Persentase Penilaian Organoleptik Terhadap Tekstur Persentase Penilaian Organoleptik Terhadap Kenampakan

4.2.3 Persentase Penilaian Organoleptik Terhadap Tekstur

Persentase terhadap tekstur tempe yang paling lunak ditunjukkan oleh tempe yang berasal dari Simalingkar sebanyak 68 dan yang paling keras adalah tempe yang berasal dari Helvetia sebanyak 36 Gambar 5. Tempe yang berasal dari Simalingkar dan Helvetia disusun oleh jamur yang sama yaitu R. oryzae dan R. oligosporus. Hal ini menunjukkan bahwa jenis jamur tidak berpengaruh terhadap tekstur yang dihasilkan, akan tetapi dapat dipengaruhi oleh kualitas bahan baku dan pengolahan yang digunakan. Gambar 5. Hubungan antara lokasi produksi tempe dengan persentase jumlah panelis terhadap tekstur tempe Menurut Soekarto 1985, tekstur adalah sifat kekompakan dari tempe yang diamati dengan indera peraba. Stabilitas emulsi merupakan faktor yang menentukan mutu tempe yang dihasilkan. Emulsi tempe yang stabil akan menghasilkan tekstur lunak atau kompak dan sifat irisan halus. Tekstur yang kompak pada tempe akan membuat produk tersebut lebih enak.

4.2.4 Persentase Penilaian Organoleptik Terhadap Kenampakan

Persentase jumlah panelis terhadap kenampakan tempe yang paling kompakpadat ditunjukkan oleh tempe yang berasal dari Simalingkar sebanyak 100 dan yang miseliumnya paling tidak kompak sangat jarang ditunjukkan oleh tempe yang berasal dari Tembung sebanyak 11 Gambar 6. 8 40 8 44 68 44 20 48 12 56 16 48 8 12 36 24 8 10 20 30 40 50 60 70 80 Helvetia T.Morawa T.Sari Tembung Simalingkar P er sen tas e j u m lah p an el is Lokasi produksi tempe Lunak Agak lunak Agak Keras Keras 8 40 16 44 100 44 12 40 56 16 52 16 38 20 20 40 60 80 100 120 Helvetia T.morawa T.Sari Tembung Simalingkar P er sen tas e j u m lah p an el is Lokasi produksi tempe Anyaman miselium sangat jarang Anyaman miselium agak jarang Anyaman miselium jarang Anyaman miselium padat Gambar 6. Hubungan antara lokasi produksi tempe dengan persentase jumlah panelis terhadap kenampakan tempe Perbedaan persentase jumlah panelis terhadap kenampakan ini mungkin disebabkan oleh perbedaan jenis jamur yang digunakan dalam pembuatan masing-masing tempe. Pada tempe Simalingkar yang telah diisolasi diperoleh bahwa jamur penyusunnya adalah R. oligosporus dan R. oryzae yang memiliki miselium yang panjang. Akibat dari miselium yang panjang ini, maka tempe yang dihasilkan akan kompak atau padat. Menurut Koswara 1992, miselium R. oryzae lebih panjang daripada R. oligosporus. Hal ini akan mempengaruhi permukaan tempe yang dihasilkan. Tempe yang menggunakan R. oryzae akan kelihatan lebih padat dan kompak daripada tempe yang hanya menggunakan R. oligosporus.

4.3 Analisis Kadar Protein