HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan Spiritualitas Dengan Kecemasan Pasien Preoperasi di RSU dr. Pirngadi Medan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Spiritualitas Dengan Kecemasan Pasien Preoperasi di RSU dr. Pirngadi Medan yang telah dilaksanakan mulai dari 15 April sampai 15 Mei 2014 dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Karakteristik Responden Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden yang akan dipaparkan mencakup umur, agama, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan perbulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukkan karakteristik data demografi responden, yaitu diperoleh mayoritas usia responden yaitu usia 41-60 dengan jumlah 16 orang dengan persentase 53,3. Mayoritas responden adalah laki-laki sebanyak 18 orang dan persentase 60,0. Mayoritas responden bersuku batak dengan jumlah responden sebanyak 10 orang dengan persentase 33,3. Dilihat berdasarkan agama mayoritas responden beragama islam dengan jumlah responden sebanyak 24 orang dengan persentase 80,0. Berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan SMA dengan jumlah 18 orang dan persentase 60,0. Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai Wiraswasta dengan jumlah 11 dan persentase 36,7. Berdasarkan penghasilan dengan mayoritas jumlah pendapatan perbulan Rp 1.000.000,- dengan jumlah 17 orang dan persentase 56,7. Tabel 5.1.1 Frekuensi karakteristik Responden di RSU dr. Pirngadi Medan Data Demografi Frekuensi n Persentase Usia 20-40 tahun 14 46,7 Universitas Sumatera Utara 41-60 tahun 16 53,3 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 18 12 60 40 Suku Batak Jawa Minang Melayu Aceh 10 9 4 4 3 33,4 30 13,3 13,3 10 Agama Islam Kristen Protestan Pendidikan SD SMP SMA Sarjana 24 6 1 4 18 7 80 20 3,3 13,3 60 23,4 Pekerjaan Wiraswasta Ibu Rumah Tangga PNS Pegawai swasta dll 11 7 7 3 2 36,7 23,3 23,3 10 6,7 Universitas Sumatera Utara Penghasilan Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,- 13 17 43,3 56,7

5.1.2 Spiritualitas Pasien Preoperasi

Hasil penelitian terhadap pasien preoperasi ditinjau dari spiritualitas mayoritas responden memiliki spiritualitas tinggi dengan jumlah responden sebanyak 15 orang dengan persentase 50,0, spiritualitas sedang dengan jumlah responden sebanyak 14 orang dengan persentase 46,7, spiritualitas rendah dengan jumlah responden sebanyak 1 orang dengan persentase 3,3. Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Spiritualitas Pasien Preoperasi di RSU dr. Pirngadi Medan. No Spiritualitas Frekuensi n Persentase 1 Rendah 1 3,3 2 3 Sedang Tinggi 14 15 46,7 50,0

5.1.3 Kecemasan Pasien Preoperasi

Hasil penelitian terhadap pasien preoperasi ditinjau dari kecemasan mayoritas responden mengalami kecemasan sedang dengan jumlah responden sebanyak 16 orang dengan persentase 53,3. Sedangkan responden mengalami kecemasan berat dengan jumlah responden sebanyak 14 orang dengan persentase 46,7. Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi Kecemasan Pasien Preoperasi di RSU dr. Pirngadi Medan. No Kecemasan Frekuensi n Persentase 1 Ringan 2 Sedang 16 53,3 Universitas Sumatera Utara 3 4 Berat Panik 14 47,7

5.1.4 Hubungan Spiritualitas Dengan Kecemasan Pasien Preoperasi

Analisa hubungan spiritualitas dengan kecemasan pasien preoperasi di rumah sakit dr. Pirngadi Medan diukur dengan menggunakan uji korelasi spearman. Analisa data dilakukan dengan uji korelasi spearman didapat koefisien korelasi r=h antara hubungan spiritualitas dengan kecemasan pasien preoperasi di rumah sakit dr. Pirngadi Medan yaitu -0,535 dengan tingkat signifikan p 0,001 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara spiritualitas dengan kecemasan pasien preoperasi di rumah sakit dr. Pirngadi Medan dengan kekuatan hubungannya kuat dan positif. Tabel 5.1.5 Hasil analisa hubungan spiritualitas dengan kecemasan pasien preoperasi Variabel r P -0,535 0,001 α=0,012-tailed 5.2 PEMBAHASAN 5.2.1 Spiritualitas pada Pasien Preoperasi Spiritualitas mencakup seluruh aspek peribadi manusia dan merupakan sarana menjalani hidup. Dalam perspektif perawatan kesehatan holistik, jiwa, tubuh dan rohspirit saling berhubungan dan berinteraksi dengan cara sangat dinamis di dalam seluruh “pribadi manusia”. Hasil analisa data mengenai spiritualitas diperoleh bahwa spiritualitas tinggi dengan jumlah responden sebanyak 15 orang dengan persentase 50,0, spiritualitas sedang dengan jumlah responden sebanyak 14 orang dengan persentase 46,7, spiritualitas rendah dengan jumlah Universitas Sumatera Utara responden sebanyak 1 orang dengan persentase 3,3. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rangkuti 2005 mengenai spiritualitas pasien preoperasi di Rindu B2 RSUP H. Adam Malik Medan. Dari 48 responden yang diperoleh mayoritas responden 79,2 tingkat spiritualitasnya tinggi dalam menghadapi tindakan operasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Roper 2002 dan Aldridge 2001 yang menyatakan spiritual memiliki peran penting dalam menghadapi ketakutan dan kecemasan pada pasien preoperasi, karena keyakinan spiritual dapat menjadi medikasi teraupetik bagi individu sehingga dapat meningkatkan kopingnya, dukungan sosialemosianal, optimismedan harapan mempromosikan hidup sehat Rangkuti 2005. Selanjutnya Bukhart 1993 dan Pulchalski 2004 dalam Rangkuti 2005 menyatakan bahwa tingkat spiritualitas pasien yang tinggi juga memiliki keterkaitan dengan dimensi spiritualitas pasien yang lain meliputi dimensi vertikal dan dimensi horizontal, yang terdiri dari aspek hubungan dengan Tuhan, seperti berdo’a setiap hari sebelum tindakan operasi, sembahyang, lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, pasrah, merasa bahwa tindakan operasi adalah cara terbaik dan pasien yakin kepada Tuhan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hawari 2001 dalam Rangkuti 2005 yang menjelaskan bahwa komitmen agama mampu mencegah dan melindungi seseorang dari penyakit, atau mempertinggi kemampuan seseorang dalam mengatasi penderitaan dan mempercepat proses penyembuhan. Sedangkan aspek hubungan dengan diri sendiri yang mencari kenyamanan batin dari pada fisik, memiliki harapan akan lebih baik setelah dioperasi, meminta informasi tentang kondisinya, menerima atau menggunakan penderitaan sebagai cara untuk memahami diri sendiri, mengerti arti atau tujuan hidup. Aspek hubungan dengan orang lain yang mendapatkan cinta kasih atau dukungan sosial dari orang-orang terdekat, menjalin hubungan dengan orang lain, memaafkan diri sendiri dan orang lain, memandang penyakit sebagai sesuatu yang nyata serta selalu berpikir positif. Aspek hubungan dengan lingkungan yang selalu menyelaraskan antara Universitas Sumatera Utara jasmania dan rohaniah sehingga timbul perasaan kesenangan dan kepuasan, merasa bersyukur dan berterima kasih atas apa yang telah diberikan Tuhan.

5.2.2 Kecemasan pada Pasien preoperasi

Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan dialami oleh semua makhluk hidup dalam kehidupan sehari-hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek yang spesifik. Kecemasan individu dapat memberikan motivasi untuk mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha memelihara keseimbangan hidup Suliswati, Payapo, Maruhawa, Sianturi, Sumijatun, 2004. Hasil analisa data mengenai kecemasan sedang diperoleh bahwa sebanyak 16 orang responden 53,3, dan 14 orang responden 46,7 mengalami kecemasan berat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rangkuti 2005 di Rindu B2 RSUP H. Adam Malik Medan. Dari 48 responden yang didapat maka diperoleh 100 responden mengalami kecemasan dalam menghadapi operasi dengan 38 orang 79,2 pada tingkat kecemasan ringan dan 8 orang 16,7 pada tingkat kecemasan sedang, serta 2 orang 4,2 pada tingkat kecemasan berat. Keadaan cemas yang yang relatif tidak tinggi dimungkinkan oleh operasi yang dilakukan merupakan operasi elektif atau operasi dengan perencanaan, dimana pasien sudah terlebih dahulu diinformasikan oleh tim medis khususnya dokter yang merawat tentang rencana dan prosedur yang akan dilakukan sebelum operasi Torrance Serginson, 1997 dalam Rangkuti 2005. Universitas Sumatera Utara

5.2.3 Hubungan Spiritualitas Dengan Kecemasan Pasien Preoperasi di RSU dr. Pirngadi Medan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa spiritualitas memiliki hubungan yang sedang r = -0,535 dan p = 0,001 hasil nilai signifikan dapat diterima dimana nilai p0,05. Arah korelasi yang negatif menunjukan jika spiritualitas pasien tinggi maka tingkat kecemasan pasien rendah. Sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan spiritualitas dengan kecemasan pasien preoperasi di RSU dr. Pirngadi Medan. Spiritualitas merupakan suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami atau beresiko mengalami gangguan dalam kepercayaan atau sistem nilai yang memberikannya kekuaatan, harapan, dan arti kehidupan, yang ditandai dengan pasien meminta pertolongan spiritual, mengungkapkan adanya keraguan dalam sistem kepercayaan, adanya keraguan yang berlebih dalam mengartikan hidup, mengungkapkan perhatian yang lebih pada kematian dan sesudah hidup, adanya keputusasaan, menolak kegiatan ritual, dan terdapat tanda-tanda seperti menangis, menarik diri, cemas, dan marah, kemudian didukung dengan tanda fisik seperti nafsu makan terganggu, kesulitan tidur, dan tekanan darah meningkat Hidayat, 2009. Tingkat kecemasan pasien preoperasi ini dapat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pasien pasrah terhadap prosedur medis yang dihadapinya, pasien dengan penyakit kronis yang akan melalui prosedur pembedahan memahami sepenuhnya bahwa operasi adalah terapi dan prosedur yang harus dijalani untuk kesembuhan penyakitnya. Selain itu peningkatan aspek spiritual pasien preoperasi memungkinkan secara emosional pasien menjadi tenang dalam menjalani operasi dan menerima tindakan operasi sebagai cara terbaik untuk kesembuhannya dan pasien juga memiliki keyakinan terhadap Tuhan. Pandangan ini sesuai dengan pendapat Atkinson 1992 dalam Rangkuti 2005, namun dalam penjabaranya kemampuan setiap individu berbeda dalam menghadapi perubahan kehidupan berbagai Universitas Sumatera Utara situasi termasuk kondisi krisis karena penyakit. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor budaya, agama, sosial ekonomi dan lingkungan dimana individu berada. Selanjutnya kecemasan pasien preoperasi ini juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan pasien itu sendiri khususnya terhadap prosedur operasi dan kelanjutan pengobatan. Umumnya pasien mencemaskan tindakan operasi karena kurangnya informasi tentang persiapan operasi, prosedur operasi, pemulihan, pengobatan dan biaya operasi yang dianggap mahal Elkin, Potter Perry, 2000; Rangkuti 2005. Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa spiritualitas pasien preoperasi di RSU dr. Pirngadi Medan berada pada tingkat tinggi karena pasien memiliki keyakinan yang tinggi kepada Tuhan sang pencipta, mempunyai harapan yang positif dan mendapat dukungan dari keluarga, dan mengalami kecemasan sedang pasien preoperasi di RSU dr. Pirngadi Medan. Karena operasi yang dilakukan adalah operasi yang elektif direncanakan ataupun dimungkinkan kecemasan yang sesungguhnya dari faktor lain tidak dapat teridentifikasi. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN