PEMBAHASAN UMUM Konservasi Lahan Padi Sawah (Oryza Sativa, L) Dengan Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat

V. PEMBAHASAN UMUM

Pengelolaan tanaman terpadu bersifat spesifik lokasi dengan memperhatikan asupan teknologi mengintegrasikan teknologi asli petani dengan teknologi maju dan keseimbangan ekologi tanaman dan lingkungannya sehingga usahatani dapat berkelanjutan dan menguntungkan dari segi ekonomi. Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, petani yang menerapkan sistem PTT dalam melaksanakan usahataninya: 1. Menggunakan varietas unggul. Varietas padi yang digunakan adalah varietas unggul ciherang. 2. Benih bermutu. 3. Bibit muda. 4. Asupan bahan organik menggunakan pupuk kandang dan memanfaatkan limbah jerami. 5. Jarak tanam dengan sistem legowo. 6. Pengendalian OPT secara terpadu. 7. Pengelolaan air dengan menerapkan irigasi berselang. Penggunaan pestisida antara usahatani yang menerapkan sistem PTT dengan usahatani non PTT tidak berbeda. Jenis pestisida yang digunakan petani adalah sama. Perbedaannya terletak pada jumlah dosis yang digunakan. Dosis yang digunakan petani yang menerapkan sistem pengelolaan tanaman terpadu PTT lebih sedikit dibandingkan dengan petani non PTT. Petani mengetahui bahwa penggunaan Vandalisna : Konservasi Lahan Padi Sawah Oryza Sativa, L Dengan Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008 pestisida alami aman bagi lingkungan namun kendala yang dihadapi petani sulitnya untuk mendapatkan pestisida organik di pasar. Penggunaan pupuk antara usahatani yang menerapkan sistem PTT dengan usahatani non PTT berbeda nyata. Petani yang menerapkan sistem PTT menggunakan pupuk kandang dari kotoran ternaknya sendiri dan memanfaatkan limbah jerami padi sedangkan pada petani non PTT tidak menggunakan pupuk kandang dan limbah jerami padi. Jerami padi dikumpulkan untuk kemudian membakarnya di lahan sawah. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan. Pembakaran jerami dapat menimbulkan pencemaran udara dan dapat menghilangkan hara dalam jumlah yang cukup banyak Penggunaan pupuk kandang dan jerami padi dapat memperbaiki sifat fisik tanah, kimia dan biologi tanah. Pembenaman kembali jerami di lapangan secara nyata dapat meningkatkan hara di dalam tanah. Penggunaan pupuk organik bisa diterima petani, kendalanya adalah tidak tersedianya sumber bahan organik yang cukup. Bila didatangkan dari daerah lain biayanya cukup mahal, di samping itu kebutuhan pupuk kandang 2 tonha sulit terpenuhi karena persaingan permintaan pupuk kandang cukup tinggi. Usahatani yang menerapkan sistem PTT rata-rata produktivitasnya lebih banyak dibandingkan dengan usahatani yang tidak menerapkan sistem PTT. Peningkatan produkivitas usahatani disebabkan karena penggunaan varietas unggul, adanya perubahan pada sistem tanam yaitu dengan menerapkan sistem legowo. Jarak tanam sistem legowo 2 : 1 20x10x40, menggunakan pupuk kandang dan jerami padi Vandalisna : Konservasi Lahan Padi Sawah Oryza Sativa, L Dengan Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008 serta pengelolaan air dengan menerapkan sistem irigasi berselang. Pemberian irigasi berselang bermanfaat untuk mendapatkan aerasi yang cukup untuk pengembangan akar, mencegah keracunan besi pada tanaman padi, mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif, menaikkan temperatur tanah serta menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat masa panen. Selain itu penerapan irigasi berselang dapat menekan laju gas metan. Usahatani yang tidak menerapkan sistem PTT, menggunakan sistem tanam tegel dengan jarak tanam 15 x 15 dan tidak menerapkan sistem irigasi berselang Pada indeks keanekaragaman makro fauna pada lahan sawah antara usahatani yang menerapkan sistem PTT dengan non PTT secara deskriptif, populasi pada lahan sawah usahatani sistem PTT lebih banyak jumlah dan jenisnya dibandingkan dengan usahatani non PTT. Menurut perhitungan Simpson D indeks keanekaragaman yang menerapkan sistem PTT didapat hasilnya 0,796 dan yang tidak menerapkan sistem PTT didapat hasilnya 0,774. Ini berarti ekosistemnya stabil dari segi serangganya. Untuk meningkatkan produktivitas perlu dilakukan pelestarian lingkungan produksi, termasuk mempertahankan kandungan bahan organik tanah dengan memanfaatkan pupuk kandang dan jerami padi. Hasil analisis tanah yang diuji di Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian USU dapat dilihat bahwa ada perbedaan antara lahan sawah usahatani yang menerapkan sistem PTT dengan lahan usahatani yang tidak menerapkan sistem PTT. Usahatani dengan sistem PTT, nutrien tanahnya terlihat dari C-organik, N dan P, sangat tinggi sedangkan usahatani non PTT C-organik, N sedang bahkan P nya Vandalisna : Konservasi Lahan Padi Sawah Oryza Sativa, L Dengan Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008 sangat rendah. Hal ini disebabkan pada lahan sawah usahatani yang non PTT, jerami dibakar di lahan sawahnya. Ini dapat menyebabkan berkurangnya unsur hara. Petani yang menerapkan sistem PTT untuk mempertahankan kesuburan lahan dengan menggunakan pupuk kandang dari kotoran ternaknya sendiri dan memanfaatkan jerami padi. Pemberian bahan organik ke dalam tanah akan memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Penambahan bahan organik merupakan suatu tindakan perbaikan lingkungan tumbuh tanaman diantaranya dapat meningkatkan efisiensi pemupukan serta mengurangi kebutuhan pupuk, terutama pupuk K. Penggunaan jerami padi merupakan sumber hara makro yang baik. Faktor lain yang menguntungkan dari penggunaan jerami sebagai sumber pupuk organik adalah tersedia langsung di lahan usahatani, yang sekaligus mengurangi masalah limbah. Usahatani yang menerapkan sistem PTT lebih terkonservasi dibandingkan usahatani yang tidak menerapkan sistem PTT. Vandalisna : Konservasi Lahan Padi Sawah Oryza Sativa, L Dengan Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, 2008 USU Repository © 2008

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.