PENGUJIAN HIPOTESIS Analisis Perbandingan Kinerja Antara Pegawai Tetap dengan Karyawan Outsourcing (Studi Kasus pada PT.PLN (Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau di Medan)

IV.6 PENGUJIAN HIPOTESIS

Dari hasil jawaban responden seperti yang telah diuraikan diatas maka selanjutnya pada bagian ini penulis akan menguji hal-hal berikut ini :

IV.6.1 Analisis Perbedaan Persepsi Karyawan Terhadap Kondisi Kerja X

Setelah dilakukan pengklasifikasian terhadap jawaban-jawaban yang diberikan kepada responden terhadap variabel kondisi kerja yang dialami tenaga kerja di PT.PLN Persero PIKITRING SUAR. Diperoleh hasil bahwa persentase jawaban terbesar ada pada kategori Tinggi dari responden Pegawai Tetap yakni 97,26, lalu diikuti oleh kategori Sedang dari responden, yakni karyawan outsourcing 50,68, kemudian diikuti pada kategori Rendah dari karyawan outsourcing, yaitu 49,32. Dan yang terakhir pada kategori Sedang dari responden pegawai tetap yang hanya 2,74. Sedangkan pada kategori Tinggi dari karyawan outsourcing dan kategori rendah dari pegawai tetap sama-sama memiliki persentase yang sama yakni 0. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.39 berikut ini. Tabel 4.39 Perbedaan Persepsi Terhadap Kondisi Kerja X Antara Pegawai Tetap Dengan Karyawan Outsourcing. No Persepsi Pegawai Tetap Karyawan Ousourcing F F 1 Tinggi 71 97,26 - - 2 Sedang 2 2,74 37 50,68 3 Rendah - - 36 49,32 Jumlah 73 100 73 100 Sumber : Data Primer, Hasil Olahan, 2008. Universitas Sumatera Utara IV.6.2 Pengujian Hipotesis I Variabel Kinerja Karyawan Pada bagian ini penulis hendak menguji apakah ada perbedaan kinerja antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing. Hipotesisnya : Ho = Tidak terdapat perbedaan kinerja antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing. Hi = Terdapat perbedaan kinerja antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing. Hipotesis diuji dengan menggunakan uji Chi kuadrat Chi Square. Setelah dilakukan pengklasifikasian terhadap jawaban yang diberikan kepada responden terhadap variabel kinerja karyawan. Diperoleh hasil bahwa persentase jawaban terbesar ada pada kategori Tinggi dari responden Pegawai Tetap yakni 73,97, lalu diikuti oleh kategori Sedang dari responden karyawan outsourcing, yakni 49,32, kemudian diikuti pada kategori Rendah pada karyawan outsourcing 43,84. Dan kemudian pada kategori Sedang dari responden pegawai tetap yang hanya 20,55. Sedangkan pada kategori Tinggi dari karyawan outsourcing dan kategori rendah dari pegawai tetap sama-sama memiliki persentase yang rendah yaitu 6,85 dan 5,48. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.40 berikut. Tabel 4.40 Perbedaan Kinerja Antara Pegawai Tetap Dengan Karyawan Outsourcing. No Persepsi Pegawai Tetap Karyawan Ousourcing F F 1 Tinggi 54 73,97 5 6,85 2 Sedang 15 20,55 36 49,32 3 Rendah 4 5,48 32 43,84 Jumlah 73 100 73 100 Sumber : Data Primer, Hasil Olahan, 2008. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.41 Perhitungan Chi Square Tentang Kinerja Karyawan Y. No Status Responden Kategori Total Tinggi Sedang Rendah 1 Pegawai Tetap 54 15 4 73 2 Karyawan Outsourcing 5 36 32 73 Jumlah 59 51 36 146 Sumber : Data Primer, Hasil Olahan, 2008. e.1.1 = 146 73 59x = 29,5 e.1.2 = 146 73 51x = 25,5 e.1.3 = 146 73 36x = 18 e.1.4 = 146 73 39x = 29,5 e.1.5 = 146 73 51x = 25,5 e.1.6 = 146 73 36x = 18 X 2 = 5 , 29 5 , 29 54 2 − + 5 , 25 5 , 25 15 2 − + 18 18 4 2 − + 5 , 29 5 , 29 5 2 − + 5 , 25 5 , 25 36 2 − + 18 18 32 2 − X 2 = 20,35 + 4,32 + 10,89 + 20,35 + 4,32 + 10,89 X 2 = 71,2 X 2 Hitung = 71,2 X 2 Tabel dengan db k-1 b- 1 dan α = 0,05 adalah 5,99 Dengan menggunakan uji Chi Square dipeoleh hasil X 2 Hitung =71,4. Jika dibandingkan dengan X 2 Tabel dengan db k-1 b-1 dan tingkat kepercayaan 95 adalah 5,99. Ternyata X 2 Hitung ≥ X 2 Tabel yakni 71,4 ≥ 5,99. Maka Ho ditolak dan Hi diterima, yaitu terdapat perbedaan kinerja antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing. Universitas Sumatera Utara

IV.6.3 Pengujian Hipotesis II

Pada bagian ini, penuluis hendak menguji apakah ada pengaruh kondisi kerja X terhadap kinerja karyawan Y. Adapun hipotesis yang diajukan, yaitu : Ho : Tidak ada terhadap Kondisi kerja X Kinerja Karyawan Y H 1 : Ada pengaruh Kondisi kerja X terhadap Kinerja Karyawan Y Pada baris terakhir lampiran 5 Kondisi kerja X dan Kinerja Y diperoleh harga-harga : EX = 4539 EY = 4463 EXY = 143521 EX 2 = 147469 EY 2 = 142981 Dan Sampel yang diteliti sebanyak 146 orang, berarti ukuran sampel n = 146. Maka : a = 2 4539 147469 146 143521 4539 147469 4463 − − = 147469 - 21530474 651441819 - 658154147 = 21383005 6712328 = 0.313909 = 0,314 b = 2 4539 147469 146 4463 4539 143521 146 − − = 147469 - 21530474 20257557 - 20954066 = 21383005 696509 = 0.032573 = 0.033 Universitas Sumatera Utara Dari hasil ini, maka regresi kecendrungan kinerja karyawan Y atas kondisi kerja X adalah Y = 0,314 + 0,033X. Dari regresi yang telah diperoleh, tanda + di depan b +0,033, berarti hubungan X dan Y adalah positif atau sering disebut hubungan langsung direct, yaitu apabila X naik maka Y juga naik. Sebaliknya apabila X turun maka Y juga turun. Dalam hubungan ini, dapat diramalkan bahwa jika X naik satu skala maka Y akan naik dengan 0,033 skala. R = 2 2 4463 - 81 }{1461429 4539 - 147469 146 { 3 4539446 - 143521 146 = 142981} - 875226 147469}20 - {21530474 20257557 - 20954066 = 0.033080282 Berarti respon Y 3,31 dipengaruhi oleh prediktor X dalam hubungan yang searah positif. Sedangkan Koefisien determinasi R 2 = JKS JKTD TD Jk Dimana : JKTD = JK T – JK a JK T = EY 2 JK S = JKT – JKa – JK b-a JK b-a = b{EXY – EXEYn} Maka : JK T = 142981 JK a = 4463 2 146 = 136427.18 JK b-a = 0,033 143521 - 45394463146 = 3753.17 Universitas Sumatera Utara JK S = 142981 – 136427.18 - 3753.17 = 2801 JK TD = 142981 – 136427.18 = 6554 R 2 = 6554 2801 - 6554 = 0,5726 Ini berarti bahwa, 57,26 variasi yang terjadi dalam kecendrungan kinerja karyawan Y oleh kondisi kerja X melalui regresi linier Y = 0,314 + 0,033X, atau dalam hubungan yang positif. Interpretasi Data : 1. Bahwa Variabel Kondisi Kerja X mempunyai pengaruh yang positif terhadap Kinerja Karyawan Y dan koefisiennya sebesar 0,033. 2. Dari penghitungan itu juga diperoleh koefisien determinan hasil R 2 =0,5726. Artinya variabel Kondisi Kerja X mampu memberikan penjelasan sebesar 57,26 terhadap variasi Kinerja Karyawan Y. Sedangkan sisanya sebesar 42,84 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi ini. 3. Selanjutnya hubungan X dan Y adalah positif atau sering disebut hubungan langsung direct, yaitu apabila X naik maka Y juga naik. Sebaliknya apabila X turun maka Y juga turun. Dalam hubungan ini, dapat diramalkan bahwa jika X naik satu skala maka Y akan naik dengan 0,033 skala. Universitas Sumatera Utara BAB.V ANALISA DATA Dari penjelasan pada BAB IV, dapat dilihat bahwa ternyata terdapat perbedaan persepsi karyawan antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing terhadap kondisi kerja. Pada responden Pegawai Tetap persentase terbesar ada pada kategori Tinggi yakni 97,26 kemudian diikuti oleh kategori Sedang yakni 2,74, dan menyusuk pada kategori Rendah yang hanya 0. Sedangkan pada responden karyawan outsourcing persentase terbesar ada pada kategori Sedang yakni 50,68, kemudian pada kategori Rendah yakni 49,32 dan yang terakhir pada kategori Tinggi yakni 0. Adanya perbedaan tersebut dapat ditelusuri dari tanggapan-tanggapan responden mengenai kondisi kerja. Seperti pada indikator keamanan pemenuhan kebutuhan hidup persentase jawaban terbesar pegawai tetap berada pada jawaban sangat aman dalam memenuhi kebutuhan hidup dari yakni 78,08 dan dari karyawan outsourcing ada pada jawaban kurang aman yakni 57.53. Hal ini sangat sesuai dengan Teori Motivasi Klasik yang dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor, yang mengatakan bahwa semangat bekerja para pekerja akan meningkat jika mereka dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan yang diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan dan kepuasan biologis ini akan terpenuhi, jika gaji atau upah yang diberikan cukup besar tanpa takut jika kekurangan kebutuhan yang diperlukannya. Dalam hal keamanan dalam melaksanakan pekerjaan persentase jawaban terbesar pegawai tetap ada pada jawaban Sangat Aman yakni 53,42, sedangkan dari karyawan outsourcing ada pada jawaban Tidak aman yakni 67,12. Hal ini Universitas Sumatera Utara sesuai dengan Teori Motivasi Kebutuhan Maslow, yang mengatakan bahwa salah satu kebutuhan yang diperlukan pekerja adalah kebutuhan akan keamanan dan keselamatan kerja, jika pekerjamemperoleh jaminan akan keamanan dan keselamatan dalam bekerja sudah tentu pekerja juga tidak akan ragu-ragu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam hal pengakuan sebagai individu persentase jawaban terbesar pegawai tetap ada pada jawaban Sangat diterima yakni 58,90 dan dari karyawan outsourcing ada pada jawaban Kurang diterima ada 64,38. Perlakuan kurang diterimanya karyawan oleh lingkungannya bekerja yang diterima oleh karyawan outsourcing akan mengurangi semangat dan kegairahannya bekerja sehingga hal tersebutlah salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya kinerja karyawan outsourcing. Sesuai dengan teori motivasi Maslow yang mengatakan salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan sosial, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok.karyawan dan lingkungannya. Jika pekerja diterima oleh pergaulan kelompok dan lingkungannya, maka gairah kerja karyawan juga pasti akan terpacu dengan persaingan antar lingkungan bekerjanya. Selanjutnya ada pada indikator seringnya karyawan mendapat perlakuan buruk dari karyawan lain, persentase jawaban terbesar ada pada jawaban tidak pernah dari pegawai tetap 58,90, kemudian diikuti oleh jawaban kadang-kadang yang berasal dari karyawan outsourcing 52,05. Hal ini sesuai dengan teori Motivasi Prestasi yang dikemukakan oleh Mc. Clelland. Salah satu daya penggerak yang akan memotivasi semangat bekerja seseorang untuk menunjukkan prestasi kerjanya adalah perasaan diterimanya karyawan oleh orang lain di lingkungannya hidup dan bekerja. Seringnya karyawan diperlakukan buruk oleh lingkungannya bekerja akan menurunkan semangatnya untuk bekerja dan berprestasi. Universitas Sumatera Utara Pada indikator Kesempatan karir karyawan kedepan, persentase tertinggi ada pada jawaban ada kesempatan karir dari pegawai tetap yakni 53,42 dan dari karyawan outsourcing 50,68. Karyawan akan kecewa jika peluangnya untuk berprstasi terbatas. Mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan, dan tidak memperhatikan pekerjaannya lagi, hal ini dikemukakan dalam Teori Motivasi Dua Faktor. Peluang untuk mengembangkan kemampuan dan prestasi kerja yang cukup akan memicu prestasi kerja karyawan. Berikutnya pada indikator peningkatan pendapatan persentase tertinggi ada pada jawaban ragu-ragu dari pegawai tetap yakni 50,68, sedangkan dari karyawan outsourcing 45,21. Pengurangan atau hilangnya gaji dan upah kerja atau yang disebut faktor pemelihara dapat menyebabkan timbulnya ketidakpuasan dan absennya karyawan, bahkan dapat menyebabkan banyak karyawan yang keluar, sesuai dengan teori dua faktoryangdikemukakan oleh Herzberg. Selanjutnya pada indikator adanya jaminan kesehatan, persentase jawaban tertinggi ada pada jawaban ragu-ragu adanya jaminan kesehatan yakni 50,68 dari pegawai tetap dan dari karyawan outsourcing ada pada jawaban tidak ada yakni 57,53. Salah satu faktor pemelihara yang diberikan kepada pekerja adalah jaminan kesehatan, jika pekerja memperoleh jaminan kesehaan dari perusahaan maka kepuasan dan kegairahan bekerja karyawan akan dapat ditingkatkan. Pekerja merasa dihargai oleh perusahaan tempatnya bekerja. Berikutnya pada indikator jaminan hari tua persentase tertinggi ada pada jawaban ragu-ragu dari pegawai tetap yakni 50,68, sedangkan dari karyawan outsourcing 45,21. Pemberian jaminan pensiun dan hari tua kepada karyawan dapat memupuk loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Oleh karena itu karyawan akan senantiasa mengembangkan kinerjanya guna kepentingan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Pada indikator penghargaan yang diberikan oleh perusahaan atau atasan jika mempunyai kinerja yang tinggi dan memuaskan persentase jawaban terbesar ada pada jawaban adanya penghargaan yang diterima karyawan, yakni jawaban dari pegawai tetap , sebesar 57,53, sedangkan dari karyawan outsourcing ada pada jawaban tidak ada penghargaan yakni sebesar 53,42. Dalam teori kebutuhan Maslow semakin tinggi penghargaan diri, pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya atau perusahaan maka semakin tinggi pula prestasinya. Hal inilah penyebab tingginya kinerja pegawai tetap dan kurangnya penghargaan oleh perusahaan kepada karyawan outsourcing yang menyebabkan rendahnya kinerja karyawan. Begitu juga pada indikator adanya intensif yang diterima karyawan, persentase terbesar ada pada jawaban tidak ada, yakni dari karyawan outsourcing sebesar 64,38 dan dari pegawai tetap ada pada jawaban kadang-kadang yaitu 47,95. Pada indikator keadilan upah dengan beban kerja jawaban terbesar juga berada pada responden pegawai tetap pada jawaban adil, yaitu 67,12 dan pada karyawan outsourcing ada pada jawaban 50,68. Hal ini sesuai dengan teori keadilan yang menekankan keharusan pemberian keadilan kepada pekerja sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya dalam teori motivasi Claude. S. George agar memberiakan kepuasan kerja bagi karyawan. Dan pada indikator keadilan pemberlakuan hukuman persentase jawaban terbesar ada pada jawaban tidak adil yaitu dari karyawan outsourcing sebesar 50,68 dan dari pegawai tetap ada pada jawaban kurang adil yaitu sebesar 49,32. Bagaimana perilaku pekerja yang dinilai oleh atasannya akan mempengaruhi semangat kerja karyawan tersebut. Keadilan merupakan daya penggerak yang Universitas Sumatera Utara memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya bukan atas suka atau tidak suka. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik maka semangat kerja karyawan cenderung akan meningkat. Lalu pada indikator kelayakan tempat kerja persentase jawaban terbesar ada pada jawaban sangat layak dari pegawai tetap yaitu sebesar 60,27 dan dari karyawan outsourcing pada jawaban kurang layak yaitu sebesar 49,32. Memotivasi semangat kerja karyawan hendaknya dilakukan dengan menyediakan sarana dan prasarana yang baik yang akan dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan. Pemberian sarana dan prasarana yang baik akan memberi kepuasan kerja bagi karyawan. Sedangkan pada indikator pengakuan dan penghargaan persentase jawaban terbesar ada pada jawaban kurang diakui baik itu dari karyawan outsourcing 46,58, maupun dari pegawai tetap 50,68. Keberadaan dan prestasi kerja bawahan hendaknya mendapat pengakuan dan penghargaan yang wajar serta tulus agar prestasi kerja yang ditunjukkan karyawan akan semakin ditingkatkan. Dan pada indikator mengenai kecerahan masa depan persentase terbesar ada pada jawaban suram yang berasal dari karyawan outsourcing sedangkan dari pegawai tetap ada pada jawabvan sangat cerah yaitu 64,38. Kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari harapan yang akan diperolehnya pada masa yang akan datang. Jika harapan pekerja dapat menjadi kenyataan maka seseorang akan cenderung meningkatkan semangat kerjanya. Tingginya pemenuhan harapan oleh PT.PLN Persero kepada pegawai tetapnya yang membuat tinginya kinerja pegawai. Dan sebaliknya kepada karyawan outsourcing. Universitas Sumatera Utara Indikator-indikator tersebut diatas adalah merupakan indikator yang sangat penting dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan untuk pencapaian tujuan perusahaan. Pada analisis perbedaan persepsi antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing diperoleh hasil X 2 Hitung = 138,4, sedang X 2 tabel dengan db k-1 b- 1 dan tingkat kepercayaan 95 adalah 5,99. X 2 Hitung ≥ X 2 Tabel yakni 138,4 ≥ 5,99. Maka terdapat perbedaan persepsi kondisi kerja karyawan antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing. Idealnya pengadaan outsourcing memberikan keadilan kondisi kerja baik kepada karyawan outsourcing maupun kepada pegawai tetap, untuk meningkatkan kinerja karyawan, karena keadilen merupakad salah satu kekuatan untuk meningkatkan kierja karyawan. Hasil pengujian hipotesa 2 dengan mengunakan uji chi square, maka diperoleh X 2 Hitung =71,4 dan X 2 Tabel dengan db k-1 b-1 dan tingkat kepercayaan 95 adalah 5,99 X 2 Hitung ≥ X 2 Tabel yakni 71,4 ≥ 5,99. Maka Ho ditolak dan Hi diterima, yaitu terdapat perbedaan kinerja antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing. Adanya perbedaan kinerja ini disebabkan karena adanya perbedaan kondisi kerja yang dialami karyawan sebagai akibat perbedaan status tenaga kerja dalam perusahaan. Hasil pengujian perbedaan persepsi kondisi kerja dan hipotesis 1, jika dikaitkan dengan tujuan pengadaan outsourcing, khususnya dalam hal ini diharapkan pengadaan outsourcing pada PT.PLN Persero PIKITRING SUAR dapat meningkatkan kinerja kedua kelompok karyawan , akan tetapi dilihat dari kinerja karyawan outsourcing dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari dan kondisi kerja, ternyata memang ada perbedaan persepsi kondisi kerja karyawan outsourcing dengan kondisi kerja pegawai tetap PT.PLN Persero Universitas Sumatera Utara PIKITRING SUAR , dan ternyata tingkat persepsi tentang kondisi kerja responden dari pegawai tetap berada pada kategori Tinggi yakni 97,26 dan dari responden karyawan outsourcing persentase tertinggi ada pada kategori Sedang sebesar 50,68 .Hasil pengujian pada hipotesis 2 juga menunjukkan terdapat perbedaan kinerja antara responden pegawai tetap dengan responden karyawan outsourcing. Berdasarkan analisis tersebut berarti tujuan pengadaan outsourcing pada PT.PLN Persero PIKITRING SUAR belum memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan dari pengadaan outsourcing tersebut, dan yang terutama pengadaan outsourcing malah mengurangi tingkat produktivitas karyawan dalam bekerja disebabkan oleh kebijakan-kebijakan yang berkaitan erat dengan outsourcing tersebut. Sedangkan Pengujian Hipotesis 2 dengan penggunaan rumus regresi linier menunjukkan bahwa variabel kondisi kerja X dengan variabel kinerja karyawan Y mempunyai hubungan yang positif atau sering disebut hubungan langsung direct, yaitu apabila X naik maka Y juga naik. Sebaliknya apabila X turun maka Y juga turun. Dalam hubungan ini, dapat diramalkan bahwa jika X naik satu skala maka Y akan naik dengan 0,033 skala. Dan dari penghitungan itu juga diperoleh koefisien determinan hasil R 2 =0,5726. Artinya variabel Kondisi Kerja X mampu memberikan penjelasan sebesar 57,26 terhadap variasi Kinerja Karyawan Y. Sedangkan sisanya sebesar 42,84 dijelaskan oleh variabel lain. Universitas Sumatera Utara BAB.VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT.PLN Persero Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau, Medan, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja dapat diartikan “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu ” 2. Berdasarkan data-data yang diperoleh menunjukkan terdapat perbedaan persepsi tentang kondisi kerja antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing. Pada responden Pegawai Tetap persentase jawaban terbesar ada pada kategori Tinggi yakni 97,26, lalu diikuti oleh kategori Sedang, yakni 2,74, dan yang terakhir pada kategori Rendah yang hanya 0. Dan pada responden karyawan outsourcing, persentase jawaban terbesar ada pada kategori Sedang, yaitu 50,68, kemudian diikuti oleh kategori Rendah yaitu 49,32, sedangkan pada kategori Tinggi hanya 0. Adanya perbedaan persepsi antara responden Pegawai Tetap dengan Karyawan Outsourcing, disebabkan karena adanya perbedaan status kedua kelompok tenaga kerja dalam PT.PLN Persero PIKITRING SUAR, Medan. Karyawan Outsourcing yang bekerja pada perusahaan tersebut bukan merupakan Tenaga Kerja PT.PLN Persero PIKITRING SUAR, tetapi adalah karyawan dari Universitas Sumatera Utara PT.Sejahtera Mulia Kencana yang hanya bersifat karyawan kontrak dengan PT.PLN Persero PIKITRING SUAR. 3. Pengujian Hipotesis pertama diterima Ho ditolak dan Hi diterima yakni Terdapat perbedaan kinerja antara karyawan outsourcing dengan pegawai tetap. Hal ini diakibatkan oleh selain adanya perbedaan status kerja karyawan dalam perusahaan, juga terdapat perbedaan kondisi kerja yang dialami karyawan outsourcing jika dibandingkan dengan Pegawai Tetap. Atau dengan kata lain adanya ketidakadilan antara pegawai tetap dengan karyawan outsourcing. 4. Hasil pengujian analisis perbedaan persepsi kondisi kerja dengan hipotesis 1, jika dikaitkan dengan tujuan penggunaan outsourcing, yaitu meningkatkan kompetensi kerja tenaga kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja memang belum sesuai. Berarti upaya pengadaan outsourcing pada PT.PLN Persero PIKITRING SUAR belum memberikan respon positif bagi pengembangan tenaga kerja dan pengembangan manajemen perusahaan. 5. Dengan Pengujian Hipotesis 2 menggunaan rumus regresi linier menunjukkan bahwa variabel kondisi kerja X dengan variabel kinerja karyawan Y mempunyai hubungan yang positif atau sering disebut hubungan langsung direct, yaitu apabila X naik maka Y juga naik. Sebaliknya apabila X turun maka Y juga turun. Dalam hubungan ini, dapat diramalkan bahwa jika X naik satu skala maka Y akan naik dengan 0,033 skala. 6. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kinerja pegawai juga dipengaruhi oleh variabel lainnya selain kondisi kerja yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara

VI.2. SARAN.