Pada penelitian ini didapati 49 orang 35.8 yang terdapat penyumbatan cerumen. Hal ini juga didapati pada penelitian di kota Semarang yang dilakukan
BKIM kota Semarang tahun 2007 yang menunjukkan angka yang cukup besar pada penderita yang mengalami penyumbatan cerumen pada anak usia sekolah
dasar. Sekitar 29.55 anak SD kelas 1 di kota Semarang ditemukan adanya penyumbatan cerumen, jadi diperkirakan dari total 25.741 anak SD kelas 1 di kota
Semarang, 7.526 anak mengalami penyumbatan cerumen. Widodo,2007. Hal ini menunjukkan bahwa penyumbatan cerumen merupakan kejadian yang cukup
sering terjadi di masyarakat.
Penelitian yang dilakukan oleh Guest JF dkk 2004 di Inggris, menyebutkan bahwa berbagai faktor berkaitan dalam terjadinya pemyumbatan
cerumen, faktor internal seperti kelainan bentuk anatomis liang telinga, cerumen yang berlebihan, kelainan sistemik, aktivitas bakteri dan jamur dalam liang telinga
berperan dalam terjadinya penyumbatan cerumen. Faktor eksternal seperti cara membersihkan liang telinga, kelembaban udara yang tinggi, serta lingkungan yang
berdebu juga berperan dalam terjadinya penyumbatan cerumen. Selain itu,pada penelitian ini juga didapati faktor lain yang mempengaruhi penyumbatan cerumen
yaitu tingkat pengetahuan dan tingkat sosio-ekonomi. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian dimana anak yang mengalami penyumbatan cerumen sebanyak 32
orang 65.3, bertempat tinggal di Medan Labuhan yang termasuk pinggiran kota Medan.
5.2.2 Kemampuan Mendengar
Menurut Burhan 1971,mendengar adalah suatu proses menangkap, memahami, dan mengingat dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau
sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya. Dalam konsep tersebut terdapat tiga tahapan proses mendengarkan,yaitu 1. tahap menangkap dengan
sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain
kepadanya; 2.tahap memahami dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya;dan 3.tahap mengingat
dengan sebaik-baiknya apa yang didengarnya atau sesuatu yang dikatakan oleh orang lain kepadanya.
Pada penelitian ini didapati salah satu faktor yang mempengaruhi proses pendengaran seseorang yaitu kebersihan telinga. Hal ini ditunjukkan dari hasil
penelitian yang mendapatkan sebanyak 88 orang 64.2 yang tidak mengalami penyumbatan cerumen dan gangguan pendengaran.
5.2.3 Hubungan Antara Penyumbatan Cerumen dengan Kemampuan Mendengar
Pada hasil penelitian ini, peneliti mendapatkan bahwa jumlah keseluruhan anak yang mengalami penyumbatan cerumen adalah 49 orang 35.8 dan yang
mengalami gangguan pendengaran sebanyak 22 orang 16 dari anak yang terdapat cerumen pada telinganya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Ruben 2007,bahwa gangguan telinga luar dan telinga tengah dapat menyebabkan gangguan pendengaran tipe konduktif dimana terdapat hambatan
hantaran gelombang suara karena kelainan atau penyakit pada telinga luar dan tengah, dalam hal ini berupa penyumbatan cerumen yang akan menghambat
hantaran gelombang suara yang kemudian akan mempengaruhi kemampuan mendengar seseorang.
Peneliti mendapatkan bahwa sebanyak 49 orang 35.8 dengan penyumbatan cerumen pada telinganya yang mengalami gangguan pendengaran
tipe mild sebanyak 18 orang 36.7. Hal ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Raman Rajaopalan dkk. di Indiana,
menyebutkan bahwa penyumbatan cerumen menyebabkan gangguan pendengaran tipe mild, dengan perbaikan tingkat pendengaran sekitar 15-25 dB pada seseorang
yang telah dibersihkan liang telinganya dari cerumen.Rajagopalan,2006
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2000, 1507 orang dewasa di Inggris menunjukkan bahwa sekitar 2,1 dari subjek penelitian tsb,mengalami
gangguan pendengaran. Karlsmose, et al, 2001. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan bahwa ditemukan 22 orang 16 yang mengalami
gangguan pendengaran.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan