LANDASAN TEORI Hubungan Kualifikasi Kontraktor Dengan Pengendalian Kualitas Rencana Pelaksanaan Pekerjaan Proyek Konstruksi di Kabupaten Manggarai Timur.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat
dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh manajer proyek secara tepat.
Sumber daya dalam proyek konstruksi dapat dikelompokan menjadi manpower,
material, machines, money, method (Ervianto,2005).
2.2 Pemilihan Kontraktor
Menurut Soeharto (1990) garis besar langkah-langkah yang perlu ditempuh
dalam pemilihan kontraktor adalah :
1. Mempersiapkan paket lelang sesuai dengan macam kontrak yang akan
diinginkan.
2. Melakukan praseleksi terhadap kontraktor yang akan diberi paket lelang.
Hal ini dilakukan bila akan ditempuh cara lelang terbatas.
3. Pemberian paket lelang diikuti dengan kunjungan ke lokasi proyek dan
rapat klasifikasi.
4. Pembukaan penawaran dilanjutkan dengan pengkajian isi penawaran oleh
pihak pemilik, kemudian hasilnya diajukan kepada pimpinan perusahaan
pemilik untuk mendapatkan persetujuan.


 

 
 

 

5. Rapat penjelasan akhir antara calon kontraktor utama dan pemilik dalam
rangka

mencapai

kebulatan

pengertian

sebelum

kontrak


EPK

ditandatangani.
2.3 Fungsi Perencanaan
Menurut Soeharto (1999) suatu perencanaan yag tepat yang disusun secara
sistematis dan memperhatikan faktor objektif akan dapat berfungsi sebagai berikut :
1. Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek.
2. Dasar pengaturan alokasi sumber daya.
3. Alat untuk mendorong perencana dan pelaksana melihat ke depan dan
menyadari pentingnya unsur waktu.
4. Pegangan dan tolak ukur fungsi pengendalian.
2.4 Pengendalian Proyek Konstruksi
Menurut soeharto (1999) proses pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi
langkah-langkah berikut :
1. Menentukan sasaran.
2. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai
sasaran.
3. Merancang atau menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan
hasil pelaksanaan pekerjaan.
4. Mengumpulkan data dan info hasil implementasi.

5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan
sasaran yang ditentukan.

 

 
 

 

6. Mengadakan tindakan pembetulan.
2.5 Karateristik Kontaraktor
Dalam LPJK Nomor 11a Tahun 2008 penggolongan kualifikasi usaha jasa
pelaksana konstruksi didasarkan pada kriteria tingkat/kedalaman kompetensi dan
potensi kemampuan usaha, yang selanjutnya dibagi menurut kemampuan
melaksanakan pekerjaan berdasarkan kriteria resiko, kriteria penggunaan teknologi,
dan kriteria besaran biaya. Penggolongan kualifikasi jasa konstruksi dibagi dalam
gred, yaitu :
1. Kontraktor dengan kualifiksi usaha kecil terdiri dari :
a. Kualifikasi kontaktor dengan kualifikasi gred 2 adalah :



Dapat mengerjakan 3 (tiga) paket pekerjaan.



Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-300 juta.



Memiliki kekayaan bersih 50-600 juta.



Penanggung jawab usaha 1 orang.



Penanggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat
keterampilan kerja pengalaman 2 tahun.




Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,
pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan langsung.



Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi
dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum,


 

 
 

 

harta benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak

memerlukan tenaga ahli.
b. Karateristik kontraktor kualifikasi gred 3


Dapat mengerjakan 3 (tiga) paket pekerjaan.



Mengerjakan proyek dengan nilai 0-600 juta.



Memiliki kekayaan bersih 100-800 juta.



Penanggung jawab usaha 1 orang.




Penanggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1,bersertifikat
keterampilan kerja pengalaman 5 tahun.



Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,
pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan langsung.



Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi
dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum,
harta benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak
memerlukan tenaga ahli.

c. Karateristik kontraktor dengan kualifikasi gred 4.


Dapat mengerjakan 3 (tiga) paket pekerjaan.




Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0- 1 milyar.



Penanggung jawab usaha 1 orang.



Penanggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1,bersertifikat
keterampilan kerja pengalaman 10 tahun.

10 
 

 
 

 




Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,
pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan langsung.



Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi
dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum,
harta benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak
memerlukan tenaga ahli.

2. Kontraktor dengan kualifikasi usaha menengah.
a.

Karateristik kontraktor dengan kualifikasi gred 5.


Dapat mengerjakan 5 (lima) paket pekerjaan.




Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 milyar- 10 milyar.



Memiliki kekayaan bersih 1- 10 milyar.



Penanggung jawab usaha 1 orang.



Penanggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat
keterampilan keahlian kerja dan pengalaman minimal 2 tahun.




Penanggung jawab bidang 1 orang, berpendidikan S1,bersertifikat
keterampilan keahlian kerja dan pengalaman 2 tahun.



Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,
pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan langsung.



Kriteria resiko sedang dan teknologi madya, mencakup pekerjaan
konstruksi yang pelaksanaannya dapat membahayakan keselamatan

11 
 

 
 

 

umum, harta benda, memerlukan sedikit alat berat dan memerlukan
sedikit tenaga ahli.


Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha
kecil minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakhir.

3. Karakteristik dengan kualifikasi usaha besar.
a. Karateristik kontraktor dengan kualifikasi gred 6.


Dapat mengerjakan 8 (delapan) paket pekerjaan.



Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 milayar- 25 milyar.



Mempunyai kekayaan bersih 3 milyar-25 milyar.



Penanggung jawab usaha 1 orang.



Penanggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1,bersertifikat
keterampilan keahlian kerja dan pengalaman minimal 5 tahun.



Penanggung jawab bidang 1 orang, berpendidikan S1,bersertifikat
keterampilan keahlian kerja dan pengalaman 5 tahun.



Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,
pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan langsung.



Kriteria resiko tinggi dan teknologi tinggi, mencakup pekerjaan
konstruksi yang pelaksanaannya dapat sangat membahayakan
keselamatan umum, harta benda, memerlukan banyak alat berat dan
memerlukan banyak tenaga ahli.

12 
 

 
 

 



Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha
menengah minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakhir.



Memiliki organisasi badan usaha, memiliki divisi terpisah untuk
perencanaan, oprasional, keuangan,dan administrasi personalia.

b. Karateristik kontraktor dengan kualifikasi gred 7, termasuk badan
usaha asing


Dapat mengerjakan 8 (delapan) paket pekerjaan atau 1.2 N (N
adalah jumlah paket pekerjaan yang dapat ditangani secara
bersamaan selama kurun waktu 7 tahun terakhir).



Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 milyar- tak terbatas.



Mempunyai kekayaan bersih 10 milyar-tak terbatas.



Penanggung jawab usaha 1 orang.



Penanggung jawab teknik 1 orang, bersertifikat keterampilan
keahlian kerja dan pengalaman minimal 8 tahun.



Penanggung jawab bidang 1 orang, bersertifikat keterampilan
keahlian kerja dan pengalaman 8 tahun.



Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,
pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan langsung.



Kriteria resiko tinggi dan teknologi tinggi, mencakup pekerjaan
konstruksi yang pelaksanaannya dapat sangat membahayakan

13 
 

 
 

 

keselamatan umum, harta benda, memerlukan banyak alat berat dan
memerlukan banyak tenaga ahli dan tenaga terampil.


Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha
besar minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakhir.



Memiliki organisasi badan usaha, memiliki divisi terpisah untuk
perencanaan, operasional, keuangan,dan administrasi personalia.



Badan usaha yang besifat ISO.

2.6 Penilaian Kualifikasi
2.6.1 Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No.339/KPTS/M/2003
Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi yang isinya adalah
hal-hal yang dinilai bagi jasa pelaksanaan konstruksi dalam mengikuti
pelelangan, adalah sebagai berikut :
a.

Penelitian administrasi.
Pemenuhan kelengkapan administrasi meliputi :
1. Memiliki ijin jasa konstruksi yang diterbitkan oleh pemerintah
Kabupaten/Kota tempat domisili penyedia jasa.
2. Memiliki kompetensi yang ditunjukan dengan Sertifikat Badan
Usaha yang diterbitkan Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi.
3. Secara hukum memiliki kapasitas untuk mendatangani kontrak
pengadaan.

14 
 

 
 

 

4. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan, dan/tidak sedang menjalani
sanksi pidana.
5. Dalam hal penyedia jasa akan melakukan kemitraan, penyedia
barang/jasa wajib mempunyai perjanjian kerjasama/kemitraan yang
memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut.
6. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta
memiliki laporan bulanan pasal 25 atau pasal 21/ pasal 23 atau PPN
sekurang-kurangnya 2 (tiga) bulan yang lalu.
7. Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman
penyedia jasa

baik di lingkungan pemerintah/swasta kecuali

penyedia jasa pelakasanaan pekerjaan konstruksi (pemborongan)
yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun atau penyedia jasa
perencana atau pengawas pekerjaan konstruksi (konsultansi) yang
baru berdiri kurang dari 2 (dua) tahun.
8. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau
daftar hitam di suatu instansi.
9. Memiliki kemampuan dalam bidang pekerjaan yang sesuai untuk
usaha kecil termasuk koperasi.

15 
 

 
 

 

b.

Penilaian Keuangan
1. Dukungan bank
2. Sisa kemampuan keuangan (SKK)
SKK dihitung dengan rumus :
SKK = KK – (NK-Prestasi)
KK = Fp x MK
MK = FL x KB
KB = (a+b+c) – (d+e), diambil dari neraca
Keterangan :
KK

= Kekuatan Keuangan

Fp

= Faktor Perputaran modal

Fp

= 6 untuk penyedia jasa kecil

Fp

= 7 untuk penyedia jasa menengah

Fp

= 8 untuk penyedia jasa besar

MK

= Modal Kerja (minimum 10% NP)

KB

= Kekayaan Bersih

FI

= faktor Likuiditas

FI

= 0.3 penyedia jasa usaha kecil

FI

= 0.6 penyedia jasa usaha menengah

FI

= 0.8 penyedia jasa usaha besar

NP

= Nilai Paket yang dilelangkan

NK

= Nilai Kontrak dalam pelaksana
16 

 

 
 

 

Prestasi = Nilai yang sudah dilaksanakan
c. Penilaian pengalaman
Penilaian dilakukan terhadap pengalaman pekerjaan yang pernah
dikerjakan selama 7 (tujuh) tahun terakhir. Pengalaman pekerjaan
yang dinilai disertai bukti penyelesaian pekerjaan dengan baik oleh
pengguna jasa.
Cara penilaian pengalaman :
• Penilaian pengalaman dimulai dari pekerjaan yang mempunyai
Bidang dan Sub Bidang yang sama dengan pekerjaan yang akan
dilelangkan, dinilai terhadap 3 (tiga) unsur pada angka 1 sampai
dengan 3.
• Bila masih belum mencapai nilai maksimum, penilaian dilanjutkan
dengan

pekerjaan dengan Bidang yang sama tapi Sub Bidang

berbeda
• Pekerjaan dengan Bidang yang berbeda dinilai nol.
Tiga unsur yang dinilai bagi penyedia jasa dengan pengalaman
pekerjaan adalah sebagai berikut :
1.

Bidang Pekerjaan adalah pekerjaan yang bidang dan sub bidang
sama dengan pekerjaan yang akan dilelangkan.

2.

Penilaian besarnya nilai kontrak, pengalaman pekerjaan.

17 
 

 
 

 

3.

Status Badan Usaha dalam pelaksanaan pekerjaan, apakah sebagai
kontraktor utama atau sebagai sub kontraktor.

d. Penilaian Kemampuan Teknis
1. Usaha kecil dan usaha menengah dinilai terhadap 3 unsur,yaitu :


Penilaian peralatan
Kondisi yang diperhitungkan hanya yang kondisinya tidak kurang
dari 70%.
Kepemilikan peralatan dinilai sebagai berikut :
(1) Milik sendiri dengan bukti.
(2) Sewa beli dengan bukti.
(3) Sewa jangka panjang dengan bukti.
(4) Sewa jangka pendek dengan bukti.
Contoh minimal peralatan yang disediakan :
(1) Beton molen, 1 buah.
(2) Pompa air, 1 buah
(3) Stamper, 1 buah.
(4) Ordinary truck, 1 buah.
Untuk usaha menengah panitia pengadaan harus menyusun
terlebih dahulu kebutuhan peralatan minum yang diperlukan
disesuaikan dengan kebutuhan dan sifat pekerjaan.

18 
 

 
 

 



Penilaian personil
Contoh penilaian personil minimal untuk usaha kecil :
(1)

STM sipil 2 orang.

(2)

Tenaga administrasi 2 orang.

Sedangkan untuk usaha menengah panita terlebih dahulu harus
menyusun daftar tenaga inti yang diperlukan sesuai dengan
pekerjaan. Tenaga ahli yang disediakan harus disertai dengan
sertifikat keahlian (SKA) dan sertifika keterampilan (SKT).
• Sertifikat manajemen mutu ISO
2. Usaha besar dinilai terhadap 3 unsur
• Penilaian peralatan
Kombinasi peralatan dapat berbeda dengan yang disusun oleh panitia
pengadaan, yang dinilai adalah kesesuaian peruntukannya dalam
pelaksanaan pekerjaan. Penilaian dilakukan atas ekuvalensi kapasitas
dan jumlah yang disediakan terhadap kapasitas dan jumlah alat yang
disusun panita pengadaan. Kondisi alat yang diperhitungkan adalah
kondisi alat yang tidak kurang dari 70 %.
• Penilaian personil
Panitia pengadaan harus terlebih dahulu menyusun tenaga inti yang
diperlukan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

19 
 

 
 

 

• Sertifikat manajemen mutu ISO
Untuk pekerjaan khusus yang mengharus memiliki sertifikat
manajemen mutu (ISO), maka penyedia jasa yang tidak memiliki
sertifikat manajemen mutu (ISO) dinyatakan gugur.
2.6.2 Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilaya No.257/KPTS/M/2004
dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.43/PRT/M/2007 Tentang standar
dan pedoman pengadaan jasa konstruksi,yaitu :
1. Standar dokumen kontrak harga satuan.
Dalam kontrak harga satuan, panitia pengadaan melakukan proses
evaluasi pelelangan dengan tahapan sebagai berikut :
a.

Penyampaian dokumen penawaran

b.

Pembukaan dokumen penawaran

c.

Evaluasi dokumen penawaran yang meliputi


Koreksi aritmatik



Evaluasi administrasi



Evaluasi teknis



Evaluasi kewajaran harga



Penilaian Kualifikasi



Pembuatan berita acara hasil pelelangan

20 
 

 
 

 

2. Pedoman penilaian kualifikasi
Pada prinsipnya penilaian kualifikasi peserta pelelangan secara umum
ada 2 (dua) cara yang digunakan yaitu :
a.

Pasca kualifikasi

b.

Prakualifikasi

3. Pedoman evaluasi penawaran kontrak lump sum
Dalam kontrak lump sum, panitia pengadaan melakukan proses evaluasi
pelelangan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Penyampaian dokumen penawaran
b. Pembukaan dokumen penawaran
c. Evaluasi dokumen penawaran yang meliputi


Evaluasi administrasi



Evaluasi teknis



Evaluasi kewajaran harga



Penilaian Kualifikasi



Pembuatan berita acara hasil pelelangan

d. Pedoman evaluasi penawaran kontrak harga satuan

21