aturan-aturan baik dalam KUH Perdata maupun perundang-undangan lain yang berkaitan terutama tentang klausula syarat batal yang mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 KUH
Perdata dalam kontrak bisnis. Analisis hukum yang dihasilkan oleh suatu penelitian hukum normatif yang
menggunakan pendekatan perundang-undangan akan lebih akurat bila dibantu oleh satu atau lebih pendekatan lain yang cocok, guna memperkaya pertimbangan-pertimbangan
hukum yang tepat untuk menghadapi problema hukum hukum yang dihadapi.
97
Karena itu, pendekatan lain yang digunakan untuk mendukung pendekatan perundang-undangan
adalah pendekatan analitis. Menurut Johnny Ibrahim, pendekatan analitis pada dasarnya adalah menganalisis pengertian hukum, asas hukum, kaidah hukum, sistem hukum, dan
berbagai konsep yuridis.
98
Dengan demikian dalam penulisan tesis ini, konsep yuridis yang dianalisis adalah konsep yuridis tentang keuatan mengikat klausula syarat batal yang
mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267 KUH Perdata dalam kontrak bisnis
3. Bahan Hukum
a. Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif atau mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri perundang-undangan.
99
97
Ibid, hal 305.
Seperti KUH Perdata telah ditegaskan oleh Mahkamah Agung dalam Surat Edaran Tahun 1963 No. 3 yang menyatakan bahwa KUH Perdata tidak berlaku
98
Ibid, hal 311.
99
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Op.cit, hal 141.
Universitas Sumatera Utara
sebagai kodifikasi tetapi hanya merupakan “buku hukum” rechtsboek dan digunakan sebagai “pedoman”. Namun pada Pembukaan Seminar Hukum
Nasional ke II di Semarang Tahun 1968, Mahkamah Agung memberikan tanggapan yang memperbaiki Surat Edaran Tahun 1963 No. 3 yang isinya
mengakui KUH Perdata tetap sebagai undang-undang.
100
b. Bahan hukum sekunder
Selain itu juga ada Herziene Inlandsch Reglement HIR, Reglement op de Burgerlijke
Rechtsvordering Rv, Rechtsreglement voor de Buitengewesten RBg, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-
Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, dan Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang.
Bahan hukum sekunder yang terutama adalah buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis, dan disertasi hukum juga jurnal-jurnal hukum termasuk yang on-
line. Kegunaan bahan hukum sekunder adalah memberikan kepada penulis semacam petunjuk ke arah mana penulis melangkah. Buku-buku dan artikel-
artikel hukum yang dirujuk adalah yang mempunyai relevansi dengan apa hendak ditulis.
101
100
Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2003, hal 40.
Bahan hukum sekunder juga merupakan bahan yang
101
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Op.cit, hal 155-156.
Universitas Sumatera Utara
memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya.
102
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, sepert kamus hukum,
encyclopedia dan lain-lain.
103
4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum