13
Tabel 8. Data Ketepatan Dosis dan Durasi Pada Pasien Anak Dengan Demam Tifoid Yang Di Rawat Inap di RSUD dr. Sayidiman Magetan Tahun 2014.
Nama antibiotik Jumlah
Kasus Tepat Dosis
Tepat Durasi Kesimpulan
Tepat Tidak Tepat
Tepat Tidak Tepat
Tepat Tidak Tepat
Kloramfenikol 31 26 5
31 31
Cefixim 2 0 2 0 2 0 2 Cefotaxim 17 9
8 0 17 0 17
Cefriakson 1 0 1 0 1 0 1
Cefpirom 1 0 1 0 1 0 1 Jumlah 52
35 17 0 52 0 52 Presentase
n = 52 61,54
38,46 0 100 0 100
Pemberian antibiotik dikatakan tepat dosis apabila memenuhi tepat dosis dan tepat durasi. Berdasarkan tabel 8, tidak ada yang memenuhi tepat durasi sehingga
dapat dikatakan untuk ketepatan dosis bernilai 0 dan ketidak tepatannya bernilai 100.
4. Tepat Pasien
Antibiotik yang digunakan untuk terapi pada pasien anak dengan demam tifoid sesuai dengan kondisi fisiologis yaitu sesuai dengan umur anak 0-15 tahun,
tidak kontra indikasi, dan juga sesuai dengan kondisi pasien saat masuk rawat inap. Dari hasil penelitian didapatkan 12 kasus 27,27 yang memenuhi kriteria tepat
pasien sedangkan 32 kasus lainnya 72,73 tidak memenuhi kriteria tepat pasien dikarenakan antibiotika yang digunakan memiliki efek samping yang dapat
memperparah kondisi fisiologis pasien seperti mual, muntah, nyeri perut, serta diare.
5. Kerasionalan penggunaan antibiotika
Dari hasil analisis kerasionalan penggunaan antibiotika meliputi tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat dan dosis didapatkan hasil semua peresepan tidak
ada yang rasional kerasionalan 0.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2014 dengan melihat data rekam medik pada pasien anak dengan demam tifoid dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pemilihan jenis antibiotik yang digunakan untuk terapi pada pasien anak dengan
demam tifoid yang dirawat inap adalah kloramfenikol yaitu sebesar 23 kasus 52,27, Cefotaxime 22,72 dan sefiksim, cefpirome, serta cefriaxone
masing-masing 2,27.
14
2. Setelah dievaluasi penggunaan antibiotik pada pasien anak dengan demam tifoid di
RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2014 berdasarkan standar pelayanan medic SPM RSUD dr. Sayidiman Magetan tahun 2011 tentang demam tifoid meliputi 4
aspek yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, dan tepat dosis. Dari hasil penelitian didapatkan nilai presentase untuk tepat indikasi sebesar 97,72, tepat
obat 56,82, tepat pasien 27,27 akan tetapi tidak semua meliputi aspek tepat dosis.
SARAN
Berdasarkan pada penelitian, saran yang dapat diberikan adalah : 1.
Untuk penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan metode dengan cara prospektif karena penggunaan metode penelitian dengan cara retrospektif
mempunyai banyak kelemahan. 2.
Perlu dilakukan adanya perbaikan oleh tenaga medis terkait dalam penulisan rekam medik karena pada penulisan data di rekam medik susah untuk dibaca dan
dimengerti. DAFTAR ACUAN
BPOM, 2008., Informatorium Obat Nasional Indonesia, Depkes RI, Jakarta. Depkes RI., 2007, Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan, Jakarta. Kalra, SP., 2003, Current Trends in the Managenent of Typhoid Fever, MJAFI, Vol
59, No.2. Kemenkes RI, 2006, Pedoman Pengendalian Demam Tifoid Menteri Kesehatan
Repubik Indonesia, Jakarta. Komite Medik RSUD dr. sayidiman Magetan, 2011, Standar Pelayanan Medik,
Jakarta. Departemen Kesehatan RI. Mansjoer A.,2001, Kapita Selekta, Jilid 1, hal 442, Jakarta, Media Aesculapius.
Munaf, S., 2009, Kumpulan Kuliah Farmakologi, edisi II, Jakarta, Buku Kedokteran EGC.
Musnelina L., Afdhal, A., Gani., dan Andayani., 2004, Pola Pemberian Antibiotika Pengobatan Demam Tifoid Anak Di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun
2001-2002, Makara Kesehatan, Vol. 8, No 1: 27-31
15
Murti, B., 2010, Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan Edisi ke-2, Yogyakarta,Gajah Mada
University Press. Nelwan, RHH., 2012, Tata Laksana Terkini Demam Tifoid, Jakarta, CDK-192Vol.
39, th.2012. Ozkurt Z, Erol S, Kadanali A, Ertek M, Ozden K, Tasyaran MA. Changes
inantibiotic use, cost and consumption after an antibiotic restriction policy applied by infectious disease specialists. Jpn J Infect Dis. 2005; 58:338-43.
Prest, M., 2003, Penggunaan Obat pada Anak-anak, dalam Aslam., Tan K., C., dan Prayitno A., Editor, Farmasi Klinik Clinical Pharmacy Menuju
Pengobatan yangrasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, hal 191-192, Jakarta, Elex Media Komputindo.
Rampengan, N.H., 2013, Antibiotik Terapi Demam Tifoid Tanpa Komplikasi pada Anak, Vol. 14, No. 5, Sari Pediatri.
Soedarmono, P.S.S., Garna H., dan Hadinegoro, S., 2002, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropis Edisi Pertama, hal 367-375, Jakarta, IDAI.
Tjay. T. H dan Rahardja, Kirana., 2008, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek sampingnya, Elex Media Computinda, Jakarta
Widodo, D., 2007, Demam Tifoid, dalam Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3, hal 1752- 1757, EGC.
WHO, 2003, Background Document : The Diagnosis, Treatment and Prevention of Typhoid Fever. Communicable Disease Surveillance and Response Vaccines
and Biologicals, Switzerland.
Zulkoni, A., 2010, Parasitologi, Cetakan Pertama, hal 42, Yogyakarta, Nuha Medika.