Mewujudkan Masyarakat Islam (1)

BINGKAI

Mewujudkan
Masyarakat Islam (1)
DR. H HAEDAR NASHIR, M.SI.

pd

fsp

litm
erg
er.
co
m)

juga luas dan mendalam.
Bukan Islam yang sekadar
ritual ibadah, Islam yang
sempit, dan sebatas konsep
agama dalam makna terbatas. Agama Islam itu bukan

hanya urusan akidah saja
atau ibadah saja, tetapi juga
akhlak dan mu’amalah.
Islam itu bukan hanya
mengaji, tetapi juga mengkaji secara luas tentang
ayat-ayat Quraniyah dan
Kauniyah. Jadi tampilkan
Islam yang luas dalam
pandangan dan pengamalan
hidup warga Muhammadiyah sebagaimana tuntunan
Pedoman Hidup Islami
Warga Muhammadiyah.
Masyarakat Islam yang rukun, sering d
dalam pawai
Muhammadiyah
memandang Islam sebagai Foto: DOK. PP IPM
agama yang luas. Tarjih
dengan cerdas merumuskan Apa itu Agama Islam (alMasail al-Khamsah): “Agama adalah apa yang
disyariatkan Allah dengan perantara para Nabi-nabi-Nya,
berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta

petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan
akhirat”. Adapun Agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad saw. ialah “apa yang diturunkan Allah di
dalam Qurân dan yang tersebut dalam Sunnah yang
shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan,
serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di Dunia
dan Akhirat. Agama adalah apa yang disyari‘atkan Allah
dengan perantaraan Nab-Nabi-Nya, berupa perintahperintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk
untuk kebaikan manusia di Dunia dan Akhirat. (Kitab
Masalah Lima, Al-Masâil Al-Khams tentang al-Dîn).
Bahwa ajaran Islam selain mengandung perintah-perintah
(al-awâmir) dan larangan-larangan (al-nawâhi), juga

De
mo
(

Vi
sit


htt
p:/
/w
w

w.

D

i lingkungan Muhammadiyah masih terus
dibahas tentang “Masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya”. Pembahasan seperti itu
tentu baik adanya, sebab siapa tahu masih terdapat warga
atau mungkin anggota pimpinan di internal Persyarikatan
yang belum memahami benar tentang profil masyarakat
Islam yang menjadi tujuan Muhammadiyah. Kendati
demikian memang telah banyak pembahasan, buku, dan
kajian tentang masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Tahun 1968 dalam Muktamar ke-37 di Yogyakarta
bahkan telah dibahas dan menghasilkan keputusan antara

lain mengenai ciri-ciri masyarakat Islam yang hendak
dicapai oleh Muhammadiyah. Demikian juga menjelang
Muktamar Satu Abad Muhammadiyah, yang
menghasilkan buku Masyarakat Islam Yang Sebenarbenarnya.
Karena itu yang kini diperlukan dan menjadi tuntutan
utama ialah: bagaimana meningkatkan usaha sekaligus
menunjukkan konsistensi ke-Islaman dalam praktik
kehidupan Muhammadiyah lebih luas lagi dalam umat
Islam di mana Muhammadiyah berada. Bukan hanya
dalam teori, lisan, tulisan, dan retorika tetapi dalam
kehidupan nyata. Jadikan kehidupan di lingkungan
Muhammadiyah sebagai role-model (model acuan) dari
kehidupan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Jadi, jangan sampai terjadi bahwa Muhammadiyah
mencita-citakan menjadikan masyarakat Indonesia
sebagai Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, tetapi
di dalam Muhammadiyah sendiri jauh panggang dari api.
Misalkan, kalau dalam bermusyawarah masih
menggunakan segala macam cara seperti di partai politik,
maka Muhammadiyah belum menjadi contoh dari

kehidupan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Islam sebagai Identitas
Jika Muhammadiyah ingin menampilkan masyarakat
Islam yang sebenar-benarnya, maka watak Islam harus
melekat dengan kehidupan Muhammadiyah. Islam yang
luas dan mendalam meliputi kehidupan berakidah,
beribadah, berakhlak, dan bermuamalat-dunyawiyah yang
12

7 - 21 SYAWAL 1431 H

BINGKAI
nilai akhlak mulia dengan berpedoman kepada ajaranajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi
kepada nilai-nilai ciptaan manusia; (c) ‘Ibadah;
Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang
dituntunkan oleh Rasulullah saw tanpa tambahan dan
perubahan dari manusia; (d) Mu’amalah dunyawiyat;
Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalah
dunyawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan
masyarakat) dengan berdasarkan ajaran agama serta

menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai
‘ibadah kepada Allah SwT. (MKCH, butir ke-4).
Muhammadiyah mengajak segenap lapisan
bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia
Allah berupa tanah air yang mempunyai sumbersumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan
negara Republik Indonesia yang berdasar pada
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, untuk
berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara
yang adil dan makmur dan diridhai Allah SwT:
“Balddatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur”
(MKCH, butir ke-5). Berbangsa dan bernegara
menjadi bagian dari peran kerisalahan Islam dalam
Muhammadiyah. Muhammadiyah memandang
tentang NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) yang berdasarkan Pancasila sebagai
konsensus nasional yang final, tinggal bagaimana
mengisinya menjadi Negara yang maju, adil,
makmur, bermartabat, dan berdaulat. Isilah
Indonesia dengan Islam sebagaimana secara
sosiologis bangsa ini mayoritas berpenduduk

Muslim.
Dalam Pernyataan Pikiran Muhammadiyah
Jelang Satu Abad hasil Muktamar Malang tahun
2005 terkandung pandangan dunia menurut
Muhammadiyah mengenai Islam dan kehidupan.
Bahwa Muhammadiyah berpandangan bahwa
Islam sebagai ajaran yang membawa misi
kebenaran Ilahiah harus didakwahkan sehingga menjadi
rahmatan lil-‘alamin di muka bumi ini. Bahwa Islam
sebagai Wahyu Allah yang dibawa para Rasul hingga
Rasul akhir zaman Muhammad saw., adalah ajaran yang
mengandung hidayah, penyerahan diri, rahmat,
kemaslahatan, keselamatan, dan kebahagiaan hidup umat
manusia di dunia dan akhirat. Muhammadiyah
menyebarluaskan ajaran Islam yang komprehensif dan
multiaspek itu melalui dakwah untuk mengajak pada
kebaikan (Islam), al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ‘an
al-munkar sehingga umat manusia memperoleh
keberuntungan lahir dan batin dalam kehidupan ini.
Dakwah tersebut membawa perubahan yang bersifat

kemajuan, kebaikan, kebenaran, keadilan, dan nilai-nilai
keutamaan lainnya untuk kemaslahatan serta keselamatan
hidup umat manusia tanpa membeda-bedakan ras, suku,
golongan, agama, dan lain-lain.• BERSAMBUNG

De
mo
(

dicita-citakan dan tergambar

Vi
sit

htt
p:/
/w
w

w.


pd

fsp

litm
erg
er.
co
m)

mengandung petunjuk-petunjuk (al-irsyâdat).
Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan dakwah
amar ma’ruf nahi munkar, berakidah Islam dan
bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan
bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang
sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi
manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi
(MKCH butir 1). Muhammadiyah berkeyakinan bahwa
Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para

Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa,
dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad

saw, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan
hidup materiil dan spirituil, duniawi dan ukhrawi (MKCH
butir 2).
Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam
berdasarkan (a) Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan
kepada Nabi Muhammad saw.; (b) Sunnah Rasul:
penjelasan dan pelaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang
diberikan oleh Nabi Muhammad saw; dengan
menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam
(MKCH butir ke-3). Muhammadiyah bekerja untuk
terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidangbidang: (a) Akidah; Muhammadiyah bekerja untuk
tegaknya akidah Islam yang murni, bersih dari gejalagejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa
mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam; (b)
Akhlak; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-

SUARA MUHAMMADIYAH 18 / 95 | 16 - 30 SEPTEMBER 2010


13