Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Metode Target Costing

ATMI dan belum mengenal produk ATMI berpikir dua kali untuk memilih produk buatan ATMI tersebut. 2. Menganalisis Harga Jual Perusahaan Dari pihak ATMI tidak memberi kepastian mengenai harga yang diinginkan, karena mereka menganggap harga sudah sesuai dengan kualitas yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, maka peneliti menentukan harga untuk filling cabinet sebesar Rp2750.000,00 sudah termasuk ppn 10. Harga tersebut diambil karena melihat harga produk milik pesaing yang berkisar pada angka tersebut. Bahkan untuk produk dari Lion yang memiliki kualitas hampir sama, dimana plat metal yang digunakan adalah 0,8mm, memiliki harga Rp2728.000,00. Harga yang disarankan oleh peneliti dilihat dari besarnya harga pasar. Harga pasar dilihat dari harga pesaing yang sebelumnya tercantum di tabel 1. Saran ini bertujuan menarik minat pembeli yang belum mengenal produk ATMI sehingga menjadi yakin memilih produk ATMI tersebut. Harga tersebut dinilai sudah sesuai, karena dengan harga tersebut produk yang dihasilkan ATMI memiliki kualitas yang lebih baik. Maka harga dari filling cabinet adalah Rp2500.000,00 dan ppn 10 senilai Rp250.000,00. 3. Menghitung dan menganalisis target costing Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, perusahaan menginginkan laba sebesar 15 dari harga jual. Sehingga laba yang diinginkan perusahaan dengan melakukan perhitungan seperti berikut: Laba = 15 x harga jual = 15 x Rp2.500.000,00 = Rp375.000,00 Dari perhitungan di atas, laba yang diharapkan perusahaan untuk satu produk filling cabinet adalah sebesar Rp375.000,00. Setelah diketahui berapa laba yang diinginkan perusahaan, maka peneliti akan melakukan perhitungan target costing. Perhitungan yang akan dilakukan mengenai berapa target biaya yang dibutuhkan perusahaan agar tercapai harga jual yang lebih sesuai dengan keadaan pasar. Target costing = target price-target profit = Rp2.500.000,00 – Rp375.000,00 = Rp2.125.000,00 4. Menganalisis dengan menggunakan alat target costing Alat target costing yang digunakan oleh peneliti adalah value enggineering, functional analysis dan reengineering. a. Value Engineering Dalam value engineering akan dihitung biaya-biaya yang ada. Biaya yang diperhitungkan adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. 1 Biaya bahan baku Tabel 2, Tabel Biaya Bahan Baku No Spesifikasi Bahan Harga per satuan Jumlah Satuan Total harga 1 Housing rangka Plat metal sheet: 0,9mm Rp12.500 19 Kg Rp237.500 2 Drawer laci Plat metal sheet: 1,5mm Rp17.500 30 Kg Rp525.000 Total biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat satu filling cabinet sebesar Rp762.500,00. Berdasarkan wawancara yang ada, pembelian plat metal sheet yang dilakukan bukan hanya digunakan untuk pembuatan filling cabinet saja tetapi juga digunakan untuk pembuatan produk ATMI lainnya, seperti typist chair, filling cabinet dengan 2 laci, dan juga berbagai peralatan kantor maupun peralatan rumah sakit yang diproduksi ATMI. Pembelian dilakukan sesuai pesanan yang ada. Pembelian dilakukan dalam interval 1 bulan sekali atau 1 bulan 2 kali. Bentuk plat yang dibeli dalam bentuk gulungan. Satu gulungan plat memiliki berat berkisar 5-8 ton sesuai dengan tebal plat metal sheet. Pembelian plat metal dalam bentuk coil. Pembelian yang ada sudah termasuk biaya angkut. 2 Biaya bahan penolong Tabel 3, Tabel Biaya Bahan Penolong No Bahan Penolong Spesifikasi Harga Satuan Rp Jumlah Satuan Total Rp 1 Handle Drawer Stainless Steel St.St : 0,9 mm 25.000 0,5kg kg 12.500 2 Partition Plate Plat Metal Sheet : 1,1 mm 15.000 4 kg 60.000 Stainless steel 0,9mm 25.000 0,5 kg 12.500 3 Lock Bar Besi Metal Sheet 41.000 1 batang 41.000 4 Outer Rail 4L 4R Metal Sheet: Plat 2,8 mm 9.000 8 batang 72.000 5 Bearing 6.000 16 buah 96.000 6 Lock Make Lock 23.000 1 set 23.000 7 Powder Coating 75.000 5 kg 375.000 8 Hexa Bolt M5 x 8 500 1 buah 500 9 Spring Peer Steel Diameter 1 2.000 1 buah 2.000 10 Screw M6 X 12 JF 750 8 buah 6.000 Total Rp700.500,00 Dari data di atas diperoleh bahwa total biaya bahan penolong adalah Rp700.500,00. Bahan penolong sangat dibutuhkan dalam pembuatan filling cabinet . 3 Biaya tenaga kerja langsung Dalam hasil wawancara dengan salah satu pegawai ATMI Surakarta diketahui bahwa biaya tenaga kerja langsung digabung dengan biaya jam mesin. Namun setelah dihitung berdasarkan data yang diperoleh, besarnya biaya tenaga kerja langsung adalah Rp488.225,00. Perhitungan perlu dilakukan karena barang produksi ATMI Surakarta ada berbagai macam. Hasil tersebut diperoleh dari rangkaian perhitungan yang cukup panjang. Perhitungan diawali dengan mencari persentase produk filling cabinet yang terjual dalam satu tahun. Setelah presentase didapat, maka dapat dihitung besarnya biaya tenaga kerja langsung. Hal itu diperlukan karena barang yang diproduksi oleh perusahaan ATMI sangatlah banyak dan filling cabinet hanya salah satu produk produksi ATMI. Diketahui: Penjualan filling cabinet berkisar 500 unit per bulan. Penjualan filling cabinet per tahun 6000 unit Harga filling cabinet sebelum pajak Rp2.675.000,00 Penjualan keseluruhan tahun 2013 sebesar Rp50.474.325.578,00 Biaya tenaga kerja langsung tahun 2013 Rp9.212.265.772,00 Perhitungan Jumlah penjualan filling cabinet dalam satu tahun per penjualan keseluruhan ` = harga filling cabinet x penjualan filling cabinet per tahun Penjualan keseluruhan satu tahun = Rp2.675.000,00 x 6000unit Rp50.474.325.578,00 = 31,789 Perhitungan biaya bahan tenaga kerja langsung: = Presentase x biaya tenaga kerja langsung satu tahun Penjualan filling cabinet satu tahununit = 31,789 x Rp9.212.265.772,00 6000 unit = Rp488.225,00 Perhitungan di atas mencerminkan secara garis besar biaya tenaga kerja langsung. Peneliti tidak bisa mendapatkan data dengan pasti mengenai biaya tenaga kerja langsung. Hal tersebut dikarenakan perusahaan tidak dapat mengungkap mengenai detail profit biaya tenaga kerja langsung.. 4 Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik disebut biaya overhead manufaktur oleh perusahaan ATMI. Dari narasumber didapat bahwa besarnya biaya overhead yang dibebankan pada produk filling cabinet sebesar 15. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dilakukan perhitungan: Diketahui: Presentase biaya overhead yang dibebankan 15 Biaya overhead pada tahun 2013 Rp15.037.483.223,00 Filling cabinet yang terjual dalam 1 tahun 6000unit Ukuran BOP per unit: Biaya overhead yang dibebankan pada filling cabinet: = Presentase BOP dibebankan x Biaya overhead satu tahun Penjualan dalam satu tahununit = 15 x Rp15.037.483.223,00 6000 unit = Rp375.937,00 Dari perhitungan yang dilakukan di atas, maka besarnya biaya overhead yang dibebankan pada produk filling cabinet adalah Rp375.937,00. Perhitungan di atas menggambarkan secara garis besar biaya overhead untuk satu filling cabinet. Hal tersebut dikarenakan pihak perusahaan tidak diperbolehkan mengungkap detail biaya overhead. Jadi total biaya untuk memproduksi satu filling cabinet adalah Biaya bahan baku = Rp 762.500,00 Biaya bahan penolong = Rp 700.500,00 Biaya tenaga kerja langsung = Rp 488.225,00 Biaya overhead pabrik = Rp 375.937,00 Total biaya produksi = Rp 2.327.162,00 b. Functional Analysis Berdasarkan data yang sebelumnya sudah diolah oleh peneliti, maka diperoleh total biaya produksi per produk sebesar Rp2.372.162,00. Biaya produksi tersebut belum bisa memenuhi harga pasar yang ada. Biaya tersebut juga belum bisa mencapai target biaya dan target laba yang diinginkan. Target biaya yang sudah diperhitungkan adalah sebesar Rp2.125.000,00. Oleh sebab itu peneliti memberikan beberapa alternatif seperti yang sudah dijabarkan pada teknik analisis data. Alternatif yang diberikan merupakan berbagai potensi pengurangan biaya yang ada. Potensi pengurangan biaya yang dilakukan diantaranya dari pengurangan biaya bahan baku dengan cara mengganti bahan baku, potensi mengganti bahan pendukung atau bahan penolong, potensi mengganti desain produk yang ada, potensi pengurangan biaya overhead pabrik, potensi pengurangan biaya apabila pembelian plat dilakukan dengan jangka waktu yang lebih singkat, potensi pengurangan biaya-biaya yang tidak diperlukan apabila terjadi perhitungan biaya ganda. Alternatif yang ada hanyalah saran yang diberikan oleh peneliti. 1 Potensi mengganti bahan baku Alternatif yang diberikan pertama adalah penggantian bahan baku. Alternatif ini tidak disetujui oleh pihak ATMI. Namun peneliti tetap menjabarkan alternatif yang ada, karena alternatif hanya bersifat potensi saja. Penggantian bahan baku yang disarankan adalah penggantian tebal plat metal yang digunakan pada rangka housing. Tebal plat metal yang digunakan oleh pihak ATMI untuk rangka adalah 0,9mm. Melihat keadaan pasar, peneliti menyarankan tebal rangka yang digunakan adalah 0,8mm. Hal tersebut dilihat dari banyaknya pihak pesaing yang kebanyakan menggunakan rangka dengan tebal 0,7mm dan produk dari pihak ATMI diharapkan memiliki kualitas yang lebih unggul. Ada beberapa pesaing yang menggunakan jenis plat 0,8mm. peneliti menemukan sekurang- kurangnya ada 3 pesaing yang menggunakan jenis plat tersebut. Peneliti juga menyarankan penggantian plat pada laci. Hal tersebut dilakukan karena tebal rangka yang lebih tipis, sehingga akan lebih baik jika tebal laci menyesuaikan. Apabila tebal plat yang digunakan pada laci tetap 1,5 dikhawatirkan rangka kurang optimal menahan beban laci. Peneliti menyarankan tebal plat metal yang digunakan adalah 1,2mm. Harga plat metal 0,8mm adalah US 600-900 per ton. Harga ini didapat dari distributor plat metal china. Pengiriman masih sama dengan yang dilakukan oleh pihak supplier ATMI sebelumnya. Pengiriman dalam bentuk coil. Apabila dirupiahkan dengan range harga tertinggi US 900 dan nilai rupiah terhadap dolar di angka Rp13.000,00 maka harga per kg adalah Rp11.700,00. Sedangkan harga plat metal dengan tebal 1,2mm adalah Rp15.638,00 per kg. Harga ini didapat dari distributor penjual carbon steel yang berada di daerah Bekasi. Perusahaan tersebut berbentuk CV. Data ini didapat dari distributor yang tidak terlalu besar dari segi badan usaha. Ketika peneliti mencari daftar harga ke perusahaan besar di Indonesia tidak didapati harga yang tertera. Ketika peneliti menelepon dan mencoba menghubungi dengan email, tidak didapati balasan. Salah satu perusahaan malah mengharuskan mencantumkan scan pembentukan badan usaha, dan surat-surat yang terkait tentang badan usaha. Setelah itu pihak perusahaan akan memberikan penawaran dan daftar harga apabila disetujui oleh pihak perusahaan tersebut. Oleh sebab itu maka peneliti berasumsi bahwa apabila pihak ATMI mengadakan kerja sama maka harga pastilah lebih murah dan di bawah harga yang tertera dalam penelitian ini. Apabila rangka Housing menggunakan plat dengan tebal 0,8mm, maka kilogram yang dibutuhkan dalam membuat rangka pun berkurang. Ukuran rangka adalah 0,675x0,485x2 dan juga 1,272x0,675x2. Ada juga bagian-bagian kecil dalam rangka yang tidak tercatat, karena peneliti kurang bisa mendapatkan informasi mengenai ukuran yang sangat detail tersebut. Laci atau drawer jika diubah menggunakan tebal plat 1,2mm juga akan mengalami perubahan pada kilogram yang dibutuhkan. Karena tebal plat akan diubah, maka peneliti menghitung kilogram yang diperlukan apabila menggunakan plat o,8 mm dan juga laci dengan tebal 1,2mm. Terdapat tabel tabel pada lampiran mengenai tebal plat berikut dengan berat jenisnya. Rangka 0,8mm Tabel 4, Perhitungan Plat yang Dibutuhkan pada Rangka Ukuran plat 1 Berat 2 Berat per 1 1x2=3 Ukuran yang dibutuhkan 4 Plat yang dibutuhkan 3x4=5 Rangka plat 0,8mm 2,9768 18,7kg 6,281913kg 2,33147 14,52045kg Diasumsikan bahwa sebagian kecil dari rangka yang tidak tercantum dalam ukuran angka diatas seberat 2kg. Sehingga total rangka adalah 16,52045kg. Dilakukan pembulatan ke atas, sehingga tercatat 17kg Laci 1,2mm Tabel 5, Perhitungan Plat yang Dibutuhkan pada Laci Ukuran plat 1 Berat 2 Berat per 1 2 : 1=3 Ukuran yang dibutuhkan 1 laci 4 Plat yang dibutuhkan 3x4=5 1 filling cabinet 4 laci 5 x4 = 6 Laci plat 1,2mm 2,9768 27,96k 9,39263kg 0,63048 5,921869kg 23,68748kg Dilakukan pembulatan ke atas, sehingga untuk sebuah filling cabinet membutuhkan plat metal dengan tebal 1,2mm sebanyak 24kg. Setelah diketahui berat yang dibutuhkan, maka dapat dihitung biaya yang diperlukan untuk sebuah filling cabinet. Rangka : 17kg x Rp11.250,00 = Rp191.250,00 Laci : 24kg x Rp15.638,00 = Rp375.312,00 Tabel 6, Perhitungan Biaya Altenatif 1 No Spesifikasi Bahan Harga per satuan Rp Jumlah Satuan Total Rp 1 Housing rangka Plat Metal Sheet : 0,8 mm 11.700 17 kg 198.900 2 Drawer laci Plat Metal Shee t: 1,2 mm 15.638 24 kg 375.312 3 Handle Drawer Stainless SteelSt.St 0,9 mm 25.000 0,5kg kg 12.500 4 Partition Plate Plat Metal Shee t: 1,1 mm 15.000 4 kg 60.000 Stainless steel 0,9mm 25.000 0,5 kg 12.500 No Spesifikasi Bahan Harga per satuan Rp Jumlah Satuan Total Rp 5 Lock Bar Besi Metal Sheet 41.000 1 batang 41.000 6 Outer Rail 4L4R Metal Sheet Plat 2,8 mm 9.000 8 batang 72.000 7 Bearing 6.000 16 buah 96.000 8 Lock Make Lock 23.000 1 set 23.000 9 Powder Coating 75.000 5 kg 375.000 10 Hexa Bolt M5 x 8 500 1 buah 500 11 Spring Peer Steel Diameter 1 2.000 1 buah 2.000 12 Screw M6 X 12 JF 750 8 buah 6.000 13 Biaya overhead 375.937 14 Biaya tenaga kerja 488.225 Total biaya Rp2.138.874,00 Potensi mengganti bahan baku ini menghemat biaya sebesar Rp188.288,00. Penghematan dihitung berdasarkan biaya sebelum menggunakan target costing sebesar Rp2.327.162,00 dikurangkan dengan biaya yang telah dihitung menggunakan target costing sebesar Rp2.138.874,00 sehingga didapatkan hasil Rp188.299,00. Dengan penghematan sebesar itu, biaya yang diperoleh belum bisa memenuhi biaya target yang diinginkan. 2 Potensi mengganti bahan penolong Sama seperti alternatif yang pertama, alternatif ini tidak diterima oleh pihak ATMI, namun peneliti tetap menjabarkannya. Ada banyak bahan penolong yang digunakan oleh pihak ATMI dalam proses pembuatan filling cabinet. Lanjutan Tabel 6 Potensi penggantian bahan penolong yang pertama adalah pada handle drawer . Handle drawer filling cabinet menggunakan stainless steel yang memiliki tebal 0,9mm. Stainless steel berfungsi agar ketika tangan memegang handle lebih nyaman, karna bahan stainlesss steel yang mengkilat dan tidak akan mudah berkarat. Oleh sebab itu peneliti menyarankan untuk mengurangi tebal stainless steel yang digunakan. Karena menurut peneliti apabila tebal stainless steel dikurangi, hal tersebut tidak akan mengubah fungsi dari stainless steel tersebut. Stainless steel yang disarankan oleh peneliti adalah stainless steel dengan tebal 0,8mm. Potensi mengganti bahan baku penolong yang kedua adalah partition plate . Partition plate berfungsi sebagai penyekat yang ada pada drawer atau laci. Tebal partition plate yang digunakan adalah 1,1mm, dan stainless steel yang digunakan memili tebal 0,9mm. Apabila tebal partition plate dikurangi maka tidak menjadi masalah. Karena partition plate hanya membantu dalam memisahkan file yang disimpan pada drawer atau laci. Oleh sebab itu maka peneliti menyarankan tebal partition plate yang ada diganti dengan tebal plat metal yang sedikit dibawahnya. Peneliti menyarankan tebal plat metal yang digunakan adalah 0,9mm, dan untuk stainless steel yang digunakan bisa tetap menggunakan stainless steel dengan tebal 0,9mm. Meskipun peneliti tidak mendapatkan data yang pasti mengenai ukuran handle drawer maupun partition plate, namun peneliti bisa memperkirakan ukuran kedua bahan penolong tersebut. Ukuran dapat dilihat dari handle drawer maupun partition plate yang terdapat pada filling cabinet. Handle drawer diperkirakan berukuran 0,38m x 0,04m. Handle drawer yang dibutuhkan sejumlah 4 buah. Partiton plate diperkirakan berukuran 0,282m x 0,380. Dan untuk sebuah filling cabinet membutuhkan 4 buah partition plate. Perhitungan untuk besarnya plat metal yang dibutuhkan dalam pembuatan partition plate: Tabel 7, Perhitungan Partition Plate Alternatif 2 Ukuran plat 1 Berat 2 Berat per 1 2 : 1 =3 Ukuran yang dibutuhkan 4 Plat yang dibutuhkan 3x4=5 Partition plate plat 1,2mm 2,9768 21kg 7,05455kg 0,42864 3,023865kg Harga plat metal dengan tebal 0,9mm adalah Rp12.500,00 per kilogram. Harga dilihat dari harga plat metal yang sebelumnya telah digunakan oleh perusahaan untuk membuat rangka. Maka nilai dari partition plate yang dibutuhkan adalah 3,023865kg x Rp12.500,00 = Rp37.798,00 Dapat dibulatkan menjadi Rp38.000,00 Perhitungan handle drawer Tabel 8, Perhitungan Handle Drawer Alternatif 2 Ukuran plat 1 Berat plat 2 Berat per 1 2 : 1 =3 Ukuran yang dibutuhkan 4 Plat yang dibutuhkan 3x4=5 Handle drawer plat 1,2mm 2,9768 18,64kg 6,261758kg 0,0608 0,380715kg Harga plat stainless steel dengan ukuran 0,8mm adalah Rp404.976,00 per 2,9768 . Sehingga harga per kilogram adalah Rp21.726,00. Handle drawer yang dibutuhkan adalah Rp.8272,00 Setelah diketahui harga bahan penolong yang dibutuhkan, maka akan dihitung total biaya yang akan dibutuhkan bila bahan penolong telah diganti. Tabel 9, Potensi Pengurangan Biaya Bahan Penolong No Spesifikasi Bahan Harga per satuan Rp Jumlah Satuan Total Rp 1 Housing rangka Plat Metal Sheet : 0,8 mm 12.500 19 Kg 237.500 2 Drawer laci Plat Metal Sheet : 1,5 mm 17.500 30 Kg 525.000 3 Handle Drawer Stainless Steel St.St 0,8 mm 21.726 0,38 Kg 8.272 4 Partition Plate Plat Metal Sheet : 0,9 mm 12.500 3,02 Kg 38.000 Stainless steel 0,9mm 25.000 0,5 Kg 12.500 No Spesifikasi Bahan Harga per satuan Rp Jumlah Satuan Total Rp 5 Lock Bar Besi Metal Sheet 41.000 1 batang 41.000 6 Outer Rail 4L4R Metal Sheet Plat 2,8 mm 9.000 8 batang 72.000 7 Bearing 6.000 16 buah 96.000 8 Lock Make Lock 23.000 1 set 23.000 9 Powder Coating 75.000 5 Kg 375.000 10 Hexa Bolt M5 x 8 500 1 buah 500 11 Spring Peer Steel Diameter 1 2.000 1 buah 2.000 12 Screw M6 X 12 JF 750 8 buah 6.000 13 Biaya overhead 375.937 14 Biaya tenaga kerja 488.225 Total biaya Rp2.300.934,00 Potensi mengganti bahan penolong ini hanya menghemat biaya dengan nominal yang kecil. Penghematan biaya adalah sebesar Rp26.228,00. Hal tersebut tidak memenuhi biaya target yang direncanakan. Biaya yang diinginkan pada perhitungsn target costing adalah Rp2.125.000,00. Sehingga biaya dalam alternatif kedua tersebut tidak memenhi target costin g. Lanjutan Tabel 9 3 Potensi mengganti desain yang ada. Desain filling cabinet yang ada sudah diperhitungkan dengan matang oleh pihak ATMI. Desain yang ada juga merupakan desain yang terbaik. Pihak ATMI juga tidak begitu setuju dengan alternatif ini. Namun peneliti menyarankan adanya potensi perubahan desain. Perubahan desain yang disarankan hanyalah salah satu potensi untuk pengurangan biaya yang ada. Peneliti menyarankan sedikit perubahan pada handle yang ada. Handle yang ada pada filling cabinet ATMI berbentuk memanjang sepanjang drawer. Desain yang disarankan oleh peneliti adalah mengganti model handle. Handle berada di tengah, sehingga membutuhkan stainless steel yang lebih sedikit. Handle berada di tengah tidaklah mengganggu bagi pengguna filling cabinet. Handle akan mempermudah bagi pengguna filling cabinet untuk membuka laci yang cukup berat. Panjang stainless steel yang dibutuhkan 13cm. Desain yang ditawarkan mendekati desain yang sudah ada dengan produk filling cabinet yang ada di pasaran. Desain yang disarankan tidak merubah apapun pada mesin yang digunakan, karena mesin penekukan yang ada bisa disesuaikan dengan desain tekukan yang diinginkan. . Perubahan desain yang ada hanya mengurangi sedikit biaya yang dibutuhkan. Sehingga perubahan desain ini kurang membantu. Apabila desain yang lain diganti, misalnya pengurangan laci ataupun menghilangkan partition plate, hal tersebut akan mengubah fungsi dari filling cabinet itu sendiri. Peneliti menyarankan tebal stainless steel yang digunakan adalah 0,8mm. Lebar handle sebesar 4cm. Lebar tersebut sudah dihitung dengan penekukan pada handle dibagian atas dan bagian bawah agar mengurangi resiko pembeli terluka pada bagian tangan. Perhitungan yang dilakukan: Tabel 10, Perhitungan Handle Drawer Desain Baru Panjang 1 Lebar 2 Luas 1x2=3 Dibutuhkan 4x3=4 Berat plat 0,8mm per 1 5 Total 4x5=6 Handle drawer 0,04m 0,13m 0,0052 0,0208 6,261758kg 0,130245kg Keterangan: Sebuah filling cabinet membutuhkan 4 buah handle drawer. 1kg plat stainless dengan tebal 0,8mm memiliki harga Rp21.726,00, maka apabila menggunakan desain yang ada, maka 1 filling cabinet membutuhkan Rp2830,00 handle drawer. Desain lama Desain baru Dari kedua desain tersebut terlihat bahwa desain yang lama menggunakan stainless steel vertikal sesuai panjang laci filling cabinet. Sedangkan desain baru hanya menggunakan stainless steel pada tengah bagian laci dan berukuran kecil. 4 Potensi pengurangan biaya overhead pabrik Potensi pengurangan biaya overhead pabrik disampaikan karena adanya potensi pembebanan biaya overhead pabrik yang berlebihan pada produk filling cabinet. Perhitungan yang dilakukan sebelumnya memanglah hanya bisa mendekati keadaan nyata biaya overhead yang dibebankan. Namun dirasa penghitungan dan pembebanan biaya overhead cukup tinggi. Peneliti menyarankan untuk meninjau kembali biaya overhead yang dibebankan. Hal tersebut dikarenakan sudah ada pembebanan biaya yang cukup banyak di luar biaya overhead. Contohnya saja, biaya telepon, dan biaya internet perusahaan sudah dibebankan sendiri. Bahkan biaya untuk penjualan juga sudah ada. Komponen biaya overhead manufaktur kurang dijelaskan dengan lebih detail. Disini peneliti hanya melakukan perhitungan 15 dari total biaya overhead perusahaan, namun ada kemungkinan bahwa perhitungan biaya overhead per unit adalah 15 dari total biaya produski per produk filling cabinet. Hal tersebut membuat peneliti kurang memahami mengenai biaya apa saja yang dibebankan dalam biaya overhead manufaktur. 5 Potensi pengurangan biaya bahan baku apabila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat Potensi ini merupakan usul dari perusahaan ATMI. Plat yang digunakan tetap plat dengan tebal 0,9mm. Plat yang menjadi bahan baku memiliki harga Rp12.500,00 per kg apabila dibayar dalam jangka waktu 5 bulan. Apabila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 2 bulan, maka harga akan berkurang menjadi Rp11.500,00 per kg. Pembelian dilakukan dalam bentuk coil, satu coil berkisar 8 ton. Apabila dalam jangka waktu 5 bulan, maka total rupiah yang diperlukan adalah Rp100.000.000,00. Sedangkan apabila dalam jangka waktu 2 bulan, maka harga menjadi Rp92.000.000,00. Apabila pembelian menggunakan jangka waktu 2 bulan, maka akan menghemat Rp8.000.000,00 per pembelian. Perusahaan menanyakan apakah lebih hemat bila melakukan dalam jangka waktu 5 bulan atau melakukan pinjaman bank dan menggunakan pembelian jangka waktu 2 bulan. Peneliti kurang bisa mendapatkan data mengenai plat dengan ketebalan yang berbeda. Namun apabila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu hanya 2 bulan, maka peneliti yakin bahwa harga akan berbeda dan berubah sesuai dengan kesepakatan kedua perusahaan. Untuk badan usaha berbentuk PT seperti halnya ATMI Surakarta, maka pinjaman yang akan digunakan adalah pinjaman korporasi. Bank yang disarankan oleh peneliti adalah bank CIMB Niaga. Peneliti menyarankan bank tersebut, karena pihak ATMI sebelumnya telah bekerja sama dengan bank CIMB Niaga, hal tersebut akan mempermudah pihak ATMI agar permintaan kredit disetujui. Suku bunga untuk kredit korporasi yang ada di bank CIMB Niaga seperti yang tercatat dalam otoritas jasa keuangan adalah sebesar 10,75. Perhitungan untuk angsuran, apabila perusahaan meminjam uang senilai Rp92.000.000,00 sesuai dengan harga apabila pembayaran jangka waktu 2 bulan bunga senilai 10,75 per tahun 0,895833 per bulan Angsuranbulan = =Rp 8.120.364,04 Jadi dalam 1 tahun, nominal yang harus diangsur adalah sebesar: Rp 8.120.364,04 x 12 = Rp97.444.368,00 Jadi total biaya yang dikeluarkan ATMI apabila melakukan pinjaman tersebut dalam satu tahun adalah sebsar Rp 97.444.368 , 00 Apabila perusahaan mengambil keputusan dengan melakukan pinjaman di bank dan mengambil jangka waktu pembelian 2 bulan, maka akan mendapat tambahan penghematan sebesar Rp2.555.632,00 untuk jangka waktu 2 bulan, dibandingkan bila membeli dengan harga Rp12.500,00 per kilogram dengan jangka waktu 5 bulan. Apabila perusahaan ingin melakukan pembayaran dalam jangka waktu 1 bulan, maka harga per kilogram plat adalah Rp10.000,00. Sehingga nominal yang dibutuhkan untuk 8 ton plat adalah Rp.80.000.000,00. Apabila pinjaman yang dilakukan adalah Rp80.000.000,00 maka angsuran yang perlu disiapkan oleh pihak ATMI tiap bulannya adalah Angsuran = = = 7.061.186,13 Jadi total angsuran dalam satu tahun adalah Rp84.734.234,00 Apabila menggunakan alternatif ini maka perusahaan akan mendapatkan tambahan penghematan sebesar Rp15.265.766,00 apabila menggunakan jangka waktu 1 bulan dan melakukan pinjaman di bank dengan jangka waktu pembayaran 1 tahun, dibanding apabila perusahaan menggunakan harga Rp12.500,00 per kilo dalam jangka waktu pembayaran 5 bulan. Dengan pinjaman yang diperoleh maka perusahaan bisa melakukan pembayaran dalam tempo 1 bulan. Apabila mengajukan hutang dan digunakan sebagai modal maka harga satu kilo plat 0,9mm akan menjadi Rp10.592,00. Penghematan untuk satu kilogram plat sebesar Rp1.908,00 c. Reengineering Setelah mengetahui beberapa alternatif yang ada, peneliti akan menggabungkan alternatif yang ada tersebut. Alternatif yang ada akan digabungkan sesuai dengan potensi agar biaya yang ada bisa ditekan sesuai dengan target biaya yang direncanakan. 1 Penggabungan yang pertama adalah alternatif pertama dan alternatif yang kedua. Alternatif yang dimaksudkan adalah potensi pengurangan biaya bahan baku dan juga pengurangan bahan penolong. Tabel 11, Penggabungan Potensi Pengurangan Bahan Baku dan Bahan Penolong No Spesifikasi Bahan Harga per satuanRp Jumlah Satuan Total Rp 1 Housing rangka Plat Metal Sheet : 0,8 mm 11.500 17 kg 191.250 2 Drawer laci Plat Metal Sheet : 1,2 mm 15.638 24 kg 375.312 3 Handle Drawer Stainless Steel St.St 0,8 mm 21.726 0,38 kg 8.272 4 Partition Plate Plat Metal Sheet : 0,9 mm 12.500 3,02 kg 38.000 Stainless steel 0,9mm 25.000 0,5 kg 12.500 5 Lock Bar Besi Metal Sheet 41.000 1 batang 41.000 6 Outer Rail 4L4R Metal Sheet Plat 2,8 mm 9.000 8 batang 72.000 7 Bearing 6.000 16 buah 96.000 8 Lock Make Lock 23.000 1 set 23.000 9 Powder Coating 75.000 5 kg 375.000 11 Hexa Bolt M5 x 8 500 1 buah 500 12 Spring Peer Steel Diameter 1 2.000 1 buah 2.000 12 Screw M6 X 12 JF 750 8 buah 6.000 13 Biaya overhead 375.937 14 Biaya tenaga kerja 488.225 Total biaya Rp2.102.996,00 Penggabungan alternatif yang pertama ini mengganti biaya bahan baku dan juga biaya bahan penolong. Dalam penggabungan pertama, alternatif biaya berubah dari Rp2.327.162,00 menjadi Rp2.102.996,00. Laba yang diperoleh sebesar Rp397.004,00. Laba yang diinginkan untuk harga jual Rp2.500.000,00 adalah Rp375.000,00. Laba yang diperoleh lebih dari yang diinginkan. Laba yang didapat sebesar 15,88. Sehingga penggabungan yang pertama ini memenuhi prinsip target costing yang ada. 2 Penggabungan yang kedua adalah penggabungan apabila bahan baku tetap menggunakan plat 0,9mm, namun pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan dengan tambahan modal dari pihak Bank, dan juga penggantian bahan baku untuk drawer. Tabel 12, Penggabungan Pembayaran Jangka Waktu 1 Bulan dan Penggantian Bahan Baku Drawer No Spesifikasi Bahan Harga per satuanRp Jumlah Satuan Total Rp 1 Housing rangka Plat Metal Sheet : 0,9 mm 10.592 19 Kg 201.248 2 Drawer laci Plat Metal Sheet : 1,2 mm 15.638 24 Kg 375.312 3 Handle Drawer Stainless Steel St.St 0,9 mm 25.000 0,5 Kg 12.500 4 Partition Plate Plat Metal Sheet : 1,1 mm 15.000 4 Kg 60.000 Stainless steel 0,9mm 25.000 0,5 Kg 12.500 5 Lock Bar Besi Metal Sheet 41.000 1 Batang 41.000 6 Outer Rail 4L4R Metal Sheet Plat 2,8 mm 9.000 8 Batang 72.000 7 Bearing 6.000 16 Buah 96.000 8 Lock Make Lock 23.000 1 Set 23.000 9 Powder Coating 75.000 5 Kg 375.000 10 Hexa Bolt M5 x 8 500 1 Buah 500 11 Spring Peer Steel Diameter 1 2.000 1 Buah 2.000 12 Screw M6 X 12 JF 750 8 Buah 6.000 13 Biaya overhead 375.937 14 Biaya tenaga kerja 488.225 Total biaya Rp2.141.222,00 Penggabungan alternatif yang kedua ini mengganti pada harga plat metal 0,9mm yang merupakan bahan baku rangka filling cabinet. Harga plat metal berubah menjadi Rp10.592,00. Nominal tersebut diperoleh dari penggantian jangka waktu pembayaran dan diasumsikan perusahaan memperoleh dana dari pinjaman kepada bank CIMB Niaga. Penggabungan ini juga mengganti plat yang digunakan untuk drawer, yaitu plat dengan tebal 1,2mm. Penggabungan alternatif yang kedua ini kurang bisa memenuhi target costing yang ada. Target biaya yang ditentukan adalah sebesar Rp2.125.000,00. Biaya yang dibebankan lebih sebesar Rp16.222,00 dibanding dengan target biaya yang telah ditentukan. Penghematan dari penggabungan alternatif ini sebesar Rp185.940,00, diperoleh dari biaya sebelum melakukan perhitungan target costing sebesar Rp2.327.162,00 dikurangan dengan biaya yang diperoleh dengan penggabungan alternatif sebesar Rp2.141.222,00. Meskipun terjadi penghematan, namun biaya tersebut tidak bisa memenuhi target costing yang diharapkan. 3 Apabila pembelian dilakukan dengan jangka waktu 1 bulan. Diasumsikan seluruh plat dibeli dengan jangka waktu 1 bulan, dan harga untuk plat yang tidak diketahui apabila dibeli dengan jangka waktu 1 bulan diasumsikan lebih rendah Rp2.500,00 per kilogram. Lanjutan Tabel 12 Tabel 13, Penggabungan Potensi Plat Rangka dan Laci Dibayar Dalam Jangka Waktu 1 Bulan No Spesifikasi Bahan Harga per satuan Rp Jumlah Satuan Total Rp 1 Housing rangka Plat Metal Shee t: 0,9 mm 10.000 19 kg 190.000 2 Drawer laci Plat Metal Sheet: 1,5 mm 15.000 30 kg 450.000 3 Handle Drawer Stainless Steel St.St 0,9 mm 25.000 0,5 kg 12.500 4 Partition Plate Plat Metal Sheet : 1,1 mm 13.000 4 kg 52.000 Stainless steel 0,9mm 25.000 0,5 kg 12.500 5 Lock Bar Besi Metal Sheet 41.000 1 batang 41.000 6 Outer Rail 4L4R Metal Sheet Plat 2,8 mm 9.000 8 batang 72.000 7 Bearing 6.000 16 buah 96.000 8 Lock Make Lock 23.000 1 set 23.000 9 Powder Coating 75.000 5 kg 375.000 10 Hexa Bolt M5 x 8 500 1 Buah 500 11 Spring Peer Steel Diameter 1 2.000 1 Buah 2.000 12 Screw M6 X 12 JF 750 8 Buah 6.000 13 Biaya overhead 375.937 14 Biaya tenaga kerja 488.225 Total biaya Rp2.196.662,00 Sesuai dengan permintaan perusahaan, maka menurut peneliti cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah membeli plat metal yang ada dengan jangka waktu yang lebih singkat. Hal tersebut dikarenakan pihak perusahaan yang enggan mengurangi kualitas dari produk. Dengan demikian, maka plat metal yang digunakan masih sesuai dengan yang diinginkan perusahaan sebelumnya, yaitu untuk housing plat metal 0,9m, dan untuk drawer plat metal 1,5mm. Apabila menggunakan penggabungan alternatif yang ini, maka biaya yang ada sudah bisa memenuhi target costing. Biaya penggabungan alternatif ini sebesar Rp2.196.662,00, dan biaya yang ditargetkan adalah Rp2.125.000,00. Sehingga laba yang didapatkan adalah Rp303.338,00. Biaya tersebut lebih besar 3 dari biaya target, sehingga tidak memenuhi biaya target yang diinginkan. Perbandingan laba apabila menggunakan penggabungan alternatif di atas. Laba akan dilihat berdasarkaan besar biaya dari masing-masing dan juga presentase laba. Presentase laba dapat dihitung dengan cara Laba x100 Target price Tabel 14, Perbandingan Laba Target costing Pengantian bahan baku dan bahan penolong Jangka waktu pembayaran bahan baku housing 1 bulan dan penggantian bahan baku laci drawer Jangka waktu pembayaran semua plat bahan baku drawer dan housing 1 bulan Harga Pokok Produksi Rp2.125.000,00 Rp2.102.996,00 Rp2.141.222,00 Rp2.196.662,00 Laba Rp375.000,00 Rp397.004,00 Rp358.778,00 Rp303.338,00 Presentase laba 15,00 15,88 14,35 12,13 Kesimpulan Bisa Tidak bisa Tidak Bisa Keterangan: Penggabungan alternatif 1 : Potensi mengganti bahan baku dan juga bahan penolong Penggabungan alternatif 2 : Potensi mengganti bahan penolong dan bahan baku rangka housing dibayar dalam jangka waktu 1 bulan dengan modal pinjaman bank Penggabungan alternatif 3 : Penggabungan potensi plat rangka dan laci dibayar dalam jangka waktu 1 bulan Demikianlah perbandingan laba berdasarkan penggabungan alternatif yang telah dilakukan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari penggabungan alternatif yang ada 1 Potensi mengganti bahan baku dan juga bahan penolong Kelebihan: a Target laba yang diinginkan dapat terealisasikan. Pembayaran yang dilakukan oleh ATMI kepada pihak supllier masih menggunakan jangka waktu 5 bulan, sehingga tidak perlu mencari tambahan modal berupa pinjaman bank untuk membuat jangka waktu pembayaran menjadi 1 bulan. Kekurangan: a Bahan baku yang digunakan sesuai dengan bahan baku produk filling cabinet yang ada di pasaran, sehingga kualitas produk kurang unggul dibanding produk yang lain. 2 Potensi mengganti bahan penolong dan bahan baku rangka housing dibayar dalam jangka waktu 1 bulan dengan modal pinjaman bank Kelebihan: a Bahan baku tetap menggunakan bahan baku kualitas terbaik dibanding dengan yang ada di pasaran yaitu plat metal 0,9mm Kekurangan: a Pembelian bahan baku dalam jangka waktu 1 bulan, sehingga pihak ATMI harus menambah modal yang digunakan untuk membeli bahan baku dengan mengajukan syarat kepada pihak Bank yang bersangkutan. b Plat metal untuk drawer masih menggunakan plat metal 1,2mm c Kurang bisa memenuhi target laba yang diinginkan dan juga target biaya yang diinginkan. 3 Potensi bahan baku dibayar dalam jangka waktu 1 bulan, menggunakan modal sendiri. Kelebihan: a Bahan baku maupun bahan penolong yang ada memiliki kualitas yang sesuai dengan keinginan pihak ATMI, yaitu plat metal 0,9mm dan juga plat metal 1,5mm Kekurangan: a Pembayaran bahan baku maupun bahan penolong dilakukan dalam jangka waktu 1 bulan, sehingga pihak ATMI harus menambah modal yang ada dengan tambahan modal sendiri dari pihak perusahaan. Dengan demikian yang memenuhi target laba adalah 1 potensi mengganti bahan baku dan bahan penolong dan juga Dimana dalam penggabungan alternative tersebut presentase laba adalah sebesar 15,88 Presentase laba tersebut melebihi dari presentase laba yang diinginkan, yaitu 15. Potensi mengganti bahan baku dan bahan penolong akan mengurangi kualitas dari produk filling cabinet itu sendiri, namun perusahaan tidak perlu melakukan tambahan modal, karena jangka waktu pembayaran masih 5 bulan. Harga Pokok Produksi jika dihitung menggunakan target costing mendapatkan hasil Rp2.125.000,00. Dengan alternatif tersebut, harga pokok produksi filling cabinet memenuhi target costing yang diharapkan, yaitu berubah dari Rp2.327.162,00 menjadi Rp2.102.996,00 penggantian bahan baku dan bahan penolong. Namun perusahaan tidak menginginkan adanya pengurangan kualitas dari produk ATMI tersebut, sehingga peneliti menyarankan alternatif p enggabungan potensi plat rangka dan laci dibayar dalam jangka waktu 1 bulan. Alternatif tersebut tidak memenuhi target laba, dan lebih besar 3 dari biaya target yang diinginkan. Alternatif ini akan membuat produk filling cabinet memiliki kualitas yang masih tetap baik dan unggul, namun pihak perusahaan diharapkan menambah modal untuk mempersingkat jangka waktu pembayaran kepada supplier. Jadi peneliti menyarankan penggabungan potensi plat rangka dan laci dibayar dalam jangka waktu 1 bulan . Peneliti menyarankan alternatif tersebut, karena pihak ATMI tidak ingin mengurangi kualitas dari produk mereka dan alternatif tersebut adalah alternatif yang sesuai dengan keinginan ATMI Surakarta. 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan juga perhitungan yang dilakukan peneliti dengan menggunakan target costing, dapat diambil kesimpulan: Yang memenuhi target laba adalah potensi mengganti bahan baku dan bahan penolong. Dimana dalam penggabungan alternatif tersebut presentase laba adalah sebesar 15,88. Dengan alternatif tersebut, harga pokok produksi filling cabinet memenuhi target costing yang diharapkan, yaitu berubah dari Rp2.327.162,00 menjadi Rp2.102.996,00 penggantian bahan baku dan bahan penolong. Namun perusahaan tidak menginginkan adanya pengurangan kualitas dari produk ATMI tersebut, sehingga peneliti menyarankan alternatif p enggabungan potensi plat rangka dan laci dibayar dalam jangka waktu 1 bulan, dengan total biaya sebesar Rp2.196.662,00.

B. Saran

Alternatif yang disetujui dan diharapkan perusahaan adalah penggunaan pinjaman dari bank sebagai tambahan modal bagi perusahaan sehingga harga biaya bahan baku bisa diminimalkan. Berdasarkan alternatif tersebut didapatkan bahwa suku bunga lebih rendah dibanding perusahaan membayar menggunakan tempo 5 bulan. Perhitungan yang dilakukan oleh peneliti hanyalah berdasarkan salah satu plat metal putih saja. Apabila seluruh plat yang ada menggunakan pembayaran dengan jangka waktu 1 bulan, maka biaya akan jauh lebih kecil. Jadi peneliti menyarankan penggabungan alternatif bahan baku dibayar dalam jangka waktu 1 bulan. Peneliti menyarankan alternatif tersebut, karena pihak ATMI tidak ingin mengurangi kualitas dari produk mereka dan alternatif tersebut adalah alternatif yang sesuai dengan keinginan ATMI Surakarta . Untuk penelitian yang selanjutnya, diharapkan bisa mengetahui mengenai biaya overhead yang pantas dibebankan pada produk filling cabinet tersebut.

C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan yang dimiliki adalah kurangnya informasi yang didapat dari pihak perusahaan. Hal tersebut dikarenakan perusahaan ATMI bukanlah perusahaan yang go public. Dengan demikian ada beberapa data yang hanya mendekati kondisi riil di perusahaan. Hasil penelitian juga hanya mendekati kondisi yang sebenarnya ada. Keterbatasan yang kedua adalah susahnya mendapatkan informasi harga biaya plat metal apabila berbentuk coil. Ketika peneliti mencari kebeberapa perusahaan besar seperti Krakatau Steel dan Adiguna Steel peneliti kesulitan mendapatkan data. Oleh sebab itu maka peneliti hanya menggunakan harga yang terdapat pada perusahaan yang terbilang kecil. Informasi harga plat apabila menggunakan jangka waktu satu bulan hanya pada rangka. Plat metal yang digunakan untuk laci tidak diketahui hargamya apabila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu satu bulan. DAFTAR PUSTAKA Ajie, Dias Pristya. 2012. Penerapan Target Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual Studi Kasus pada Kerajinan Kayu “Pak Bowo”. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Cassutt SJ, Johann Balthasar. Tonny D. Widiastono Ed. 2010. Ab Initio Ad Esse. Tritoenggal. Bekasi Utara. Garrison, H. Ray.,Noreen, Eric. W.,Brewer, Peter C.2006. Akuntansi Manajerial. Buku I. Edisi Kesebelas. Salemba Empat. Jakarta. Hansen, D. R Maryanne Mowen. 2000. Management Accounting. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Hansen, D. R Maryanne Mowen. 2006. Management Accounting edisi 7. Jakarta: Salemba Empat. Hansen, D. R Maryanne Mowen. 2009. Accounting Managerial, 8th ed. Jakarta: Salemba Empat Harsono, Patricia Anggit Sri. 2014. Analisis Target Costing Untuk Penetapan Harga Jual Produk Baru Studi Kasus pada PT. Djitoe Indonesia Tobako. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Herdinasari, Lucky Luvina. 2011. Penerapan Metode Target Costing Dalam perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Pembuatan Tikar Tenun CV.Elresas di Lamongan. Surabaya: Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE VARIABEL COSTING Study kasus pada perusahaan UD. MITRA

3 15 20

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE VARIABLE COSTING Analisis Harga Pokok Produksi Dengan Metode Variable Costing (Studi Kasus Di Cv. Sumber Mulyo. Klaten).

0 4 17

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

1 2 16

ANALISIS PENGHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI BLANGKON DENGAN METODE FULL COSTING Analisis Penghitungan Harga Pokok Produksi Blangkon Dengan Metode Full Costing (Studi Kasus Pada UKM Kaswanto Kampung Potrojayan, Serengan, Surakarta).

0 1 17

Analisis penghitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing sebagai dasar penentuan harga jual (studi kasus di peternakan Seraphine Yogyakarta).

1 15 77

Analisis perhitungan harga pokok produksi dengan metode job order costing sebagai penentuan harga jual produk (studi kasus di CV.X).

0 5 99

Analisis penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode target costing : studi kasus pada pabrik gula Madukismo.

3 19 100

Analisis penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode target costing studi kasus pada pabrik gula Madukismo

0 5 98

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEPATU DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) (STUDI KASUS DI PT.X).

4 9 101

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENCAPAI TARGET COSTING : STUDI KASUS DI PERUSAHAAN BUANA INDAH YOGYAKARTA - Unika Repository

0 0 16