Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Museum Geologi Bandung

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Sejarah Museum Geologi Bandung

Museum Geologi erat hubungannya dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Indonesia yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh para ahli geologi dari benua Eropa. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya bahan tambang sebagai bahan dasar industri setelah negara-negara di kawasan Eropa mengalami revolusi industri di pertengahan abad ke-18. Setelah sekian lama memutar otak dan mengumpulkan informasi akhirnya wilayah Indonesia adalah wilayah tujuan yang prioritas dalam mendapatkan berbagai bahan galian penunjang revolusi industri di negara Eropa.

Sebelum menjadi suatu bangunan yang utuh, pada awalnya dilakukanlah penyelidikan geologi yang dimulai sejak tahun 1850 dimana lembaga yang mengkoordinasikan serta mengorganisasikan penyelidikan dan penelitian pada waktu itu dinamakan “Dienst Van Het Mijnwezen”. Pada tahun 1922 penyelidikan semakin berkembang pesat dan maju sehingga lembaga yang menaunginya itu berubah menjadi “Dienst Van Den Mijnbouw”. Lembaga ini bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumber daya mineral. Hasil penyelidikan yang berupa bebatuan, mineral, fosil, laporan penelitian dan peta geologis ternyata memerlukan tempat tersendiri untuk menyimpan dan


(2)

menganalisanya, sehingga pada tahun 1928 Dienst Van Den Mijnbouw

membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung.

Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian biasa disebut Geologisch Museum. Gedung Geologisch Laboratorium atau Geologisch Museum dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg dan dibangun selama 11 bulan dengan memerlukan tenaga kerja sebanyak 300 pegawai serta menghabiskan dana sebesar 400 Gulden. Pembangunan ini terhitung dari pertengahan tahun 1928 hingga tanggal 16 Mei 1929 dimana pada tanggal ini Geologisch Laboratorium atau Geologisch

Museum secara resmi dibuka. Peresmian tersebut bertepatan dengan

penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) yang dilaksanakan di Institut Teknologi Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929. Art Deco sendiri memiliki arti gaya bangunan peralihan dari klasik ke modern dimana memadu padankan gaya bangunan khas Belanda dengan Indonesia.

Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda atas Jepang pada perang dunia II, maka keberadaan Dienst Van Den Mijnbouw pun berakhir. Letjen. H. Ter Poorten yang waktu itu menjabat sebagai Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda menyerahkan teritorial Indonesia atas nama Pemerintah Kolonial Belanda kepada Jepang melalui Letjen. H. Imamura sebagai Panglima Tentara Jepang. Serah terima kekuasaan itu terjadi pada tahun 1942 di Kalijati - Subang.


(3)

Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia maka Gedung Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan pemerintah Jepang mengubah namanya menjadi KOGYO ZIMUSHO lalu berubah lagi menjadi CHISHITSU CHOSACHO setahun kemudian. Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945 maka pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Lalu pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Tanjung Priuk Jakarta dan sesampainya di Bandung mereka berniat untuk menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia.

Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang untuk mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang dimana para pekerjanya adalah para pegawai PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh para pegawai PDTG, pasukan Belanda pun mendirikan Geologische Dienst di tempat itu.

Banyaknya peperangan serta pertempuran, maka sejak Desember 1945 hingga Desember 1949 kantor PDTG terus berpindah-pindah. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen - dokumen hasil penelitian geologi sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung – Tasikmalaya- Solo –


(4)

Magelang – Yogyakarta lalu pada akhirnya berpindah lagi ke Bandung pada tahun 1950. Dalam usaha menyelamatkan dokumen - dokumen tersebut Kepala PUSAT JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI, Arie Frederik Lasut diculik dan dibunuh para tentara Belanda pada tanggal 7 Mei 1949. Beliau gugur di Yogyakarta sebagai bunga bangsa dalam rangka mempertahankan dokumen negara dibidang geologi.

Sejak saat itu Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah Republik Indonesia dan pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjungi oleh Presiden pertama Republik Indonesia yaitu Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) terus berganti nama dari mulai Djawatan Pertambangan Republik Indonesia ( 1950-1952 ), Djawatan Geologi ( 1952-1956 ), Pusat Djawatan Geologi ( 1956-1957 ), Djawatan Geologi ( 1957-1963 ), Direktorat Geologi ( 1963-1978 ), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi ( 1978 – 2005 ) lalu sejak tahun 2005 hingga sekarang terus disebut Pusat Survei Geologi.

Di tahun 1998 Museum Geologi Bandung mengalami rekonstruksi dimana pemerintah Jepang menyumbangkan dana sebesar 754,5 yen untuk biaya pembangunan Museum Geologi dan baru pada tanggal 22 Agustus tahun 2000 dibuka kembali untuk umum yang diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia pada saat itu yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri yang didampingi oleh Bpk. Soesilo Bambang Yudhoyono selaku Menteri Pertambangan dan Energi Republik Indonesia. Peresmian itu bertepatan dengan event International


(5)

Symposium yang bertemakan “Toward A Head : Geological Museum in Changing World” yang dihadiri oleh berbagai ahli bumi dari seluruh dunia.

Mulai tahun 2002 Museum Geologi melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor: 1725 tahun 2002 statusnya berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi di lingkungan Balitbang ESDM. Mulai akhir 2005 Museum Geologi berada dibawah naungan Badan Geologi bersama dengan terbentuknya Badan Geologi sebagai Unit Eselon I yang ada di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM). Guna lebih mengoptimalkan perannya sebagai lembaga yang memasyarakatkan ilmu geologi maka Museum Geologi juga mengadakan kegiatan – kegiatan seperti penyuluhan, pameran, seminarserta kegiatan survey lapangan untuk pengembangan peragaan dan dokumentasi koleksi.

Kebutuhan informasi yang kian meningkat, maka Museum Geologi pun melakukan berbagai perombakan dan pembenahan managemen, fasilitas dan pelayanan demi tercapainya tujuan Museum Geologi sbb :

1. Museum Geologi adalah jendela informasi ilmu kebumian yang aplikatif dan menyenangkan

2. Mengubah paradigma masyarakat terhadap museum khususnya bagi kalangan pelajar dan mahasiswa

3. Menjadikan Museum Geologi sebagai salah satu objek wisata geologi yang dapat tercapai.


(6)

Seiring dengan perkembangan zaman, maka Museum Geologi pun melakukan berbagai perombakan dari segi bangunan. Perombakan tersebut tidak menghilangkan ciri khas dari Museum Geologi dan tetap mempertahankan keasliannya, karena Museum Geologi termasuk salah satu dari heritage building.

Museum geologi juga memiliki visi dan misi untuk memajukan museum. Berikut visi dan misi Museum Geologi :

Visi : Terwujudnya sumber informasi geologi (dokumentasi-warisan geologi Indonesia)yang professional untuk masyarakat.

Misi Museum Geologi :

1. Memperagakan dan mengkomunikasikan koleksi museum 2. Menyediakan informasi dan materi edukasi geologi

3. Mendokumentasikan dan mengkonservasikan koleksi museum 4. Melakukan penelitian koleksi dan pengembangan museum 5. Melakukan pameran museum dan geologi

6. Melakukan penyuluhan dan sosialisasi geologi 7. Melakukan kerjasama dengan instansi dan sekolah 8. Melakukan pengelolaan museum secara professional 9. Memberikan pelayanan jasa permuseuman

Dibawah ini adalah beberapa foto yang menggambarkan perubahan serta perkembangan Museum Geologi dilihat dari segi bangunannya. Dibawah ini pula terdapat beberapa gambar yang memberikan penjelasan bahwasannya Museum


(7)

Geologi pernah dikunjungi oleh orang-orang penting dari seluruh dunia guna memperkaya ilmu di bidang geologi.

Gambar 1.1

Museum Geologi Tahun 1929

sumber : Dokumentasi Museum Geologi

Gambar 1.2

Peserta Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik


(8)

Gambar 1.3

Museum Geologi Dikunjungi oleh Ir. Soekarno

Sumber : Dokumentasi Museum Geologi

Gambar 1.4

Museum Geologi pada tahun 2010


(9)

1.2

Arti Logo Museum Geologi Bandung

Gambar 1.5

Logo Museum Geologi Bandung

Sumber : Dokumentasi Museum Geologi

Museum Geologi memilki logo seperti yang digambarkan diatas. Logo tersebut menganalogikan tentang keberadaan dan fungsi Museum Geologi yang erat kaitannya dengan segala aspek geologis. Logo pun digunakan pula sebagai bet di seragam para staf yang bekerja di Museum Geologi Bandung. Dibawah ini adalah makna dari logo di atas.

1. Gambar segitiga yang berada di paling atas melambangkan udara 2. Gambar segitiga yang berada di paling bawah melambangkan tanah 3. Gambar segitiga yang berada di sebelah kanan melambangkan api 4. Gambar segitiga yang berada di sebelah kiri melambangkan air

Udara, tanah, api dan air adalah segala aspek dan materi yang diteliti serta dikoleksi oleh Museum Geologi. Dimana keempatnya memiliki kekuatan masing-masing yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Selain itu Museum


(10)

Geologi pun memberikan informasi berupa pengetahuan seputar keempat aspek tersebut yang bisa dijadikan referensi pengetahuan para pengunjungnya

1.3

Sejarah Divisi Humas Museum Geologi Bandung

Museum Geologi adalah instansi milik pemerintah Indonesia. Tidak seperti perusahaan swasta yang memiliki divisi humas secara independent dimana humas bisa melakukan tugas dan kewenangan yang sesuai dengan tugas kehumasan. Museum Geologi memiliki divisi humas namun humasnya masih bersifat method of communication bukan state of being karena Museum Geologi berada dibawah naungan Badan Geologi dimana segala informasi, komunikasi dan tentunya kegiatan kehumasan berpusat pada Badan Geologi.

Humas Museum Geologi terbentuk pada tahun 2007 dimana kegiatan yang dilakukan belum banyak. Di tahun 2009 humas Museum Geologi mengalami pengembangan dimana kegiatan kehumasan semakin banyak dan beragam. Di tahun 2009 pulalah kegiatan kehumasan mulai aktif dilaksanakan. Walaupun bersifat method of communication namun Museum Geologi sejauh ini mampu menangani dengan baik segala kegiatan kehumasannya. Divisi humas di Museum Geologi dinamakan Divisi Humas dan Informasi.

Divisi Humas dan Informasi sangat erat dengan kegiatan Pelayanan Publik. Kegiatan pelayanan publik itu salah satunya adalah orientasi, memandu dan memberikan informasi yang jelas kepada para pengunjung Museum Geologi. Pelayanan Publik ini adalah salah satu pekerjaan divisi kehumasan dimana Pelayanan Publik ini adalah interaksi dan komunikasi secara langsung kepada


(11)

para pengunjung Museum Geologi dan merupakan front liner dalam memandu serta memfasilitasi para pengunjung Museum Geologi. Inti dari kegiatan Pelayanan Publik adalah memberikan informasi yang berguna bagi para pengunjung Museum Geologi.

Kegiatan kepemanduan berjalan ketika ada rombongan dari grup, sekolah atau universitas tertentu yang ingin dipandu oleh para pemandu mengenai seluk beluk dan segala informasi yang ada di Museum Geologi namun para pemandu pun bisa memandu para pengunjung secara individual jika para pengunjung memintanya.

Tidak sedikit staf dan karyawan Museum Geologi yang memiliki latar belakang pendidikan Ilmu Komunikasi sehingga mereka mampu memanfaatkan situasi, kondisi dan kesempatan yang ada menjadi sangat menguntungkan bagi Museum Geologi, walaupun divisi kehumasannya masih bersifat method of communication. Mereka mampu mengaplikasikan ilmu komunikasi yang didapat secara teoritis didalam praktek kerja mereka sehari-hari. Sehingga Museum Geologi bisa semakin eksis berkat kerjasama Divisi Humas. Ketika penyusun melakukan Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi, penyusun pun terlibat dalam rencana pengajuan proposal pembuatan divisi kehumasan yang bersifat


(12)

1.4

Struktur Organisasi Museum Geologi Bandung

Gambar 1.6

Struktur Organisasi Museum Geologi Bandung

Kepalak

Sumber : Sub Tata Usaha Museum Geologi

Kepala Museum Geologi

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Peragaan Seksi

Dokumentasi

Kelompok Jabatan Fungsional


(13)

1.5

Job Descriptions

Museum Geologi Bandung dikepalai oleh seorang kepala Museum Geologi dimana beliau mengepalai berbagai sub bagian dibawahnya.Berikut job descriptions MuseumGeologi :

1.5.1 Kepala Museum

Mengepalai dan bertanggung jawab atas segala kewajiban dan kegiatan yang ada di Museum Geologi.

1. Bertugas untuk mengordinasikan tugas-tugas yang diberikan kepada kepala-kepala seksi dibawahnya.

2. Menata managerial serta management di Museum Geologi.

3. Menginisiasi kerjasama dengan instansi terikat yang berkaitan dengan museum.

1.5.2 Bagian Tata Usaha

1. Menyusun perencanaan dan mengkordinasi kegiatan sub bagian.

2. Mengordinasikan segala kegiatan yang ada kaitannya dengan seksi-seksi lain baik di lingkungan Museum Geologi dan Pusat Survei Geologi.

3. Mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan sub bagian. 4. Melakukan pembinaan dan pengawasan personel tata usaha. 5. Memberikan penilaian DP3 kepada personel tata usaha.

6. Melaksanakan tugas lain / membantu pelaksanaan tugas-tugas Kepala UPT Museum Geologi.


(14)

1.5.3 Seksi Dokumentasi

1. Mengelola dan mendata koleksi batuan dan mineral yang diperoleh dari lapangan.

2. Mengelola dan mendata fosil moluska yang diperoleh dari lapangan dan koleksi museum.

3. Mendata dan menganalisis segala jenis mineral, moluska dan verteberata.

1.5.4 Seksi Peragaan

1. Mendata dan melayani reservasi pengunjung baik dari sekolah, universitas ataupun instansi lainnya.

2. Mengelola dan mengembangkan peragaan dari segi kualitas dan kuantitas.

1.5.5 Kelompok Jabatan Fungsional

1. Dianggap sebagai ujung tombak dari Museum Geologi. 2. Mengumpulkan angka kredit.

3. Membuat karya tulis yang dapat dijadikan referensi bagi kemajuan Museum Geologi.

4. Tidak bekerja secara structural.


(15)

1.6

Sarana dan Prasarana Museum Geologi Bandung

Museum Geologi Bandung pun dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk menunjang kepuasan dan kenyamanan pengunjungnya. Sarana dan prasarana tersebut akan dijelaskan pada table dibawah ini :

Tabel 1.1

Sarana-Sarana di Museum Geologi Bandung

No Nama / Jenis Jumlah Keterangan

1 Alat Peraga 12.000 Alat peraga di Museum Geologi berupa fosil-fosil tumbuhan, hewan, manusia purba, contoh asli bebatuan yang berasal dari bumi dan luar angkasa, papan informasi pengetahuan yang dipajang di seluruh ruangan Museum Geologi, etalase 2 dimensi kontur bumi dan pegunungan, etalase replika pertambangan minyak dll.

2 TV Plasma 4 Di Museum Geologi terdapat beberapa tv

plasma untuk menunjang para pengunjung mengetahui informasi pengetahuan di Museum Geologi. TV Plasma adalah media audio visual agar pengunjung lebih puas, lebih jelas dan lebih tertarik dengan informasi yang


(16)

disediakan oleh Museum Geologi.

3 Komputer

Touch Screen

2 Seiring dengan perkembangan zaman maka Museum Geologi melengkapi sarana penunjang transformasi pengetahuan dengan komputer touch screen. Informasi di touch screen ini beragam dan lengkap dari a-z, seperti searah Museum Geologi, koleksi apa saja yang ada di Museum Geologi, fasilitas apa saja yang ada di Museum Geologi hingga kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Museum Geologi Bandung.

4 Tempat

Duduk

4 Museum Geologi menyediakan tempat duduk didalamnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pengunjung duduk di lantai, di tangga bahkan duuk di jendela Museum. Tidak dipungkiri para pengunjung yang duduk sembarangan akan menghalangi jalannya pengunjung lainnya bahkan “merusak pemandangan” di Museum Geologi Bandung.

5 Lift 1 Selain tangga untuk menuju ke lantai dua maka

Museum Geologi pun menyediakan lift. Setiap harinya Museum Geologi dikunjungi ratusan


(17)

pengunjung sehingga lalu lintas di tangga pun terkadang kacau. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka disediakanlah lift. Selain untuk memudahkan pengunjung, dengan bantuan lift pulalah maka lalu lintas di tangga tidak begitu padat dan terlihat tertib.

6 Layar Lebar 1 Layar lebar ini berada di Auditorium Museum

Geologi Bandung yang berfungsi sebagai sarana audio visual bagi para pengunjung Museum Geologi Bandung untuk menonton film yang tentunya berkaitan dengan geologi.

7 Pengeras

Suara

2 Pengeras suara di Museum Geologi Bandung ada dua jenis. Ada pengeras suara yang biasa digunakan pemandu untuk memberikan informasi pengetahuan kepada pengunjung agar terdengar lebih keras dan jelas dan ada pengeras suara untuk mengumumkan beberapa informasi pendek kepada pengunjung Museum Geologi seperti adanya barang yang tertinggal, pengumuman pemberitahuan untuk menonton film di Auditorium Museum Geologi dll.


(18)

Pemandu sebagai sarana mengkomunikasikan pengetahuan kepada pengunjung agar para pengunjung bisa berinteraksi secara langsung. Para staf pemandu ini secara otomatis memandu para rombongan dari grup, dari berbagai sekolah serta universitas dan bisa memandu secara perorangan jika diminta. Para staf pemandu ini memiliki skill bilingual yaitu mampu berbahasa Indonesia dan Inggris karena pengunjung yang mengunjungi Museum Geologi Bandung tidak hanya orang Indonesia saja namun ada turis asing dengan bahasa Inggris sebagai grand language

mereka.

9 Staf

Resepsionist

2 Resepsionist adalah sarana bagi para

pengunjung untuk memberitahukan informasi secara general yang ditanyakan oleh pengunjung. Seperti contohnya dimana ruang Auditorium Museum Geologi, jam berapa film biasa diputar dll.

10 Buku

Panduan

100 Museum Geologi pun mencetak buku panduan yang dijual di ruang souvenir. Isi buku


(19)

panduan ini pun lengkap untuk melengkapi informasi pengetahuan yang telah pengunjung lihat di dalam Museum Geologi Bandung. Buku panduan adalah sarana visual dimana Museum Geologi berinisiatif mencetak buku panduan agar otak para pengunjung pun diajak untuk berfikir, berimajinasi dan bekerja lebih baik, karena dengan membaca otak akan semakin terasah untuk bekerja lebih baik.

11 Leaflet 500 Museum Geologi Bandung pun mencetak

leaflet untuk dibaca para pengunjung. Uniknya

leaflet yang dicetak menginformasikan

mengenai segala museum yang ada di Indonesia. Melalui leaflet inilah pengunjung memiliki referensi museum apa saja yang bisa mereka kunjungi.

12 AC, CCTV,

Hydrant

AC: 3 CCTV: 10

Hydrant: 5

Demi kenyamanan para pengunjung maka Museum Geologi melengkapi kenyamanan tersebut dengan adanya AC yang dipasang di seluruh Museum Geologi. Kenyamanan semakin sempurna dengan dipasangnya CCTV Camera untuk memantau para pengunjung


(20)

demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan berbau negative. Hydrant pun berfungsi untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran di dalam Museum Geologi Bandung.

13 Etalase Kaca & Miniatur

52 Etalase kaca berfungsi sebagai sarana untuk mendokumentasikan serta mengamankan koleksi-koleksi Museum Geologi agar tidak hilang, tidak rusak dan terjaga kondisi fisiknya. Miniatur mini adalah sarana pengetahuan 2 dimensi dimana miniature yang ada di Museum Geologi dibuat dalam skala yang dikecilkan namun tidak mengurangi fakta pada kenyataannya. Seperti contohnya miniatur Pertamina dimana miniatur ini berisikan bentuk dan keadaan perminyakan Pertamina itu seperti apa.


(21)

Museum Geologi pun dilengkapi dengan prasarana yang menunjang sarana yang ada. Prasarana lebih merujuk pada ruangan apa saja yang terdapat di Museum Geologi dan dibawah ini adalah berbagai prasarana yang terdapat di Museum Geologi. Prasarana-prasarana tersebut akan dijelaskan melalui tabel sbb :

Tabel 1.2

Prasarana-Prasarana di Museum Geologi Bandung

No Nama / Jenis Jumlah Keterangan

1 Auditorium

Museum Geologi

1 Auditorium Museum Geologi menyerupai bioskop dimana para pengunjung bisa menonton film yang berhubungan dan disediakan oleh Museum Geologi Bandung. Auditorium ini dilengkapi dengan AC, pengatur suara, layar lebar dan kursi yang nyaman sebanyak 200 buah.

2 Ruangan

Orientasi

1 Ruangan orientasi adalah ruangan untuk menyambut para pengunjung yang datang yang menyerupai loby. Ruangan orientasi ini dimanfaatkan untuk memberitahukan peraturan di Museum Geologi Bandung, sejarah singkat dan informasi secara general di Museum Geologi dan fasilitas apa saja yang bisa dinikmati oleh pengunjung dimana informasi ini


(22)

dikemas dalam sambutan kepada pengunjung yang datang.

3 Ruangan

Peraga Sejarah Kehidupan

1 Ini adalah ruangan yang berisikan informasi pengetahuan berupa bagaimana sejarah kehidupan yang ada di muka bumi ini. Ruangan ini merupakan ruangan sayap timur di Museum Geologi Bandung. Disini para pengunjung bisa melihat dan membaca keterangan mengenai berbagai pengetahuan yang berhubungan dengan manusia, hewan dan tumbuhan. Di ruangan ini pula bisa dilihat berbagai fosil dan

replica manusia, hewan dan tumbuhan purba dari berbagai negara di dunia serta fosil apa saja yang ditemukan di wilayah Indonesia.

4 Ruangan

Peraga Geologi Indonesia

1 Ini adalah ruangan yang berisikan informasi pengetahuan berupa asal mula bumi terbentuk, kontur wilayah Indonesia, berbagai contoh bebatuan yang berasal dari bumi dan luar angkasa, keterangan mengenai survey geologi dan informasi gunung api di Indonesia. Ruang peraga ini terletak di sayap barat Museum Geologi Bandung.


(23)

5 Ruangan Peraga

Geologi untuk Kehidupan Manusia

1 Ruangan ini adalah aplikasi dari kegiatan geologi, benda-benda geologi serta hasil geologi, dimana benda-benda dan hasil geologi bisa sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia bahkan sangat menguntungkan untuk manusia. Seperti contohnya pemanfaatan bahan galian, pertambangan mineral dan energi dll. Di ruangan ini pula dijelaskan mengenai bencana alam yang terjadi secara rinci yang berfungsi agar masyarakat tahu bencana alam apa saja yang mungkin terjadi di muka bumi ini serta penanganan seperti apa ketika bencana alam itu menimpa.

6 Ruangan

Kerja

1 Di dalam Museum Geologi terdapat satu ruangan kerja yang diisi oleh Humas Museum Geologi Bandung dan ruangan kerja lainnya tersebar di area Museum Geologi yang lainnya.

7 Rest Room 1 Rest Room ini adalah ruangan untuk pemandu biasa bekerja, beristirahat dan berkumpul. Ruangan ini pun merangkap ruangan pemantaun CCTV.


(24)

Audio Visual sayap barat Museum Geologi. Ruangan ini pun bukan ruangan untuk dikunjungi pengunjung. Ruangan ini berfungsi untuk membuat website

Museum Geologi Bandung dan berbagai aspek yang erat kaitannya dengan dunia multi media.

9 Ruangan

Souvenir

1 Ruangan souvenir adalah ruangan untuk menjual cindera mata khas dari Museum Geologi Bandung. Ruangan ini pun dilengkapi dengan dijualnya makanan dan minuman untuk pengunjung serta dapat juga dijadikan ruang istirahat bagi para pegawai ataupun pengunjung yang ingin bersantai / berduduk-duduk.

10 Ruangan

Penyimpanan, Penelitian dan Pembuatan Replika

1 Ruangan ini adalah ruangan untuk meneliti dan menyimpan koleksi hasil temuan. Ruangan ini pun adalah ruangan tempat pembuatan replica

suatu fosil tertentu. Ruangan ini tidak dibuka untuk dikunjungi pengunjung untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Ruangan ini sangat privacy dimana staf tertentu saja yang boleh masuk. Pengunjung bisa melihat hasil temuan dan koleksi Museum Geologi ketika koleksi tersebut sudah dipajang


(25)

di ruangan peraga yang ditujukan untuk umum.

11 Perpustakaan 1 Museum Geologi memiliki perpustakaan

dimana buku-buku yang ada tentunya berbau geologi. Buku-buku yang ada rata-rata peninggalan zaman Belanda dan Jepang. Bahasa yang digunakan pada koleksi buku yang tersedia rata-rata berbahasa Inggris, Jepang dan Belanda.

12 Masjid 1 Di lingkungan Museum Geologi berdiri sebuah

masjid yang bisa digunakan pengunjung dan staf Museum Geologi untuk beribadah, mesjid ini memiliki nama Masjid Al-Hidayah.

13 Toilet Pria dan Wanita

2 Toilet antara pria dan wanita di Museum

Geologi terpisah demi kenyamanan pengunjung yang lebih baik. Toilet wanita ada di sayap barat Museum Geologi dan toilet pria ada di sayap timur Museum Geologi Bandung.

14 Tempat

Parkir

3 Museum Geologi memiliki lahan parkir yang luas bagi pengunjung yang membawa kendaraan baik motor ataupun mobil. Lahan parkir yang terorganisasi akan menambah kenyamanan pengunjung untuk mengunjungi Museum


(26)

Geologi Bandung.

Sumber : Dokumen Pribadi

1.7

Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan

1.7.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi yang merupakan salah satu bangunan yang bersifat heritage / heritage building dimana Museum Geologi ini secara spesifik terletak di Jln. Diponegoro No 57 Tlp: (022) 7213822 Fax: (022) 7213934 E-mail: museumgeologi@grdc.esdm.go.id Bandung-Jawa barat

1.7.2 Waktu PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan selama 30 hari terhitung sejak 11 Juli 2011 hingga 14 Agustus 2011. Hari kerja untuk Museum Geologi Bandung itu dimulai dari hari Senin hingga Minggu dan hari libur untuk Museum Geologi adalah hari Jumat serta hari libur nasional. Jam kerja Museum Geologi Bandung untuk hari Senin hingga Kamis terhitung dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB dan untuk jam kerja di hari Sabtu dan Minggu terhitung dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.


(27)

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

2.1 Aktivitas Praktek Kerja Lapangan

Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan selama 30 hari terhitung dari tanggal 11 Juli 2011 yang bertepatan dengan hari Minggu hingga 14 Agustus 2011. Hari kerja untuk Museum Geologi terhitung dari hari Senin hingga Jumat dimana hari libur untuk Museum Geologi adalah hari Jumat. Jam kerja untuk Museum Geologi dari hari Senin hingga Kamis terhitung dari pukul 08.30 WIB hingga pukul 15.00 WIB dan di hari Sabtu dan Minggu terhitung dari pukul 08.30 WIB hingga 13.00 WIB.

Dibawah ini adalah aktivitas selama 30 hari penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi Bandung yang terhitung dari tanggal 11 Juli 2011 hingga 14 Agustus 2011. Aktivitas yang dilakukan penulis berupa kegiatan rutin dan kegiatan insidentil yang berhubungan dengan ilmu komunikasi yang di aplikasi dengan kegiatan-kegiatan selama penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi Bandung yang dengan di damping dan diarahkan Pembimbing selama Praktek Kerja Lapangan.


(28)

Tabel 2.1

Aktivitas Kerja Selama PRAKTEK KERJA LAPANGAN

No Hari&Tanggal Aktivitas Keterangan

Rutin Insidentil

1 Senin 11 Juli 2011 Perkenalan Insidentil 2 Selasa 12 Juli 2011 Memperhatikan

Pemanduan

Rutin

3 Rabu 13 Juli 2011 Membuat questioner Insidentil 4 Kamis 14 Juli 2011 Membuat laporan data Rutin 5 Sabtu 16 Juli 2011 Menyebarkan Quesioner Insidentil 6 Minggu 17 Juli 2011 Membuat Kliping Insidentil 7 Senin 18 Juli 2011 Menganalisa Berita

Kliping

Insidentil

8 Selasa 19 Juli 2011 Menyebarkan lembar saran Insidentil 9 Rabu 20 Juli 2011 Menganalisa lembar saran Insidentil 10 Kamis 21 Juli 2011 Interaksi pengunjung,

mewawancarai


(29)

pengunjung

11 Sabtu 23 Juli 2011 Sharring dan berbincang dengan Kepala Museum Geologi

Insidentil

12 Minggu 24 Juli 2011 Membuat brosur mengenai Taman Batu

Insidentil

13 Senin 25 Juli 2011 Memandu rombongan Rutin 14 Selasa 26 Juli 2011 Merenanakan suatu event Insidentil 15 Rabu 27 Juli 2011 Melanjutkan pembahasan

event

Insidentil

16 Kamis 28 Juli 2011 Membuat proposal kegiatan

insidentil

17 Sabtu 30 Juli 2011 Pelayanan publik Melakukan pemanduan

Rutin Rutin 18 Minggu 31 Juli 2011 Belajar memandu

pengunjung

Rutin

19 Senin 1 Agustus 2011 Kunjungan ke museum Konferensi Asia Afrika


(30)

20 Selasa 2 Agustus 2011 Konsultasi dan sharring komunikasi dengan

pembimbing Praktek Kerja Lapangan dari museum geologi

Insidentil

21 Rabu 3 Agustus 2011 Sharring mengenai pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan

Insidentil

22 Kamis 4 Agustus 2011 Membedah metode penelitian kualitatif dan kuantitatif

Insidentil

23 Sabtu 6 Agustus 2011 Pelayanan publik Rutin 24 Minggu 7 Agustus 2011 Kunjungan ke Museum

Sribaduga

Insidentil

25 Senin 8 Agustus 2011 Mendata ulang Materi untuk laporan Praktek Kerja Lapangan

Rutin


(31)

27 Rabu 10 Agustus 2011 Membuat bulletin “diggieng Fosil”

Insidentil

28 Kamis 11 Agustus 2011 Pelayanan Publik Rutin 29 Sabtu 13 Agustus 2011 Berbincang ringan dengan

pembimbing Praktek Kerja Lapangan dari Museum Geologi

Insidentil

30 Minggu 14 Agustus 2011

Menyerahkan semua tugas yang telah selesai dan perpisahan

Insidentil

Sumber : Dokumen Pribadi

2.2 Deskripsi Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

2.2.1 Deskripsi Kegiatan Rutin

1. Memperhatikan Pemanduan

Pemanduan adalah interaksi secara langsung kepada pengunjung dengan pemilihan bahasa dan kata-kata yang tepat dimana komunikasi dilakukan secara baik dengan memberikan informasi yang benar, tepat dan jelas sehingga makna komunikasi tidak menjadi ambigu, mampu mengubah sikap dan pemikiran orang lain serta apa yang diucapkan oleh kita mampu diterima dengan baik oleh orang lain.


(32)

Memperhatikan pemanduan merupakan kegiatan yang penting dilakukan agar penulis mampu melihat, mencontoh dan melakukan improvisasi pada pemanduan yang sebenarnya. Kegitan memperhatikan pemanduan ini tidak hanya sekedar melihat saja namun dipahami, dianalisis dan dicari kelemahannya agar proses pemanduan yang sebenarnya bisa berjalan baik.

2. Mewawancarai Pengunjung

Penulis diajak untuk berinteraksi secara langsung dalam rangka mewawancarai pengunjung seputar Museum Geologi, dimana opini mereka dikomunikasikan kembali kepada pembimbing Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi. Disini penulis berlatih untuk berkomunikasi secara baik, harus memutar otak dalam penggunaan kalimat yang tepat untuk berkomunikasi dalam rangka mewawancarai pengunjung sehingga komunikasi berjalan secara efektif.

Opini yang didapat melalui wawancara ini bisa menjadi masukan yang sangat baik untuk Museum Geologi agar Museum Geologi bisa semakin berjaya. Opini yang dilontarkan pengunjung tentunya beragam dan opini inilah yang bisa membantu Museum Geologi menyempurnakan apa yang telah dicapainya.

3. Interaksi Pengunjung

Interaksi pengunjung adalah kegiatan rutin dan wajib bagi penulis. Interaksi pengunjung ini sekaligus melatih diri penulis untuk beradaptasi secara cepat dengan berbagai kalangan baik itu anak-anak, orang dewasa maupun orang yang lebih muda dari penulis.

Interaksi pengunjung ini melatih penulis menghilangkan padding ketika berbicara serta mampu memanfaatkan waktu yang disediakan untuk menggali


(33)

informasi dari pengunjung melalui komunikasi yang efektif. Interaksi pengunjung harus memperhatikan aspek psikologi dalam berkomunikasi karena kegiatan ini adalah kegiatan berinteraksi secara nyata / langsung dengan pengunjung yang beragam kepribadiannya.

4. Mewawancarai Turis Asing

Melakukan wawancara kepada pengunjung Museum Geologi adalah salah satu bentuk pelayanan publik kepada pengunjung, untuk memperkaya skill penulis dalam berkomunikasi maka penulis diwajibkan melatih skill bahasa Inggris melalui wawancara dengan para turis asing.

Hal ini dimaksudkan agar penulis semakin fasih dalam berbahasa Inggris sebagai penunjang dalam berkarier. Kegiatan ini mengharuskan penulis berbicara dengan jelas dan mampu “mendengarkan, menyikapi dan memahami” secara lebih baik, karena rata-rata orang asing sangat frontal dalam beropini ataupun berkata-kata.

5. Merencanakan Event

Rencana diadakannya Pameran Buku Murah sudah menjadi perbincangan sejak lama para anggota di divisi humas. suatu acara tidak bisa langsung spontan digelar namun perlu diadakannya perencanaan dan pembicaraan yang lebih mendalam / mendetil agar event pun berjalan lancar dan sesuai yang diharapkan / direncanakan. Penulis harus mampu mendengarkan dengan lebih baik apa yang diinginkan oleh lawan bicara dalam kegiatan perencanaan ini.

Sebagai feedback maka penulis diberi kebebasan dalam beropini, berargumen, mengemukakan pendapat, saran, kritik serta solusi demi tercapainya


(34)

event ini. Disini penulis belajar untuk selalu bersemangat, sportif, optimis dan mampu memotivasi rekan kerja ketika mereka merasa “down”.

Komunikasi memang sangat penting dalam urusan pekerjaan namun perhatian-perhatian yang diberikan kepada rekan kerja akan semakin mengeratkan rasa persaudaraan serta mengeratkan semangat dan motivasi dalam bekerja. Disini penulis pun belajar mengenai partnership dan friendship, karena tidak selamanya hubungan pekerjaan bersifat formal namun harus memadu padankan unsur non formal agar partnership semakin erat.

6. Pembahasan Event Pameran Buku Murah

Melanjutkan pembahasan event Pameran Buku Murah adalah salah satu aspek tindak lanjut dari proses perencanaan. Penulis mencoba menganalisis dan memberikan saran tentang sebuah desain dari brosur yang telah dibuat dimana brosur tersebut berisikan informasi tentang pameran buku yang akan dilaksanakan.

Penulis mecoba memberikan saran yang terbaik agar brosur tersebut menjadi media penghubung yang baik dan menarik antara Museum Geologi dengan masyarakat. Seperti yang kita ketahui program kehumasan sangat berkaitan erat dengan media iklan seperti brosur sehingga brosur pun harus dibuat semenarik mungkin agar tujuan yang dikehendaki bisa tercapai.

7. Pelayanan Publik

Pelayanan publik yang dilakukan adalah kegiatan orientasi pengunjung. Orientasi pengunjung adalah penyambutan pengunjung di loby Museum Geologi dimana penulis harus memberikan informasi kepada pengunjung dalam


(35)

rombongan atau grup. Informasi yang diberikan berupa apa saja fasilitas yang ada di Museum Geologi Bandung, peraturan serta kebijakan yang ada di Museum Geologi.

Orientasi ini adalah latihan berkomunikasi kepada khalayak serta aplikasi nyata dari public speaking. Penulis dilatih untuk percaya diri, mengurangi

padding dalamberbicara serta berkomunikasi dengan baik kepada khalayak dari berbagai usia dan kalangan. Melalui kegiatan ini rasa percaya diri penulis semakin terlatih. Pemandu pun memberikan tips untuk meminimalisir kesalahan berbicara dan bagaimana solusi yang harus dilakukan ketika terjadi salah berbicara.

Pemandu pun memberikan arahan dan memperingatkan penulis agar ketika berbicara tidak hanya tegap bagaikan patung melainkan harus memainkan tangan agar pengunjung tidak seperti datang ke acara formal. Masukan inilah yang sangat berguna bagi penulis untuk bisa mempraktekannya lebih baik disaat presentasi di kelas, bernegosiasi dengan client ketika sudah bekerja dll.

8. Berlatih Memandu

Penulis diberikan seorang pemandu sebagai guide untuk persiapan pemanduan yang sebenarnya di kesempatan berikutnya. Pemandu tersebut bertugas memberikan trik, tips dan strategi untuk memandu yang baik. Penulis memilih ruangan peraga Sejarah Kehidupan karena penulis lebih tertarik memandu di ruangan tersebut dan menyenangi informasi yang ada pada ruangan tersebut.

Ruang peragaan Sejarah Kehidupan memiliki berbagai koleksi manusia, hewan dan tumbuhan purba. Daya tarik pada ruangan ini adalah fosil replica dari


(36)

T-Rex dalam ukuran yang sebenarnya dan penulis memulai guide ini dengan mencatat apa yang dibicarakan oleh pemandu dengan sedikit berimprovisasi.

9. Praktek Pemanduan

Penulis melakukan pemanduan kepada grup anak-anak sekolah yang rata-rata adalah anak-anak SMP. Penulis harus menjelaskan berbagai informasi yang terdapat di ruang peragaan Sejarah Kehidupan. Disini penulis harus memilah dan memilih kata yang tepat untuk dikomunikasikan agar bisa diterima oleh para grup anak-anak SMP, karena sebagai pemandu, penulis harus mampu membedakan cara berkomunikasi dan mampu memilih kata yang tepat agar komunikasi yang dilakukan berlangsung efektif.

10.Melihat Pemanduan Bahasa Inggris

Penulis diwajibkan untuk memperhatikan dan mempelajari cara memandu dalam bahasa Inggris karena pengunjung yang datang adalah para turis asing dengan grand language Inggris serta para grup anak-anak dari sekolah internasional dimana mewajibkan untuk selalu berbahasa Inggris. Para pemandu pun memberikan berbagai tips, trik dan strategi pemanduan dalam berbahasa Inggris yang diharapkan agar skill berbahasa inggris dalam memandu bisa terus dipergunakan.

11.Menjadi Front Liner Museum Geologi

Menjadi front liner adalah salah satu bentuk dari kegiatan pelayanan publik. Disini penulis tidak hanya harus berdandan rapi namun harus menguasai informasi umum di Museum Geologi agar pengunjung merasa puas dengan informasi yang diberikan. Peran sebagai front liner sangat penting dalam


(37)

pembangunan citra Museum Geologi karena pelayanan yang ramah, murah senyum, penguasaan informasi yang baik dan mampu menjawab pertanyaan pengunjung secara jelas serta rinci akan membuat pengunjung menjadi senang, puas dan tidak sia-sia mengunjungi Museum Geologi.

2.2.2 Deskripsi Kegiatan Insidentil

1. Perkenalan

Penulis melakukan perkenalan dengan seluruh staf Museum Geologi dan diberikan pengarahan secara umum mengenai peraturan, tata tertib dan kebijakan di Museum Geologi untuk Praktek Kerja Lapangan. Penulis dikenalkan dengan Mas Lutfi Zulkifli dan Mas Danang Hadiputro yang ditugaskan oleh Ibu Tina selaku Kepala Tata Usaha untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama 30 hari ke depan untuk keperluan Praktek Kerja Lapangan.

Kebetulan sekali Mas Danang dan Mas Lutfi memiliki latar belakang pendidikan ilmu komunikasi dari Universitas Padjajaran yang nantinya bisa mengarahkan Praktek Kerja Lapangan penulis sesuai dengan job desk kehumasan. Pada hari ini penulis Praktek Kerja Lapangan hingga pukul 16.00 WIB.

2. Menganalisis Pemanduan

Penulis diajak untuk menganalisis pemanduan dan para pemandunya dilihat dari cara ia memberikan informasi, kejelasan suara, kalimat dan berbicara, cara berpakaian, gesture, body language, etika, sikap ketika berkomunikasi,


(38)

senyuman yang diperlihatkan kepada pengunjung saat memandu dan kesiapan mental serta fisik para pemandu.

Disini penulis diajak untuk menganalisis cara memandu seluruh pemandu yang melakukan pemanduan pada hari itu. Diharapkan penulis mampu mengambil keuntungan dari proses penganalisisan pemanduan terutama keuntungan di aspek komunikasi.

3. Membuat Kliping

Penulis ditugaskan untuk membuat kliping seputar informasi mengenai Museum Geologi dan berbagai berita lainnya yang berhubungan dengan geologi. Penulis mendapatkan informasi tersebut dari media cetak dan elektronik seperti internet. Penulis pun meminjam referensi dari Kepala Tata Usaha Museum Geologi yang menyediakan berbagai berita geologi untuk melengkapi kliping yang ditugaskan.

Penulis dituntut untuk kreatif dalam pembuatan kliping yang sesuai dengan aturan serta tata cara pembuatan kliping sehingga kliping tidak dibuat asal-asalan karena tugas seorang humas adalah membuat kliping yang sesuai dengan aturan pembuatan kliping. Pembuatan kliping melatih penulis untuk lebih kreatif dan inovatif dalam membuat sesuatu serta mengatasi masalah karena orang-orang dari jurusan komunikasi adalah orang-orang yang kreatif dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah.


(39)

4. Menganalisis Kliping

Setelah membuat kliping maka penulis harus menganalisis berita di kliping itu. Penulis diwajibkan menganalisis berita dalam kliping tersebut dengan menggunakan teori komunikasi yang ada. Penulis menggunakan teori SWOT atau

Strengths, Weakness, Opportunities, Treats untuk menganalisis berita pada kliping tersebut. Selain menganalisis penulis pun harus memberikan saran dan solusi agar Museum Geologi semakin jaya, maju dan eksis.

5. Menyebarkan Lembar Saran

Menyebarkan lembar saran dan kritik yang disediakan Museum Geologi adalah kegiatan insidentil di Museum Geologi karena informasi yang lebih detil bisa dilakukan dengan melakukan wawancara yang mendalam dengan para pengunjung di Museum Geologi.

Lembar ini berfungsi sebagai masukan, saran dan kritik yang membangun untuk Museum Geologi agar Museum Geologi bisa semakin baik, eksis, berjaya dan menjadi pilihan utama masyarakat untuk melaksanakan kegiatan edutainment.

6. Menganalisis Lembar Saran

Analisis lembar saran tentunya dilihat dari berbagai aspek seperti pentingnya disebarkannya lembar saran agar Museum Geologi bisa semakin maju. Diharapkan latihan menganalisis ini mampu menajamkan otak penulis dalam menganalisis dan mengartikan suatu masalah serta mampu mengasah skill dalam menulis.


(40)

7. Sharring dengan Kepala Museum Geologi

Pada kesempatan ini penulis terlibat perbincangan dengan Kepala Museum Geologi Bandung yaitu Bpk.Ir.S.R Sinung baskoro M.si yang didampingi oleh Humas dari Museum Geologi yaitu Bpk. Awan Gunawan. Disini penulis diberikan contoh-contoh museum dunia yang dijadikan acuan oleh Museum Geologi untuk meraih kesuksesan.

Sharring ini semakin membuka wawasan penulis agar tidak malu untuk mencontoh pihak lain dalam hal yang positif demi tercapainya suatu kesuksesan dengan syarat tidak menjadi plagiator seutuhnya karena hal tersebut bisa merugikan pihak internal dan pihak lainnya.

Sharring ini mampu melatih penulis mengenai bagaimana komunikasi yang baik dan pantas dilakukan kepada atasan agar komunikasi yang terjalin adalah komunikasi dua arah yang efektif.

8. Membuat Proposal

Membuat proposal adalah kegiatan penting yang dilakukan suatu instansi atau perusahaan untuk mengkomunikasikan maksud, ide, rencana ataupun gagasan. Penulis dilatih membuat proposal penyelenggaraan suatu kegiatan dimana penulis diarahkan agar lebih baik dalam membuat proposal.

Penulis pun diberi contoh bagaimana struktur proposal yang baik dan benar serta diarahkan untuk proaktif dalam menganalisis proposal ataupun memberikan saran mengenai suatu proposal. Disini penulis bisa mengambil dua keuntungan secara sekaligus yaitu penulis menjadi tahu dan semakin mengerti


(41)

bagaimana pembuatan proposal yang baik dan penulis pun diajarkan untuk selalu proaktif dalam berbagai kesempatan untuk hasil yang lebih baik lagi.

9. Mendampingi Pemandu

Penulis mencoba melakukan pelayanan publik untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Penulis menemani pemandu agar bisa lebih dekat dengan pengunjung yang datang dengan cara memberikan informasi secara individual kepada mereka.

Transformasi informasi secara individual ini dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris dengan mencoba berkomunikasi dengan grup TK internasional dari Jakarta dimana anak-anak sangat antusias datang ke Museum Geologi. Mereka sangat proaktif dalam bertanya sehingga ini adalah kesempatan bagi penulis untuk melatih skill berbahasa Inggris.

10.Konsultasi Komunikasi

Pada hari ini penulis berkonsultasi dan sharring pengalaman mengenai dunia komunikasi dengan Mas Danang, Mas Lutfi dan Mas Dedy. Hari ini dimanfaatkan penulis untuk bertanya mengenai seluk beluk dunia komunikasi, media komunikasi, teori komunikasi, teknik komunikasi dll serta aplikasi dari ilmu komunikasi dalam dunia kerja yang sebenarnya.

Disini penulis menjadi tahu apa saja yang menjadi penghambat dalam komunikasi sehingga kesalahan bisa terjadi seperti pertikaian dll. Sharring ini pun adalah sarana mendekatkan diri dengan rekan kerja dimana kedekatan ini bisa berdampak positif seperti terbukanya peluang karier yang lebih baik lagi. Sharring


(42)

mungkin terjadi di dunia kerja dimana mereka tidak lupa memberikan saran dan solusi untuk mengatasinya.

11.Konsultasi Laporan Praktek Kerja Lapangan

Penulis mulai melakukan konsultasi mengenai pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan dan proaktif bertanya agar informasi yang didapat untuk pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan tidak salah. Pembimbing Praktek Kerja Lapangan dari Museum Geologi pun mengarahkan secara perlahan namun pasti agar lebih mudah mengerjakan laporan ini. Penulis pun diperlihatkan contoh laporan Praktek Kerja Lapangan milik Mas Lutfi Zulkifli sebagai referensi pengetahuan yang nantinya bisa berguna ketika penulis mengerjakan laporan Praktek Kerja Lapangan tersebut.

12.Membedah Metode Penelitian

Praktek Kerja Lapangan dipergunakan penulis untuk membedah mengenai metode penelitian kualitatif dan kuantitatif sebagai penunjang pembuatan skripsi. Disini Mas Danang dan Mas Lutfi menjelaskan secara rinci mengenai metode penelitian kualitatif dan kuantitatif yang mereka kerjakan untuk skripsi mereka.

Disini penulis diberikan berbagai arahan dan catatan penting mengenai metode penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk persiapan skripsi. Penulis diwajibkan proaktif bertanya dan penulis pun harus mampu mendengarkan dengan baik agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan isi pesan.

13.Kunjungan ke Museum-museum lain di Kota Bandung

Penulis mencoba mengikuti acara yang diselenggarakan oleh Museum Geologi yaitu kunjungan ke museum yang ada di kota bandung. Penulis


(43)

menemani pemandu agar bisa lebih dekat dengan pemandu dengan. Museum yang peneliti kunjungi adalah Museum Konferensi Asia Afrika dan Museum Sribaduga. Kunjungan ini bertujuan untuk sebuah perbandingan antara Museum Geologi dan Museum Lainnya.

14.Mendata Ulang

Melakukan pendataan ulang apa saja yang dibutuhkan untuk materi pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan. Penulis mendata apapun yang ada kaitannya dengan laporan Praktek Kerja Lapangan. Penulis mendata fasilitas, sarana, prasarana, kegiatan yang dilakukan di Museum Geologi dll. Hal ini dilakukan agar data terorganisasi dengan baik sehingga memudahkan penulis dalam mengerjakan laporan Praktek Kerja Lapangan. Penulis pun berkesempatan untuk sharring mengenai humas yang method of communicationdan humas yang state of being.

15.Berbincang Ringan

Hari ini adalah hari terakhir penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan. Penulis tidak melakukan kegiatan kerja dan hanya berbincang ringan dengan pembimbing Praktek Kerja Lapangan penulis selama di Museum Geologi. Perbincangan ringan ini tentunya kembali membahas tentang humas yang bersifat

state of being dan method of communication, perbincangan mengenai feedback

dan keuntungan apa saja yang bisa diambil ketika Praktek Kerja Lapangan, informasi dan data yang seperti apa yang sekiranya dibutuhkan dll. Tidak lupa di akhir penulis mengucapkan terimaksih dan salam perpisahan dengan semua


(44)

pegawai di Museum Geologi yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan selama 30 hari.

2.3

Deskripsi Mengenai Humas

2.3.1 Pengertian Humas

Untuk menganalisis mengenai kehumasan maka kita harus mengetahui dulu apa definisi humas yang sebenarnya agar kita tidak asal dalam mengemukakan apa itu humas.

Definisi humas menurut IPRA atau International Public Relations Associations dalam buku yang ditulis Frank Jefkins :

“ Humas adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi dan lembaga swasta atau publik untuk memperoleh pengertian, simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini publik diantara mereka “.

2.3.2 Fungsi Humas

Untuk memperdalam kehumasan maka penulis harus menelaah dan memahami apa fungsi humas karena humas memiliki fungsi tersendiri dimana fungsi tersebut tidak bisa dialih fungsikan kepada divisi yang lainnya.


(45)

“ Fungsi Humas meliputi menuju kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi, membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik eksternal maupun publik internal, menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, melayani publik dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum “.

Menurut F. Rachmadi dalam bukunya yang berjudul Public Relations

Dalam Teori dan Praktek bahwasannya,

“Fungsi utama humas adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga atau organisasi”. (Rachmadi, 1996:21).

2.3.3 Tujuan Humas

Humas pun memiliki tujuan dimana tujuan ini akan menunjang kinerja humas dalam bekerja. Tujuan ini dijadikan acuan agar seorang humas bekerja sesuai dengan ruang lingkupnya dan orang yang tidak bekerja di divisi humas tidak mengerjakan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab pekerjaan seorang humas.

Menurut Cutlip & Center and Canfield sebagaimana yang dikutip oleh Ruslan, tujuan dari humas adalah sbb :


(46)

1. “.Menjunjung aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi). 3 Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya

sebagai khalayak sasaran.

4 Mengidentifikasikan yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya. 5 Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran kepada

pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama.

6 Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan/organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. “

2.3.4 Ruang Lingkup Humas

Frank Jeffkins dalam bukunya Public Relations mengemukakan bahwa ruang lingkup humas itu ternyata sangat luas. Ruang lingkup tersebut meliputi :

1. “Mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan perusahaan

2. Menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan

3. Meningkatkan bobot kualitas calon pegawai

4. Memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan


(47)

kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan

5. Mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan

6. Mendukung keterlibatan perusahaan sebagai sponsor dari penyelengaraan suatu acara

7. Memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas serta membuka pasar-pasar ekspor baru

8. Mempersiapkan penerbitan saham tambahan atau karena adanya perusahaan yang go public

9. Meyakinkan khalayak bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit setelah krisis

10.Meningkatkan kemampuan dan ketahananperusahaan dalam rangka menghadapi risiko pengambil alihan

11.Menciptakan identitas perusahaan yang baru

12.Menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari

13.Memastikan para politisi bener-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan

14.Menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan.”


(48)

2.3.5 Persyaratan Menjadi Public Relations 1. Ability to communicate (kemampuan berkomunikasi)

Kemampuan berkomunikasi bagi seorang PR dalam bentuk lisan dan tulisan, yakni seorang PR harus mampu melakukan public speaking yakni berbicara di depan umum, seperti dapat melakukan presentasi, mampu mewawancarai dalam upaya pengumpulan fakta dan data, dan dapat diwawancarai oleh pers atau wartawan sebagai sumber berita. Dalam komunikasi tulisan harus mampu membuat Press Release, menulis laporan, membuat naskah pidato untuk manajemen, menulis konsep iklan layanan masyarakat, menulis brosur atau selebaran, dan bentuk komunikasi tulisan lainnya.

2. Ability to Organizer ( kemampuan manajerial atau kepemimpinan )

Kemampuan manajerial atau kepemimpinan seorang PR dapat diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi masalah dalam dan luar perusahaan, termasuk kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan dan melaksanakannya.

3. Ability to get on with people (kemampuan bergaul atau membina relasi) Kemampuan bergaul atau membina relasi artinya harus mampu berhubungan dengan dan bekerjasama dengan berbagai macam orang, dan mampu menjaga komunikasi yang baik dengan orang-orang yang berbeda atau sama tingkatannya.


(49)

4. Personality Integrity (memiliki kepribadian yang utuh atau jujur)

Kepribadian yang utuh atau jujur, artinya seorang Public Relations harus memiliki kredibilitas yang tinggi, yakni dapat diandalkan dan dipercaya oleh orang lain, dan dapat diterima sebagai orang yang memiliki kepribadian utuh atau jujur.

5. imagination (banyak ide dan kreatif)

Memiliki imajinasi (banyak ide dan kreatif) dalam pengertian seorang

Public Relations harus memiliki wawasan yang luas, mengetahui benang merah persoalan serumit apapun.

2.4 Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Antara praktek dan teori seharusnya berjalan beriringan namun pada kenyataannya sering kali praktek tidak seidealis apa yang tertuang dalam suatu teori. Bila dikaitkan dengan pengertian humas menurut IPRA atau International Public Relations Associations maka Museum Geologi memiliki fungsi manajemen kehumasan walaupun humas di Museum Geologi masih bersifat method of communication. Museum Geologi memiliki ciri yang terencana dan berkelanjutan dimana ciri ini bisa diketahui melalui kegiatan, program dan penemuan apa saja yang ditemukan secara periodik atau berkelanjutan. Museum Geologi pun didukung dengan adanya staf kehumasan yang mampu menggunakan kesempatan dan situasi yang ada untuk memperoleh pengertian, simpati dan dukungan dari pihak internal demi terciptanya opini publik yang positif di mata masyarakat.


(50)

Humas yang bersifat method of communication bukan alasan untuk stuck

dan stagnant dalam mengembangkan Ilmu Komunikasi di Museum Geologi. Hal

ini dibuktikan dengan banyaknya karyawan Museum Geologi yang berlatar belakang pendidikan komunikasi dan kegiatan yang digelar oleh Museum Geologi yang berhubungan erat dengan dunia komunikasi.

Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan penulis tidak terlepas dari panduan komunikasi sebagai latar belakang pendidikan penulis. Walaupun penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dengan humas yang method of communication namun kegiatan kehumasan di Museum Geologi tetap ada dan berjalan.

2.4.1 Analisa Praktek Kerja Lapngan dengan bidang Keilmuan Public relations

Penulis menganalisis bahwasannya selama penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi penulis terlibat dalam komunikasi antar persona, komunikasi massa dan komunikasi organisasi. Komunikasi antar persona terjadi ketika penulis berbincang dengan pembimbing Praktek Kerja Lapangan dari Museum Geologi dimana beliau mengarahkan penulis untuk bekerja sesuai dengan tugas humas. Komunikasi organisasi terjadi ketika penulis melakukan

sharring dan diskusi mengenai komunikasi dll. Komunikasi massa terjadi ketika penulis melakukan pemanduan kepada khalayak.

Selama penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi, penulis melakukan aktivitas kerja yang sesuai dan berkaitan erat dengan komunikasi sebagai latar belakang pendidikan penulis. Aktivitas yang dilakukan


(51)

beragam, ada yang bersifat rutin dan insidentil. Aktivitas tersebut tentunya menambah wawasan penulis, memperbanyak kolega dalam pekerjaan dan mempertajam skill penulis yang harus bersiap untuk menghadapi dunia kerja yang sebenarnya.

Selama Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi penulis diajarkan untuk membuat proposal, dilatih memandu dengan penggunaan komunikasi yang baik, dilatih untuk mempertajam skill berbahasa inggris, diajarkan untuk membuat kliping, diajarkan untuk membuat brosur sebagai media penghubung antara suatu instansi atau perusahaan kepada masyarakat, diajarkan untuk berdiskusi sesuai dengan komunikasi organisasi, diajarkan untuk proaktif memberikan tanggapan dan solusi, diajarkan public speaking, diajarkan merencanakan suatu event dan diberikan pandangan mengenai aplikasi ilmu komunikasi di kehidupan nyata terutama di dunia pekerjaan.

Bagi penulis tugas-tugas yang diberikan oleh pembimbing Praktek Kerja Lapangan dari Museum Geologi sudah sangat berinterpretasi langsung dengan aplikasi ilmu komunikasi. Seperti contohnya adalah kegiatan pemanduan dimana komunikasi yang dilakukan tidak selalu sama untuk orang yang satu dengan yang lainnya. Penulis harus memilah dan memilih komunikasi yang dilakukan kepada orang yang lebih tua dari penulis, orang yang lebih muda dari penulis dan orang yang sama usianya dengan penulis.

Bagi penulis tugas membuat proposal sangatlah penting dan berguna. Dalam dunia kerja nanti penulis mungkin akan rajin membuat proposal setiap harinya. Maka dari itu struktur proposal yang baik dan benar harus dilatih dari


(52)

sekarang karena dalam dunia kerja mungkin sudah tidak ada waktu lagi untuk belajar membuat proposal.

Tugas memandu tentunya sangat berkaitan erat dengan aplikasi komunikasi secara nyata. Disini penulis dajarkan untuk berkomunikasi secara baik kepada seluruh kalangan masyarakat dari berbagai usia. Penulis diajarkan untuk tidak sekedar mahir berbicara namun aspek-aspek yang mendukung komunikasi seperti senyuman, gerak tubuh, gerak tangan, gesture, body language, eye contact

dll. Karena hal-hal itulah proses komunikasi bisa semakin menyenangkan.

Penulis pun diajarkan untuk mempertajam skill bahasa inggris yang pastinya akan sangat berguna bagi penulis. Berguna bila penulis akan menetap di luar negeri, penulis akan melanjutkan study di luar negeri ataupun bekerja di perusahaan asing yang mengharuskan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris. Bahasa inggris didapatkan ketika penulis sharring dan melihat langsung proses pemanduan dengan bahasa inggris. Penulis pun dilatih untuk berinteraksi langsung dengan pengunjung melalui wawancara kepada para turis dan komunikasi langsung dengan anak-anak dari sekolah internasional.

Pada hari berikutnya penulis ditugaskan untuk membuat kliping karena dalam dunia humas yang sebenarnya membuat kliping adalah tugas sehari-hari yang dibuat oleh humas. Penulis harus membuat kliping yang sesuai dengan aturan pembuatan kliping. Penulis pun ditantang untuk kreatif dan berinovasi dalam membuat kliping. Bagi penulis, orang komunikasi adalah orang-orang yang selalu berkreasi dan memiliki ide-ide kreatif.


(53)

Waktu Praktek Kerja Lapangan penulis bertepatan dengan Peluncuran wahana baru Taman Batu yang diselenggarakan oleh Museum Geologi maka penulis pun diperlihatkan bagaimana desain brosur dimana brosur merupakan media penghubung antara wahana yang disediakan Museum Geologi. Penulis pun diberikan kesempatan untuk memberikan saran, ide, dan pendapat mengenai desain brosur peluncuran tersebut. Dalam hal ini penulis mendapatkan berbagai keuntungan yang bisa dipetik seperti keuntungan karena tahu bagaimana pembuatan brosur itu dan keuntungan karena penulis menjadi proaktif terhadap

peluncuran wahana tersebut.

Penulis lalu diajarkan bagaimana cara berdiskusi yang sopan sesuai dengan komunikasi organisasi. Diskusi sangat diperlukan dalam dunia kerja yang nyata karena sangat mustahil seseorang bekerja sendiri tanpa membutuhkan orang lain. Dalam hal ini diskusi sangat diperlukan agar komunikasi berjalan efektif. Penulis diajarkan bagaimana caranya menyanggah, memberikan solusi dan mengeluarkan pendapat.

Melalui Praktek Kerja Lapangan ini maka penulis menjadi proaktif akan sesuatu. Penulis menjadi proaktif memberikan saran dan pendapat akan suatu pandangan. Penulis merasa masih awam dalam dunia kerja maka dari itu akan lebih baik jika penulis bersikap proaktif kepada pembimbing Praktek Kerja Lapangan dari Museum Geologi. Proaktif dalam bertanya tentunya akan semakin memperluas referensi pengetahuan bagi penulis.

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang sangat disukai oleh penulis adalah kegiatan yang erat kaitannya dengan kegiatan public speaking. Penulis merasa


(54)

beruntung karena mendapatkan ilmu secara nyata dari public speaking. Melalui kegiatan ini pula maka rasa percaya diri penulis meningkat dan skill berbicara di hadapan umum semakin terasah yang natinya akan sangat berguna bagi penulis.

Public speaking disini terasah melalui kegiatan orientasi pengunjung, pelayanan publik dan proses pemanduan.

Pada saat itu penulis merasa masih belum berpengalaman di dunia pekerjaan dan kehumasan maka pembimbing Praktek Kerja Lapangan berinisiatif mengajak penulis untuk terlibat dalam perencanaan suatu event. Hal ini dimaksudkan agar penulis tidak merasa canggung untuk terlibat dalam suatu event

dimanapun, karena dengan terlibatnya penulis dalam perencanaan dan pembuatan suatu event maka penulis bisa menambah pengalamannya jika suatu saat akan menggelar event serupa.

Selain itu tidak lupa penulis pun sharring dengan pembimbing Praktek Kerja Lapangan mengenai aplikasi ilmu komunikasi dan kehumasan di dunia pekerjaan. Ternyata melalui komunikasi masalah bisa terselesaikan dan dengan komunikasi pula masalah bisa muncul. Komunikasi bersifat irreversible yang artinya tidak bisa diulang, ditarik ataupun diubah. Maka dari itu komunikasi harus dilakukan secara baik dan efektif agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Akan sangat baik jika komunikasi yang dilakukan bersifat dua arah sehingga bisa menghasilkan efek baik dimana “I am okay and you are okay”.

Selama penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi, tentunya penulis mengerjakan berbagai pekerjaan baik yang bersifat rutin ataupun insidental. Pekerjaan yang rutin memiliki dampak positif berupa


(55)

penulis diberikan gambaran bagaimana pekerjaan humas sehari-hari, bagaimana menjalani pekerjaan rutin tersebut dan kiat-kiat mengerjakan pekerjaan rutin agar penulis tidak merasa bosan.

Pekerjaan yang bersifat insidentil pun memiliki dampak positif seperti penulis diharapkan untuk selalu siap dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi, penulis mampu memprediksikan kemungkinan tanpa banyak berasumsi, otak penulis dilatih untuk bekerja lebih keras karena otak dilatih untuk berfikir bagaimana menyelesaikan masalah yang datang secara tiba-tiba serta terlatihnya mental penulis untuk menghadapi tantangan baru dan resiko.

Penulis sangat berharap agar museum semaju, sebaik dan semakin terkenal Museum Geologi mampu memiliki humas yang state of being. Humas yang state of being akan sangat menguntungkan dan membantu bagi Museum Geologi. Diharapkan dengan adanya humas yang state of being para humas bisa bekerja sesuai dengan tugas humas yang sebenarnya dan karyawan yang seharusnya bekerja sebagai humas tidak mengerjakan pekerjaan lain yang bukan wilayah pekerjaan dari humas.

Humas yang state of being tentunya memiliki job desk yang pasti dan struktur organisasi kehumasan yang jelas, dimana pekerjaan humas hanya dilakukan oleh humas dan karyawan yang bukan humas tidak mengambil alih pekerjaan humas. Hal ini tentunya sangat baik karena bekerja dan pekerjaan pun akan semakin teratur sehingga ini berimbas pada peningkatan efektifitas kerja karyawan Museum Geologi yang tentunya sangat menguntungkan untuk Museum Geologi.


(56)

Humas diharapkan mampu menjadi ujung tombak dari Museum Geologi ini dimana humas akan mencitrakan bagaimana Museum Geologi itu sendiri. Melalui humas pula citra Museum Geologi akan terlahir dan humas-humas yang profesionalah yang mampu melahirkan citra yang positif sebagai citra Museum Geologi.

Museum Geologi merupakan museum yang terkenal di Indonesia. Terkenal karena kualitasnya, koleksinya yang menarik, pelayanan publiknya yang nomor satu dll, hal ini harus ditunjang dengan humas yang memiliki kompetensi serta kredibilitas yang tinggi. Sudah menjadi rahasia umum bahwasannya humas merupakan ujung tombak dari suatu perusahaan atau instansi yang menjembatanai perusahaan atau instansi tersebut dengan masyarakat, sesama institusi lainnya dan sesama anggota internal perusahaan atau institusinya.

Para anggota divisi humas akan lebih baik atau idealis jika diisi oleh orang-orang yang berlatar pendidikan komunikasi konsentrasi hubungan masyarakat karena tentunya ilmunya akan sangat berguna dalam pekerjaan yang sesuai dengan apa yang diajarkan di bangku kuliah. Mereka sudah tahu seluk beluknya dunia kehumasan karena selama berkuliah hal-hal yang berkaitan dengan humaslah yang dibahasnya setiap hari.

Ada saatnya seorang humas harus melakukan “ breaking the rules” untuk menciptakan inovasi serta meningkatkan kreatifitas seorang humas yang nantinya bisa menguntungkan untuk perusahaan atau instansi yang menaunginya secara spesifik dan untuk keuntungan secara umumnya hal tersebut bisa berguna untuk perkembangan Ilmu Komunikasi.


(57)

2.4.2 Pelayanan Kepada Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan

Selama Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi penulis diberikan pelayanan yang sangat ramah oleh karyawan, pemandu, dan pembimbing Praktek Kerja Lapangan sendiri.Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di museum geologi sangat nyaman karena pada saat bekerja suasananya tidak tegang.Semua karyawan selalu membimbing penulis walaupun karyawan itu bukan pembimbing Praktek Kerja Lapangan penulis tetapi mereka selalu memberikan saran yang baik untuk penulis agar bisa melakukan Praktek Kerja Lapangan di Museum Geologi dan melngerjakan Laporan Praktek Kerja Lapangan dengan baik.

Mereka karyawan Museum Geologi umurnya tidak jauh berbeda, maka dari itu penulis tidak canggung untuk bertanya dan untuk ngobrol mengenai tugas kuliah dan tugas di kantor. Para karyawan Museum Geologi pun kuliah dengan fakultas dan jurusan yang sama dengan penulis yaitu fakultas ilmu social dan ilmu politik dengan jurusan ilmu komunikasi. Karena di Museum Geologi menuntut kita untuk pandai bersosialisasi dan berkomunikasi maka banyak lulusan ilmu komunikasi yang bekerja di Museum Geologi.

Selain itu juga pelayanan yang mereka berikan kepada penulis selalu searah dengan dunia komunikasi seperti public speaking.Mereka juga selalu mengasah Public Speaking penulis dengan memberi tahu bagaimana cara-cara memandu yang baik.Penulis merasa beruntung karena mendapatkan ilmu secara nyata dari public speaking.Melalui kegiatan ini pula maka rasa percaya diri penulis meningkat dan skill berbicara di hadapan umum semakin terasah yang


(58)

natinya akan sangat berguna bagi penulis. Public speaking disini terasah melalui kegiatan orientasi pengunjung, pelayanan publik dan proses pemanduan. Pemanduan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa inggris juga. Pada Praktek Kerja Lapangan asing.Pembimbing Praktek Kerja Lapangan pun mengijinkan penulis untuk belajar memandu kepada turis asing dengan di awasi dan di bimbing oleh mereka.

Melalui Praktek Kerja Lapangan ini maka penulis menjadi proaktif akan sesuatu. Penulis menjadi proaktif memberikan saran dan pendapat akan suatu pandangan. Penulis merasa masih awam dalam dunia kerja maka dari itu akan lebih baik jika penulis bersikap proaktif kepada pembimbing Praktek Kerja Lapangan dari Museum Geologi. Proaktif dalam bertanya tentunya akan semakin memperluas referensi pengetahuan bagi penulis.


(59)

BAB III

PENUTUP

1.1

Kesimpulan

1. Museum Geologi adalah bangunan heritage di Indonesia yang harus terus dijaga keaslian dan kelestariannya. Museum Geologi adalah museum yang memiliki berbagai koleksi fosil manusia, hewan dan tumbuhan purba, koleksi berbagai batuan dari bumi dan luar angkasa serta koleksi aplikasi geologi untuk kehidupan manusia. Museum Geologi pun menyediakan berbagai informasi mengenai gunung api, gempa bumi / bencana alam lainnya dan berbagai informasi yang berhubungan dengan dunia geologi. Museum Geologi pun secara garis besar terdiri dari Ruangan Sejarah Kehidupan Manusia, Ruangan Geologi Indonesia dan Ruangan Geologi Untuk Indonesia yang masing-masing dilengkapai fasilitas dan sarana penunjang pelayanan publik.

2. Humas di Museum Geologi masih bersifat method of communiacation dan diharapkan Museum sebesar, sejaya dan seeksis Museum Geologi mampu mengubah humasnya menjadi bersifat state of being. Humas Museum Geologi masih bersifat method of communication karena Museum Geologi dibawahi oleh Badan Geologi dimana segala informasi, komunikasi dan kegiatan kehumasan berpusat disana. Humas Museum Geologi terbentuk pada tahun 2007 dan mulai aktif dengan kegiatan kehumasannya di tahun 2009.


(60)

3. Kegiatan kehumasan di Museum Geologi diaplikasikan melalui pelayanan publik yang diberikan kepada pengunjung Museum Geologi, diadakannya berbagai event untuk menarik minat berkunjung masyarakat. Dari tahun ke tahun pelayanan publik ini mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya usia Museum Geologi dan semakin dikenalnya Museum Geologi di kalangan masyarakat Indonesia dan masyarakat manca negara. 4. Melalui kegiatan PKL ini penulis banyak mengambil manfaat sebagai

referensi pengetahuan penunjang untuk terjun ke dunia kerja yang sebenarnya. Penulis banyak mengambil manfaat yang tentunya berkaitan erat dengan komunikasi sesuai latar belakang pendidikan penulis.

5. Kegiatan yang dikerjakan sehari-hari tentunya mampu mempertajam skill

penulis seperti skill public speaking, komunikasi, berfikir, menulis, berbahasa inggris dll yang diberikan langsung oleh pembimbing dan langsung dipraktekan dengan menggunakan ilmu-ilmu komunikasi.

1.2

Saran-Saran

3.2.1 Untuk Lembaga

1. Museum Geologi adalah museum yang besar, bagus, berjaya dan eksis maka akan lebih baik dan sempurna lagi bila humas yang masih bersifat

method of communication itu berubah menjadi humas yang state of being. Humas yang state of beingakan semakin menunjang kejayaan dan keeksisan Museum Geologi Bandung karena humas sudah memiliki job desk yang terorganisasi. Melalui kegiatan Studi Banding yang selalu dilakukan karyawan Museum Geologi seharusnya bisa merubah humas


(61)

yang method of communications menjadi humas yang state of being. Karena dalam kegiatan itu semua karyawan bisa membandingkan kelebihan dan kekurangan Museum Geologi dengan Museum lainnya. Dan kekurangan pada Museum Geologi bisa diperbaiki agar bisa menjadi humas yang state of being.

2. Diadakannya penggantian koleksi yang dipajang / regenerasi agar pengunjung tidak bosan melihat koleksi yang sama dari tahun ke tahun dan akan lebih baik jika koleksi yang ada ditambahkan agar pengunjung semakin puas ber-edutainment di Museum Geologi. Regenerasi pun harus dilakukan secara periodik untuk menghindari opini publik yang negatif yang bisa merugikan Museum Geologi sendiri.

3. Ditambahkannya berbagai gadget untuk menunjang transformasi informasi kepada pengunjung di Museum Geologi agar pengunjung diajarkan dan dilatih untuk tidak gagap teknologi. Indonesia merupakan negara berkembang dimana konsumsi terhadap teknologi meningkat perharinya. Ditambah lagi Bandung adalah wilayah yang tidak kesulitan mencari dan menemukan berbagai gadget untuk ditambahkan di Museum Geologi. 4. Pihak security diharapkan lebih tegas menangani pengunjung yang tidak

tertib karena pengunjung banyak yang duduk di tangga, duduk di jendela bahkan bermesraan di Museum Geologi sehingga kegiatan-kegiatan seperti itu bisa mengganggu kenyamanan para pengunjung yang lainnya. Ketidaknyamanan yang dilakukan oleh pengunjung inilah yang bisa merusak citra serta kredibilitas Museum Geologi.


(62)

1.2.2 Untuk Mahasiswa

1. Mahasiswa diharapkan selalu bersifat proaktif, cepat tanggap, kreatif dan lincah dalam bekerja. Lincah maksudnya agar ketika bekerja mahasiswa tidak dibudayakan untuk lamban dalam mengerjakan sesuatu karena kelambanan akan menghambat pekerjaan yang lainnya dan bisa merugikan diri sendiri dan orang lain / kolega kerja yang lainnya. Orang-orang yang tidak lamban besar kemungkinan adalah orang-orang yang akan memegang kendali atas pekerjaannya.

2. Mahasiswa diharapkan untuk berani ( tidak malu-malu ) ketika diberi suatu pekerjaan terutama pekerjaan yang berkaitan dengan public speaking, pelayanan publik, pemanduan dll karena jika terus “malu-malu kucing” kesempatan emas yang seharusnya menjadi milik Museum Geologi akan diambil oleh perusahaan atau instansi lainnya.

3. Mahasiswa diharapkan untuk tidak menyalahgunakan berbagai kebijakan dan fleksibilitas yang diberikan oleh Museum Geologi, walaupun hanya dalam konteks PKL namun profesionalisme dan sopan santun harus tetap terjaga agar kolega kerja bisa menghargai mahasiswa begitu pula sebaliknya.


(63)

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL)

Oleh :

Kumia Aodranadia 41808093

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G


(64)

63

F, Rachmadi. 1996. Public Relations dan Praktek. Jakarta : Gramedia PustakaUtama

Jefkins, Frank. 2003. Public Relations. Jakarta : Erlangga

Ruslan, Rosady. 1998. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi. Raja Grafindo Persada

Uchjana, Onong. 1999. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Rosda Karya

Sumber Lain :

Referensi Laporan PKL Kegiatan Pelayanan Pengunjung Di Museum Geologi Bandung oleh Lutfi Zulkifli


(1)

KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa memberikan rakhmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini sebagaimana mestinya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Salam dan shalawat tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Tugas ini berisi tentang hasil selama PKL yang dilakukan selama satu bulan di “Museum Geologi Bandung”. Hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam penelitian telah dilewati sebagai suatu tantangan yang seharusnya dijalani, di samping sebagai pemenuhan kewajiban yang memang semestinya dilaksanakan. Namun atas izin Allah SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Alhamdulillahirabbil’alamin.

Terimakasih kepada kedua orang tua penulis yang selalu memberikan motivasi dan kepercayaan kepada penulis. Terimakasih telah dan selalu menjadi role model yang baik di kehidupan penulis. Terimakasih atas dukungan materi dan moril serta kasih sayang nya yang tiada hentinya untuk penulis. Dengan kerendahan hati penulis akan berusaha sekuat tenaga memberikan yang terbaik agar selalu menjadi anak yang dibanggakan oleh bapak dan mamah.


(2)

Pada kesempatan yang baik ini, dengan segala kerendahan hati peneliti ingin mengucapkan rasa terimakasih yang setulus-tulusnya kepada orang-orang terkasih peneliti yaitu kepada :

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia atas segala dukungan khususnya yang telah mengeluarkan surat pengantar untuk PKL dan menandatangani surat permohonan Praktek Kerja Lapangan.

2. Yth. Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP Unikom atas ilmu, motivasi serta nasehat kepada penulis.

3. Yth. Melly Maulin P, S.Sos., M.Si. Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP Unikom. Terimakasih untuk segala motivasi, dukungan serta atas ilmu, perhatian dan pengertian kepada penulis. 4. Yth. Adiyana Slamet, S.IP.,M.Si. Selaku dosen pembimbing Praktek Kerja

Lapangan penulis yang telah memberikan dukungan serta contoh yang baik kepada para mahasiswanya khususnya untuk diri pribadi penulis. Terimakasih atas segala kesabaran dan ilmu pengetahuannya sehingga penulis yang awal nya tidak tahu menjadi tahu. Terimakasih “Pak” karena selalu memberikan yang terbaik kepada penulis tapa merasa lelah untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan berbagai gambaran mengenai masa depan. 5. Yth. Sangra Juliano S.I.Kom. selaku Dosen wali penulis selama ini yang

telah banyak meluangkan waktu, pikiran, dan kesempatan kepada penulis untuk sharring. Terimakasih atas segala kesabarannya mendidik peneliti agar mampu menjadi manusia yang lebih baik lagi. Terimakasih untuk segala motivasi dan dukungannya.


(3)

6. Khususnya Kepada, Yth. Ibu Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si., Yth. Ibu Rismawaty, S.Sos., M.Si., Bapak Inggar Prayoga, S.I.Kom., M.Si., Ibu Iin Rahmi Handayani, S.Sos., M.Si., Bapak Ari Prasetyo, S.Sos., M.Si., Ibu Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom., seluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah mengajarkan penulis selama ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan berlangsung.

7. Yth. Ibu Astri Ikawati A.Md, Ibu Rr. Sri Intan Fajarini S.I.Kom selaku sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi. Terimakasih telah banyak membantu penulis dari mulai penulis menginjakan kaki di Unikom Semester 1 hingga semester 8.

8. Terimakasih kepada Bapak Awan Gunawan selaku Humas Museum Geologi Bandung yang telah mau menerima penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di Museum Geologi Bandung.

9. Terimakasih kepada Mas Danang dan Kak Lutfi selaku pembimbing yang selalu membantu dan memberikan masukan dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan (PKL) di Museum Geologi Bandung

10.Terimakasih kepada Ibu Ida dan ibu Santi recepcionist Museum Geologi Bandung yang telah banyak mengarahkan dan membantu penulis selama penulis melaksanakan praktek kerja lapangan disana.

11.Para pemandu Museum Geologi Bandung yang selalu membantu dan memberikan arahan kepada penulis serta canda tawanya setiap hari.

12.Kepada teman-teman PKL, chika, Teh Farah dan Dina yang telah menemani penulis selama PKL, terimakasih atas canda tawanya dan dukungannya.


(4)

13.Terimakasih Kepada teman baik penulis yaitu Donny ramadhan yang selalu siap sedia membantu penulis. Terimakasih atas segala bantuan, motivasi semangat, keceriaan dan kebersamaan serta keikhlasannya membantu penulis. Semangat 2012 kita wisuda. Amin

14.Kepada Teman-teman para bulu Ibu Ika, Ovi, Nina, Ateu via, Oca, Uwi yang selalu menjadi tempat untuk menghilangkan rasa penat dan menjadi tempat curhat. Serta kosan Ovi yang selalu dijadikan tempat untuk berkumpul dan berbagi satu sama lain.

15.Kepada Teman-teman Program Studi Ilmu Komunikasi, para senior yang telah banyak memberikan masukan, pengalaman kerja. Kepada junior yang telah memberikan dorongan serta pengetahuan-pengetahuan baru.

16.Kepada semua orang yang sempat bertemu di beberapa kesempatan selama proses penulisan laporan pkl ini juga banyak memberikan bantuan dan semangat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dimanapun kalian berada semoga Allah SWT membalas semua ketulusan yang telah telah kalian berikan.

Akhir kata, peneliti ingin memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan penelitian ini. Jerih payah yang tak ternilai ini akan peneliti jadikan sebagai motivasi dimasa yang akan datang.


(5)

Guna penyempurnaan penelitian ini peneliti selalu terbuka untuk kritik dan saran. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Bandung, Desember 2011

Penulis

Kumia Aodranadia NIM 41808093


(6)