2008 - Penelitian Susu Formula Dilakukan 2003 (kliping)

Kfiping BeritalGsehatai^ &
PUBLIKSETJENDEPKES.
PUSATKOMUNIKASI
RI

iz95o
JL. H.R.d{suNA sAtDx€ KAv.4-eJAI(ARTA
Fax.(021)52i23002,52e50661
Tefp.(021)5223002,5?fl0746,52907417,52907118,52907119

r

, Jakafta, Pelita
Dalam sesi jumpa pers yang digelar oleh
Departemen
Komunikasi dan Informatika
,
(Depkominfo),di Jakarta,Jumat, DrSri Budi. arti yang berlaku sebagaijuru bicara pihak
Institut PertanianBogorflPB)menjelaskanpenelitian tentang susu formula bayi dilakukan

tahun 2003.

Penelitian IPB dilakukan pada tahun 2003
. dengansamplingsusq yang beredarpada saat
t itu, kata Sri, 'Uadi tentu saja produknya sekarang sudah tidak ada lag."
Dosendi Fakultas MIPAIPB ini menje,|askan
bahwa penelitian berjudul lengkap "Potensi
Kejadian Meningtis Pada Neonatus Akibat
Infeksi EnterobacterSakazakkiyang Diisolasi
Dari Makanan dan Susu Bayi" itu pertama
kali dilakukantahun 2003 atasbiayadari Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
"lalu pada tahun 2006 baru dipublikan di
jurnal ilmiah yang terakreditasi 'Food Processin$," kata perempuan berkerudung coklat
tersebut.
Ia pun menjelaskanbahwa IPB tidak berminatmembuat masyarakat resah gara-garahasil penelitian susu formula dan makanan bayi.
"Padaakhir tahun2007 , kami sebagaipenerima dana penelitian dari Depdiknas wajib
membuat seminar hasil penelitian kami masing-masing, dan di situs resmi IPB itulah kami iampilkan hasil penelitian tersebut," katanya.
Dalam situs resmi IPB (www.ipb.ac.id)terpampang berita tentang penelitian ini pada
tanggal I 5 Februari 2008, dan rupanya artikel
inilah yang memantik keresahan masyarakat
luas setelah berb"€ai media memberitakannya.
Berbeda dengan keterangan Sri, di artikel

itu disebutkan bahwa "Peneliti Fakultas Kedokteran Hewan IPB mengungkapkan sebanyak22,73persen susu formula (dari 22 sampel) dan 40 persen makanan bayi (dari 15

sampel) yang dipasarkan antara April Juni
2006 telah terkontaminasi bakteri Enterobacter Sakazakii."
Ini berarti keterangan Sri Udak sama dengan keterangan di artikel situs'resmi IPB,
terkait denganwaktu penelian, Sri menyebut
penelitian dilakukan tahun 2003 namun di
artjkel situs resmi disebut penelitian dilakukan pada tahun 2006.
Masih dikutip dari situs IPB, "Sampel makanan dan susu formulayang kami teliti berasal dari produk lokal," kata ketua tim peneliU
Dr Sri Estunigsih.
Di artikel itu disebutkan penelitian dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama,isolasi
dan identifikasi E.sakazakii dalan 22 sampel
susu formula dan 15 sampel makanan bayi.
Tahap kedua, menguji 12 isolat E.sakazahi
dari hasil isolasi dan kemampuannya menghasilkan enteroksin (racun)melalui uji sitolisis
(penghancuran sel).
Dari 12 isolatyang diujikan terdapat 6 isolat
yang menghasilkan enteroksin. Uji selanjutnya adalah menguji isolat tersebut pada kemampuan toksinnya setelah dipanaskan.
Ternyata ditemukan 5 dari 6 isolat tersebut
yang masih memiliki kemampuan sitolisis setelah dipanaskan.

"Penelitian inimenyimpulkan di Indonesia
terdapat susu formula dan makanan bayi
yang terkontaminasi oleh E. Sakazakii yang
menghasilkan enterotoksin tahan panas dan
menyebabkanenteritis, sepsisdan meningitis
pada bayi mencit. Dari hasil pengamatan histopatologisyang diperoleh masih dibutuhkan
penelitian senadayanglebih mendalamuntuk
mendukung hasil penelitian tersebut," dikutip
dari artikelyang sama.
"Namun harrs diingat juga bahwa semua
balcterimati musnah bila dicampur dalam air
yang suhunya di atas 70 derajat, sehingga
masyarakat seharusnyatidak perlu resah terhadap hasil penelitian ini," kata Sri. (ant/sal)

IHDOilESIA
SEHAT
mfi..