikanan tersebut. Efisiensi dan efektifitas yang diciptakan, dengan sendirinya akan mampu meningkatkan daya saing produk perikanan baik pada skala domestik maupun internasional. Banyak permasalahan yang kompleks yang dihadapi dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang, yang sulit diselesaikan dengan hanya menggunakan suatu metode spesifik saja. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang kompleks tersebut adalah dengan pendekatan sistem system approach. Pendekatan sistem dapat menyelesaikan masalah dengan baik bagi permasalahan multidisiplin yang kompleks Manestch dan Park, 1977. Eriyatno, 1998 menyatakan bahwa pendekatan sistem didefinisikan sebagai suatu metodologi penyelesaian masalah yang dimulai dengan secara tentatif mendefinisikan atau merumuskan tujuan dan hasilnya adalah suatu sistem operasi yang secara efektif dapat dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Pendekatan sistem dalam rangka pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang, perlu diketahui hubungan antar beberapa komponen yang saling berpengaruh satu sama lain baik pada usaha on farm maupun off farm. Untuk melihat hubungan antar komponen dalam pengembangan kawasan minapolitan tersebut perlu dibangun model yang merupakan simplikasi dari sistem. Sebagaimana diketahui bahwa model dapat dibedakan atas dua jenis yaitu model statik dan model dinamik, namun yang banyak digunakan adalah model dinamik karena memiliki variabel yang dapat berubah sepanjang waktu sebagai akibat dari perubahan input dan interaksi antar elemen-elemen sistem. Melalui model dinamik dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang ini, dapat menggambarkan dunia nyata yang terjadi selama ini sekaligus sebagai proses peramalan dari suatu keadaan untuk masa yang akan datang. Melihat besarnya peran permodelan dalam pengembangan kawasan, dilakukan penelitian permodelan di Kabupaten Kupang dalam rangka pengembangan kawasan minapolitan. Penelitian ini bertujuan untuk membangun model pengembangan kawasan minapolitan berbasis budidaya laut di Kabupaten Kupang.

8.2 Metode Analisis Model Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kabupaten Kupang

8.2.1 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang diperlukan dalam menyusun model pengembangan kawasan minapolitan berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh dari responden dan pakar yang terpilih, serta dari berbagai instansi yang terkait dengan topik penelitian. Data primer yang diperlukan berupa faktor-faktor atau variabel penting yang berpengaruh dalam pengembangan minapolitan. Variabel tersebut diperoleh dari wawancara terhadap responden di lokasi penelitian. Data primer yang diperlukan berupa data yang berkaitan dengan kendala, kebutuhan, dan lembaga yang terlibat dalam pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang, sedangkan data sekunder yang diperlukan adalah data jumlah penduduk, luas lahan budidaya, rata-rata pendapatan penduduk, produksi komoditas unggulan, input produksi bibit, dan harga produk.

8.2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penyusunan model pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Kupang dilakukan melalui diskusi, wawancara, kuesioner, dan survei lapangan dengan responden di wilayah studi yang terdiri dari berbagai pakar dan stakeholder yang terkait dengan kegiatan pengembangan kawasan minapolitan untuk pengumpulan data primer, dan beberapa kepustakaan dan dokumen dari beberapa instansi yang terkait dengan penelitian untuk pengumpulan data sekunder.

8.2.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pengembangan kawasan minapolitan secara berkelanjutan di Kabupaten Kupang adalah sistem dinamik dengan bantuan software powersim constructor version 2.5d. Tahapan-tahapan dalam sistem dinamik meliputi analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem, simulasi model, dan validasi model. Dalam analisis sistem dinamik ini akan dikaji tiga sub model yaitu sub model lahan, sub model budidaya laut, dan sub model industri pengolahan dan pemasaran.

a. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan setiap pelaku yang terlibat dalam pengembangan minapolitan. Berdasarkan kajian