Pembangunan Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Penanganan Pascapanen Broiler

PEMBANGUNAN BASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE
BASE) PENANGANAN PASCAPANEN BROILER

MOH ZAIFUL ARIFIN
F152130311

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Pembangunan Basis
Pengetahuan (Knowledge Base) Penanganan Pascapanen Broiler adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian
akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2016
Moh Zaiful Arifin
NIM F152130311

RINGKASAN
MOH ZAIFUL ARIFIN. Pembangunan Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Penanganan Pascapanen Broiler. Dibimbing oleh KUDANG BORO SEMINAR
dan RUDI AFNAN.
Kebutuhan protein hewani manusia semakin meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan permintaan protein hewani tersebut,
harus diikuti dengan peningkatan produksi daging ternak. Daging broiler
merupakan salah satu sumber protein hewani. Daging ini memiliki nilai gizi yang
tinggi, harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daging ternak jenis
lain dan masa produksi daging ayam broiler juga sangat singkat yaitu 4-6 minggu.
Produksi broiler di Indonesia setiap tahun semakin meningkat namun penanganan
pascapanennya belum terlalu diperhatikan, padahal daging broiler mudah
mengalami degradasi mutu.
Pengetahuan mengenai pascapanen broiler masih banyak berada di pakar
belum dipindahkan ke dalam buku, jurnal atau artikel ilmiah lainnya. Hal ini

menyulitkan peternak/konsumen mendapatkan informasi tersebut. Walaupun
sudah ada buku dan jurnal terkait hal tersebut, tetapi masih sangat sedikit,
terpisah-pisah dan belum menjadi satu kesatuan yang utuh. Penelitian ini
bertujuan membangun basis pengetahuan (knowledge base) penanganan
pascapanen broiler sebagai sarana sharing antara pakar dan praktisi dengan
peternak atau konsumen tentang masalah yang dihadapi di lapangan.
Basis pengetahuan pascapanen broiler yang telah dibangun terdiri atas 5
domain utama yang mencangkup faktor sebelum panen, proses penyembelihan di
RPA (Rumah Potong Ayam), proses awal, proses lanjutan dan mutu daging
broiler. Terdapat 5 tahapan dalam pembangunan sistem basis pengetahuan ini,
meliputi identifikasi masalah yang dihadapi oleh calon user, pencarian sumber
pengetahun, pengumpulan pengetahuan yang diperoleh menjadi satu kesatuan
yang utuh dan terstruktur, representasi pengetahuan, implementasi sistem dalam
bentuk web, serta pengujian sistem. Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui
apakah sistem basis pengetahuan yang dibuat benar-benar valid dan sesuai dengan
kebutuhan user atau tidak. Tiga tahap pengujian terdiri dari verifikasi sistem oleh
pakar sistem informasi pertanian, validasi sistem oleh pakar pascapanen broiler
serta bug and error oleh pengguna. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem
basis pengetahuan yang telah dibangun terverifikasi dengan baik dan sesuai
dengan kaidah-kaidah normalisasi pembangunan basisdata. Validasi terhadap

pengetahuan dalam sistem ini telah sesuai dengan literatur dan pendapat pakar.
Sistem basis pengetahuan ini diterima oleh pengguna dengan baik karena basis
pengetahuan yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dan tidak ada bug and error.
Kata kunci: basis pengetahuan, pascapanen broiler, penyembelihan, proses awal,
proses lanjutan, mutu broiler.

SUMMARY
MOH ZAIFUL ARIFIN. Developing Knowledge Base of Broiler Postharvest
Handling. Supervised by KUDANG BORO SEMINAR and RUDI AFNAN.
Human protein needs are increasing with the increase of population. The
demand increase for animal protein, should be followed by increasing poultry
meat production. Broiler meat is one source of animal protein. This meat has high
nutritional value, low price compared to other types of livestock meat, short
production time at approximately 4-6 weeks. Broiler production in Indonesia
increases every year but less attention is paid for postharvest handling although
broiler meat quality is easily degrades.
Knowledge of postharvest broiler is still dominantly kept inside of experts
thought but not extracted into books, journals or other scientific articles. It is
difficult for farmers or consumers to get such information. Although existing
books and journals on this subject, but still very few, separated and not existed as

a wholistic. This research aimed to develop a knowledge base of broiler
postharvest handling to become a sharing instrument between experts and
practitioners’ with farmers or consumers relates to problems encountered in the
field.
Postharvest broiler knowledge base was built that consists of five main
domains include preharvest factors, slaughtering process at RPA (slaughterhouse),
primary process, secondary process and quality of broiler meat. There are five
stages in this knowledge base system development among others are identification
of the problems faced by potential user, accessing sources of knowledge,
acquisition (collection) of acquired knowledge into a coherent wholistic and
structured, knowledge representation, implementation of the system in form of
web, as well as system testing. System testing was conducted to determine
whether the knowledge base system built completely valid and in accordance with
user requirements or not. There were three stages of testing those consist of
system verification by agricultural information system specialist, system
validation by broiler postharvest experts as well as bugs and error by users. The
test results showed that the knowledge base system was built. It was verified
properly and in accordance with the rules of database normalization development.
Validation of knowledge in this system has been in accordance with the literature
and expert opinion. This knowledge base system was well received by users

because knowledge base is appropiate and there is no bug and error.
Keywords: knowledge base, postharvest broiler, slaughtering, primary process,
secondary processes, quality broiler.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk
kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan,
penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak
merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

PEMBANGUNAN BASIS PENGETAHUAN (KNOWLEDGE
BASE) PENANGANAN PASCAPANEN BROILER

MOH ZAIFUL ARIFIN

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Teknologi Pascapanen

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Liyantono, S.TP, M.Agr

Judul Penelitian : Pembangunan Basis Pengetahuan (Knowledge Base)
Penanganan Pascapanen Broiler
Nama
: Moh Zaiful Arifin
NIM
: F152130311
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing


ofProf Dr Ir Kudang Boro Seminar, MSc
Ketua

Dr Rudi Afnan, SPt MScAgr
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Teknologi Pascapanen

Prof Dr Ir Sutrisno, MSc

Tanggal Ujian: 29 Juni 2016

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya sehingga tesis yang berjudul “Pembangunan Basis Pengetahuan
(Knowledge Base) Penanganan Pascapanen Broiler” ini dapat diselesaikan.
Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari 2015 hingga September 2015.
Dengan selesainya penelitian dan penulisan ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih antara lain kepada:
1. Bapak H. Hasbullah, Ibu Romsah, serta adik Siti Nuri Andini yang selalu
memberikan dorongan motivasi dan doanya.
2. Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc. sebagai dosen pembimbing utama
yang telah memberikan bimbingan. Beliau bukan hanya membimbing dalam
hal akademik, tapi juga memberikan didikan dalam pembentukan karakter
terutama dalam Hafalan Al Qur’an.
3. Dr. Rudi Afnan, S.Pt. M.Sc.Agr sebagai dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan serta didikan selama 4 tahun terakhir.
4. Dr. Liyantono, S.TP M.Agr sebagai dosen penguji luar komisi yang telah
memberikan masukan, saran dan bimbingannya.
5. Istri tercinta Intishar Khairunnisa Istiqomah yang selalu mendoakan dan

memotivasi dalam menjalankan penelitian.
6. Bapak Triyanto, ibu Dani Karwati, ba’ Ika, mas Hakim, dek Tiyaz dan
Aminah atas doanya.
7. Perusahaan Rumah Potong Ayam PT Sierad Produce Jabon Mekar Parung
Bogor atas bantuannya selama melakukan penelitian.
8. Fahmi Hakim sebagai guru spiritual yang selalu mendoakan, memberikan
arahan, dan motivasinya yang tak pernah putus selama ini.
9. Arief Firmansyah teman satu bimbingan, teman satu daerah dan teman
kontrakan atas bantuan dan doanya selama 7 tahun terakhir ini.
10. Teman-teman satu group pembinaan Arief Juniarto, Bayu Candra, Diki S,
Ikhwan Hanif dan Baequni.
11. Teman kantor LAZ IPB Abdul Basir, Oktama Forestian, Ade Saepullah,
Yekti Mahanani dan Rahmat Alam atas doanya.
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dan
memberikan kontribusi yang nyata pada perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang teknologi pascapanen.

Bogor, Juli 2016
Moh Zaiful Arifin


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan penelitian


1
1
2
2

2

TINJAUAN PUSTAKA

3

Pascapanen Broiler
Sistem Pakar dan Basis Pengetahuan
Penelitian Terdahulu

3
4
6

3

METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Alat dan Bahan
Tahapan Penelitian

7
7
7
7

4

HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Masalah
Akuisisi Pengetahuan
Representasi Pengetahuan
Pengembangan Mesin Inferensi
Implementasi Basis Pengetahuan
Pengujian Sistem

9
9
10
11
12
16
20

5

PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN

21
21
21

DAFTAR PUSTAKA

22

DAFTAR TABEL
1. Produksi daging ayam ras pedaging menurut provinsi di

Indonesia tahun 2011-2015
2. Form knowledge pascapanen broiler
3. Contoh pengisian akuisisi pengetahuan penentuan kualitas daging

broiler

1
10
11

DAFTAR GAMBAR
1. Integrasi vertikal penanganan broiler (Sams 2001)
2. Tahapan penelitian mengacu pada tahapan sistem pakar oleh

4

Marimin 2005.
Penentuan mutu karkas broiler dengan decision tree
Semantic networks penyembelihan broiler
Pemodelan konseptual basis pengetahuan pascapanen broiler
Relasi tabel pengetahuan slaughter broiler
Ccontoh tabel DBMS pascapanen broiler
Query pembuatan database pascapanen broiler
Hasil insert data tabel parting (pemotongan karkas)
Tampilan menu utama web
Tampilan bagian home
Tampilan faktor sebelum panen jangka pendek suhu dan RH
Tampilan menu slaughtering bagian unloading mekanis
Tampilan perubahan pasca mortem
Tampilan pengolahan sekunder penyimpanan jangka panjang
Contoh penentuan kualitas karkas broiler: mikrobiologi (a), fisik
(b) dan organoleptik (c).
Contoh hasil penentuan mutu karkas broiler
Pengujian sistem knowledge base pascapanen broiler

8
12
12
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

19
19
20

DAFTAR LAMPIRAN
1. Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian beranda.
2. Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian faktor

3.

4.
5.
6.
7.

sebelum panen: faktor jangka panjang (a), faktor jangka pendek
(b).
Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian
penyembelihan: penyembelihan mekanis (a), penyembelihan
manual (b).
Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian proses awal:
perubahan post mortem (a), parting (pencacahan) (b).
Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian proses
lanjutan: bagian pengemasan (a), bagian penyimpanan (b).
Tampilan knowledge base pascapanen broiler bagian mutu karkas
broiler.
Kodifikasi bagian penentuan mutu karkas broiler.

26

27
28
29
30
31
32

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan protein manusia semakin meningkat seiring dengan peningkatan
jumlah penduduk. Peningkatan kebutuhan daging tersebut memerlukan usahausaha peningkatan produksi daging ternak sebagai sumber protein hewani. Salah
satu penghasil protein hewani adalah daging ayam broiler. Selain nilai gizi yang
tinggi dan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daging ternak jenis
lain, daging ayam broiler cepat tersedia karena pemeliharaannya relatif singkat
sekitar 35 hari (Lajju 2012).
Tingkat konsumsi daging masyarakat Indonesia setiap tahun semakin
meningkat seiring pertumbuhan populasi penduduk yang semakin pesat. Prospek
produksi ayam broiler nasional sangat baik, seperti data yang disampaikan oleh
Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2015.
Tabel 1 Produksi daging ayam ras pedaging menurut provinsi di Indonesia tahun
2011-2015
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
Sumber: (Kementan 2015)

Produksi (dalam 1000 ekor)
1.337.911
1.400.470
1.497.873
1.544.379
1.627.106

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki suhu dan kelembaban
relatif yang tinggi yang dapat mengakibatkan ayam broiler yang sudah dipanen
cepat mengalami penurunan mutu dan kerusakan. Pengendalian pascapanen ayam
broiler sangat diperlukan dalam rangka memperlambat degradasi mutu dan
mengurangi terjadinya susut bobot. Penanganan pascapanen harus dilakukan oleh
orang-orang yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan. Pengalaman dan
pengetahuan berasal dari pakar, praktisi, akademisi, atau peternak broiler yang
sudah ahli. Pengetahuan pakar perlu diekstraksi, diakuisisi, dan dikembangkan
dalam bentuk basis pengetahuan (knowledge base) agar bisa dimanfaatkan oleh
banyak orang. Basis pengetahuan dikembangkan untuk membantu para peternak
ayam broiler dalam menjaga hasil panen dan membantu konsumen dalam
menganalisis kualitas daging ayam broiler.
Pengetahuan mengenai pascapanen ayam broiler belum terintegrasi dengan
baik. Banyak pengetahuan dimiliki oleh pakar belum terstruktur dengan baik dan
bersifat implisit sehingga orang yang membutuhkan informasi kesulitan
mengakses. Kemajuan sains dan teknologi komputer sekarang ini memungkinkan
seseorang yang punya banyak pengetahuan dan pengalaman khususnya dari pakar,
serta pengetahuan yang berasal dari buku, jurnal, studi pustaka yang relevan dapat
dipindahkan ke dalam sebuah basis pengetahuan (knowledge base) sehingga tidak
berserakan di berbagai media melainkan terintegrasi dalam satu sistem repository
pengetahuan. Oleh karena itu, pengetahuan pascapanen ayam broiler ini

2
dikembangkan untuk mendokumentasikan semua pengetahuan agar terintegrasi
sehingga mudah diakses dan bermanfaat bagi orang banyak.
Kemajuan teknologi komputer banyak memberikan kemudahan bagi manusia,
salah satu contohnya adalah kemudahan dalam mengakses informasi tidak terbatas
oleh waktu. Pengguna tidak hanya dapat memperoleh informasi pada saat
sekarang bahkan dapat mengakses informasi hari kemarin atau bahkan setahun
yang lalu selama informasi yang diinginkan tersedia dalam sebuah sistem
basisdata (database). Sistem informasi memberikan kesempatan pengembangan
sistem basisdata yang dapat menyimpan kumpulan informasi berupa pengetahuan
serta metode dalam pelaksanaan pascapanen ayam broiler. Sistem basisdata
tersebut dapat dikembangkan menjadi basis pengetahuan (knowledge base) yang
dapat diimplementasikan lebih luas penggunaanya, misalnya menjadi sistem
penunjang keputusan.
Selain itu, dengan pemanfaatan sistem informasi, masyarakat bisa lebih mudah
untuk memahami dan melakukan konsultasi ketika ada permasalahan dalam
proses pascapanen. Sistem informasi ini berupa basis pengetahuan dan sistem
pakar yang mempunyai keuntungan antara lain, dapat disimpan dalam jangka
waktu yang relatif lama dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan serta
dapat dijadikan sebagai bahan dasar untuk pembangunan sistem yang lebih besar
seperti pembangunan Decision Support System (DSS), dan sistem aplikasi yang
lain.
Perumusan Masalah
Kebutuhan konsumsi daging semakin meningkat akibat pesatnya
pertumbuhan penduduk. Data Kementan tahun 2015 menyebutkan produksi ayam
broiler setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan hingga mencapai
1.627.106.000 ekor pada tahun 2015. Pananganan pascapanen ayam yang baik
merupakan kunci utama dalam memperlambat terjadinya degradasi mutu.
Pengetahuan mengenai pascapanen ayam broiler belum terintegrasi dengan
baik. Banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pakar belum terstruktur dengan baik
dan bersifat implisit sehingga orang yang membutuhkan informasi kesulitan
mengakses sehingga diperlukan sistem basis pengetahuan yang bisa mengadopsi
dan mengintegrasikan pengetahuan yang berasal dari pakar, serta pengetahuan
yang berasal dari buku, jurnal, dan studi pustaka yang relevan. Selain itu, basis
pengetahuan pascapanen broiler ini dikembangkan untuk mendokumentasikan
semua pengetahuan agar tidak mudah hilang dan dapat dikembangkan menjadi
sistem yang lebih aplikatif seperti Decition Support System (DSS) dan sistem
robotik.
Tujuan penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membangun basis pengetahuan
pascapanen broiler agar bisa membantu peternak saat melakukan penanganan
pascapanen dalam bentuk bimbingan, arahan, dan sarana sharing online dengan
pakar pascapanen broiler serta membantu para konsumen agar dapat menganalisis
kualitas atau mutu produk ayam.

3
Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Merancang dan membangun basis pengetahuan (knowledge base)
penanganan pascapanen ayam broiler.
2. Membangun sarana sharing pengetahuan pascapanen broiler secara online
antara pakar/praktisi dengan user yang mencakup faktor sebelum panen
sampai penentuan kualitas daging broiler.

2 TINJAUAN PUSTAKA
Pascapanen Broiler
Ayam broiler adalah ayam hasil persilangan ayam tipe berat dan tipe sedang
yang bertujuan untuk menghasilkan pertumbuhan yang cepat dengan umur yang
relatif muda. Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai ciri khas tingkat
pertumbuhannya yang cepat sehingga dalam waktu singkat sudah dapat
dipasarkan kepada konsumen (Amrullah 2004). Menurut Ensminger (1991), ayam
broiler merupakan ayam yang telah mengalami seleksi genetik (breeding) sebagai
penghasil daging dengan pertumbuhan yang cepat sehingga waktu
pemeliharaannya lebih singkat, penggunaan pakan lebih efisien dan produksi
daging tinggi.
Pascapanen merupakan segala aktivitas yang berawal dari setelah panen
sampai sejak mulai dimasak atau waktu mulai melakukan persiapan-persiapan
sebelum mengkonsumsi (Fletcher 1991). Penanganan pascapanen broiler terdiri
dari faktor sebelum penyembelihan (preslaughter), penyembelihan (slaughter),
pemotongan dan pencabutan tulang (cutting and deboning), sortasi dan grading,
serta pengamasan dan distribusi. Kesalahan penanganan pascapanen
mengakibatkan penyusutan bobot, kematian ternak, dan kerusakan bagian tubuh
sehingga menyebabkan menuurunnya keuntungan finansial.
Kualitas broiler merupakan hal utama dalam usaha broiler. Penanganan
pascapanen hanya dapat mempertahankan mutu broiler dalam jangaka waktu
tertentu sehingga untuk mendapatkan produk broiler yang baik harus ada integrasi
vertikal antara penyiapan Day Old Chick (DOC), perusahaan pakan, sistem
budidaya dan penanganan pascapanen (Sams 2001). Gambar 1 menunjukkan
integrasi vertikal pada penanganan broiler.

4

Gambar 1 Integrasi vertikal penanganan broiler (Sams 2001)
Sistem Pakar dan Basis Pengetahuan
Kemajuan teknologi di bidang komputer menghasikan pendekatan yang
sering disebut dengan teknik kecerdasan buatan (artificial intelligent). Ruang
lingkup dari kecerdasan buatan adalah strategi menyelesaikan masalah dan
pengembangan program yang meniru sifat dan kecerdasan manusia (Muljono
1990). Kecerdasan buatan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer
yang khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi cerdas dalam sistem
kecerdasan komputer. Sistem memperlihatkan sifat-sifat khas yang sepenuhnya
bisa menirukan beberapa fungsi otak manusia. Dengan demikian, komputer
diharapkan dapat membantu manusia untuk mencari solusi yang tepat atas
permasalahan yang memerlukan proses penalaran yang rumit, seperti pengertian
bahasa, pengetahuan, pemikiran dan pemecahan masalah yang dihadapi manusia.
Sistem pakar adalah sebuah program komputer yang menirukan penalaran
seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan (Sanusi 2012).
Sistem Pakar didasarkan pada sistem pengetahuan sehingga memungkinkan
komputer dapat berpikir dan mengambil keputusan atau kesimpulan dari
sekumpulan kaidah (rule-rule). Sasaran sistem pakar adalah memperbaiki kualitas
pemecahan masalah. Sistem pakar harus berlaku seperti seorang pakar pada
bidangnya berisi fakta-fakta dan heuristic untuk memecahkan masalah tertentu
(Solahudin 2000).
Dahria (2011) menyatakan konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian,
ahli/pakar, pengalihan keahlian, mengambil keputusan, aturan, kemampuan
menjelaskan. Berikut adalah penjelasan konsep dasar dari sistem pakar:
- Keahlian. Keahian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan di bidang
tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca literatur atau dari pengalaman.
- Ahli. Ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan,
mempelajari hal hal baru seputar topik permasalahan, menyusun kembali

5
pengetahuan jika dipandang perlu, dan memecahkan masalah dengan cepat dan
tepat.
- Pengalihan keahlian. Tujuan dari sistem pakar adalah untuk mentransfer
keahlian dari seorang pakar ke dalam komputer kemudian ke masyarakat.
Proses ini meliputi 4 kegiatan, yaitu perolehan pengetahuan (dari para ahli atau
sumber-sumber lainnya), representasi pengetahuan ke komputer, kesimpulan
dari pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke pengguna.
- Mengambil keputusan. Hal yang unik dari sistem pakar adalah kemampuan
untuk menjelaskan di mana keahlian tersimpan dalam basis pengetahuan.
Kemampuan komputer untuk mengambil kesimpulan dilakukan oleh
komponen yang dikenal dengan mesin inferensi yang meliputi prosedur tentang
pemecahan masalah.
- Aturan (rule). Sistem pakar yang dibuat merupakan sistem yang berdasarkan
pada aturan-aturan dimana program disimpan dalam bentuk aturan-aturan
sebagai prosedur pemecahan masalah. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF–
THEN, Decision Tree, Semantic Net dan lain–lain.
- Keunikan lain dari sistem pakar adalah kemampuan dalam menjelaskan atau
memberi saran/rekomendasi serta juga menjelaskan mengapa beberapa
tindakan/saran tidak direkomendasikan.
Proses pembangunan knowledge base memerlukan basisdata sebagai modal
awal untuk mengembangkan sistem. Basisdata terdiri dari dua kata, yaitu basis
dan data. Basis dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat bersarang atau
berkumpul. Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek
seperti manusia, barang, hewan, tumbuhan, peristiwa, konsep, keadaan yang
direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi, atau
kombinasinya (Fathansyah 2004).
Menurut Kusrini (2008), knowledge base diklasifikasikan menjadi:
1. Pengetahuan deklaratif (declarative knowledge). Informasi faktual yang
diketahui oleh seseorang. Pengetahuan ini dapat diungkapkan baik dengan lisan
maupun tulisan, untuk menjawab pertanyaan/mengambil keputusan apakah
sesuatu bernilai salah atau benar (what, why, dll).
2. Pengetahuan prosedural (prosedural knowledge). Pengetahuan yang lebih
menekankan pada bagaimana melakukan sesuatu atau performa seseorang
dalam menjalankan langkah-langkah dalam suatu proses (how).
3. Pengetahuan tasit (tacit knowledge). Pengetahuan yang tidak dapat disentuh
secara fisik, sulit diterjemahkan dalam bentuk bahasa dan sulit untuk dipelajari
oleh orang lain. Pengetahuan yang diketahui tetapi sulit untuk diungkapkan
karena telah terinternalisasi dalam pikiran bawah sadar. Pengetahuan tasit
kadang disebut juga dengan pengetahuan mengenai know-how, soft knowledge
atau informal knowledge.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa knowledge base bukan hanya berupa
kumpulan pengetahuan (what) namun bisa berupa prosedur proses (how) atau
pengambilan keputusan dalam suatu kejadian (what, why and how).

6
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang membahas mengenai sistem pakar ayam lebih
terfokus pada onfarm. Riset yang mencangkup pascapanen masih belum
terintegrasi ke dalam database seperti knowledge base dan sistem pakar.
Chunbau et al. (2010) melakukan penelitian tentang analisis rigor mortis pada
ayam dengan menggunakan analisis tekstur. Hasil dari penelitian menunjukkan
setelah 4–5 jam pasca mortem, daging ayam mengeras sampai 1,2 N dan menurun
kembali pada jam selanjutnya. Hal ini menunjukkan terjadinya rigor mortis pada
ayam broiler berkisar 4–5 jam pasca mortem.
Kusmajadi (2006) melakukan penelitian mengenai perubahan sifat fisik
daging ayam broiler post mortem selama penyimpanan suhu ruang. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan penyimpanan pada suhu ruang 12 jam setelah
pemotongan ayam broiler terjadi penurunan keasaman (pH) dan daya ikat air serta
peningkatan susut masak daging ayam broiler. Penurunan pH dan daya ikat air
daging broiler secara nyata masing-masing setelah 4 jam dan 2 jam penyimpanan
pada suhu ruang, sedangkan peningkatan susut masak terjadi setelah 12 jam
penyimpanan pada suhu ruang.
Mantilla et al. (2012) melakukan penelitian mengenai panyimpanan dingin
ayam pada kemasan MAP dan penggunaan radiasi. Indikator yang diamati
meliputi umur simpan, pertumbuhan bakteri dan uji sensori dengan organoleptik.
Hasil penelitian menunjukkan penggunaan radiasi 2 kGy bisa membuat warna
daging ayam lebih menarik dan kandungan asam laktat lebih tinggi. Sementara itu,
penggunaan kemasan MAP dengan komposisi CO2 80% dan N2 20% kadungan
bakteri sangat sedikit. Kombinasi radiasi 2 kGy dengan MAP CO2 80% dan N2
20% dapat memperpanjang umur simpan 2 kali tanpa merubah mutu sensori.
Rohajati dan Supriyati (2010) melakukan riset sistem pakar diagnosis
penyakit ayam menggunakan metode Certainty Factor (CFs). Metode CFs
dilakukan dengan mengekpresikan kejadian ke dalam kepercayaan atau penilaian
seorang pakar. Kepercayaan absolut menggunakan nilai 1 sampai 100 dan untuk
kesalahan pasti diberi nilai 0. Sistem pakar ini telah membantu peternak ayam
dalam mengantisipasi gejala penyakit yang ditimbulkan guna pengobatan yang
cepat, tepat, dan efisien.
Sistem pakar diagnosis penyakit ayam juga dilakukan oleh Tentua (2009).
Database Management System (DBMS) yang digunakan adalah MySQL
sedangkan tampilan webnya menggunakan PHP (Hypertext Prepocessor).
Analisis penyakit dilakukan dengan mengkobinasikan data gejala dan data
penyakit selanjutnya interface memberikan kesimpulan kemungkinan jenis
penyakit yang dialami oleh ayam.
Omid et al. (2013) melakukan riset sistem pakar grading telur ayam
menggunakan prisip Artificial Intelligent (kecerdasan buatan). Indikator yang
digunakan dalam analisis adalah mutu telur dan ukuran. Akurasi sistem ini sangat
tinggi mencapai 95,8% sehingga hasil sistem ini bisa dipercaya. Selain itu, sistem
ini bisa memberikan informasi dalam waktu yang singkat.
Patel et al. (1998) melakukan penelitian tentang pengembangan dan evaluasi
sistem pakar untuk sortasi telur. Setiap kondisi telur memiliki salah satu dari jari
nilai Semantik (NO, MYBE dan YES). Jaringan syaraf yang dikembangkan
memiliki nilai output antara 0,0 sampai 1,0. Nilai 1,0 berarti sistem pakar yakin

7
bahwa telur sangat bagus dan tidak cacat sebaliknya nilai 0,0 menyatakan bahwa
telur tidak boleh dikonsumsi atau dipasarkan.
Wijayanto et al. (2016) melakukan penelitian tentang penentuan lokasi
kandang broiler dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) berbasis
empat indikator yang terdiri faktor ekologi dan dampak lingkungan, faktor
ekonomi dan infrastruktur, kondisi alam, serta bencana alam. Penelitian ini telah
membantu para peternak dalam menentukan lokasi kandang yang baik dengan
menggunakan android.
Fernando et al. (2016) melakukan penelitian pembangunan hyperlink basis
pengetahuan produksi broiler. Penelitian ini membahas manajemen DOC,
manajemen lingkungan, manajemen pakan dan nutrisi, serta manajemen
penanganan penyakit. Penelitian ini telah membantu user untuk mencari informasi
manajemen produksi broiler yang lengkap dan terintegrasi dengan baik.
Beberapa penelitian terdahulu ini menunjukkan penelitian sistem informasi
broiler sudah banyak dilakukan namun masih terfokus pada kegiatan onfarm.
Penelitian terkait pasca mortem sudah dilakukan namun masih belum dibuat
database yang terintegrasi dengan baik dan masih terpisah-pisah sehingga
menyulitkan user dalam mencarinya.

3 METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai September 2015.
Akuisisi sumber pengetahuan dilaksanakan di kandang broiler closed house
Fakultas Peternakan IPB, perpustakaan IPB, Rumah Potong Ayam PT Sierad
Produce Jabon Mekar Parung Bogor dan di tempat pakar yang bersangkutan.
Perancangan dan pembangunan sistem dilaksanakan di Laboratorium Teknik
Bioinformatika, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian
Bogor.
Alat dan Bahan
1.
2.
3.
4.
5.

Perlengkapan utama yang diperlukan untuk kegiatan penelitian ini meliputi:
Perangkat komputer/laptop
Software WampServer version 2.1 sebagai server di localhost di dalam
WampServer secara default telah ter-install php MyAdmin dan MySQL
Software CorelDraw X3 sebagai program pengolah grafis untuk keperluan
perancangan tampilan sistem
Software Notepad++ dan Adobe Dreamweaver sebagai program pengolah
script-script program yang dijalankan di dalam sistem
Software Mozilla Firefox sebagai web browser untuk menampilkan sistem
Tahapan Penelitian

Metode pembangunan basis pengetahuan yang digunakan dalam penelitian
ini mengacu pada tahapan pengembangan sistem pakar yang ditulis oleh Marimin
(2005). Metode ini digunakan karena sesuai dengan proses pembangunan
knowledge base pascapanen broiler yang terdiri dari kumpulan informasi (what),

8
penjelasan proses penanganan pascapanen broiler (how) dan pengambilan
keputusan dalam memilih karkas daging broiler (why, what and how). Gambar 2
menunjukkan tahapan penelitian yang telah dilaksanakan:

Gambar 2 Tahapan penelitian mengacu pada tahapan sistem pakar oleh
Marimin 2005.
Identifikasi Masalah
Tahap identifikasi masalah merupakan kegiatan mendefinisikan dan
menganalisis permasalahan yang dihadapi. Permasahan yang dihadapi yaitu
pengetahuan tentang penanganan pascapanen ayam broiler yang masih sangat
sedikit dan tersebar.
Pencarian Sumber Pengetahuan
Pencarian sumber pengetahuan dilakukan
pengetahuan, yaitu pengetahuan tacit dan eksplisit.

berdasarkan

dua

jenis

Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan merupakan tahap pengumpulan pengetahuan dari
sumber pengetahuan yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya. Proses
akuisisi pengetahuan dari pakar menggunakan metode manual wawancara dengan
pakar pascapanen ayam broiler. Wawancara dilakukan dengan diskusi bersama
pakar atau praktisi dengan teknik teach-thtough. Turban et al. (2005) menyatakan
teach-thtough merupakan pencarian informasi dengan melakukan wawancara
tidak terstruktur dimana pakar/praktisi bertindak sebagai guru sedangkan peneliti
(knowledge engineer) bertindak sebagai listener.

9

Representasi dan Pembuatan Mesin Inferensi
Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi kemudian direpresentasikan
untuk membentuk basis pengetahuan. Basis pengetahuan terdiri atas pengetahuan
yang dimaksud dan spesifikasi dari pokok persoalan yang harus diselesaikan
(Marimin 2005). Pengetahuan dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural (Rohman dan Fauzijah 2008).
Pengetahuan deklaratif mengacu pada fakta sedangkan pengetahuan prosedural
mengacu pada serangkaian tindakan dan konsekuensinya.
Implementasi Basis Pengetahuan
Implementasi pembangunan basis pengetahuan menggunakan pendekatan
pembuatan prototype untuk mempercepat dan menyederhanakan proses
pengembangan sistem.
Pengujian Sistem
Menurut Meseguer dan Preece (1995), verifikasi adalah proses yang
bertujuan untuk menunujukkan bahwa sistem yang dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan. Verifikasi basis pengetahuan pascapanen broiler ini mengacu pada
Russel et al. (1999) berupa pemeriksaan terhadap konsistensi istilah yang
digunakan, pengulangan, dan kontradiksi diantara pernyataan serta kelengkapan
keseluruhan isi basis pegetahuan. Validasi adalah proses memastikan apakah
keluaran sistem benar dan hasil pengembangan sistem adalah yang diinginkan dan
diperlukan pengguna. Validasi basis pengetahuan dilakukan melalui uji kasus.
Hasil uji kasus tersebut dibandingkan dengan hasil keluaran yang diharapkan
pakar. Selain itu, pengujian dilakukan dengan memberikan sistem pada user untuk
mengetahui apakah dalam sistem terdapat bug and error. Pengujian ini dicoba
oleh user sampai sistem tidak ada masalah (Kusnadi 2013).

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Basis pengetahuan bukan hanya menyediakan informasi penanganan
pascapanen broiler kepada user namun juga menjadi sarana sharing/bahan dalam
mengambil keputusan atas masalah yang dihadapi di lapangan. Basis pengetahuan
memiliki peranan yang cukup penting dalam mengorganisir pengetahuanpengetahuan yang diberikan oleh pakar/praktisi dalam bentuk data sehingga
memudahkan para user dalam mengambil tindakan. Basis pengetahuan yang
dibangun terdiri dari identifikasi masalah, akuisisi pengetahuan, representasi
pengetahuan dan pengujian sistem.
Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah merupakan tahap awal dari pembangunan sistem
informasi (Marimin 2005). Proses pengembangan sistem pakar dimulai dengan
identifikasi bidang masalah yang dikaji serta tugas spesifik yang ditangani. Tahap
identifikasi merupakan proses pendefinisian dan pengumpulan kemungkinan
sumberdaya dan kegiatan mempertajam tujuan perancangan basis pengetahuan
pascapanen broiler. Berdasarkan hasil identifikasi masalah dari para praktisi,

10
pakar maupun literatur terdapat 5 jenis informasi pengetahuan yang dibutuhkan
user:
1. Faktor sebelum panen yang menyajikan informasi terkait penanganan
budidaya boiler. Bagian ini penting karena kualitas karkas broiler ditentukan
dari penanganan budidayanya sedangkan penanganan pascapanen hanya
menjaga dan mempertahankan kualitas karkas.
2. Slaughtering broiler membahas penyembelihan broiler secara manual
maupun mekanis.
3. Proses awal membahas pengolahan pertama broiler setelah dilakukan
penyembelihan. Poin-poin yang dibahas pada bagian ini terdiri dari
perubahan pasca mortem (perubahan broiler setelah dilakukan
penyembelihan), mutu karkas dan parting/pemotongan broiler.
4. Proses lanjutan membahas pengolahan setelah pemotongan broiler. Bagian
ini membahas terkait pengemasan dan penyimpanan karkas broiler.
5. Kualitas produk membahas kualitas daging broiler sekara mikrobiologi dan
organoleptik.
Akuisisi Pengetahuan
Proses akuisisi pengetahuan sistem knowledge base penanganan pascapanen
broiler ini dilakukan dengan tiga tahap, meliputi wawancara/diskusi, studi literatur
dan pengamatan langsung dari lapang. Wawancara dilakukan melalui diskusi
dengan pakar atau praktisi. Studi literatur dilakukan dengan mencari informasi
dari buku, jurnal, dan artikel-artikel ilmiah tekait pascapanen broiler. Pengamatan
lapang dilakukan untuk membandingkan antara pengetahuan yang diperoleh dari
pakar atau literatur dengan kondisi yang terjadi di lapang. Pengamatan lapang ini
dilaksanakan di Rumah Potong Ayam PT Sierad produce, Parung selama 1 bulan.
Setelah proses akuisisi dilakukan, maka diperoleh pengetahuan yang bisa
dijadikan referensi dalam penanganan pascapanen broiler. Tabel 2 menampilkan
informasi pengetahuan penanganan pascapanen broiler:
Tabel 2 Form knowledge pascapanen broiler
Informasi
Faktor Sebelum Panen

Penyembelihan Broiler
Proses Primer

Proses Sekunder

Penentuan Mutu
Daging Broiler

Definisi
Merupakan proses budidaya broiler yang
berpengaruh pada kualitas karkas, terdiri dari
faktor jangka pendek dan faktor jangka panjang.
Merupakan proses penyembelihan broiler baik
secara manual atau secara mekanis.
Merupakan pengolahan pertama daging broiler,
yaitu dari perubahan pasca mortem sampai
dilakukan pencacahan/pemotongan daging.
Merupakan bagian sistem knowledge base yang
membahas proses pengemasan dan penyimpanan
daging broiler.
Merupakan bagian yang membahas/menentukan
kualitas daging broiler yang dilihat dari tiga aspek
yang terdiri dari kualitas fisik, mikoorganisme
dan organoleptik.

11
Tahap akuisisi selanjutnya adalah pengisian data dan informasi dari kelima
bagian knowledge tersebut. Tabel 3 merupakan contoh pengisian akuisisi form
pengetahuan penentuan kualitas daging broiler.
Tabel 3 Contoh pengisian akuisisi pengetahuan penentuan kualitas daging broiler
Sub Pengeahuan
Kualitas Fisik

Kualitas Organoleptik

Kualitas Mikrobiologi













Informasi
Konformasi
Perlemakan
Perdagingan
Keutuhan
Perubahan warna
Warna
Tekstur
Aroma
pH (Tingkat keasaman)
Daya Ikat Air
Susut Masak

Representasi Pengetahuan
Pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi kemudian direpresentasikan
untuk membentuk basis pengetahuan. Basis pengetahuan terdiri atas pengetahuan
yang dimaksud dan spesifikasi dari pokok persoalan yang harus diselesaikan
(Marimin 2005). Model relasi representasi pengetahuan yang digunakan pada
knowledge base pascapanen broiler ini adalah metode production rule (kaidah
produksi), decision tree (pohon keputusan) dan semantic networks (jaringan
semantik). Jenis metode tersebut dipilih berdasarkan kemudahan dalam
merepresentasikan pengetahuan. Penggunaan metode lainnya dapat juga
digunakan apabila dalam pelaksanaan penelitian memerlukan metode tambahan
dalam proses representasi pengetahuan dari pakar.
Pengetahuan yang direpresentasikan dengan production rule merupakan
pengetahuan prosedural JIKA [premis] MAKA [konklusi] (Marimin 2005).
Berikut beberapa contoh metode representasi pengetahuan production rule pada
sistem ini:
1. Jika pH daging broiler ≥ 5 kondisi
Maka pH daging tersebut baik kesimpulan
2. Jika Susut Masak Daging ≥ 37 %kondisi
Maka kadungan nutrisi broiler teah banyak yang larut dalam
airkesimpulan
Representasi pengetahuan dengan decision tree digunakan untuk
menggambarkan pengetahuan dimana kesimpulan ditarik dari link–link node pada
diagram pohon.

12

Bagus

Fisik

Tidak Cacat

Mikrobiologi

Mutu Karkas Bagus
Bagus

Penentuan Mutu
Karkas Broiler

Organoleptik

Sehat

Gambar 3 Penentuan mutu karkas broiler dengan decision tree
Representasi pengetahuan dengan semantic networks menggambarkan
pengetahuan dengan menunjukkan hubungan hirarki antar objek. Jaringan
semantik digunakan untuk menggambarkan pengetahuan berbentuk struktur
jaringan (Turban et al. 2005). Gambar 4 merupakan contoh penggunaan jaringan
semantik pada knowledge base pascapanen broiler yang telah dibangun.

Gambar 4 Semantic networks penyembelihan broiler

Pengembangan Mesin Inferensi
Mesin inferensi merupakan komponen sistem pakar yang mengarahkan
pengetahuan dari basis pengetahuan sehingga tercapai kesimpulan (Marimin
2005). Mannino (2001) menyatakan basis pengetahuan yang dibangun setidaknya
terdiri dari dua model, yaitu pemodelan konseptual dan pemodelan logik
basisdata. Pemodelan konseptual menyatakan hubungan masing-masing bagian
yang digambarkan dalam bentuk Entity Relation Diagram (ERD) sedangkan
permodelan logik biasanya digambarkan dalam bentuk tabel. Gambar 5
menyajikan pemodelan konseptual basis pengetahuan yang sudah dibangun.

13

Gambar 5 Pemodelan konseptual basis pengetahuan pascapanen broiler
Tahap pengembangan permodelan logic yang merupakan perbaikan dari
pemodelan konseptual yang awalnya berbetuk ERD menjadi bentuk tabel
sehingga mudah dimengerti oleh Database Managemen System (DBMS). Gambar
6 menampilkan contoh konversi dari ERD ke dalam bentuk tabel.

14

Gambar 6 Relasi tabel pengetahuan slaughter broiler
Agar tidak terjadi redudansi data dalam database, maka harus dilakukan
normalisasi model logic ini. Proses normalisasi merupakan pengelompokan data
menjadi tabel yang menunjukkan entity dan relasinya. DBMS yang sedang
dibangun ini sudah temasuk normalisasi pertama (1NF) karena setiap field tidak
mempunyai lebih dari satu pengertian. Berikut adalah contoh tabel yang telah
dibangun dalam DBMS pascapanen broiler.

Gambar 7 Contoh tabel DBMS pascapanen broiler
Setelah dilakukan normalisasi data, tahap selanjutnya adalah penyimpanan
pengetahuan. Pengetahuan disimpan pada software sistem basisdata phpMyAdmin.
Berikut adalah tahapan penyimpanan pengetahuan:
Pembuatan database “pasca-panen-broiler”
Pembuatan database merupakan tahap awal dari penyimpanan
pengetahuan. Database “pasca-panen-broiler” ini berbentuk relasi/tabel yang
dibuat menggunakan query php MyAdmin. Berikut adalah tampilan database
pascapanen broiler yang telah dibuat dalam sistem ini.
1.

15

Gambar 8 Query pembuatan database pascapanen broiler
Pembuatan tabel di dalam database “pasca-panen-broiler”
Tabel yang dibuat berjumlah 48 tabel yang merupakan bagian inti
pembahasan dari masing–masing entitas. Entitas utama pada databes ini terdiri
dari faktor sebelum panen, slaughtering broiler, proses primer, proses sekunder
dan kualitas produk broiler seperti pada Gambar 5. Masing-masing entitas
tersebut mempunyai atribut-atribut.
2.

Pengisian pengetahuan dalam database “pasca-panen-broiler”
Semua jenis pengetahuan yang diperoleh dari proses pencarian sumber,
representasi dan akuisisi pengetahuan dimasukkan ke dalam atribut yang
terdapat dalam tabel database sesuai dengan bagiannya. Proses insert
pengetahuan ke dalam database harus memperhatikan istilah–istilah agar tidak
terjadi kesamaan sehingga tidak mengganggu running sistem. Berikut adalah
contoh insert pengetahuan dalam DBMS phpMyAdmin.

3.

Gambar 9 Hasil insert data tabel parting (pemotongan karkas)

16
Implementasi Basis Pengetahuan
Demonstrasi basis pengetahuan yang telah dibangun dalam aplikasi
prototype berbentuk web online www.pascapanenbroiler.com. Software digunakan
untuk memanggil database yang berada dalam phpMyAdmin adalah PHP
(Personal Home Page). User dapat mencari informasi dengan memilih menu
utama yang berada dalam web yang terdiri dari beranda, faktor sebelum panen,
slaughtering broiler, proses primer, proses sekunder dan kualitas produk.

Gambar 10 Tampilan menu utama web
Menu pertama web yaitu menu beranda yang menjelaskan latar belakang
pentingnya pembangunan knowledge base pascapanen broiler, bagian-bagian
dibahas dalam web serta informasi umum mengenai para peneliti yang terlibat
(Owner System). Berikut adalah gambar tampilan menu Home.

Gambar 11 Tampilan bagian home
Faktor sebelum panen merupakan menu kedua web. Menu ini membahas
penanganan budidaya broiler yang berpengaruh pada kualitas daging broiler.
Menu ini menjelaskan faktor sebelum panen yang terdiri dari jangka pendek dan
jangka panjang. Faktor jangka panjang meliputi pengaturan suhu dan kelembaban
relatif, pakan, ventilasi dan penyakit. Faktor jangka pendek mencangkup
pemeriksaan antemortem, transportasi dan pengosongan isi perut. Gambar 12
merupakan contoh tampilan menu faktor sebelum panen.

17

Gambar 12 Tampilan faktor sebelum panen jangka pendek suhu dan RH
Menu ketiga dari knowledge base ini adalah slaughtering broiler yang
mencangkup slaughtering secara manual maupun mekanis. Setiap cara
penyembelihan terdiri dari tiga poin yang dibahas, yaitu unloading (persiapan
sebelum slaughtering), slauhtering atau cara penyembelihan dan evisceration
(pengambilan bagian dalam). Gambar 13 menampilkan menu contoh slaughtering
broiler bagian unloading mekanis.

Gambar 13 Tampilan menu slaughtering bagian unloading mekanis
Menu ke-empat web yaitu proses primer. Proses primer mencangkup
perubahan pasca mortem dan parting (pemotongan karkas). Perubahan pasca
mortem terdiri dari fase prerigor, fase rigor mortis dan fase postrigor. Bagian
parting menjelaskan pembagian/pemotongan karkas dari karkas utuh menjadi
potongan–potongan kecil yang umum digunakan. Gambar 14 menunjukkan
contoh tampilan proses primer.

18

Gambar 14 Tampilan perubahan pasca mortem
Menu web selanjutnya membahas pengolahan sekunder produk yang
terdiri dari pengemasan dan penyimpanan. Pengemasan broiler terdiri dari
pengemasan konvensional dan modern. Sedangkan penyimpanan karkas broiler
terdiri dari pengemasan jangka pendek dan pengemasan jangka panjang.
Pengemasan jangka pendek umumnya diaplikasikan pada penyimpanan dalam
hitungan jam atau hari sedangkan penyimpanan jangka panjang diaplikasikan
pada pada penyimpanan yang mencapai satu tahun atau lebih. Penelitian yang
telah dilakukan oleh Hardjosworo dan Rukmiasih (2000) dengan menyimpan
daging broiler utuh pada suhu -32ᴼC mampu mempertahankan kualitas daging
broiler selama 1 tahun, sedangkan daging broiler yang dipotong-potong hanya
dapat bertahan selama 9 bulan. Gambar 15 menampilkan contoh tampilan
pengolahan sekunder broiler.

Gambar 15 Tampilan pengolahan sekunder penyimpanan jangka panjang

19
Menu terakhir web yaitu kualitas produk. Menu ini terdiri dari 4 bagian
meliputi kualitas mikrobiologi, fisik, organoleptik dan penentuan mutu daging
broiler.
Kualitas
mikrobiologi
dan
fisik
ditentukan
melalui
pengukuran/pengamatan secara langsung sedangkan organoleptik menggunakan
panelis dalam menentukan kualitasnya. Kualitas mikrobiologi mencangkup pH,
daya ikat air dan susut masak sementara kualitas fisik menilai konformasi,
perdagingan, perlemakan dan keutuhan. Kualitas organoletik terdiri dari warna,
aroma dan tekstur. Bagian penentuan mutu merupakan bagian yang menjelaskan
pengambilan keputusan mutu daging broiler (baik atau tidak baik). Berdasarakan
wawancara dengan pakar pascapanen broiler dalam penentuan kualitas karkas
broiler, besar total bobot masing-masing indikator adalah mikrobiologi 50%, fisik
25% dan organoleptik 25%. Mikrobiologi merupakan syarat dasar dalam
penentuan mutu karena bagian ini sangat berpengaruh terhadap mutu yang lain
terutama terhadap mutu organoleptik.

(a)

(b)

(c)

Gambar 16 Contoh penentuan kualitas karkas broiler: mikrobiologi (a), fisik (b)
dan organoleptik (c).

Gambar 17 Contoh hasil penentuan mutu karkas broiler

20
Pengujian Sistem
Verifikasi terhadap sistem manajemen basis pengetahuan dilakukan
dengan memeriksa hasil tahap desain logik basisdata yang berupa konversi
diagram-ERD ke dalam bentuk relasi tabel dan normalisasi relasi antar tabel.
Verifikasi ini dilakukan oleh pakar sistem informasi yang menunjukkan terdapat
48 tabel yang saling berhubungan ke dalam 5 domain utama. Hasil dari
normalisasi menunjukkan bahwa diagram ERD telah terverifikasi dengan baik
karena sesuai dengan kaidah-kaidah pembangunan basisdata yaitu tidak
ditemukan redudansi tabel.
Tahap selanjutnya adalah validasi yang berupa proses memastikan apakah
keluaran sistem benar. Proses validasi dilakukan oleh pakar peternakan unggas
dengan memeriksa setiap pengetahuan yang diperoleh baik dari literatur maupun dari
lapang. Hasil validasi tersebut menyatakan bahwa pengetahuan yang diberikan berupa
pengetahuan penanganan pascapanen broiler benar dan hasil keluaran dari proses
identifikasi telah sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh dari proses akuisisi literatur
dan pendapat pakar.
Proses pengujian sistem yang terakhir yaitu memberikan sistem kepada
pengguna untuk mengetahui apakah dalam sistem terdapat bug dan error. Pada tahap

ini yang bertindak sebagai penguji yaitu staf quality control PT Sierad Produce dan
pedagang daging broiler beku. Hasil pengujian akhir menunjukkan tidak ada bug dan
error dalam sistem yang telah dibuat. Menurut penguji isi web valid dan bisa
meningkatkan wawasan pedagang daging broiler dalam melakukan penanganan
pascapanen broiler dengan baik. Gambar 18 menunjukkan hasil pengujian basis
pengetahuan pascapanen broiler yang telah dibuat.

Gambar 18 Pengujian sistem knowledge base pascapanen broiler

21

5 PENUTUP
KESIMPULAN
1. Basis pengetahuan penanganan pascapanen broiler telah dibangun
menggunakan kodifikasi database MySQL.
2. Prototype aplikasi basis pengetahuan pascapanen broiler telah dibangun
berbentuk web online www.pascapanenbroiler.com dengan menggunakan
bahasa program PHP.
3. Basis pengetahuan yang telah dibangun terdiri atas faktor sebelum panen,
slaughtering broiler, proses primer, proses sekunder, dan kualitas produk.
4. Basis pengetahuan yang telah dibangun tersebut telah diuji melalui proses
verifikasi, validasi, bug dan error.
SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam bentuk sistem pakar pascapanen
broiler, sehingga user bukan hanya mendapatkan informasi tetapi juga
dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan sendiri.
2. Perlu adanya pengembangan aplikasi prototype dengan menggunakan
aplikasi android untuk mempermudah user dalam mencari informasi.

22

DAFTAR PUSTAKA
Amrullah IK. 2004. Nutrisi Ayam Boiler, Cetakan ke-2. Lembaga Satu Gunung
Budi. Bogor.
Chunbao L, Peilei S, Chang X, Xinglian X, Guanghong Z. 2010. Tracing
Processes of Rigor Mortis and Subsequent of Chicken Breast Muscle Using
a
Texture
Analyzer.
J.
Food
Engineering.
1000(3):388391.doi:10.1016/j.foodeng.2009. 10.40.
Dahria M. 2011. Pengembangan Sistem Pakar untuk Membangun Suatu Aplikasi
Jurnal SAINTIKOM. 10(3):199-205.
Ensminger K. 1991. Animal Science. 11th Edition. Interstate Publisher, USA.
Fathansyah. 2004. Buku Teks Komputer Basisdata. Graha Informatika. Bandung.
Fernando Y, Seminar BK, Afnan R. 2016. A Hyperlink Based Graphical User
Interface of Knowledge Management System for Broiler Production.
Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science.
2(3):668-674.doi:10.11591/ijeecs.v2.i3.pp668-674.
Fletcher DL. 1991. Antemortem factors related to meat quality, Proceedings of
the 10th European Symposium on the Quality of Poultry Meat. Beekbergen.
The Netherlands.
Hardjosworo P, Rukmiasih. 2000. Meningka