Perhitungan Kelayakan Proyek Kerangka Pemikiran Teoritis

25 dengan : IRR = nilai bersih sekarang r = tingkat diskonto dan bunga n = banyaknya tahun yang terlibat dlam cakrawala waktu ekonomi t = tahun yang bertalian dengan kegiatan, yang ditulis dalam bentuk 0,1,2,…,n Bt = manfaat dalam tahun Ct =biaya dalam tahun IRR adalah tingkat diskonto yang menghasilkan nilai sekarang bersih suatu proyek sama dengan nol. Apabila IRR yang dihitung 15 persen dan biaya dana 10 IRR r maka proyek layak dijalankan, dan sebaliknya. IRR semata- mata menemukan nilai r yang memenuhi persyaratan nilai bersih sekarang sama dengan nol Dixon dan Maynard, 1991. 4 Payback Period Payback period adalah analisa yang digunakan untuk mengetahui kapan investasi akan kembali. Karena pengelolaan dan pemanfaatan limbah melibatkan biaya-biaya yang cukup besar khususnya pada biaya investasi, perlu dikaji kapankah proyek pengelolaan dan pemanfaatan limbah tersebut akan memberikan manfaat yang dapat mentupi semua biaya investasinya. Proyek yang memilki nilai payback period yang kecil maka akan semakin cepat pengembaliannya. Rumus perhitungannya adalah : PP = � �� dengan : PP = Payback Period I = Biaya Investasi Ab = manfaat bersih yang diperoleh setiap tahunnya. 26 5 Analisis Switching Value Dalam melaksanakan proyek, sering terjadi hal-hal yang berada di luar perkiraan, sehingga dapat mengancam keberlangsungan proyek. Hal-hal yang dapat mempengaruhi jalannya suatu proyek adalah ketidak akuratan identifikasi biaya-biaya, perkiraan yang terlalu jauh over estimate, serta banyaknya asumsi yang digunakan saat perencanaan proyek seperti jumlah output konstan, harga tidak berubah, suku bunga konstan, dan lain sebagainya. Untuk mencegah terjadinya kegagalan proyek akibat faktor-faktor tersebut, perlu menganalisis tingkat switching value proyek. Metode yang paling sederhana dalam switching value adalah mengganti salah satu nilai parameter dan membiarkan yang lainnya tetap. Parameter-parameter yang diubah misalnya, kenaikan suku bunga, atau kenaikan biaya produksi Gittingger, 1986.

3.1.2 Cost of Effectiveness Analysis CEA

CEA pada dasarnya memiliki kemiripan dengan Analisis Biaya dan Manfaat ABM. CEA pada dasarnya digunakan untuk menilai program kesehatan, yaitu mengevaluasi bagaimana manfaat yang diperoleh dari program klinis sesuai dengan biaya-biayanya, sehingga dapat ditentukan pilihan program yang paling efektif Cantor dan Ganiats, 1999. Dalam metode ABM, manfaat dari pengolahan dan pemanfaatan limbah diidentifikasi sehingga dapat diketahui total jumlah manfaatnya. Manfaat yang diperolah baik secara finansial maupun non finansial dinyatakan sebagai output. Sama halnya dengan perhitungan biaya. Biaya-biaya dari pengolahan dan pemanfaatan limbah diidentifikasi untuk mengetahui berapa jumlah total biaya. Dalam perhitungan dengan CEA, manfaat-manfaat yang diperoleh akibat proyek tidak terkuantifikasi, sehingga pertimbangan dalam pemilihan keputusan adalah total biaya terkecil dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Dampak kerusakan sumberdaya dan lingkungan serta gangguan kesehatan manusia yang diakibatkan oleh limbah khususnya B3 mengharuskan perlunya penanganan limbah B3 sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Namun pengelolaan masalah limbah masih sering diabaikan karena tingginya 27 biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk mengolah limbah, sementara di sisi lain biaya-biaya tersebut dapat digunakan untuk kegiatan lain yang menghasilkan penerimaan opportunity cost yang terpaksa dikorbankan jika dialokasikan untuk pengolahan limbah. Selain itu, biaya-biaya investasi yang dikeluarkan untuk pengolahan dan pemanfaatan limbah cukup besar sementara resiko pengembalian di masa depan tidak pasti. Padahal jika limbah ditangani secara tepat, maka akan menguntungkan bagi perusahaan. Alasan inilah yang mendorong bertumbuhnya industri penanganan limbah seperti B3. Pemikiran inilah yang memulai perlunya dilakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di PT. X karena perusahaan ini bergerak sebagi pengangkut dan pengolah limbah, yang artinya ada aliran manfaat yang diperoleh akibat pengelolaan limbah yaitu satuan rupiah yang harus dibayarkan oleh perusahaan penghasil limbah ke PT. X untuk menangani setiap satuan ukuran limbahnya, serta aliran biaya berupa investasi dan operasional. Atas pertimbangan biaya-biaya yang dikeluarkan ini, perlu dilakukan analisis biaya dan manfaat untuk mengetahui pada saat kapan perusahaan menerima pengembalian atas biaya yang dikeluarkan. PT. X juga memanfaaatkan limbah yang diperoleh dari limbah perusahaan lain, sehingga memberikan nilai tambah ekonomis perusahaan. Jika memang usaha pengelolaan ini layak dikembangkan, maka keberadaan industri ini perlu didorong agar berkembang di Indonesia sehingga dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dalam pengelolaan B3. Meskipun penanganan dan pemanfaatan limbah dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, masih banyak perusahaan yang tidak mengolah limbahnya, sehingga membutuhkan pihak ketiga dalam kasus ini adalah PT. X untuk mengolah limbahnya. Hal itu berarti ada manfaat yang seharusnya diterima oleh perusahaan jika limbah dimanfaatkan kembali, namun menjadi hilang karena ditangani oleh pihak ketiga. Berdasarkan pemikiran ini, perlu dilakukan penilaian- penilaian terhadap alternatif-alternatif pengolahan dan pemanfaatan limbah, sehingga dapat diketahui alternatif mana yang paling efektif bagi perusahaan- perusahaan yang menghasilkan limbah. Secara grafis, alur pemikiran dalam penelitian ditampilkan pada Lampiran 1. 28

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Pemilihan Lokasi Penelitian dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di PT. X yang berlokasi di Karawang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara sengaja purposive, dengan dasar pertimbangan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan pengumpul limbah B3 yang tidak hanya mengolah limbah namun juga memanfaatkan limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis. Selain itu perusahaan berlokasi di tengah pusat kegiatan industri sehingga aktivitas pengolahan limbah berlangsung secara kontinu karena sumber limbah yang dikumpulkan berasal dari perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar kawasan industri dimana PT. X berada. Pengambilan data dimulai pada pertengahan Desember 2013 hingga Maret 2014.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan, serta pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh dari perusahaan seperti laporan harian dan mingguan, tulisan-tulisan, dan literatur yang berkaitan dengan pengolahan limbah B3, serta referensi penelitian-penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai rujukan.

4.3 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan dua cara yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diolah dan disajikan dalam bentuk table, gambar, atau bentuk representatif lainnya, sedangkan data kualitatif dipaparkan dalam bentuk uraian deskriptif guna mendukung data kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk permasalahan bentuk-bentuk pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 oleh PT. X. Penjelasan deskriptif ini meliputi bentuk- bentuk pengolahan serta data-data yang menyangkut hasil pengolahan limbah B3, sedangkan analisa kuantitatif digunakan untuk menjawab permasalahan pertama yaitu perhitungan analisis biaya dan manfaat pengolahan limbah B3. Untuk permasalahan kedua atau analisis efektifitas pemilihan keputusan dalam