Demi Penelitian, Rosalie Rela naik " Angkot Sayur"

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
acicis.umm.ac.id

Demi Penelitian, Rosalie Rela naik " Angkot Sayur"
Tanggal: 2011-12-27

Rosalie Pitt. Gadis cantik asal Australia ini adalah satu dari sembilan mahasiswa ACICIS
angkatan 33. Malam itu, Rose (panggilan akrab Rosalie) bercerita tentang penelitian dan
pengalamannya selama mengumpulkan data di Malang. Rosalie mengangkat tema
tentang “Pengarusutamaan Gender di Tingkat Sekolah.” Dia melakukan penelitian ke
beberapa SMP di Malang. Sekolah-sekolah yang dia datangi berbeda status, mulai dari
sekolah islam, katolik, negeri maupun swasta.
Sebelum ke Kota Malang, Rosalie sudah pernah keliling ke beberapa daerah di
Indonesia seperti Jogjakarta, Surabaya dan daerah-daerah Sumatera. Rose merasa
nyaman saat berada di Indonesia karena ia sudah lancar berbahasa. Ini dikarenakan
saat di Australia, Rose sudah belajar bahasa Indonesia sejak di bangku SMP. Di sekolah
Rose, murid-muridnya diperbolehkan untuk memilih program bahasa asing seperti
bahasa Italia dan bahasa Indonesia.
Rose sangat senang melakukan studi di Malang. Sebelumnya, dia pernah belajar
di UGM dan baru di Malang ini, dia dibebaskan untuk memilih penelitian tentang bidang

yang dia sukai atau kuasai serta yang ingin diteliti lebih dalam. Bagi Rose, tema gender
adalah tema yang menarik terutama pada bidang pendidikan di Malang.
Menurut Rose, sangat penting untuk memperkenalkan isu gender dalam tingkat
pendidikan. Hal ini dikarenakan isu gender merupakan hal yang sangat kompleks.
Menurut Rose, banyak hal yang perlu dibahas mengenai gender ini. Bahkan orang-orang
pemerintahan di daerah yang dia teliti tidak mengerti apa itu pengarusutamaan gender,
apa itu gender dan bagaimana implementasi pengarusutamaan di tingkat pendidikan.
Perjuangan Rose sangat berat dalam melakukan penelitian ini. Karena beberapa
kali dia harus menunggu beberapa jam untuk bisa menemui informan penelitiannya.
Rose melakukan wawancara ke beberapa sekolah di Malang dan juga Diknas Kota Batu.
Selain menunggu berjam-jam, Rose juga terkadang sulit untuk mendapatkan data
penelitian karena ada beberapa informan yang kurang paham mengenai konsep Gender
yang dimaksud dalam penelitiannya.
Selain itu, banyak juga hal menarik yang terjadi. Seperti misalnya saat dia harus
menunggu angkot di pasar batu. “Saya harus menunggu angkot merah sampai satu jam,
namun yang ada hanya angkot sayur. Dan saya memilih untuk berdesakkan dengan
tempat sayur yang besar-besar. Itu menarik, tapi saya tidak mau coba lagi.” Rose
bercerita sambil kemudian tertawa mengingat kejadian itu.
Pengalaman selama melakukan penelitian di Malang membuat Rosalie belajar
banyak hal. Dia sangat senang dengan keramahan orang di Malang dan Batu. Banyak

juga dari mereka yang membantu penelitiannya hingga laporannya selesai. Untuk itu
Rosalie senang sekali bisa mendapat kesempatan menjadi mahasiswi ACICIS angkatan
33. (Ct)

page 1 / 2

Universitas Muhammadiyah Malang
Arsip Berita
acicis.umm.ac.id

page 2 / 2