LANDASAN TEORI PEMBANGUNAN SISTEM PAKAR PENGOBATAN PENYAKIT MENGGUNAKAN OBAT TRADISIONAL SUKU DAYAK BERBASIS WEB.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Kecerdasan Buatan
Bua
Bu
atan (Artificial Intelligent)
Intellige
gent
n )
Kecerdasan
salah satu
Kece
cerdasan buatan
buata
tan
n adalah
ad
u cabang ilmu
komputer
r
manusia
manusi
sia
yang
dan
da
an
mempelajari
mem
me
mpelaj
ajar
ari
i
dan
dan
diimplemtasikan
di
iimplemta
tasi
sika
kan
n
meniru
meni
me
niru
r
pada
cara
a
mesin
in
berfikir
(komputer).
(komp
mputer).
Menurut
Men
nurut John
John McCarthy
McC
Carthy (1956), cerdas
cerd
das berarti
ber
e ar
art
ti memiliki
mem
mil
i iki
pengetahuan
pe
penget
etah
ahua
uan
ditambah
ditambah
pengalaman,
penalaran
penalar
aran
(bagaimana
(ba
baga
g im
man
a a
membuat
memb
bua
uat keputusan
ke
eputusan dan mengambil tindakan), moral
mor
oral
al yang
yan
ng
baik
ik
(Dahria,
(Dahria,
2008).
Artificial
Intelligence
Intellige
g nc
nce
(AI)
)
memiliki
memi
mil
liki
ki tujuan untuk menciptakan komputer-komputer
komputer-komp
puter
er yang
yang
dapat
dapa
pat
berpikir
lebih
cerdas
dan
membuat
mesin
mesi
in
lebih
lebi
le
ih
berguna
be
b
rgun
na (Ramadhan, 2011).
Beberapa definisi lain mengenai kecerdasan
n buatan
bua
uatan
n
yang
dikemukakan
dikemukak
kan
oleh
ole
leh
para
ahli
ahl
hli
i
sebagai
berikut
beriku
kut
t
kecerdasan
buatan
bua
uata
tan
(H
(Harihayati
& Kurnia, 2012):
20
012
12):
Menurut
a. Me
M
nurut
H.A
Simon
(artificial
(
a ti
ar
tifi
fici
cial
penelitian,
pe
peneli
liti
tian
an,
(1987),
intelligence)
int
ntelligence)
aplikasi,
apli
ap
likasi
si,
,
dan
dan
merupakan
meru
me
rupa
p ka
kan
n
instruksi
inst
stru
ruks
ksi
i
kawasan
kawa
ka
was
san
yang
terkait
ter
erk
kait
dengan
de
deng
ngan
an pemrograman
pem
emro
ogr
graman komputer
kom
o puter untuk melakukan
melaku
me
kuka
kan
n hal
hal yang
manusia
dalam pandangan manusi
ia adalah
adal
alah cerdas.
b. Menurut
Rich
(artificial
and
Knight
Knight
intelligence)
intellige
gence)
(1991),
(1991),
kecerdasan
merupakan
sebuah
buatan
studi
tentang bagaimana membuat
memb
buat komputer melakukan hal-hal
yang pada saat ini dapat
dap
pat
t dilakukan lebih baik oleh
manusia.
i
Bidang-bidang
yang
termasuk
dalam
kecerdasan
buatan antara lain adalah sistem pakar (expert system),
pengolahan
bahasa
alami
11
(language
processing),
pengenalan
ucapan
(Speech
Robotika
Recognition),
(Robotics), dan jaringan saraf tiruan (Neural network)
(Durkin, 1994).
3.2 Sistem Pakar
n Sistem Pakar
3.2.1 Pengertian
Beberapa
a definisi
definisi sistem
sist
tem
m pakar
pak
akar
ar menurut
men
nurut para
a ahli adalah
be
(L
Lat
atum
umakul
lit
ta, 2012):
201
12)
2):
:
sebagai berikut
(Latumakulita,
a.
. Menurut
Menuru
rut
t Martin
M rtin
Ma
in dan Oxman (1998),
(1998)
), sistem
siste
tem
m pakar
pa
adalah
a alah
ad
sistem
si
s
stem
st
em
berbasis
berbasis
pe
peng
ngeta
ahuan,
pengetahuan,
memecahkan
memec
cahkan
komputer
fakta,
dan
yang
yan
ng
teknik
pen
nal
a aran
an
penalaran
masalah,
yang
biasanya
oleh
seorang
pakar
diselesaikan
dise
selesaikan
menggunakan
meng
me
ngguna
akan
dal
lam
a
dalam
hanya
ha a
dalam
dala
am
dapat
da t
bidang
bida
bi
d ng
te
ertentu.
tertentu.
b. Menurut
Me
enurut
Ignizio
bi
idang
bidang
yang
pe
pengetahuan
(1991),
sistem
dicirikan
(Kn
Know
o ledge
(Knowledge
oleh
Base
pakar
merupak
kan
merupakan
sistem
berb
basis
s
berbasis
Sys
ystem),
System),
memun
ungk
gkinka
kan
n
memungkinkan
komputer dapat
dapat berpikir
ber
erpi
piki
k r dan
dan mengambil
mengambi
bil
l keputusan
keputusan dari
dari
sekumpulan kaidah.
c. Menurut
Menu
Me
n rut
John
program
pr
rog
ogra
ram
m
komputer
komp
ko
mput
uter
er
kemampuan
ke
kema
mamp
mpua
uan
n
Pakar
Paka
k r
Durkin
mengerti
yang
yan
ang
g
memecahkan
memecahk
me
hkan
adalah
orang
dalam
pengalaman,
(1994),
didesain
dide
di
desa
sain
in
masalah
masal
lah
yang
g
dari
dar
ari
memiliki
menghadapi
me
enghadapi
seorang
g
sistem
pakar
r
suatu
pakar
ar
adalah
ada
dala
lah
untuk
unt
ntuk
uk
meniru
men
eniru
seorang
seor
se
oran
ang
g
pakar.
pakar.
kemampuan
kemampuan
masalah.
mengembangkan
atau
Lewat
kemampuan
yang membuatnya dapat
t memecahkan
meme
mecahkan permasalahan dengan
efisien.
hasil yang baik dan ef
fisi
sien.
d. Menurut Giarratano dan
n Riley (2005), sistem pakar
adalah
salah
menggunakan
satu
cabang
kecerdasan
pengetahuan-pengetahuan
12
buatan
khusus
yang
yang
dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu.
Konsep dasar sistem pakar adalah user atau pengguna
menyampaikan informasi berupa
ber
erupa fakta
fakt
fa
kta kepada sistem pakar,
kemudian
sistem
ak
akan
memberikan
jawa
waban
jawaban
berupa
saran
berdasarkan pengetahuan
peng
ngetahuan kepakaran
ke
(Kurniasih
h et al., 2012).
Pembangunan sistem
sistem pakar membutuhkan
mem
embu
butu
tuhk
hkan
an akuisisi pengetahuan,
p ngetahuan,
pe
yaitu pengetahuan
peng
ngetahuan pakar
paka
pa
kar yang direpresentasikan
dir
i ep
epre
rese
sent
ntas
a ikan pada
pad
ada sistem
kompute
er,
komputer,
Pros
oses
e
Proses
penge
etahua
an
pengetahuan
da
dan
akuis
isis
isi
i
akuisisi
di
disimpan
g
yang
dalam
dilakukan
n
dilakukan
basis
mengha
asilkan
menghasilkan
pen
e geta
tahu
huan
a
pengetahuan
seb
e uah
sebuah
sist
stem pakar.
pak
aka
ar. Maka dari itu proses akuisisi
akuisis
isi pengetahuan
peng
pe
get
e ahu
uan
sistem
me
emiliki
ki pengaruh
pen
ngaruh besar terdahap kualitas basis pengetahuan
peng
nget
etahua
an
memiliki
yang
y
ang
kemudian
kem
e ud
dian
berpengaruh
pada
output
sistem
(Daniel
(Dan
nie
iel
&
Virginia,
Virg
gin
inia, 2010).
3
.2
2.2 Cir
ri-Ciri Sistem Pakar
3.2.2
Ciri-Ciri
Ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut (Daeli,
(Da
aeli,
,
2013)
20
2013
1 ) :
a. Terbatas pada domain tertentu.
a
ter
rtentu.
b. Dapat
memberikan
penalaran
untuk
data-data
a
yang
yan
ang
tidak
ti
tida
dak
k lengkap
leng
ngk
kap
p atau
atau tidak
tidak pasti.
pas
asti
ti.
.
c.
c
. Dapat
Da
menjelaskan
me
enj
njel
elaska
kan
alasan-alasan
alas
al
asan
an-ala
asa
san
dengan
deng
de
n an
cara
car
ra
yang
dapat
da
dapa
p t dipahami.
dipa
di
pah
hami.
d. Bekerja berdasarkan kaidah/rule
kaidah
h/rule tertentu.
e. Basis pengetahuan dan
da mekanisme
mekan
nisme inferensi terpisah.
f. Sistem dapat mengaktifkan
mengakt
tifkan kaidah secara searah yang
sesuai, dituntut oleh
h dialog
dia
alog dengan penggunaan.
13
3.2.3 Modul Penyusun Sistem Pakar
Menurut Staugaard (1987), sistem pakar disusun oleh
tiga modul utama yaitu (Nurhidayati, 2010):
a. Modul Penerimaan Pengetahuan
(Knowledge
g
(
g Acquisition
q
Mode)
Knowledge engineer
engineer
r berperan untuk
k melakukan proses
pengumpulan
pengumpu
pulan
pengetahuan-pengetahuan
peng
get
e ahuan-pengetahuan
yang
akan
dengan
deng
de
ngan
sistem
sistem
dimasukan
dima
asukan ke
k dalam
dal
a am sistem
sis
iste
tem
m pakar.
paka
pa
kar.
r.
Konsultasi
b. Modul
Mo
Konsul
Ko
lta
tasi (Consultation Mode)
Mod
ode)
Pada
a
modul
mod
odul
ini,
ini
ni,
user
r
berinteraksi
berinte
era
raksi
dengan
de
d
ngan
ng
an menjawab
men
enjawab pertanyaan-pertanyaan
an yang
yan
ang
g diajukan
d ajuk
di
u an
sistem.
oleh si
oleh
istem.
c.
. Modul
l Penjelasan (Explanation Mode)
Modul
Modu
dul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan
kep
put
utus
u an
ol
leh sistem (bagaimana suatu keputusan diperoleh).
diper
roleh
eh).
oleh
3.2.5
Kelebihan
3
.2.
2.5 Kel
lebihan Sistem Pakar
Menurut
Menur
u ut Arhami (2005), sistem pakar memiliki
i banyak
ba ak
kelebihan
ke
kel
lebihan sebagai
sebaga
gai
i berikut
berikut (Saputra,
( aputra
(S
ra, 2011):
a. Menjadikan pengetahuan
n dan nasehat mudah didapat.
didapat
at.
b. Meningkatkan
b
Me
output dan produktivitas.
Menyimpan
c. Me
Meny
nyim
impa
pan
n kemampuan
kema
ke
mamp
mpua
uan
n dan
da keahlian
keah
ke
ahli
lian
an pakar.
pak
akar
ar.
.
d. Meningkatkan
Meni
Me
ning
ngka
katk
tkan
an penyelesaian
penye
yelesa
aian masalah,
masala
lah,
h, menerusi
men
ener
erus
usi
i paduan
paduan
pakar,
sistem
pak
kar, penerangan, s
istem
m pakar khas.
reliabilitas.
e. Meningkatkan reliab
bilitas.
f. Memberikan respons (jawaban
(jawaba
an yang cepat).
intelligence
g. Merupakan panduan yang
ya
ang in
ntelligence (cerdas).
h. Dapat
bekerja
dengan
n
informasi
informasi
yang
lengkap
dan
ketidakpastian.
mengandung ketidakpasti
ian.
i. Intelligence
database
(basis
data
cerdas),
bahwa
sistem pakar dapat digunakan untuk mengkases basis
data dengan cara cerdas.
14
3.2.6 Kekurangan Sistem Pakar
Menurut Arhami (2005), sistem pakar memiliki kelemahan
sebagai berikut (Saputra, 2011) :
a. Masalah
dalam
mendapatkan
p
pengetahuan
p g
dimana
selalu bisa
pengetahuan tidak
ti
bis
isa didapatkan dengan
mudah,
kadangkala
kad
adangkala
pakar
dari
masalah
mas
a alah
yang
kita
buat tidak
tidak ada, atau kalaupun ada kadang-kadang
pendekatan
pe
endekatan
an yang
yan
a g dimiliki
dimi
di
mili
liki
ki pakar
pak
akar
ar berbeda-beda.
berbeda-be
beda.
b.
. Untuk membuat
memb
bua
uat
t suatu sistem pakar
pak
akar
ar yang
yan
ang benar-benar
bena
ar-benar
berkualitas
berk
rkua
uali
l tas tinggi
tinggi sangatlah sulit
sulit dan
dan memerlukan
memer
rlukan
biaya
bi
biay
aya
yang
ya
sangat
besar
untuk
pengembangan
pengem
pe
emba
bang
ngan
dan
pemeliharaannya.
pe
pemel
liharaannya.
c. Boleh
c
Bol
leh jadi sistem tidak dapat membuat keputusan.
keputu
ke
tusa
san.
n
pakar tidaklah 100% menguntungkan,
d. Sistem
d
Si
, walaupun
wa
ala
laup
u un
seorang
s
eorang
tetap
tidak
sempurna
atau
tidak
tida
ak
selalu
sela
se
l lu
u
benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang
g secara
secar
ara
a
teliti
sebelum
digunakan.
Dalam
hal
ini
peran
pe n
tetap
faktor
manusia teta
tap
p merupakan
me
fakt
ktor
or dominan.
3.3 Metode Inferensi
3.3
3.3.1
3.3.
3.1
1 Pohon
Po
oho
hon Keputusan (Decision Tree)
Pohon
keputusan
Po
Poho
hon
n ke
kepu
putu
tusa
san
n (Decision
(De
Deci
cisi
sion
on Tree)
Tre
ree
e) merupakan
meru
me
rupa
paka
kan
n salah
sal
sa
lah
h satu
satu
dapat
teknik
k representasi
rep
epre
rese
sent
ntasi
i pengetahuan
penget
etahua
uan yang
ya
dap
apat
at digunakan
dig
igun
unak
aka
an untuk
membuat
keputusan
hierarki
hi
terdiri
berdasarkan
berdasar
rkan
dari
node
node
klasifikasi
dan
n
cabang.
obyek.
ob
byek.
k
Node
Pohon
menyimpan
informasi, sedangkan cabang
caban
ng merupakan
merup
pakan penghubung node yang
berisi pertanyaan “ya” atau “tidak”.
“tida
dak”.
15
A
Ya
Tidak
B
E
Tidak
Ya
Ya
T
idak
Tidak
F
C
D
K
Ya
Tidak
J
G
Ya
Tidak
ak
H
I
Gambar 3.1 : Contoh pohon keputusan
3.3.2
.2 Metode
Meto
ode Forward Chaining dan Backward Chaining
Chainin
ng
A. Metode
A
Me
etode Forward Chaining
F
orward chaining
g atau pelacakan alur maju
u adalah
adal
lah
h
Forward
m
etode pencarian berdasarkan data atau fakta
fak
kta yang
g
metode
ad
ada,
penel
elu
usuran
an
penelusuran
i
melalui
premi
miss premis,
premis-premis,
jik
ika
a
jika
klausa premis sesuai
ai dengan
den
eng
gan situasi, maka dilakukan
dilaku
uka
kan
n
penarikan
kesimpulan.
Proses
penalaran
untuk
unt
ntu
uk
mencapai
menc
ncap
apai
ai kesimpulan
kes
esim
impu
pula
lan tersebut
ut dikendalikan
dik
iken
enda
dali
lika
kan
n oleh
eh data
data
driven).
(data d
rive
ven
n).
Backward
B. Metode
Meto
Me
tode
de B
ack
ckward Chaining
Cha
haining
Backward chaining
g atau
atau pelacakan
pe
elacakan alur mundur adalah
metode pencarian berdasarkan
be
erdasark
kan hipotesis atau dugaan,
penelusuran
melalui
melalu
ui
premis-premis
prem
mis-premis
yang
dicocokan
dengan keadaaan awal
al untuk
un
ntuk membuktikan hipotesis.
Proses
penalaran
tersebut
ter
rsebut
dari
hipotesis
untuk
mencari
fakta-faktanya
dan
menggunakan
rule
untuk
i f
k
f k
d
k
l
k
memvalidasi
kebenaran
tujuan
(goal)
merupakan
proses yang dikendalikan tujuan (goal driven).
16
2.3 Website
Website bertujuan untuk memberikan akses terhadap
isi
produk,
kemungkinan
fasilitas,
dan
keanekaragaman
an
serta
transaksi,
lain-lain
in.
lain-lain.
tipe
be
eroperasi
beroperasi
media,
tanpa
tanpa
kolaborasi
memiliki
Website
n
dokumen
batasan,
dan
format
da
apa
p t
dapat
file
melakukan
pemeli
iha
haraan dan
an pen
ngg-up
upda
date
e-an secara bebas.
be
pemeliharaan
peng-update-an
Untuk
mela
akukan
melakukan
pe
era
ranc
ncangan
perancangan
situs
web,
web,
hal
yan
ng
yang
perlu
di
diperhat
atik
ika
an ada
ala
lah
h sebagai berikut
beri
riku
kut (Supriyanto,
(Sup
upri
riya
yanto, 2007)
diperhatikan
adalah
:
1.
. Tujuan
Tuj
Tu
juan
an pembuatan website secara spesifi
ik.
k
spesifik.
2. Sasaran
Sasa
aran atau audiens.
3. Situs
Si
itus
harus
menarik
baik
secara
visua
al
visual
maupun
maupun
ko
komposisi
materi.
4. M
anajemen informasi yang ditampilkan
Manajemen
5. Penataan
Penataan informasi sehingga mempermudah pencarian.
penc
caria
ian.
arus
kertas.
6. Memetakan
Me
aru
ar
us informasi
inf
nformasi dengan
den
engan media
me
kert
tas. Cara
Ca
ara
ini sangat membantu
u jika
j ka mengalami kesulitan dalam
ji
dal
alam
am
visualisasi
ulang
ul
lan
ang
g
informasi
i
secara
se
seca
cara
ra
dan
menghindari
besar-besaran
besar-besara
ran
n
saat
saat
penataan
pena
nata
taa
an
implementasi.
imp
mple
leme
ment
ntas
asi.
Desain
website
Desai
in webs
bsit
ite menggunakan
mengg
ggun
unak
akan
an bahasa
bah
has
asa
a pemrograman
pemrograma
an PHP.
PHP.
PHP
PHP
adalah
ad ah
bahasa
a
scripting
script
pti
ing
g
yang
yan
ng
menyatu
meny
me
nyat
atu
dengan
dengan
dijalankan
HTML dan dijalanka
an pada
a server side yaitu semua
sintaks
akan
sedangkan
sepenuhnya
sepe
enuhnya
yang
dijalankan
dikirimkan
di
ikirimka
kan
ke
pada
browser,
server,
sehingga
orang lain tidak dapat
dap
pat mengetahui
mengetahui kode sumber yang
digunakan
untuk
mendesain
men
nde
esain
Nugroho,
2009).
N
h
2009)
17
website
(Ramadhan
&
2.4 Pengobatan Suku Dayak
Pengetahuan
Tradisional
termasuk
karya
intelektual di bidang pengetahuan dan teknologi yang
mengandung
yang
unsur
karakteristik
dihasilkan,
dikembangkan,
dik
ikembangka
kan,
n
komunitas
masyarakat
masy
syarakat
(Kusumandara,
(Kusumandar
ra,
2011).
)
lokal
warisan
dan
atau
ata
au
Pemerintah
tradisional
dipelihara
masyarakat
Indonesia
Indo
donesia
oleh
adat
sendiri
telah mengakui
mengakui pentingnya
penti
ing
gny
nya
a nilai
nila
ni
lai
i kekayaan intelektual
yang
g
ada
tradisional
tr
radisiona
nal
l
dalam
dal
alam
am
folklor
fol
lklor
Indonesia
Indone
esi
sia
a
pada
d
atau
ata
tau
u
ekspresi
i
Undang-Undang
Und
n ang-Unda
dang
ng
Hak
k
budaya
Cipta
Nasional
Nasion
onal
al 1982
2 yaitu Pasal 10 UU No.6/1982
No.6
.6/1
/ 982
2 tentang
te
g Hak
Cipta,
Cipt
pta,
a, kemudian
kem
emudian Pasal 10 UU No.19/2002
02 tentang
ten
enta
tan
ng Hak
Hak
Cipta,
. Dengan
Ci
Cipt
pta, dan Pasal 13 Hak Cipta tahun 2010
20
010
1
Denga
an
adanya
ad
ada
anya
a
perlindungan
hukum,
masyarakat
adat
a at
ad
t
yang
g
memiliki
me
m
mil
liki banyak metode pengobatan tradisional
tradisiona
al diakui
diak
di
a ui
keberadaanya
kebe
eradaanya sebagai folklor Indonesia.
18
LANDASAN TEORI
3.1 Kecerdasan Buatan
Bua
Bu
atan (Artificial Intelligent)
Intellige
gent
n )
Kecerdasan
salah satu
Kece
cerdasan buatan
buata
tan
n adalah
ad
u cabang ilmu
komputer
r
manusia
manusi
sia
yang
dan
da
an
mempelajari
mem
me
mpelaj
ajar
ari
i
dan
dan
diimplemtasikan
di
iimplemta
tasi
sika
kan
n
meniru
meni
me
niru
r
pada
cara
a
mesin
in
berfikir
(komputer).
(komp
mputer).
Menurut
Men
nurut John
John McCarthy
McC
Carthy (1956), cerdas
cerd
das berarti
ber
e ar
art
ti memiliki
mem
mil
i iki
pengetahuan
pe
penget
etah
ahua
uan
ditambah
ditambah
pengalaman,
penalaran
penalar
aran
(bagaimana
(ba
baga
g im
man
a a
membuat
memb
bua
uat keputusan
ke
eputusan dan mengambil tindakan), moral
mor
oral
al yang
yan
ng
baik
ik
(Dahria,
(Dahria,
2008).
Artificial
Intelligence
Intellige
g nc
nce
(AI)
)
memiliki
memi
mil
liki
ki tujuan untuk menciptakan komputer-komputer
komputer-komp
puter
er yang
yang
dapat
dapa
pat
berpikir
lebih
cerdas
dan
membuat
mesin
mesi
in
lebih
lebi
le
ih
berguna
be
b
rgun
na (Ramadhan, 2011).
Beberapa definisi lain mengenai kecerdasan
n buatan
bua
uatan
n
yang
dikemukakan
dikemukak
kan
oleh
ole
leh
para
ahli
ahl
hli
i
sebagai
berikut
beriku
kut
t
kecerdasan
buatan
bua
uata
tan
(H
(Harihayati
& Kurnia, 2012):
20
012
12):
Menurut
a. Me
M
nurut
H.A
Simon
(artificial
(
a ti
ar
tifi
fici
cial
penelitian,
pe
peneli
liti
tian
an,
(1987),
intelligence)
int
ntelligence)
aplikasi,
apli
ap
likasi
si,
,
dan
dan
merupakan
meru
me
rupa
p ka
kan
n
instruksi
inst
stru
ruks
ksi
i
kawasan
kawa
ka
was
san
yang
terkait
ter
erk
kait
dengan
de
deng
ngan
an pemrograman
pem
emro
ogr
graman komputer
kom
o puter untuk melakukan
melaku
me
kuka
kan
n hal
hal yang
manusia
dalam pandangan manusi
ia adalah
adal
alah cerdas.
b. Menurut
Rich
(artificial
and
Knight
Knight
intelligence)
intellige
gence)
(1991),
(1991),
kecerdasan
merupakan
sebuah
buatan
studi
tentang bagaimana membuat
memb
buat komputer melakukan hal-hal
yang pada saat ini dapat
dap
pat
t dilakukan lebih baik oleh
manusia.
i
Bidang-bidang
yang
termasuk
dalam
kecerdasan
buatan antara lain adalah sistem pakar (expert system),
pengolahan
bahasa
alami
11
(language
processing),
pengenalan
ucapan
(Speech
Robotika
Recognition),
(Robotics), dan jaringan saraf tiruan (Neural network)
(Durkin, 1994).
3.2 Sistem Pakar
n Sistem Pakar
3.2.1 Pengertian
Beberapa
a definisi
definisi sistem
sist
tem
m pakar
pak
akar
ar menurut
men
nurut para
a ahli adalah
be
(L
Lat
atum
umakul
lit
ta, 2012):
201
12)
2):
:
sebagai berikut
(Latumakulita,
a.
. Menurut
Menuru
rut
t Martin
M rtin
Ma
in dan Oxman (1998),
(1998)
), sistem
siste
tem
m pakar
pa
adalah
a alah
ad
sistem
si
s
stem
st
em
berbasis
berbasis
pe
peng
ngeta
ahuan,
pengetahuan,
memecahkan
memec
cahkan
komputer
fakta,
dan
yang
yan
ng
teknik
pen
nal
a aran
an
penalaran
masalah,
yang
biasanya
oleh
seorang
pakar
diselesaikan
dise
selesaikan
menggunakan
meng
me
ngguna
akan
dal
lam
a
dalam
hanya
ha a
dalam
dala
am
dapat
da t
bidang
bida
bi
d ng
te
ertentu.
tertentu.
b. Menurut
Me
enurut
Ignizio
bi
idang
bidang
yang
pe
pengetahuan
(1991),
sistem
dicirikan
(Kn
Know
o ledge
(Knowledge
oleh
Base
pakar
merupak
kan
merupakan
sistem
berb
basis
s
berbasis
Sys
ystem),
System),
memun
ungk
gkinka
kan
n
memungkinkan
komputer dapat
dapat berpikir
ber
erpi
piki
k r dan
dan mengambil
mengambi
bil
l keputusan
keputusan dari
dari
sekumpulan kaidah.
c. Menurut
Menu
Me
n rut
John
program
pr
rog
ogra
ram
m
komputer
komp
ko
mput
uter
er
kemampuan
ke
kema
mamp
mpua
uan
n
Pakar
Paka
k r
Durkin
mengerti
yang
yan
ang
g
memecahkan
memecahk
me
hkan
adalah
orang
dalam
pengalaman,
(1994),
didesain
dide
di
desa
sain
in
masalah
masal
lah
yang
g
dari
dar
ari
memiliki
menghadapi
me
enghadapi
seorang
g
sistem
pakar
r
suatu
pakar
ar
adalah
ada
dala
lah
untuk
unt
ntuk
uk
meniru
men
eniru
seorang
seor
se
oran
ang
g
pakar.
pakar.
kemampuan
kemampuan
masalah.
mengembangkan
atau
Lewat
kemampuan
yang membuatnya dapat
t memecahkan
meme
mecahkan permasalahan dengan
efisien.
hasil yang baik dan ef
fisi
sien.
d. Menurut Giarratano dan
n Riley (2005), sistem pakar
adalah
salah
menggunakan
satu
cabang
kecerdasan
pengetahuan-pengetahuan
12
buatan
khusus
yang
yang
dimiliki oleh seorang ahli untuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu.
Konsep dasar sistem pakar adalah user atau pengguna
menyampaikan informasi berupa
ber
erupa fakta
fakt
fa
kta kepada sistem pakar,
kemudian
sistem
ak
akan
memberikan
jawa
waban
jawaban
berupa
saran
berdasarkan pengetahuan
peng
ngetahuan kepakaran
ke
(Kurniasih
h et al., 2012).
Pembangunan sistem
sistem pakar membutuhkan
mem
embu
butu
tuhk
hkan
an akuisisi pengetahuan,
p ngetahuan,
pe
yaitu pengetahuan
peng
ngetahuan pakar
paka
pa
kar yang direpresentasikan
dir
i ep
epre
rese
sent
ntas
a ikan pada
pad
ada sistem
kompute
er,
komputer,
Pros
oses
e
Proses
penge
etahua
an
pengetahuan
da
dan
akuis
isis
isi
i
akuisisi
di
disimpan
g
yang
dalam
dilakukan
n
dilakukan
basis
mengha
asilkan
menghasilkan
pen
e geta
tahu
huan
a
pengetahuan
seb
e uah
sebuah
sist
stem pakar.
pak
aka
ar. Maka dari itu proses akuisisi
akuisis
isi pengetahuan
peng
pe
get
e ahu
uan
sistem
me
emiliki
ki pengaruh
pen
ngaruh besar terdahap kualitas basis pengetahuan
peng
nget
etahua
an
memiliki
yang
y
ang
kemudian
kem
e ud
dian
berpengaruh
pada
output
sistem
(Daniel
(Dan
nie
iel
&
Virginia,
Virg
gin
inia, 2010).
3
.2
2.2 Cir
ri-Ciri Sistem Pakar
3.2.2
Ciri-Ciri
Ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut (Daeli,
(Da
aeli,
,
2013)
20
2013
1 ) :
a. Terbatas pada domain tertentu.
a
ter
rtentu.
b. Dapat
memberikan
penalaran
untuk
data-data
a
yang
yan
ang
tidak
ti
tida
dak
k lengkap
leng
ngk
kap
p atau
atau tidak
tidak pasti.
pas
asti
ti.
.
c.
c
. Dapat
Da
menjelaskan
me
enj
njel
elaska
kan
alasan-alasan
alas
al
asan
an-ala
asa
san
dengan
deng
de
n an
cara
car
ra
yang
dapat
da
dapa
p t dipahami.
dipa
di
pah
hami.
d. Bekerja berdasarkan kaidah/rule
kaidah
h/rule tertentu.
e. Basis pengetahuan dan
da mekanisme
mekan
nisme inferensi terpisah.
f. Sistem dapat mengaktifkan
mengakt
tifkan kaidah secara searah yang
sesuai, dituntut oleh
h dialog
dia
alog dengan penggunaan.
13
3.2.3 Modul Penyusun Sistem Pakar
Menurut Staugaard (1987), sistem pakar disusun oleh
tiga modul utama yaitu (Nurhidayati, 2010):
a. Modul Penerimaan Pengetahuan
(Knowledge
g
(
g Acquisition
q
Mode)
Knowledge engineer
engineer
r berperan untuk
k melakukan proses
pengumpulan
pengumpu
pulan
pengetahuan-pengetahuan
peng
get
e ahuan-pengetahuan
yang
akan
dengan
deng
de
ngan
sistem
sistem
dimasukan
dima
asukan ke
k dalam
dal
a am sistem
sis
iste
tem
m pakar.
paka
pa
kar.
r.
Konsultasi
b. Modul
Mo
Konsul
Ko
lta
tasi (Consultation Mode)
Mod
ode)
Pada
a
modul
mod
odul
ini,
ini
ni,
user
r
berinteraksi
berinte
era
raksi
dengan
de
d
ngan
ng
an menjawab
men
enjawab pertanyaan-pertanyaan
an yang
yan
ang
g diajukan
d ajuk
di
u an
sistem.
oleh si
oleh
istem.
c.
. Modul
l Penjelasan (Explanation Mode)
Modul
Modu
dul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan
kep
put
utus
u an
ol
leh sistem (bagaimana suatu keputusan diperoleh).
diper
roleh
eh).
oleh
3.2.5
Kelebihan
3
.2.
2.5 Kel
lebihan Sistem Pakar
Menurut
Menur
u ut Arhami (2005), sistem pakar memiliki
i banyak
ba ak
kelebihan
ke
kel
lebihan sebagai
sebaga
gai
i berikut
berikut (Saputra,
( aputra
(S
ra, 2011):
a. Menjadikan pengetahuan
n dan nasehat mudah didapat.
didapat
at.
b. Meningkatkan
b
Me
output dan produktivitas.
Menyimpan
c. Me
Meny
nyim
impa
pan
n kemampuan
kema
ke
mamp
mpua
uan
n dan
da keahlian
keah
ke
ahli
lian
an pakar.
pak
akar
ar.
.
d. Meningkatkan
Meni
Me
ning
ngka
katk
tkan
an penyelesaian
penye
yelesa
aian masalah,
masala
lah,
h, menerusi
men
ener
erus
usi
i paduan
paduan
pakar,
sistem
pak
kar, penerangan, s
istem
m pakar khas.
reliabilitas.
e. Meningkatkan reliab
bilitas.
f. Memberikan respons (jawaban
(jawaba
an yang cepat).
intelligence
g. Merupakan panduan yang
ya
ang in
ntelligence (cerdas).
h. Dapat
bekerja
dengan
n
informasi
informasi
yang
lengkap
dan
ketidakpastian.
mengandung ketidakpasti
ian.
i. Intelligence
database
(basis
data
cerdas),
bahwa
sistem pakar dapat digunakan untuk mengkases basis
data dengan cara cerdas.
14
3.2.6 Kekurangan Sistem Pakar
Menurut Arhami (2005), sistem pakar memiliki kelemahan
sebagai berikut (Saputra, 2011) :
a. Masalah
dalam
mendapatkan
p
pengetahuan
p g
dimana
selalu bisa
pengetahuan tidak
ti
bis
isa didapatkan dengan
mudah,
kadangkala
kad
adangkala
pakar
dari
masalah
mas
a alah
yang
kita
buat tidak
tidak ada, atau kalaupun ada kadang-kadang
pendekatan
pe
endekatan
an yang
yan
a g dimiliki
dimi
di
mili
liki
ki pakar
pak
akar
ar berbeda-beda.
berbeda-be
beda.
b.
. Untuk membuat
memb
bua
uat
t suatu sistem pakar
pak
akar
ar yang
yan
ang benar-benar
bena
ar-benar
berkualitas
berk
rkua
uali
l tas tinggi
tinggi sangatlah sulit
sulit dan
dan memerlukan
memer
rlukan
biaya
bi
biay
aya
yang
ya
sangat
besar
untuk
pengembangan
pengem
pe
emba
bang
ngan
dan
pemeliharaannya.
pe
pemel
liharaannya.
c. Boleh
c
Bol
leh jadi sistem tidak dapat membuat keputusan.
keputu
ke
tusa
san.
n
pakar tidaklah 100% menguntungkan,
d. Sistem
d
Si
, walaupun
wa
ala
laup
u un
seorang
s
eorang
tetap
tidak
sempurna
atau
tidak
tida
ak
selalu
sela
se
l lu
u
benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang
g secara
secar
ara
a
teliti
sebelum
digunakan.
Dalam
hal
ini
peran
pe n
tetap
faktor
manusia teta
tap
p merupakan
me
fakt
ktor
or dominan.
3.3 Metode Inferensi
3.3
3.3.1
3.3.
3.1
1 Pohon
Po
oho
hon Keputusan (Decision Tree)
Pohon
keputusan
Po
Poho
hon
n ke
kepu
putu
tusa
san
n (Decision
(De
Deci
cisi
sion
on Tree)
Tre
ree
e) merupakan
meru
me
rupa
paka
kan
n salah
sal
sa
lah
h satu
satu
dapat
teknik
k representasi
rep
epre
rese
sent
ntasi
i pengetahuan
penget
etahua
uan yang
ya
dap
apat
at digunakan
dig
igun
unak
aka
an untuk
membuat
keputusan
hierarki
hi
terdiri
berdasarkan
berdasar
rkan
dari
node
node
klasifikasi
dan
n
cabang.
obyek.
ob
byek.
k
Node
Pohon
menyimpan
informasi, sedangkan cabang
caban
ng merupakan
merup
pakan penghubung node yang
berisi pertanyaan “ya” atau “tidak”.
“tida
dak”.
15
A
Ya
Tidak
B
E
Tidak
Ya
Ya
T
idak
Tidak
F
C
D
K
Ya
Tidak
J
G
Ya
Tidak
ak
H
I
Gambar 3.1 : Contoh pohon keputusan
3.3.2
.2 Metode
Meto
ode Forward Chaining dan Backward Chaining
Chainin
ng
A. Metode
A
Me
etode Forward Chaining
F
orward chaining
g atau pelacakan alur maju
u adalah
adal
lah
h
Forward
m
etode pencarian berdasarkan data atau fakta
fak
kta yang
g
metode
ad
ada,
penel
elu
usuran
an
penelusuran
i
melalui
premi
miss premis,
premis-premis,
jik
ika
a
jika
klausa premis sesuai
ai dengan
den
eng
gan situasi, maka dilakukan
dilaku
uka
kan
n
penarikan
kesimpulan.
Proses
penalaran
untuk
unt
ntu
uk
mencapai
menc
ncap
apai
ai kesimpulan
kes
esim
impu
pula
lan tersebut
ut dikendalikan
dik
iken
enda
dali
lika
kan
n oleh
eh data
data
driven).
(data d
rive
ven
n).
Backward
B. Metode
Meto
Me
tode
de B
ack
ckward Chaining
Cha
haining
Backward chaining
g atau
atau pelacakan
pe
elacakan alur mundur adalah
metode pencarian berdasarkan
be
erdasark
kan hipotesis atau dugaan,
penelusuran
melalui
melalu
ui
premis-premis
prem
mis-premis
yang
dicocokan
dengan keadaaan awal
al untuk
un
ntuk membuktikan hipotesis.
Proses
penalaran
tersebut
ter
rsebut
dari
hipotesis
untuk
mencari
fakta-faktanya
dan
menggunakan
rule
untuk
i f
k
f k
d
k
l
k
memvalidasi
kebenaran
tujuan
(goal)
merupakan
proses yang dikendalikan tujuan (goal driven).
16
2.3 Website
Website bertujuan untuk memberikan akses terhadap
isi
produk,
kemungkinan
fasilitas,
dan
keanekaragaman
an
serta
transaksi,
lain-lain
in.
lain-lain.
tipe
be
eroperasi
beroperasi
media,
tanpa
tanpa
kolaborasi
memiliki
Website
n
dokumen
batasan,
dan
format
da
apa
p t
dapat
file
melakukan
pemeli
iha
haraan dan
an pen
ngg-up
upda
date
e-an secara bebas.
be
pemeliharaan
peng-update-an
Untuk
mela
akukan
melakukan
pe
era
ranc
ncangan
perancangan
situs
web,
web,
hal
yan
ng
yang
perlu
di
diperhat
atik
ika
an ada
ala
lah
h sebagai berikut
beri
riku
kut (Supriyanto,
(Sup
upri
riya
yanto, 2007)
diperhatikan
adalah
:
1.
. Tujuan
Tuj
Tu
juan
an pembuatan website secara spesifi
ik.
k
spesifik.
2. Sasaran
Sasa
aran atau audiens.
3. Situs
Si
itus
harus
menarik
baik
secara
visua
al
visual
maupun
maupun
ko
komposisi
materi.
4. M
anajemen informasi yang ditampilkan
Manajemen
5. Penataan
Penataan informasi sehingga mempermudah pencarian.
penc
caria
ian.
arus
kertas.
6. Memetakan
Me
aru
ar
us informasi
inf
nformasi dengan
den
engan media
me
kert
tas. Cara
Ca
ara
ini sangat membantu
u jika
j ka mengalami kesulitan dalam
ji
dal
alam
am
visualisasi
ulang
ul
lan
ang
g
informasi
i
secara
se
seca
cara
ra
dan
menghindari
besar-besaran
besar-besara
ran
n
saat
saat
penataan
pena
nata
taa
an
implementasi.
imp
mple
leme
ment
ntas
asi.
Desain
website
Desai
in webs
bsit
ite menggunakan
mengg
ggun
unak
akan
an bahasa
bah
has
asa
a pemrograman
pemrograma
an PHP.
PHP.
PHP
PHP
adalah
ad ah
bahasa
a
scripting
script
pti
ing
g
yang
yan
ng
menyatu
meny
me
nyat
atu
dengan
dengan
dijalankan
HTML dan dijalanka
an pada
a server side yaitu semua
sintaks
akan
sedangkan
sepenuhnya
sepe
enuhnya
yang
dijalankan
dikirimkan
di
ikirimka
kan
ke
pada
browser,
server,
sehingga
orang lain tidak dapat
dap
pat mengetahui
mengetahui kode sumber yang
digunakan
untuk
mendesain
men
nde
esain
Nugroho,
2009).
N
h
2009)
17
website
(Ramadhan
&
2.4 Pengobatan Suku Dayak
Pengetahuan
Tradisional
termasuk
karya
intelektual di bidang pengetahuan dan teknologi yang
mengandung
yang
unsur
karakteristik
dihasilkan,
dikembangkan,
dik
ikembangka
kan,
n
komunitas
masyarakat
masy
syarakat
(Kusumandara,
(Kusumandar
ra,
2011).
)
lokal
warisan
dan
atau
ata
au
Pemerintah
tradisional
dipelihara
masyarakat
Indonesia
Indo
donesia
oleh
adat
sendiri
telah mengakui
mengakui pentingnya
penti
ing
gny
nya
a nilai
nila
ni
lai
i kekayaan intelektual
yang
g
ada
tradisional
tr
radisiona
nal
l
dalam
dal
alam
am
folklor
fol
lklor
Indonesia
Indone
esi
sia
a
pada
d
atau
ata
tau
u
ekspresi
i
Undang-Undang
Und
n ang-Unda
dang
ng
Hak
k
budaya
Cipta
Nasional
Nasion
onal
al 1982
2 yaitu Pasal 10 UU No.6/1982
No.6
.6/1
/ 982
2 tentang
te
g Hak
Cipta,
Cipt
pta,
a, kemudian
kem
emudian Pasal 10 UU No.19/2002
02 tentang
ten
enta
tan
ng Hak
Hak
Cipta,
. Dengan
Ci
Cipt
pta, dan Pasal 13 Hak Cipta tahun 2010
20
010
1
Denga
an
adanya
ad
ada
anya
a
perlindungan
hukum,
masyarakat
adat
a at
ad
t
yang
g
memiliki
me
m
mil
liki banyak metode pengobatan tradisional
tradisiona
al diakui
diak
di
a ui
keberadaanya
kebe
eradaanya sebagai folklor Indonesia.
18