42 kulit, tekstur kulit menjadi kasar, hiperpigmentasi, serta kulit berwarna gelap.
Keriput yang timbul dapat diartikan secara sederhana sebagai penyebab menurunnya jumlah kolagen dermis Jaelani, 2009.
Data statistik dengan uji
One Way Anova
dilanjutkan dengan
Turkey
dan LSD menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan p
≤ 0,05 didapatkan setelah perawatan selama empat minggu kondisi keriput pada kulit menjadi lebih
sedikit dari kondisi awal sebelum perawatan.
Gambar 4.5 Grafik hasil pengukuran keriput
Wrinkle
pada kulit punggung tangan sukarelawan kelompok blanko, krim minyak alpukat 5, 10,
15, 20 dan krim pembanding selama empat minggu perawatan
4.5.6 Kedalaman keriput
Pengukuran kedalaman keriput dengan menggunakan perangkat
skin analyzer
lensa perbesaran 10x dan mode pembacaan normal dengan warna lampu sensor biru. Hasil pengukuran kedalaman keriput seperti yang terlihat
5 10
15 20
25 30
35 40
45
1 2
3 4
Nilai P
en gu
k u
ran
Waktu Perawatan minggu
Keriput
wrinkle
Krim A blanko
Krim B minyak alpukat 5
Krim C minyak alpukat 10
Krim D minyak
alpukat 15 Krim E minyak
alpukat 20 Krim F produk
pasaran
B e
rk e
ri p
u t
T id
a k
b e
rk e
ri p
u t
Universitas Sumatera Utara
43 dalam Tabel 4.10 dan Gambar 4.6. masing-masing keriput memiliki kedalaman
yang berbeda. Pengukuran kedalaman keriput ini merupakan lanjutan dari pengukuran ada atau tidak adanya keriput maka dapat diteruskan dengan
mengukur beberapa kedalaman keriput tersebut
Tabel 4.10 Hasil pengukuran kedalaman keriput pada kulit punggung tangan
sukarelawan
Krim Sukarelawan Kedalaman Keriput mm
Kondisi awal
Perawatan minggu I
II III
IV A
1 42
42 42
42 42
2 43
43 43
43 43
3 42
42 42
42 42
42,3±0,57 42,3±0,57 42,3±0,57 42,3±0,57 42,3±0,57
B
1 60
59 51
48 48
2 56
54 48
43 42
3 52
50 48
48 43
56,0±4,00 54,3±4,50 49,0±1,73 46,3±2,88 44,3±3,21
C
1 59
54 52
51 49
2 59
54 54
37 36
3 64
60 54
48 41
60,7±2,88 56,0±3,46 53,3±3,51 45,3±7,37 42,0±6,55
D
1 47
46 42
31 30
2 40
36 34
31 29
3 43
38 38
37 30
43,3±3,51 40,0±5,29 38,0±4,00 33,0±8,46 29,7±0,57
E
1 35
33 32
21 16
2 33
30 21
19 9
3 34
33 31
14 12
38,3±7,57 35,0±6,24 30,3±8,62 22,7±4,72 13,3±3,78
F
1 46
42 31
30 21
2 49
46 30
18 11
3 46
42 35
19 9
47,0±1,73 43,3±2,30 32,0±2,64 22,3±6,65 13,7±13,7
Keterangan: Krim A : Dasar krim blanko
Krim B : Krim minyak alpukat 5 Krim C : Krim minyak alpukat 10
Krim D : Krim minyak alpukat 15 Krim E : Krim minyak alpukat 20
Krim F : Krim pembanding dari produk pasaran
Universitas Sumatera Utara
44 Data statistik parameter pengukuran kedalaman keriput yang diperoleh
dengan uji
One Way Anova
dilanjutkan dengan
Turkey
dan LSD menunjukkan kondisi kulit pada pemulihan kondisi awal, pemulihan satu minggu, dua minggu,
tiga minggu dan 4 minggu sperawatan diperoleh nilai p ≤ 0,05 di mana ada
perbedaan yang signifikan antar formula.
Gambar 4.6 Grafik hasil pengukuran
kedalaman keriput pada kulit punggung tangan sukarelawan kelompok blanko, krim minyak alpukat 5, 10,
15, 20 dan krim pembanding selama empat minggu perawatan
10 20
30 40
50 60
70
1 2
3 4
Nilai P
en gu
k u
ran
Waktu Perawatan minggu
Kedalaman Keriput
wrinkles depth
Krim A blanko
Krim B minyak
alpukat 5 Krim C
minyak alpukat 10
Krim D minyak
alpukat 15 Krim E
minyak alpukat 20
Krim F produk
pasaran
Universitas Sumatera Utara
45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa : 1. Minyak alpukat dapat diformulasikan dalam sediaan krim dan berkhasiat
sebagai anti-
aging
.
2. Krim yang mengandung minyak alpukat 20 lebih baik memperbaiki kondisi kulit punggung tangan sukarelawan dari pada krim yang
mengandung minyak alpukat 5, 10 dan 15 selama empat minggu perawatan. Krim pembanding lebih cepat memperbaiki kondisi kulit
punggung tangan sukarelawan jika dibandingkan dengan sediaan yang dibuat.
5.2 Saran
Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk dapat memformulasikan minyak alpukat sebagai bahan alami dalam bentuk sediaan krim tipe
emulsi air dalam minyak am.
Universitas Sumatera Utara