Konsep DasarPembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran sebagai Acuan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Praktik Kedokteran di Indonesia
610
Ind
k
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
KONSEP DASAR
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK KEDOKTERAN
Sebagai
Acuan Monitoring dan Evaluasi
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran di Indonesia
EDITOR
rp;;rp:;:,セZエ . :,.:-:-: - - --.l:I1uhammad Mulyohadi Ali
··,;In D9pk s._
Edi Hartini Sundoro
N
セ@ . セ MZ Oiッ@
'). 'nJ Ik .'
( r ,
RLO
1
.
セ@
A
-1q;..
. .... .......... .
/.P..-:/.'? -!.oJ j.
rr.. .. ........
Mohammad Toyibi
Azrial Azwar
D P t /..h.•; : ......... .. ' L· ......••·· /
.. ... .... . ........
···.. ···· ·. t.... .... . .
Tini Hadad
Io/()
f'1q
k..
KONSll KEDOKTIERAN INDONESIA
Indonesian Medical Council
Jakarta 2010
KONSll KEDOKTERAN
INDONESIA
Edisi Pertama, 2010
Cetakan Pertama, Desember 2010
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Praktik Kedokteran di Indonesia! Muhammad
Mulyohadi Ali .. .(et al.} .. -- Jakarta :
Konsil Kedokteran Indonesia, 2010.
75 him. : 17,5 x 24 em.
ISBN 978-979-1249-33-1
1. Kedokteran -- Praktik.
1. Muhammad Mulyohadi Ali.
Penerbit:
Konsil Kedokteran Indonesia
Jalan Hang Jebat III Blok F3
Telepon:62-21-7244379, Faksimili : 62-21-7244379.
Jakarta Selatan
ii
Konsep Dasar Pemb inaan Penyelenggaraan Proktik Kedoktera n
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
SAMBUTAN
KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik merupakan serangkaian
kegiatan dengan tujuan memberikan perlindlungan Ikepada pasien. Dokter
dan dokter gigi yang memberikan pelayanan profesi kepada masyarakat
dituntut untuk selalu handal dan terampil serta professional dengan car a
terus menerus meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketarampilannya
dalam memberikan pelayanan profesi. Apabila pelayanan profesi
dijalankan dengan benar sesuai dengan standard maka secara langsung
maupun tidak langsung seorang dokter telah bekerja dan memberikan
kepastian hukum bagi masyarakat, dokter dan dokter gig'i itu sendiri.
Keluhan masyarakat terhadap pelayanan dokter dan dokter gigi yang
berkualitas harus dipahami sebagai tuntutan implementasi dari regulasi
yang secara normative telah dibuat dan dirumuskan melalaui undangundang. Namun amanat tersebut harus diterjemahkan oleh semua pihak
yang terkait. Pemerintah pusat, Konsil Kedokteran Indonesia, pemerintah
daerah, organisasi profesi membina serta mengawasi praktik kedokteran
sesuai dengan fungs i dan tugas masing-masing.
Bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi
merupakan proses hilir, yang juga ditentukan proses dari hulu. Mulai dari
pendidikan profesi kedokteran, penerapan etika kedokteran dan disiplin
kedokteran .Semua ini tentu tidak terlepas dari peran masing-masing
pemangku kepentingan yang diberi amanat oleh Undang Undang Praktik
Kedokteran. Pembinaan terhadap dokter atau dokter gigi yang melakukan
praktik kedokteran tidak bisa dilakukan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
sendiri namun harus dilakukan bersama-sama dengan organisasi profesi
dan seluruh pemangku kepentingan. Sehubungan dengan hak terse but,
serial buku serio
Konsil Kedokteran Indonesia rr. セGャ・イ「ゥエォ。ョ@
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
iii
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Buku seri
pertama berupa Konsep Dasar dalam Pembinaan
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran, yang menguraikan konsep teoritik,
khususnya produk peraturan yang seharusnya ada dan menjadi dasar
pelaksanaan monitoring dan evaluasi Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
di Indonesia. Buku ini diharapkan menjadi acuan evaluasi tugas dan fungsi
internal KKl dan pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan
monitoring dan evaluasi . Selain itu diharapkan dapat terjadi sinkronisasi
dan intergrasi dalam melaksanakan pembinaan dalam penyelenggaraan
praktik kedokteran yang baik di Indonesia sesuai peran masingmasing
sebagaimana yang diamanahkan dalam UUPK.
Kepada Tim Kelompok Kerja Monitoring dan Evaluasi , penyusun buku
dan para kontributor, kami ucapkan selamat dan penghargaan yang
setinggitingginya, atas dedikasi dan terbitnya seri buku ini.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
iv
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraa n Praktik Kedokteran
KONSll KEDOKTERAN
INDONESIA
KATA PENGANTAR
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Pasal 71 menyebutkan: " Pemerintah pus at, Konsil Kedokteran Indonesia,
pemerintah daerah , organisasi profesi membina serta mengawasi praktik
kedokteran sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing" .
Sedangkan di dalam Pasal 72Pembinaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 diarahkan untuk:
a . meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan dokter dan
dokter gigi;
b. melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan dokter dan dokter
gigi; dan
c. memberikan kepastian hukum bagi masyarakat, dokter, dan dokter gigi.
Konsil Kedokteran Indonesia telah membentuk Tim Kelompok Kerja
(Pokja) Penyusunan Tata Cara Monitoring dan Evaluasi penyelenggaraan
praktik kedokteran di Indonesia. Tim Pokja terse but bertugas menyusun
dan menyempurnakan draft buku yang sebelumnya telah tersusun melalui
Divisi Pembinaan KKI. Kontribusi dari wakil-wakilI pemangku kepentingan
dan pakar yang turut serta dalam kegiatan ini telah memberi kejelasan
tentang peran masing-masing pihak.
Masing-masing pemangku kepentingan secara normative telah
diberikan peran. Namun untuk operasional memerlukan penterjemahan
bersama. Guna mengukur akuntabilitas diperlukan instrument sesuai peran
masing-masing. Instrumen tersebut sebagai alat ukur dalam menjalankan
perang dan fungsi masing-masing.
Dengan adanya buku ini diharapkan masing-masing pihak yang diberi
amanah oleh undang-undang dapat melaksanakan pembinaan dengan
baik. Selain itu Penyelenggaraan praktik kedo'kteran yang baik di Indonesia
diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan masyakat.
Konsep Dasar Pemb inaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
v
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak ya ng diberi
amanah baik secara langsung maupun tidak langsung .Sehingga dapat
mengawal dokter dan dokter gigi yang menjalanakan praktik prafesi
kedokteran yang bermutu, efisien, efektif, dengan berlandaskan nilai-nilai
etika dan penegakan disiplin.
Jakarta November 201 0
Tim Editor
vi
Konsep Dasar Pembinaan Penye lenggaraa n Pra klik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
DAFfAR lSI
Sambutan........... .... .. ..... ..... ..... ................ .... ............... .... ...... ....... .. ... ..
Kata Pengantar .................. ..... ...................... .. ... .. ......... .......... .. ..... .. ..
Daftar lsi .... ......... ............ .... ... ... ..... ..... .. ... .. ......... ... ............................
SK Pengesahan Buku oleh Ketua KKI ................................................
Bab I
Pendahuluan ...... ................................ ............. .... ...............
Latar belakang ...... .. ................. ..... .. .. ........... .... ...... ... ... .... ..
Maksud dan Tujuan ...... .... .......... .... ....... .... .... ............ .... ....
Ruang lingkup ... .. ......... .. ........................ ... ................. .... ....
Menata Dasar dan Implementasi Pembinaan
Bab II
Penyelenggaaran .. ....... ... ...................................... ..... .. ...... .
Praktik Kedokteran ... .. .. .... ........ ............ ......... .......... .. ....... .
Bab III Penyelenggaraan Registrasi dan Surat Izin Praktik Dokter,
Dokter Gigi ..... .. ........................................ ........................ .
BablV Mengesahkan Standar Kompetensi ..................... .. ........... ..
BabV
Mengesahkan Penerapan Cabang Ilmu ............................ ..
Bab VI Menyelenggarakan Pembinaan Etika dan Disiplin Profesi
Dokter dan Dokter Gigi ......... .... ...... ....... ............ ............. ..
Bab VII Memfasilitasi Kenda'li Mutu Kendali Biaya (KMKB) dan
Audit Medis ..... ......... .......... ... ............................................ .
Bab VIII Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan yang diberikan
Dokter dan Dokter Gigi .. ...... ........... ...... .. ..... ........... ........ .. .
BablX Melindungi Masyarakat Atas Tindakan yang Dilakukan
Dokter dan Dokter Gigi ............. .... ...................... .... ......... ..
Memberikan
Kepastian Hukum bagi Masyarakat,
Bab X
Dokter, dan Dokter Gigi ................................................... ..
BABXI Mendorong Kolaborasi Pemangku Kepentingan dalam
Pelaksanaan .... .. ............... ...... .. ... .. ... ... ... ......... .. ... ............. .
Pemantauan dan Evaluasi ............ ..... ................ .... .... ....... ..
BAB XII Penutup .. ................ .... ... ... .................. .. ..... ................. .......
Ucapan Terima Kasih Kepada Kontributor ............... ... ................. ... .
Daftar Nama Kontributor .... ... ............. ... .. ..... ... ................... . ...... ........
Glosarium ... ... ... .......... .. .... .... ... ... .......... ...... ... ... .. ... ... .. ... .. ....... ..... .. ...
Lampiran .... ..... ....................... .. ........ ........ .. ..... .... ... ............. .. .... .. ... ..
Konsep Dasar Pembinaa n Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
iii
v
vii
viii
1
1
2
4
5
11
17
21
24
35
42
47
56
64
68
69
70
72
74
vii
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
NOMOR : 44/KKI/KEP/XI/2010
TENTANG
KONSEP DASAR PEMBINAAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK KEDOKTERAN SEBAGAI ACUAN MONITORING DAN
EVALUASI PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
DI INDONESIA
Menimbang:
a.
bahwa penyelengaraan praktik kedokte ran yang
merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh
dokter dan dokter gigi yang memiliki etik dan moral
yang tinggi, keahlian dan kewenangan secara terus
menerus
harus
ditingkatkan
mutunya
melalui
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan , sertifikasi,
registrasi, lisensi serta pembinaan pengawasan, dan
pemantauan agar penyelenggaraan praktik keclokteran
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi;
b.
bahwa untuk terlaksananya praktik kedokteran yang
lebih baik diperlukan adanya Konsep Dasar Pembinaan
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran di Ind onesia yang
dipahami dan dijalankan oleh seluruh pemangku
kepentingan sesuai dengan bidang tugasnya masingmasing;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia te n t ang Buku
Konsep Dasar Penyelenggaraan Praktik Kecl okteran .
....:v.::.;_
ii i
_ _ __ _ _ _ _ _ __ Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggara an Praktik Kedoktera n
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu
KONSEP DASAR PEMBINAAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK KEDOKTERAN SEBAGAI
ACUAN MONITORING DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PRAKTIK
KEDOKTERAN DI INDONESIA
Kedua
Buku Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran
sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
ix
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Ketiga
Buku Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua
dapat digunakan sebagai Acuan Monitoring dan Evaluasi
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran di Indonesia oleh
seluruh pemangku kepentingan terkait.
Keempat :
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 November 2010
IL KEDOKTERAN INDONESIA,
x
Konsep Dasar Pemb inaan Penyelenggaraa n Praktik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 tahun 2004
menyebutkan bahwa praktik kedokteran dilaksanakan 「・イ。セウォョ@
Pancasila
dan didasarkan pada ni!ai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasien. Diamanahkan
pula bahwa pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk
a.
memberikan perlindungan kepada pasien; b . mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan
dokter gigi; dan c. memberikan kepastian hukum kepada masyarakat,
dokter, dan dokter gigi. Terkait dengan amanah tersebut penyelenggaraan
praktik kedokteran memerlukan pembinaan dan pengawasan yang harus
dilakukan oleh Pemerintah pusat, Konsi! Kedokteran Indonesia, pemerintah
daerah, dan organisasi profesi sesuai fungsi dan tugas masing-masing.
Sampai saat ini pelaksanaan pengawasan dan pembinaan oleh para
pemangku kepentingan telah dilakukan, walaupun belum dilaksanakan
secara terintegratif antara pemangku kepentingan baik dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pembinaannya. Hal ini terjadi karena peraturan
pengawasan, dan pembinaan belum dilakukan secara terintegrasi dan
peraturan yang terkait belum terkompilasi dengan baik, sehingga masingmasing pemangku kepentingan belum memahami tugas dan fungsi masingmasing.
Tugas, Peran, dan Fungsi KKI dalam penyelenggaraan praktik
kedokteran cukup luas. Telah banyak produk KKI berupa peraturan,
keputusan, dan seri buku pembinaan yang bertujuan untuk melindungi
masyarakat dalam pelayanan medis diterbitkan agar dokter, dokter gigi
selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Disamping itu regulasi dimulai
dari hulu dalam bidang pendidikan sampai dengan hilir, selama dokter,
dokter gigi perlu terus diupayakan selama masih melakukan pelayanan
medis.
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
KK1 sebagai regulator dan fasilatator pengawasan dan pembinaan
penyelenggaraan praktik kedokteran tentunya berperan sebagai inisiator
antara pemangku kepentingan terkait an t ara lain Kementerian Kesehatan
dan jajarannya (Dinas Kesehatan Propinsi , Kabupaten, Kotal, D epartemen
Dalam Negeri dan Jajarannya (Gubenur, Bupati, Walikota , Muspida) ,
Badan Legis\atif (DPR, DPRD), Kementerian Pendidikan Nasional dan
jajarannya (Dirjen Dikti, Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi) . Terkait
dengan permasalahan Inl, periu diupayakan penyusunan acuan
pelaksanaan
monev
untuk
para
pemangku
kepentingan .
Penjabaran tentang pengawasan dan evaluasi di atas diuraikan dalam
buku acuan ini dengan cakupan berbagai isu yang saling terkait dan
berinteraksi luas dengan berbagai pihak. Untuk menampun berbagai
aspirasi isu tersebut, buku yang diberi judul Acuan Monitoring d n Evaluasi
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran di Indonesia akan dibagi dalam
rangkaian 3 (tiga) seri buku . Isu pertama dituangkan dalam buku seri ini
yang berjudul Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran merupakan kerangka konsep pembinaan yang komprehensif.
Pembahasan ditekankan kepada aspek dokumen KK1 dan aspek dokumen
yang periu diterbitkan baik oleh KK1 dan juga para pemangku kepentingan.
Buku acuan seri ke dua akan menekankan pada proses implementasi oleh
pemangku kepentingan
dalam membina penyelenggaraan praktik
kedokteran. Akhirnya seri buku ke tiga akan menjelaskan bagaim ana luaran
implementasi monev dan dampaknya bagi masyarakat. Dalam seri buku ke
tiga akan diuraikan beberapa jenis instrumen yang akan digunakan aL
bentuk kuesioner monev untuk melihat kepuasan pasien , dan model model
pengaduan masyarakat.
B. Tujuan
Pada saat ini antar pemangku kepentingan belum sepenuhnya
mengetahui dan memahami fungsi, tugas serta wewenangnya . Terkait
dengan ini , antara pemangku kepentingan mungkin tidak saling tahu
terhadap kinerja antar pemangku kepentingan dalam menghasilkan produk
dokumen. Produk dokumen yang dimaksud adalah berupa peraturan ,
keputusan, dan tatalaksananya . Selain itu sudah sejauh mana proses
2
Konsep Dasar Pembi naa n Pe nyele nggaraan Pra ktik Kedoktera n
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
pelaksanaan rnonev sudah dikerjakan dan apa luaran serta darnpaknya
kepada rnasyarakat perlu diketahui bersarna.
Kornpilasi produk, sejauh ini bel u rn terkurnpulkan dengan baik
sehingga rnenyulitkan antar pernangku kepentingan dalarn rnenilai konteks,
relevansi , perencanaan dan pelaksanaan penyelenggaraan praktik
kedokteran apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan benar di
Indonesia.
Sehubungan dengan problernatik tersebut, seri buku disusun dengan
tujuan untuk melihat :
1. Kinerja para pemangku kepentingan dalarn menghasilkan produk
peraturan (dokurnen) terkait,
2. Keterlaksanaan irnplernentasi produk yang dihasilkan ,
3 . Sejauhrnana produk tersebut berdarnpak pada penyelenggaraan praktik
kedokteran ,
4 . Kesernpurnaan kornpilasi produk,
5. Kontekstual dan relevansi produk dengan penyelenggaraan praktik
kedokteran, dan
6. Menyusun acuan rnonev yang dilaksanakan internal KKI dan para
pernangku kepentingan .
C. Manfaat
Diharapkan melalui ke tiga seri buku yang tergabung dalam Acuan
Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Praktik Kedokteran dapat
diperoleh rnanfaat yang besar bagi dokter dan dokter gigi dalarn rnenjalan
praktik kedokteran yang benar dan baik serta dengan dernikian rnasyarakat
rnenerirna layanan rnedis yang arnan dan berkualitas
Acuan ini juga diharapkan bermanfaat dalarn rneningkatkan kinerja
secara berkelanjutan. Antara lain dalarn berkolaborasi dan berintegrasi
dalam perencanaan dan pelaksanaan rnonev yang rnengacu pada tupoksi
masing rnasing dan akan berdampak pada perbaikan sistern pelayanan
medis yang lebih baik.
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
3
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
D. Lingkup Bahasan
Pada bab awal akan diuraikan latar belakang, tujuan, dan manfaat
penulisan buku. Dalam bab-bab se,lanjutnya, sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi KKJ, dibahas antara lain diskripsi ringkas dan konsep pokok
bahasan, dasar hukum yang tercantum di Undang
Undang Praktik
Kedokteran serta Peraturan terkait. Kemudian bahasan mengenai tinjauan
pustaka, analisis serta gagasan yang diusulkan terkait dokumen dalam
bentuk peraturan yang implementatif, dan lebih lanjut harapan dari
stakeholder dalam mendukung tupoksi KKI. Pada bab akhir diurai kan
bagaimana upaya kolaborasi dan integrasi perencanaan mon itoring dan
evaluasi penyelenggaraan praktik kedokteran.
4
Konsep Dasar Pe mbinaan Penyeienggaraan Praktik Kedoktera n
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
BAB II
MENATA DASAR DAN IMPLEMENTASI PEMBINAAN
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
A. Deskripsi Ringkas dan Konsep
Pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk memberikan
perlindungan kepada pasien, mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi serta
memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter, dan dokter gigi.
Untuk itu latar belakang diterbitkannya Undang Undang Praktik Kedokteran
antara lain berdasarkan tuntutan masyarakat yang kian meningkat
terhadap peningkatan kualitas pelayana n medis dan kebutuhan pelayanan
medis. Dipihak lain ada kecendrungan meningkatnya pelaporan
ketidakpuasan pelayanan medis kepada pilhak-pihak terkait. Mutu
pelayanan medis, khususnya penyelenggaraan praktik kedokteran antara
lain berupa peningkatan kualitas mulai konsultasi awal sampai konsultasi
berakhir berupa penentuan pemilihan terapi kewenangannya telah
diberikan Negara melalui Konsil Kedokteran Indonesia berupa Surat Tanda
Registrasi.
Peningkatan kualitas pelayanan berupa peningkatan penyelenggaraan
praktik kedokteran yang merupakan hak pasien, wajib dilaksanakan oleh
dokter. Praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkan pada kesepakata n
antara dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya untuk
pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. Secara umum peningkatan
kualitas pelayanan dimulai dari hulu mulai dari
pengaturan input
pendidikan dokter, proses pendidikan dokter dan pengaturan pelayanan
berupa penyesuaian dengan standar pelayanan, standar kompetensi, etik
dan disiplin, melaksanakan rekam medis, dan meminta persetujuan
tindakan.
Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai peran serta dalam
pengendalian kualitas pelayanan medis, dan selayaknya menjadi inisiator
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
5
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
dan fasilitator bagi pemangku kepentingan terkait. Pengendalian kualitas
dimulai dari diterbitkannya peraturan , keputusan ataupun petunjuk
pelaksanaan lainnya, yang berupa dokumen legal yang dihasilkan . Pada
tahap awal monev tentunya dokumen ini adalah hal pertama yang harus
ada sebelum melaksanakan implementasi monev di lapangan . Pada seri
pertama buku ini , tim pokja mencoba menilai dokumen yang dihasilkan
Konsil Kedokteran Indonesia dan usulan penyempurnaan yang perlu
dihasilkan khususnya untuk kepentingan impementasinya . Selanjutnya
diharapkan para pemangku kepentingan terkait menerbitkan peraturan
terkait yang searah . Alur peninjauan dokumen , aIasan pelaksanaan monev,
bagaimana pelaksanaan, siapa pelaksana, dan periode pelaksanaan dapat
dilihat pada bagan 1.
B. Tinjauan penerbitan dokumen
Sebagai upaya melindungi pasien, dan meningkatkan kualitas
pelayanan medis. dibentuklah Konsil Kedokteran Indonesia (KKl). KKl
mempunyai fungsi , tugas dan wewenang
yang terkait dengan
penyelenggaraan praktik kedokteran (lihat lampiran UUPK yang terkait
dengan penyelenggaraan praktik kedokteran) :
1.
Fungsi, Tugas Pokok dan Wewenang Konsil Kedokteran
Indonesia.
a . Fungsi
Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai fungsi pengaturan,
pengesahan, penetapan serta pembinaan dokter dan dokter g'igi yang
menjalankan praktik kedokteran , dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan medis. Fungsi pengaturan adalah pengaturan perundangundangan di Iingkungan Konsil Kedokteran Indonesia. Fungsi
pengesahan adalah pengesahan kebijakan yang diajukan o leh asosiasi
institusi pendidikan kedokteran. aSOSJaSI institusi pendidikan
kedokteran gigi , kolegium kedokteran , dan kolegium ked okteran gigi.
Fungsi penetapan adalah penetapan peraturan dan keputusan di
lingkungan Konsil Kedokteran Indonesia. Fungsi pembinaan adalah
6
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Pra ktik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
pembinaan terhadap dokter dan
meningkatkan mutu pelayanan medis .
dokter
gigi
dalam
rangka
b.
Tugas Konsil Kedokteran Indonesia
Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai tugas melakukan registrasi
dokter dan dokter gigi . Tata cara registrasi dokter dan dokter gigi yang
dilakukan oleh KK1, ditetapkan dengan Peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia . Tata cara registrasi dokter dan dokter gigi meliputi tata cara
registrasi ulang, tata cara registrasi sementara, dan tata cara registrasi
bersyarat.
c.
Wewenang Konsil Kedokteran Indonesia
Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai wewenang :
Menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi,
menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter
gigi ; mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi;
melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan
dokter gigi ; mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan
kedokteran gigi . Selain itu melakukan pembinaan bersama terhadap
dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang
ditetapkan oleh organisasi profesi; dan melakukan pencatatan
terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi
profesi atau perangkatnya karena melanggar etika profesi.
c.
Peraturan dan Keputusan yang telah dihasilkan KKI
T erkait dengan fungsi, tugas, dan wewenang KKI dalam
penyeIenggaraan
praktik
kedokteran,
telah
dibuat
berbagai
peraturan/regulasi. Melalui berbagai peraturan tersebut KKI mengendalikan
mulai hulu (pendidikan) sampai dengan hilir (penyelenggaraan praktik).
Regulasi dibuat untuk melindungipasien , sehingga dokter dan dokter gigi
selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Dokumen berupa peraturan
dan keputusan yang terkait dengan hal tersebut dapat dilihat pada
lampiran .
Konsep Dasar Pembin aa n Penye lenggaraan Praktik Kedokteran
7
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
D. Analisis dan gagasan
Peraturan dan atau keputusan KKJ , pada umumnya bersi fat regulasi
yang bersifat norma umum dan belum operasional. Peraturan KKJ yang
disusun berdasarkan perintah langsung dalam UUPK (peraturan yang
bersifat delegasi) . Untuk itu dalam implementasinya memerlukan peraturan
antara agar pemangku kepentingan sebagai pelaksana memperoleh
kejelasan dalam pelaksanaannya sesuai isi dari Perkonsil atau Kepkonsil.
Beberapa Peraturan yang diterbitkan memerlukan kajia n tentang
kontekstual, kebutuhan dan tuntutan pengguna layanan medis. Selanjutnya
tentang kajian dalam kelengkapan, konsistensi , kejelasan harus sesuai
dengan perkembangan pelayanan medis dan perkembangan ilmu
pengetahuan bidang kedokteran.
Proses pelaksanaan perkonsil memerlukan kecerm atan , dan
kerahasiaan. Oleh karena itu petugas pelaksana di KKJ , juga m emerlukan
persyaratan dengan aturan terkait.
E.
Usulan dokumen
Peraturan baru akan diusulkan apabila dokumen yang ada belum jelas
atau tidak sepenuhya dapat diimplementasikan .
F. Peran KKI dalam rangka monitoring evaluasi Penyeleggaraan
Praktik Kedokteran
Tahap pertama KKJ selalu mengkaji peraturan yang ada , khususnya
dalam impiementasi mulai tahapan, input, proses, dan outpuny a. Apabila
diperlukan , selayaknya diterbitkan ' peraturan atau keputusan baru dan
apabila diperlukan disertai dengan petunjuk pelaksanaannya.
8
Ko nsep Dasar Pe mbin aa n Pe nyelenggaraan Pra ktik Ked o kteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Bagan 1. AJur Monitoring Evaluasi Pembinaan Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran oleh KKI dan Pemangku kepentingan terrkait.
Keterangan alur monev
1. What : analisis dokumen berupa peraturan yang
telah
diterbitkan atau kerangka konsep pembinaan (buku
seri 1); proses pelaksanaan monev (buku seri 2)
dan
luaran serta dampaknya pada masyarakay
(buku ser 3)
2 . Why
kajian dasar mengenai peninjauan dokumen sesuai
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat,
perkembangan Iptek Kedokteran, dan tuntutan
peningkatan kualitas pelayanan medik
3. How
Bagaimana analisis dokumen sesuai dengan
anal isis
kebutuhan
masyarakat,
ketepatan,
kelengkapan, kejelasan, konsistensinya, kesesuaian
dengan perkembangan zaman dll. Monev selanjutnya
antara lain dapat dikembangkan dengan analisis
intrumen kuesioner untuk melihat input, proses
dan output pelaksanaannya.
4 . Who : Pelaksana monev dapat dilakukan oleh internal atau
eksternal KKI
5 . When: Pelaksanaan selayaknya dilaksanakan secara period ik
dan apabiJa ada kebutuhan mendesak
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
9
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
G . Harapan dari
kemauan KKI
pemangku
kepentingan
dalam
mendukung
Pemangku kepentingan
terkait dalam Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran diharapkan mendukung peraturan KKI dan apabila diperlukan
menerbitkan peraturan terkait yang sinkron dengan peraturan KKI.
10
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
BAB III
PENYELENGGARAAN REGISTRASI DAN SURAT IZIN PRAKTIK
DOKTER, DAN DOKTER GIGI
A. Deskripsi Ringkas dan konsep
Surat Tanda Registrasi adalah surat yang memberi kewenangan pada
seorang dokter, dokter gigi, atas nama negara melalui KKI, untuk
melakukan praktik di Indonesia. STR diberikan kepada yang bersangkutan
setelah selesai mengikuti seluruh proses pendidikan .
Kurikulum Berbasis Kompetensi ditetapkan pertama kali oleh Dirjen
Dikti pada tahun 2005 . Lebih lanjut KBK 2005 telah dikembangkan dan
pada tahun 2006 KKI telah mengesahkan sebagai Standar Kompetensi bagi
dokter dan dokter gigi. Dirjen Dikti pada kata pengantarnya menyebutkan
bahwa pendidikan dokter terdiri dari 2 tahap . Tahap pertama, luarannya
adalah dokter, dan tahap kedua adalah tahap profesionalisme berupa
magang , yang dalam perkembangan saat ini menjadi program internsip
sebagai "pre-registration training" . Pada akhir pendidikan dokter, peserta
didik mendapat ijazah dan mengikuti uji kompetensi dokter untuk
memperoleh sertifikat kompetensi . Pada akhir tahap kedua peserta
mendapat Surat Tanda Selesai Internsip sebagai prasyarat memperoleh
STR dari KKI .
Sebelum melaksanakan praktik kedokteran di satu wilayah, dokter,
dokter gigi diwajibkan meminta Surat Izin Praktik dari Dinas Kesehatan
setempat. Khusus pendidikan dokter yang terdiri dari 2 tahap tersebut,
sebelum memasuki tahap kedua, memerlukan STR untuk kewenangan
internsip dan SIP untuk kewenangan Internsip. STR berlaku selama 5
tahun , dan pada registrasi ulang memerlukan pendidikan kedokteran
berkelanjutan sebagai pengganti Uji Kompetensi.
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
11
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
B. Dasar hukum di Undang Undang Praktik Kedokteran dan
Peraturan terkait
Sesuai dengan amanah dalam UUPK, KKl mempunyai wewenang
untuk melaksanakan registrasi. Dalam melaksanakan tugas registrasi dokter
dan dokter gigi Konsil Kedokteran Indonesia telah menerbitkan Perkonsil
Nomor 42 tahun 2007 tentang Tata Cara Registrasi , Registrasi Ulang,
Registrasi Sementara, dan Registrasi Bersyarat Dokter dan Dokter Gigi.
Demikian pula Perkonsil No l/KKl/Per/201O tentang Registrasi Dokter
Program Internsip.
Untuk keperluan izin praktik kementerian kesehatan telah menerbitkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
Sehubungan dengan tugas tersebut, Konsil Kedokteran Indonesia
mempunyai kewenangan :
1. menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi ;
2. menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi;
3 . mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi;
4. melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter
gigi ;
5 . mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi;
6. melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi
mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisas,i
profesi ; dan
7. melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang
dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau perangkatnya karen a
melanggar ketentuan etika profesi.
c.
Tinjauan dokumen KKI yang terkait dengan registrasi
Sampai saat ini produk dokumen peraturan, keputusan yang telah
diterbitkan KKl terlampir dalam buku ini.
12
Ko nsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Pra ktik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
D. Analisis dan gagasan
Registrasi ulang setelah 5 tahun registrasi pertama belum diatur secara
konkrit, khususnya tentang persyaratan yang diperlukan.
Selama menjalankan praktik ada kemungkinan STR dicabut sementara
akibat sanksi disiplin yang dijatuhkan MKDKI. Sampai saat ini aturan
pencabutan dan diberlakukannya kembali STR yang telah dicabut belum
diterbitkan.
STR pada saat pertama dikeluarkan harus sesuai sertifikat kompetensi
yang pertama kali dikeluarkan . Dalam perkembangannya kompetensi
seseorang dapat berkurang atau bertambah. Untuk ini pada masa yang
akan datang perlu digagas atau dilampirkan kompetensi seseorang pada
registrasi, STR ulang.
Data input, dan proses masukan data STR dan produk STR perlu dijaga
kerahasiannya dan dilaksanakan secara cermat dan teliti. Oleh karena itu,
prasarana, sarana, dan SDM yang terlibat memerlukan persyaratan dan
pengaturan khusus untuk memenuhi amanah tersebut.
E. Usulan dokumen peraturan
Terkait dengan analisis dan gagasan tersebut KK1 mempunyai
kelengkapan prod uk dokumen yang akan menjadi acuan monev antara lain
berupa :
1. Adendum Per Konsil tentang reregistrasi khususnya persyaratannya
2 . Per Konsil tata cara pencabutan dan pemberlakuan kembali STR
3. Per Konsil pengurangan dan penambahan kompetensi
4. Petunjuk pelaksanaan
prasyarat kemampuan/kompetensi dan
kewenangan petugas penanggung jawab proses registrasi . Juklak ini
menguraikan prasarat petugas, kewajiban petugas, dalam menjaga
keamanan dan kerahasiaan semua dokumen dan pendukungnya .
5 . Juklak kelayakan sarana dan prasarana proses registrasi serta uraian
tentang prasyarat ruang kerja, dan sarana pendukung
Ko nsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
13
KONsrL KEDOKTERAN
INDONESIA
6 . Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pencatatan terhadap dokter
dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau
perangkatnya karena melanggar etika profesi dan sanksi disip lin. Juklak
junis memuat antara lain :
a. mekanisme pelaporan.
b . pelaksanaan pembinaan.
c. bentuk sanksi etik, disiplin dan hukum .
d . pelaksanaan sanksi mengikuti pendidikan .
e. Mekanisme monitoring dan evaluasi pelaksanaan s nksi o'l en
Dinas Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran
Gigi.
f. Mekanisme pemberlakuan kembali STR setelah terkena sanksi.
g. Akses masyarakat terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenai
sanksi .
h. Tata hubungan kerja antar divisi di Iingkungan KKlI dalam dan
tata hubungan kerja dengan pemangku kepentingan terkait
dalam penerbitan STR.
I. Mekanisme pelaporan masyarakat ten t ang . penyelenggaraan
praktik kedokteran.
7. Juklak dan Juknis menyetujui dan menolak, serta menerb itkan dan
mencabut permohonan reyekgistrasi dokter dan dokter gigi d ari aspek
kebenaran persyaratan formal dan material.
8 . Uraian tata hubungan kerja dari pemangku kepentingan terkait , tata
hubungan kerja internal KK1 dan direktori Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota se Indonesia serta direktori Dekan FK dan FKG seluruh
Indonesia.
F. Harapan
produk
dokumen
Pemangku Kepentingan
peraturan
yang
dihasilkan
Pemangku Kepentingan
terkait dalam
Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran khususnya terkait registrasi dan penerbitan SIP, d iharapkan
dapat mendukung peraturan KK1 dan apabila diperIukan m enerbitkan
peraturan terkait yang sinkron dan additif. Harapan tersebut antara lain
berupa:
14
Konse p Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedoktera n
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
1. Produk Kementerian Kesehatan
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
mempunyai
kewenangan
menerbitkan SIP setelah dokter dan dokter gigi memiliki STR yang sah .
Terkait dengan kewenangan ini , Dinas Kesehatan Kabupaten IKota
mempunyai dokumen yang akan menjadi acuan monev antara lain berupa:
a . Juklak Juknis penerbitan SIP
Uraian prasyarat, dan mekanisme kerja penerbitan SIP, pengarsipan ,
pencatatan pelanggaran etik, d isiplin, hukum dan hal lain yang diangap
penting.
b . Mekanisme monitoring evaluasi bagi dokter, dokter gigi yang terkena
sanksi etik, disiplin dan hukum .
Uraian penanggung jawab monev, Mekanisme monev dan pelaporan
pelaksanaan
c. Mekanisme pemberlakuan kembali SIP setelah dicabut sementara.
Uraian syarat pemberIakuan kembali serta mekanismenya
2. Produk Kementerian Pendidikan Nasional
Dokter dan dokter gigi dapat dijatuhi sanksi "re-schooling" oleh Konsil
Kedokteran Indonesia. Terkait dengan pelaksanaan sanksi ini , institusi
pendidikan dokter/dokter gigi mempunyai dokumen yang akan menjadi
acuan monev antara lain berupa :
a . panduan akademik pelaksanaan re-schooling
b. mekanisme pelaksanaan re-schooling
c. mekanisme peJaporan telah selesai melaksanakan re-schooling
3. Produk Organisasi Profesi
Organisasi Profesi terkait dengan proses penerbitan registrasi dan SIP,
mempunyai wewenang menerbitkan surat rekomendasi untuk penerbitan
SIP oleh Dinas Kesehatan. Selain itu menerbitkan surat telah mengikuti
Pendidikan Kedokteran/Kedokteran Gigi Berkelanjutan bagi dokter, dokter
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
15
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
gigi sebagai prasyarat registrasi ulang. T erkait dengan kewenangan ini, OP
mempunyai dokumen yang akan menjadi acuan monev antara lain berupa:
a. syarat penerbitan surat rekomendasi
b. Juklak dan juknis penerbitan surat rekomendasi
c. Juklak dan Juknis "CPO" untuk memperoleh sertifikat kompetensi
untuk kepentingan registrasi ulang
d . Jukak dan juknis penerbitan kembali surat rekomendasi bagi dokter
yang dikenai sanksi pencabutan sementara SIP
16
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraa n Praktik Kedokl eran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
BABIV
MENGESAHKAN STANDAR KOMPETENSI
A. Deskripsi Ringkas dan Konsep
Pada Standar Kompetensi yang disahkan KKI, dan diusulkan oleh
pemangku kepentingan terkait, dimuat kompetensi minimal peserta didik
prod uk institusi pendidikan dokter atau dokter gigi. Mengingat adanya ciri
spesifik institusi pendidikan dokter, dokter gigi , produk luaran institusi dapat
berbeda satu sama lain.
Indonesia terdiri dari multi etnik dengan budaya beragam. Selain itu
situasi demografiknya juga beragram , dan 45 % wilyah Indonesia masih
termasuk kategori tertinggal dalam infrastruktur dan SDM. Lebih dari 1750
pulau menyusun wilayah Indonesia, dan banyak di antaranya berada
dalam keadaan terisolasi dari segi kemudahan transportasi. Beberapa
wilayah perbatasan juga mempunyai problem yang cukup komplek.
Masalah masalah lokal spesifik, beberapa di antaranya telah diantisipasi
dalam pengembangan kompetensi dan kurikulum beberapa institusi.
B. Dasar hukum dalam UUPK dan Peraturan terkait
UUPK mengamanahkan kepada KKI untuk mengesahkan standar
pendidikan profesi dokter dan dokter glgl beserta tata laksana
pelaksanannya. Selain itu untuk mengesahkan standar kompetensi dokter
dan dokter gigi, pemangku kepentingan terkait harus dilibatkan dalam
proses penyusunannnya.
UU Sisdiknas mengamanahkan bahwa kurikulum disusun berdasar
kompetensi. Hal ini berarti beda Kompetensi merupakan satu kesatuan
kompleks dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang tercermin dari
sikap profesionalisme kerja dengan menggunakan stan dar profesi.
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Prak1ik Kedokteran
17
w
ᄃG セ@
M[ セ@
セ@
..
,
セN@
'
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
c.
Tinjauan produk dokumen peraturan
Terkait dengan amanah terkait standar pendidikan dan kompetensi, KKJ
telah menerbitkan seperangkat peraturan (Iihat lampiran 1)
D. Analisis dan gagasan
Kompetensi lulusan institusi pendidikan profesi dokter untuk yang
pertama kali minimal sesuai dengan standar kompetensi yang disahkan KKI
atau dapat melebihi ciri spesifik institusinya. Dalam perkembangan
kariernya kompetensi tersebut dapat berkurang atau bertambah karena
berbagai sebab. Bertambahnya usia menyebabkan keterampilan dan
pengetahuan menurun. Selain itu dokter yang ditempatkan pada daerah
tertinggal, perbatasan dan terisolasi memeriukan kompetensi yang mungkin
belum di peroleh selama proses pendidikan formal.
Terkait dengan pengurangan atau penambahan kompetensi seorang
dokter terse but periu dikaji peraturan KKJ terkait.
E. Usulan dokumen
Terkait dengan kewenangan mengesahkan standar pendidikan dan
kompetensi dokter dan dokter gigi, KKJ beserta pemangku kepentingan
lainnya selayaknya mempunyai dokurnen yang akan me njadi acuan
instrumen monitoring berupa :
(a) Peninjauan periodik substansi standar pendidikan dokter dan
kompetensi yang mengacu kepada :
1. Kelengkapan peraturan standar dari Kemkes dan pandangan
IDI/PDGI
2. Uji materi isi standar pendidikan dan kompetensi , khususnya
Undang Undang Sisdiknas dan PP nya
3. Akses masyarakat untuk mengetahui, memberi masukan dan
mengontrol standar pendidikan dan kompetensinya,
baik
sebelum maupun sesudah pengesahan
18
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
KONSIL KEDOt
Ind
k
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
KONSEP DASAR
PEMBINAAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK KEDOKTERAN
Sebagai
Acuan Monitoring dan Evaluasi
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran di Indonesia
EDITOR
rp;;rp:;:,セZエ . :,.:-:-: - - --.l:I1uhammad Mulyohadi Ali
··,;In D9pk s._
Edi Hartini Sundoro
N
セ@ . セ MZ Oiッ@
'). 'nJ Ik .'
( r ,
RLO
1
.
セ@
A
-1q;..
. .... .......... .
/.P..-:/.'? -!.oJ j.
rr.. .. ........
Mohammad Toyibi
Azrial Azwar
D P t /..h.•; : ......... .. ' L· ......••·· /
.. ... .... . ........
···.. ···· ·. t.... .... . .
Tini Hadad
Io/()
f'1q
k..
KONSll KEDOKTIERAN INDONESIA
Indonesian Medical Council
Jakarta 2010
KONSll KEDOKTERAN
INDONESIA
Edisi Pertama, 2010
Cetakan Pertama, Desember 2010
Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Praktik Kedokteran di Indonesia! Muhammad
Mulyohadi Ali .. .(et al.} .. -- Jakarta :
Konsil Kedokteran Indonesia, 2010.
75 him. : 17,5 x 24 em.
ISBN 978-979-1249-33-1
1. Kedokteran -- Praktik.
1. Muhammad Mulyohadi Ali.
Penerbit:
Konsil Kedokteran Indonesia
Jalan Hang Jebat III Blok F3
Telepon:62-21-7244379, Faksimili : 62-21-7244379.
Jakarta Selatan
ii
Konsep Dasar Pemb inaan Penyelenggaraan Proktik Kedoktera n
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
SAMBUTAN
KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Penyelenggaraan praktik kedokteran yang baik merupakan serangkaian
kegiatan dengan tujuan memberikan perlindlungan Ikepada pasien. Dokter
dan dokter gigi yang memberikan pelayanan profesi kepada masyarakat
dituntut untuk selalu handal dan terampil serta professional dengan car a
terus menerus meningkatkan ilmu pengetahuan dan ketarampilannya
dalam memberikan pelayanan profesi. Apabila pelayanan profesi
dijalankan dengan benar sesuai dengan standard maka secara langsung
maupun tidak langsung seorang dokter telah bekerja dan memberikan
kepastian hukum bagi masyarakat, dokter dan dokter gig'i itu sendiri.
Keluhan masyarakat terhadap pelayanan dokter dan dokter gigi yang
berkualitas harus dipahami sebagai tuntutan implementasi dari regulasi
yang secara normative telah dibuat dan dirumuskan melalaui undangundang. Namun amanat tersebut harus diterjemahkan oleh semua pihak
yang terkait. Pemerintah pusat, Konsil Kedokteran Indonesia, pemerintah
daerah, organisasi profesi membina serta mengawasi praktik kedokteran
sesuai dengan fungs i dan tugas masing-masing.
Bahwa pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi
merupakan proses hilir, yang juga ditentukan proses dari hulu. Mulai dari
pendidikan profesi kedokteran, penerapan etika kedokteran dan disiplin
kedokteran .Semua ini tentu tidak terlepas dari peran masing-masing
pemangku kepentingan yang diberi amanat oleh Undang Undang Praktik
Kedokteran. Pembinaan terhadap dokter atau dokter gigi yang melakukan
praktik kedokteran tidak bisa dilakukan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
sendiri namun harus dilakukan bersama-sama dengan organisasi profesi
dan seluruh pemangku kepentingan. Sehubungan dengan hak terse but,
serial buku serio
Konsil Kedokteran Indonesia rr. セGャ・イ「ゥエォ。ョ@
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
iii
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Buku seri
pertama berupa Konsep Dasar dalam Pembinaan
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran, yang menguraikan konsep teoritik,
khususnya produk peraturan yang seharusnya ada dan menjadi dasar
pelaksanaan monitoring dan evaluasi Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
di Indonesia. Buku ini diharapkan menjadi acuan evaluasi tugas dan fungsi
internal KKl dan pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan
monitoring dan evaluasi . Selain itu diharapkan dapat terjadi sinkronisasi
dan intergrasi dalam melaksanakan pembinaan dalam penyelenggaraan
praktik kedokteran yang baik di Indonesia sesuai peran masingmasing
sebagaimana yang diamanahkan dalam UUPK.
Kepada Tim Kelompok Kerja Monitoring dan Evaluasi , penyusun buku
dan para kontributor, kami ucapkan selamat dan penghargaan yang
setinggitingginya, atas dedikasi dan terbitnya seri buku ini.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
iv
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraa n Praktik Kedokteran
KONSll KEDOKTERAN
INDONESIA
KATA PENGANTAR
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Pasal 71 menyebutkan: " Pemerintah pus at, Konsil Kedokteran Indonesia,
pemerintah daerah , organisasi profesi membina serta mengawasi praktik
kedokteran sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing" .
Sedangkan di dalam Pasal 72Pembinaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 diarahkan untuk:
a . meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan dokter dan
dokter gigi;
b. melindungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan dokter dan dokter
gigi; dan
c. memberikan kepastian hukum bagi masyarakat, dokter, dan dokter gigi.
Konsil Kedokteran Indonesia telah membentuk Tim Kelompok Kerja
(Pokja) Penyusunan Tata Cara Monitoring dan Evaluasi penyelenggaraan
praktik kedokteran di Indonesia. Tim Pokja terse but bertugas menyusun
dan menyempurnakan draft buku yang sebelumnya telah tersusun melalui
Divisi Pembinaan KKI. Kontribusi dari wakil-wakilI pemangku kepentingan
dan pakar yang turut serta dalam kegiatan ini telah memberi kejelasan
tentang peran masing-masing pihak.
Masing-masing pemangku kepentingan secara normative telah
diberikan peran. Namun untuk operasional memerlukan penterjemahan
bersama. Guna mengukur akuntabilitas diperlukan instrument sesuai peran
masing-masing. Instrumen tersebut sebagai alat ukur dalam menjalankan
perang dan fungsi masing-masing.
Dengan adanya buku ini diharapkan masing-masing pihak yang diberi
amanah oleh undang-undang dapat melaksanakan pembinaan dengan
baik. Selain itu Penyelenggaraan praktik kedo'kteran yang baik di Indonesia
diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan masyakat.
Konsep Dasar Pemb inaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
v
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak ya ng diberi
amanah baik secara langsung maupun tidak langsung .Sehingga dapat
mengawal dokter dan dokter gigi yang menjalanakan praktik prafesi
kedokteran yang bermutu, efisien, efektif, dengan berlandaskan nilai-nilai
etika dan penegakan disiplin.
Jakarta November 201 0
Tim Editor
vi
Konsep Dasar Pembinaan Penye lenggaraa n Pra klik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
DAFfAR lSI
Sambutan........... .... .. ..... ..... ..... ................ .... ............... .... ...... ....... .. ... ..
Kata Pengantar .................. ..... ...................... .. ... .. ......... .......... .. ..... .. ..
Daftar lsi .... ......... ............ .... ... ... ..... ..... .. ... .. ......... ... ............................
SK Pengesahan Buku oleh Ketua KKI ................................................
Bab I
Pendahuluan ...... ................................ ............. .... ...............
Latar belakang ...... .. ................. ..... .. .. ........... .... ...... ... ... .... ..
Maksud dan Tujuan ...... .... .......... .... ....... .... .... ............ .... ....
Ruang lingkup ... .. ......... .. ........................ ... ................. .... ....
Menata Dasar dan Implementasi Pembinaan
Bab II
Penyelenggaaran .. ....... ... ...................................... ..... .. ...... .
Praktik Kedokteran ... .. .. .... ........ ............ ......... .......... .. ....... .
Bab III Penyelenggaraan Registrasi dan Surat Izin Praktik Dokter,
Dokter Gigi ..... .. ........................................ ........................ .
BablV Mengesahkan Standar Kompetensi ..................... .. ........... ..
BabV
Mengesahkan Penerapan Cabang Ilmu ............................ ..
Bab VI Menyelenggarakan Pembinaan Etika dan Disiplin Profesi
Dokter dan Dokter Gigi ......... .... ...... ....... ............ ............. ..
Bab VII Memfasilitasi Kenda'li Mutu Kendali Biaya (KMKB) dan
Audit Medis ..... ......... .......... ... ............................................ .
Bab VIII Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan yang diberikan
Dokter dan Dokter Gigi .. ...... ........... ...... .. ..... ........... ........ .. .
BablX Melindungi Masyarakat Atas Tindakan yang Dilakukan
Dokter dan Dokter Gigi ............. .... ...................... .... ......... ..
Memberikan
Kepastian Hukum bagi Masyarakat,
Bab X
Dokter, dan Dokter Gigi ................................................... ..
BABXI Mendorong Kolaborasi Pemangku Kepentingan dalam
Pelaksanaan .... .. ............... ...... .. ... .. ... ... ... ......... .. ... ............. .
Pemantauan dan Evaluasi ............ ..... ................ .... .... ....... ..
BAB XII Penutup .. ................ .... ... ... .................. .. ..... ................. .......
Ucapan Terima Kasih Kepada Kontributor ............... ... ................. ... .
Daftar Nama Kontributor .... ... ............. ... .. ..... ... ................... . ...... ........
Glosarium ... ... ... .......... .. .... .... ... ... .......... ...... ... ... .. ... ... .. ... .. ....... ..... .. ...
Lampiran .... ..... ....................... .. ........ ........ .. ..... .... ... ............. .. .... .. ... ..
Konsep Dasar Pembinaa n Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
iii
v
vii
viii
1
1
2
4
5
11
17
21
24
35
42
47
56
64
68
69
70
72
74
vii
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
KEPUTUSAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
NOMOR : 44/KKI/KEP/XI/2010
TENTANG
KONSEP DASAR PEMBINAAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK KEDOKTERAN SEBAGAI ACUAN MONITORING DAN
EVALUASI PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
DI INDONESIA
Menimbang:
a.
bahwa penyelengaraan praktik kedokte ran yang
merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh
dokter dan dokter gigi yang memiliki etik dan moral
yang tinggi, keahlian dan kewenangan secara terus
menerus
harus
ditingkatkan
mutunya
melalui
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan , sertifikasi,
registrasi, lisensi serta pembinaan pengawasan, dan
pemantauan agar penyelenggaraan praktik keclokteran
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi;
b.
bahwa untuk terlaksananya praktik kedokteran yang
lebih baik diperlukan adanya Konsep Dasar Pembinaan
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran di Ind onesia yang
dipahami dan dijalankan oleh seluruh pemangku
kepentingan sesuai dengan bidang tugasnya masingmasing;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia te n t ang Buku
Konsep Dasar Penyelenggaraan Praktik Kecl okteran .
....:v.::.;_
ii i
_ _ __ _ _ _ _ _ __ Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggara an Praktik Kedoktera n
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5072);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu
KONSEP DASAR PEMBINAAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK KEDOKTERAN SEBAGAI
ACUAN MONITORING DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PRAKTIK
KEDOKTERAN DI INDONESIA
Kedua
Buku Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran
sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
ix
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Ketiga
Buku Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua
dapat digunakan sebagai Acuan Monitoring dan Evaluasi
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran di Indonesia oleh
seluruh pemangku kepentingan terkait.
Keempat :
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 8 November 2010
IL KEDOKTERAN INDONESIA,
x
Konsep Dasar Pemb inaan Penyelenggaraa n Praktik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 tahun 2004
menyebutkan bahwa praktik kedokteran dilaksanakan 「・イ。セウォョ@
Pancasila
dan didasarkan pada ni!ai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasien. Diamanahkan
pula bahwa pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk
a.
memberikan perlindungan kepada pasien; b . mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan
dokter gigi; dan c. memberikan kepastian hukum kepada masyarakat,
dokter, dan dokter gigi. Terkait dengan amanah tersebut penyelenggaraan
praktik kedokteran memerlukan pembinaan dan pengawasan yang harus
dilakukan oleh Pemerintah pusat, Konsi! Kedokteran Indonesia, pemerintah
daerah, dan organisasi profesi sesuai fungsi dan tugas masing-masing.
Sampai saat ini pelaksanaan pengawasan dan pembinaan oleh para
pemangku kepentingan telah dilakukan, walaupun belum dilaksanakan
secara terintegratif antara pemangku kepentingan baik dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pembinaannya. Hal ini terjadi karena peraturan
pengawasan, dan pembinaan belum dilakukan secara terintegrasi dan
peraturan yang terkait belum terkompilasi dengan baik, sehingga masingmasing pemangku kepentingan belum memahami tugas dan fungsi masingmasing.
Tugas, Peran, dan Fungsi KKI dalam penyelenggaraan praktik
kedokteran cukup luas. Telah banyak produk KKI berupa peraturan,
keputusan, dan seri buku pembinaan yang bertujuan untuk melindungi
masyarakat dalam pelayanan medis diterbitkan agar dokter, dokter gigi
selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Disamping itu regulasi dimulai
dari hulu dalam bidang pendidikan sampai dengan hilir, selama dokter,
dokter gigi perlu terus diupayakan selama masih melakukan pelayanan
medis.
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
KK1 sebagai regulator dan fasilatator pengawasan dan pembinaan
penyelenggaraan praktik kedokteran tentunya berperan sebagai inisiator
antara pemangku kepentingan terkait an t ara lain Kementerian Kesehatan
dan jajarannya (Dinas Kesehatan Propinsi , Kabupaten, Kotal, D epartemen
Dalam Negeri dan Jajarannya (Gubenur, Bupati, Walikota , Muspida) ,
Badan Legis\atif (DPR, DPRD), Kementerian Pendidikan Nasional dan
jajarannya (Dirjen Dikti, Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi) . Terkait
dengan permasalahan Inl, periu diupayakan penyusunan acuan
pelaksanaan
monev
untuk
para
pemangku
kepentingan .
Penjabaran tentang pengawasan dan evaluasi di atas diuraikan dalam
buku acuan ini dengan cakupan berbagai isu yang saling terkait dan
berinteraksi luas dengan berbagai pihak. Untuk menampun berbagai
aspirasi isu tersebut, buku yang diberi judul Acuan Monitoring d n Evaluasi
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran di Indonesia akan dibagi dalam
rangkaian 3 (tiga) seri buku . Isu pertama dituangkan dalam buku seri ini
yang berjudul Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran merupakan kerangka konsep pembinaan yang komprehensif.
Pembahasan ditekankan kepada aspek dokumen KK1 dan aspek dokumen
yang periu diterbitkan baik oleh KK1 dan juga para pemangku kepentingan.
Buku acuan seri ke dua akan menekankan pada proses implementasi oleh
pemangku kepentingan
dalam membina penyelenggaraan praktik
kedokteran. Akhirnya seri buku ke tiga akan menjelaskan bagaim ana luaran
implementasi monev dan dampaknya bagi masyarakat. Dalam seri buku ke
tiga akan diuraikan beberapa jenis instrumen yang akan digunakan aL
bentuk kuesioner monev untuk melihat kepuasan pasien , dan model model
pengaduan masyarakat.
B. Tujuan
Pada saat ini antar pemangku kepentingan belum sepenuhnya
mengetahui dan memahami fungsi, tugas serta wewenangnya . Terkait
dengan ini , antara pemangku kepentingan mungkin tidak saling tahu
terhadap kinerja antar pemangku kepentingan dalam menghasilkan produk
dokumen. Produk dokumen yang dimaksud adalah berupa peraturan ,
keputusan, dan tatalaksananya . Selain itu sudah sejauh mana proses
2
Konsep Dasar Pembi naa n Pe nyele nggaraan Pra ktik Kedoktera n
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
pelaksanaan rnonev sudah dikerjakan dan apa luaran serta darnpaknya
kepada rnasyarakat perlu diketahui bersarna.
Kornpilasi produk, sejauh ini bel u rn terkurnpulkan dengan baik
sehingga rnenyulitkan antar pernangku kepentingan dalarn rnenilai konteks,
relevansi , perencanaan dan pelaksanaan penyelenggaraan praktik
kedokteran apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan benar di
Indonesia.
Sehubungan dengan problernatik tersebut, seri buku disusun dengan
tujuan untuk melihat :
1. Kinerja para pemangku kepentingan dalarn menghasilkan produk
peraturan (dokurnen) terkait,
2. Keterlaksanaan irnplernentasi produk yang dihasilkan ,
3 . Sejauhrnana produk tersebut berdarnpak pada penyelenggaraan praktik
kedokteran ,
4 . Kesernpurnaan kornpilasi produk,
5. Kontekstual dan relevansi produk dengan penyelenggaraan praktik
kedokteran, dan
6. Menyusun acuan rnonev yang dilaksanakan internal KKI dan para
pernangku kepentingan .
C. Manfaat
Diharapkan melalui ke tiga seri buku yang tergabung dalam Acuan
Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Praktik Kedokteran dapat
diperoleh rnanfaat yang besar bagi dokter dan dokter gigi dalarn rnenjalan
praktik kedokteran yang benar dan baik serta dengan dernikian rnasyarakat
rnenerirna layanan rnedis yang arnan dan berkualitas
Acuan ini juga diharapkan bermanfaat dalarn rneningkatkan kinerja
secara berkelanjutan. Antara lain dalarn berkolaborasi dan berintegrasi
dalam perencanaan dan pelaksanaan rnonev yang rnengacu pada tupoksi
masing rnasing dan akan berdampak pada perbaikan sistern pelayanan
medis yang lebih baik.
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
3
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
D. Lingkup Bahasan
Pada bab awal akan diuraikan latar belakang, tujuan, dan manfaat
penulisan buku. Dalam bab-bab se,lanjutnya, sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi KKJ, dibahas antara lain diskripsi ringkas dan konsep pokok
bahasan, dasar hukum yang tercantum di Undang
Undang Praktik
Kedokteran serta Peraturan terkait. Kemudian bahasan mengenai tinjauan
pustaka, analisis serta gagasan yang diusulkan terkait dokumen dalam
bentuk peraturan yang implementatif, dan lebih lanjut harapan dari
stakeholder dalam mendukung tupoksi KKI. Pada bab akhir diurai kan
bagaimana upaya kolaborasi dan integrasi perencanaan mon itoring dan
evaluasi penyelenggaraan praktik kedokteran.
4
Konsep Dasar Pe mbinaan Penyeienggaraan Praktik Kedoktera n
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
BAB II
MENATA DASAR DAN IMPLEMENTASI PEMBINAAN
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
A. Deskripsi Ringkas dan Konsep
Pengaturan praktik kedokteran bertujuan untuk memberikan
perlindungan kepada pasien, mempertahankan dan meningkatkan mutu
pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi serta
memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter, dan dokter gigi.
Untuk itu latar belakang diterbitkannya Undang Undang Praktik Kedokteran
antara lain berdasarkan tuntutan masyarakat yang kian meningkat
terhadap peningkatan kualitas pelayana n medis dan kebutuhan pelayanan
medis. Dipihak lain ada kecendrungan meningkatnya pelaporan
ketidakpuasan pelayanan medis kepada pilhak-pihak terkait. Mutu
pelayanan medis, khususnya penyelenggaraan praktik kedokteran antara
lain berupa peningkatan kualitas mulai konsultasi awal sampai konsultasi
berakhir berupa penentuan pemilihan terapi kewenangannya telah
diberikan Negara melalui Konsil Kedokteran Indonesia berupa Surat Tanda
Registrasi.
Peningkatan kualitas pelayanan berupa peningkatan penyelenggaraan
praktik kedokteran yang merupakan hak pasien, wajib dilaksanakan oleh
dokter. Praktik kedokteran diselenggarakan berdasarkan pada kesepakata n
antara dokter atau dokter gigi dengan pasien dalam upaya untuk
pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan. Secara umum peningkatan
kualitas pelayanan dimulai dari hulu mulai dari
pengaturan input
pendidikan dokter, proses pendidikan dokter dan pengaturan pelayanan
berupa penyesuaian dengan standar pelayanan, standar kompetensi, etik
dan disiplin, melaksanakan rekam medis, dan meminta persetujuan
tindakan.
Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai peran serta dalam
pengendalian kualitas pelayanan medis, dan selayaknya menjadi inisiator
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
5
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
dan fasilitator bagi pemangku kepentingan terkait. Pengendalian kualitas
dimulai dari diterbitkannya peraturan , keputusan ataupun petunjuk
pelaksanaan lainnya, yang berupa dokumen legal yang dihasilkan . Pada
tahap awal monev tentunya dokumen ini adalah hal pertama yang harus
ada sebelum melaksanakan implementasi monev di lapangan . Pada seri
pertama buku ini , tim pokja mencoba menilai dokumen yang dihasilkan
Konsil Kedokteran Indonesia dan usulan penyempurnaan yang perlu
dihasilkan khususnya untuk kepentingan impementasinya . Selanjutnya
diharapkan para pemangku kepentingan terkait menerbitkan peraturan
terkait yang searah . Alur peninjauan dokumen , aIasan pelaksanaan monev,
bagaimana pelaksanaan, siapa pelaksana, dan periode pelaksanaan dapat
dilihat pada bagan 1.
B. Tinjauan penerbitan dokumen
Sebagai upaya melindungi pasien, dan meningkatkan kualitas
pelayanan medis. dibentuklah Konsil Kedokteran Indonesia (KKl). KKl
mempunyai fungsi , tugas dan wewenang
yang terkait dengan
penyelenggaraan praktik kedokteran (lihat lampiran UUPK yang terkait
dengan penyelenggaraan praktik kedokteran) :
1.
Fungsi, Tugas Pokok dan Wewenang Konsil Kedokteran
Indonesia.
a . Fungsi
Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai fungsi pengaturan,
pengesahan, penetapan serta pembinaan dokter dan dokter g'igi yang
menjalankan praktik kedokteran , dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan medis. Fungsi pengaturan adalah pengaturan perundangundangan di Iingkungan Konsil Kedokteran Indonesia. Fungsi
pengesahan adalah pengesahan kebijakan yang diajukan o leh asosiasi
institusi pendidikan kedokteran. aSOSJaSI institusi pendidikan
kedokteran gigi , kolegium kedokteran , dan kolegium ked okteran gigi.
Fungsi penetapan adalah penetapan peraturan dan keputusan di
lingkungan Konsil Kedokteran Indonesia. Fungsi pembinaan adalah
6
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Pra ktik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
pembinaan terhadap dokter dan
meningkatkan mutu pelayanan medis .
dokter
gigi
dalam
rangka
b.
Tugas Konsil Kedokteran Indonesia
Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai tugas melakukan registrasi
dokter dan dokter gigi . Tata cara registrasi dokter dan dokter gigi yang
dilakukan oleh KK1, ditetapkan dengan Peraturan Konsil Kedokteran
Indonesia . Tata cara registrasi dokter dan dokter gigi meliputi tata cara
registrasi ulang, tata cara registrasi sementara, dan tata cara registrasi
bersyarat.
c.
Wewenang Konsil Kedokteran Indonesia
Konsil Kedokteran Indonesia mempunyai wewenang :
Menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi,
menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter
gigi ; mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi;
melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan
dokter gigi ; mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan
kedokteran gigi . Selain itu melakukan pembinaan bersama terhadap
dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang
ditetapkan oleh organisasi profesi; dan melakukan pencatatan
terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi
profesi atau perangkatnya karena melanggar etika profesi.
c.
Peraturan dan Keputusan yang telah dihasilkan KKI
T erkait dengan fungsi, tugas, dan wewenang KKI dalam
penyeIenggaraan
praktik
kedokteran,
telah
dibuat
berbagai
peraturan/regulasi. Melalui berbagai peraturan tersebut KKI mengendalikan
mulai hulu (pendidikan) sampai dengan hilir (penyelenggaraan praktik).
Regulasi dibuat untuk melindungipasien , sehingga dokter dan dokter gigi
selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Dokumen berupa peraturan
dan keputusan yang terkait dengan hal tersebut dapat dilihat pada
lampiran .
Konsep Dasar Pembin aa n Penye lenggaraan Praktik Kedokteran
7
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
D. Analisis dan gagasan
Peraturan dan atau keputusan KKJ , pada umumnya bersi fat regulasi
yang bersifat norma umum dan belum operasional. Peraturan KKJ yang
disusun berdasarkan perintah langsung dalam UUPK (peraturan yang
bersifat delegasi) . Untuk itu dalam implementasinya memerlukan peraturan
antara agar pemangku kepentingan sebagai pelaksana memperoleh
kejelasan dalam pelaksanaannya sesuai isi dari Perkonsil atau Kepkonsil.
Beberapa Peraturan yang diterbitkan memerlukan kajia n tentang
kontekstual, kebutuhan dan tuntutan pengguna layanan medis. Selanjutnya
tentang kajian dalam kelengkapan, konsistensi , kejelasan harus sesuai
dengan perkembangan pelayanan medis dan perkembangan ilmu
pengetahuan bidang kedokteran.
Proses pelaksanaan perkonsil memerlukan kecerm atan , dan
kerahasiaan. Oleh karena itu petugas pelaksana di KKJ , juga m emerlukan
persyaratan dengan aturan terkait.
E.
Usulan dokumen
Peraturan baru akan diusulkan apabila dokumen yang ada belum jelas
atau tidak sepenuhya dapat diimplementasikan .
F. Peran KKI dalam rangka monitoring evaluasi Penyeleggaraan
Praktik Kedokteran
Tahap pertama KKJ selalu mengkaji peraturan yang ada , khususnya
dalam impiementasi mulai tahapan, input, proses, dan outpuny a. Apabila
diperlukan , selayaknya diterbitkan ' peraturan atau keputusan baru dan
apabila diperlukan disertai dengan petunjuk pelaksanaannya.
8
Ko nsep Dasar Pe mbin aa n Pe nyelenggaraan Pra ktik Ked o kteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
Bagan 1. AJur Monitoring Evaluasi Pembinaan Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran oleh KKI dan Pemangku kepentingan terrkait.
Keterangan alur monev
1. What : analisis dokumen berupa peraturan yang
telah
diterbitkan atau kerangka konsep pembinaan (buku
seri 1); proses pelaksanaan monev (buku seri 2)
dan
luaran serta dampaknya pada masyarakay
(buku ser 3)
2 . Why
kajian dasar mengenai peninjauan dokumen sesuai
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat,
perkembangan Iptek Kedokteran, dan tuntutan
peningkatan kualitas pelayanan medik
3. How
Bagaimana analisis dokumen sesuai dengan
anal isis
kebutuhan
masyarakat,
ketepatan,
kelengkapan, kejelasan, konsistensinya, kesesuaian
dengan perkembangan zaman dll. Monev selanjutnya
antara lain dapat dikembangkan dengan analisis
intrumen kuesioner untuk melihat input, proses
dan output pelaksanaannya.
4 . Who : Pelaksana monev dapat dilakukan oleh internal atau
eksternal KKI
5 . When: Pelaksanaan selayaknya dilaksanakan secara period ik
dan apabiJa ada kebutuhan mendesak
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
9
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
G . Harapan dari
kemauan KKI
pemangku
kepentingan
dalam
mendukung
Pemangku kepentingan
terkait dalam Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran diharapkan mendukung peraturan KKI dan apabila diperlukan
menerbitkan peraturan terkait yang sinkron dengan peraturan KKI.
10
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
BAB III
PENYELENGGARAAN REGISTRASI DAN SURAT IZIN PRAKTIK
DOKTER, DAN DOKTER GIGI
A. Deskripsi Ringkas dan konsep
Surat Tanda Registrasi adalah surat yang memberi kewenangan pada
seorang dokter, dokter gigi, atas nama negara melalui KKI, untuk
melakukan praktik di Indonesia. STR diberikan kepada yang bersangkutan
setelah selesai mengikuti seluruh proses pendidikan .
Kurikulum Berbasis Kompetensi ditetapkan pertama kali oleh Dirjen
Dikti pada tahun 2005 . Lebih lanjut KBK 2005 telah dikembangkan dan
pada tahun 2006 KKI telah mengesahkan sebagai Standar Kompetensi bagi
dokter dan dokter gigi. Dirjen Dikti pada kata pengantarnya menyebutkan
bahwa pendidikan dokter terdiri dari 2 tahap . Tahap pertama, luarannya
adalah dokter, dan tahap kedua adalah tahap profesionalisme berupa
magang , yang dalam perkembangan saat ini menjadi program internsip
sebagai "pre-registration training" . Pada akhir pendidikan dokter, peserta
didik mendapat ijazah dan mengikuti uji kompetensi dokter untuk
memperoleh sertifikat kompetensi . Pada akhir tahap kedua peserta
mendapat Surat Tanda Selesai Internsip sebagai prasyarat memperoleh
STR dari KKI .
Sebelum melaksanakan praktik kedokteran di satu wilayah, dokter,
dokter gigi diwajibkan meminta Surat Izin Praktik dari Dinas Kesehatan
setempat. Khusus pendidikan dokter yang terdiri dari 2 tahap tersebut,
sebelum memasuki tahap kedua, memerlukan STR untuk kewenangan
internsip dan SIP untuk kewenangan Internsip. STR berlaku selama 5
tahun , dan pada registrasi ulang memerlukan pendidikan kedokteran
berkelanjutan sebagai pengganti Uji Kompetensi.
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
11
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
B. Dasar hukum di Undang Undang Praktik Kedokteran dan
Peraturan terkait
Sesuai dengan amanah dalam UUPK, KKl mempunyai wewenang
untuk melaksanakan registrasi. Dalam melaksanakan tugas registrasi dokter
dan dokter gigi Konsil Kedokteran Indonesia telah menerbitkan Perkonsil
Nomor 42 tahun 2007 tentang Tata Cara Registrasi , Registrasi Ulang,
Registrasi Sementara, dan Registrasi Bersyarat Dokter dan Dokter Gigi.
Demikian pula Perkonsil No l/KKl/Per/201O tentang Registrasi Dokter
Program Internsip.
Untuk keperluan izin praktik kementerian kesehatan telah menerbitkan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin
Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.
Sehubungan dengan tugas tersebut, Konsil Kedokteran Indonesia
mempunyai kewenangan :
1. menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi ;
2. menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi;
3 . mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi;
4. melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter
gigi ;
5 . mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi;
6. melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi
mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisas,i
profesi ; dan
7. melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang
dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau perangkatnya karen a
melanggar ketentuan etika profesi.
c.
Tinjauan dokumen KKI yang terkait dengan registrasi
Sampai saat ini produk dokumen peraturan, keputusan yang telah
diterbitkan KKl terlampir dalam buku ini.
12
Ko nsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Pra ktik Kedokteran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
D. Analisis dan gagasan
Registrasi ulang setelah 5 tahun registrasi pertama belum diatur secara
konkrit, khususnya tentang persyaratan yang diperlukan.
Selama menjalankan praktik ada kemungkinan STR dicabut sementara
akibat sanksi disiplin yang dijatuhkan MKDKI. Sampai saat ini aturan
pencabutan dan diberlakukannya kembali STR yang telah dicabut belum
diterbitkan.
STR pada saat pertama dikeluarkan harus sesuai sertifikat kompetensi
yang pertama kali dikeluarkan . Dalam perkembangannya kompetensi
seseorang dapat berkurang atau bertambah. Untuk ini pada masa yang
akan datang perlu digagas atau dilampirkan kompetensi seseorang pada
registrasi, STR ulang.
Data input, dan proses masukan data STR dan produk STR perlu dijaga
kerahasiannya dan dilaksanakan secara cermat dan teliti. Oleh karena itu,
prasarana, sarana, dan SDM yang terlibat memerlukan persyaratan dan
pengaturan khusus untuk memenuhi amanah tersebut.
E. Usulan dokumen peraturan
Terkait dengan analisis dan gagasan tersebut KK1 mempunyai
kelengkapan prod uk dokumen yang akan menjadi acuan monev antara lain
berupa :
1. Adendum Per Konsil tentang reregistrasi khususnya persyaratannya
2 . Per Konsil tata cara pencabutan dan pemberlakuan kembali STR
3. Per Konsil pengurangan dan penambahan kompetensi
4. Petunjuk pelaksanaan
prasyarat kemampuan/kompetensi dan
kewenangan petugas penanggung jawab proses registrasi . Juklak ini
menguraikan prasarat petugas, kewajiban petugas, dalam menjaga
keamanan dan kerahasiaan semua dokumen dan pendukungnya .
5 . Juklak kelayakan sarana dan prasarana proses registrasi serta uraian
tentang prasyarat ruang kerja, dan sarana pendukung
Ko nsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
13
KONsrL KEDOKTERAN
INDONESIA
6 . Petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pencatatan terhadap dokter
dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi atau
perangkatnya karena melanggar etika profesi dan sanksi disip lin. Juklak
junis memuat antara lain :
a. mekanisme pelaporan.
b . pelaksanaan pembinaan.
c. bentuk sanksi etik, disiplin dan hukum .
d . pelaksanaan sanksi mengikuti pendidikan .
e. Mekanisme monitoring dan evaluasi pelaksanaan s nksi o'l en
Dinas Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran
Gigi.
f. Mekanisme pemberlakuan kembali STR setelah terkena sanksi.
g. Akses masyarakat terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenai
sanksi .
h. Tata hubungan kerja antar divisi di Iingkungan KKlI dalam dan
tata hubungan kerja dengan pemangku kepentingan terkait
dalam penerbitan STR.
I. Mekanisme pelaporan masyarakat ten t ang . penyelenggaraan
praktik kedokteran.
7. Juklak dan Juknis menyetujui dan menolak, serta menerb itkan dan
mencabut permohonan reyekgistrasi dokter dan dokter gigi d ari aspek
kebenaran persyaratan formal dan material.
8 . Uraian tata hubungan kerja dari pemangku kepentingan terkait , tata
hubungan kerja internal KK1 dan direktori Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota se Indonesia serta direktori Dekan FK dan FKG seluruh
Indonesia.
F. Harapan
produk
dokumen
Pemangku Kepentingan
peraturan
yang
dihasilkan
Pemangku Kepentingan
terkait dalam
Penyelenggaraan Praktik
Kedokteran khususnya terkait registrasi dan penerbitan SIP, d iharapkan
dapat mendukung peraturan KK1 dan apabila diperIukan m enerbitkan
peraturan terkait yang sinkron dan additif. Harapan tersebut antara lain
berupa:
14
Konse p Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedoktera n
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
1. Produk Kementerian Kesehatan
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota
mempunyai
kewenangan
menerbitkan SIP setelah dokter dan dokter gigi memiliki STR yang sah .
Terkait dengan kewenangan ini , Dinas Kesehatan Kabupaten IKota
mempunyai dokumen yang akan menjadi acuan monev antara lain berupa:
a . Juklak Juknis penerbitan SIP
Uraian prasyarat, dan mekanisme kerja penerbitan SIP, pengarsipan ,
pencatatan pelanggaran etik, d isiplin, hukum dan hal lain yang diangap
penting.
b . Mekanisme monitoring evaluasi bagi dokter, dokter gigi yang terkena
sanksi etik, disiplin dan hukum .
Uraian penanggung jawab monev, Mekanisme monev dan pelaporan
pelaksanaan
c. Mekanisme pemberlakuan kembali SIP setelah dicabut sementara.
Uraian syarat pemberIakuan kembali serta mekanismenya
2. Produk Kementerian Pendidikan Nasional
Dokter dan dokter gigi dapat dijatuhi sanksi "re-schooling" oleh Konsil
Kedokteran Indonesia. Terkait dengan pelaksanaan sanksi ini , institusi
pendidikan dokter/dokter gigi mempunyai dokumen yang akan menjadi
acuan monev antara lain berupa :
a . panduan akademik pelaksanaan re-schooling
b. mekanisme pelaksanaan re-schooling
c. mekanisme peJaporan telah selesai melaksanakan re-schooling
3. Produk Organisasi Profesi
Organisasi Profesi terkait dengan proses penerbitan registrasi dan SIP,
mempunyai wewenang menerbitkan surat rekomendasi untuk penerbitan
SIP oleh Dinas Kesehatan. Selain itu menerbitkan surat telah mengikuti
Pendidikan Kedokteran/Kedokteran Gigi Berkelanjutan bagi dokter, dokter
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
15
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
gigi sebagai prasyarat registrasi ulang. T erkait dengan kewenangan ini, OP
mempunyai dokumen yang akan menjadi acuan monev antara lain berupa:
a. syarat penerbitan surat rekomendasi
b. Juklak dan juknis penerbitan surat rekomendasi
c. Juklak dan Juknis "CPO" untuk memperoleh sertifikat kompetensi
untuk kepentingan registrasi ulang
d . Jukak dan juknis penerbitan kembali surat rekomendasi bagi dokter
yang dikenai sanksi pencabutan sementara SIP
16
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraa n Praktik Kedokl eran
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
BABIV
MENGESAHKAN STANDAR KOMPETENSI
A. Deskripsi Ringkas dan Konsep
Pada Standar Kompetensi yang disahkan KKI, dan diusulkan oleh
pemangku kepentingan terkait, dimuat kompetensi minimal peserta didik
prod uk institusi pendidikan dokter atau dokter gigi. Mengingat adanya ciri
spesifik institusi pendidikan dokter, dokter gigi , produk luaran institusi dapat
berbeda satu sama lain.
Indonesia terdiri dari multi etnik dengan budaya beragam. Selain itu
situasi demografiknya juga beragram , dan 45 % wilyah Indonesia masih
termasuk kategori tertinggal dalam infrastruktur dan SDM. Lebih dari 1750
pulau menyusun wilayah Indonesia, dan banyak di antaranya berada
dalam keadaan terisolasi dari segi kemudahan transportasi. Beberapa
wilayah perbatasan juga mempunyai problem yang cukup komplek.
Masalah masalah lokal spesifik, beberapa di antaranya telah diantisipasi
dalam pengembangan kompetensi dan kurikulum beberapa institusi.
B. Dasar hukum dalam UUPK dan Peraturan terkait
UUPK mengamanahkan kepada KKI untuk mengesahkan standar
pendidikan profesi dokter dan dokter glgl beserta tata laksana
pelaksanannya. Selain itu untuk mengesahkan standar kompetensi dokter
dan dokter gigi, pemangku kepentingan terkait harus dilibatkan dalam
proses penyusunannnya.
UU Sisdiknas mengamanahkan bahwa kurikulum disusun berdasar
kompetensi. Hal ini berarti beda Kompetensi merupakan satu kesatuan
kompleks dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang tercermin dari
sikap profesionalisme kerja dengan menggunakan stan dar profesi.
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Prak1ik Kedokteran
17
w
ᄃG セ@
M[ セ@
セ@
..
,
セN@
'
KONSIL KEDOKTERAN
INDONESIA
c.
Tinjauan produk dokumen peraturan
Terkait dengan amanah terkait standar pendidikan dan kompetensi, KKJ
telah menerbitkan seperangkat peraturan (Iihat lampiran 1)
D. Analisis dan gagasan
Kompetensi lulusan institusi pendidikan profesi dokter untuk yang
pertama kali minimal sesuai dengan standar kompetensi yang disahkan KKI
atau dapat melebihi ciri spesifik institusinya. Dalam perkembangan
kariernya kompetensi tersebut dapat berkurang atau bertambah karena
berbagai sebab. Bertambahnya usia menyebabkan keterampilan dan
pengetahuan menurun. Selain itu dokter yang ditempatkan pada daerah
tertinggal, perbatasan dan terisolasi memeriukan kompetensi yang mungkin
belum di peroleh selama proses pendidikan formal.
Terkait dengan pengurangan atau penambahan kompetensi seorang
dokter terse but periu dikaji peraturan KKJ terkait.
E. Usulan dokumen
Terkait dengan kewenangan mengesahkan standar pendidikan dan
kompetensi dokter dan dokter gigi, KKJ beserta pemangku kepentingan
lainnya selayaknya mempunyai dokurnen yang akan me njadi acuan
instrumen monitoring berupa :
(a) Peninjauan periodik substansi standar pendidikan dokter dan
kompetensi yang mengacu kepada :
1. Kelengkapan peraturan standar dari Kemkes dan pandangan
IDI/PDGI
2. Uji materi isi standar pendidikan dan kompetensi , khususnya
Undang Undang Sisdiknas dan PP nya
3. Akses masyarakat untuk mengetahui, memberi masukan dan
mengontrol standar pendidikan dan kompetensinya,
baik
sebelum maupun sesudah pengesahan
18
Konsep Dasar Pembinaan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran
KONSIL KEDOt