Pengaruh Variasi Beban Terhadap Nilai Efisiensi Turbin Gas 1, Turbin Gas 2 dan Turbin Gas 3 Pengaruh Variasi Beban Terhadap Nilai Efisiensi HRSG 1, HRSG 2 dan HRSG3

disebabkan energi keluaran yang meningkat. Pada beban 90 MW nilai efisiensi turbin uap munurun menjadi 62,72. Menurunnya nilai efisiensi turbin uap disebabkan energi masuk lebih besar dari energi keluar. Pada beban 100 MW nilai efisiensi turbin uap meningat menjadi 62,81. Meningkatnya efisiensi turbin uap disebabkan energi keluar semakin meningkat. Gambar 4.17 Grafik Efisiensi Turbin Uap Terhadap Beban

4.3.8 Pengaruh Variasi Beban Terhadap Nilai Efisiensi Kondensor

Gambar 4.18 menunjukan nilai efisiensi kondensor pada beban 70 MW 7,86 menurun menjadi 7,80 pada beban 80 MW. Menurunnya efisiensi kondensor pada beban 80 MW disebabkan energi masuk lebih besar dari energi keluaran. Pada beban 90 MW nilai efisiensi kondensor meningkat menjadi 8,08. Meningkatnya efisiensi kondensor disebabkan energi keluaran yang semakin meningkat. Pada beban 100 MW nilai efisiensi kondensor menurun menjadi 7,90. Menurunnya efisiensi kondensor pada beban 100 MW disebabkan energi masuk lebih besar dari energi keluar. Gambar 4.18 Grafik Efisiensi Kondensor Terhadap Beban

4.3.9 Pengaruh Variasi Beban Terhadap Nilai Efisiensi Pompa Kondensat

Gambar 4.19 menunjukan nilai efisiensi pompa kondensat pada beban 70 MW 97,33 meningkat menjadi 97,41, 97,54 dan 97,57 pada beban 80 MW, 90 MW dan 100 MW. Meningkatnya efisiensi pompa kondensat disebabkan energi keluar semakin meningkat pada setiap kenaikan beban. Gambar 4.19 Grafik Efisiensi Pompa Kondensat Terhadap Beban

4.3.10 Pengaruh Variasi Beban Terhadap Nilai Efisiensi Sistem PLTGU

Gambar 4.20 menunjukan nilai efisiensi sistem PLTGU pada beban 70 MW 38,16 meningkat menjadi 39,23, 40,13 dan 40,56 pada beban 80 MW, 90 MW Gambar 4.20 Grafik Efisiensi Sistem PLTGU Terhadap Beban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan 100 MW. Meningkatnya efisiensi sistem PLTGU disebabkan energi yang keluar meningkat terus menerus. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Ada beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan, yaitu : 1. Analisis efisiensi PLTGU pada blok 1 dengan pola operasi 2-2-1 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 42,90, 43,47, 44,3496 dan 44,35. Analisis efisiensi PLTGU pada blok 2 dengan pola operasi 3-3-1 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 38,16, 39,23, 40,13 dan 40,56. 2. Analisis efisiensi Gas Turbin Generator 1 dengan pola operasi 2-2-1 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 25,04, 25,70, 26,80 dan 27,29. Nilai efisiensi Gas Turbin Generator 2 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 35,31, 36,35, 37,63 dan 37,76. Analisis efisiensi Gas Turbin Generator 1 dengan pola operasi 3-3-1 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 94,37, 94,61, 94,32, dan 94,36. Nilai efisiensi Gas Turbin Generator 2 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 92,19, 92,48, 94,13 dan 93,03. Nilai Gas Turbin Generator 3 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 93,73, 94,00, 94,83, dan 93,64. 3. Analisis efisiensi Heat Recovery Steam Generator 1 dengan pola operasi 2-2-1 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 72,78, 71,93, 67,49 dan 74,73. Nilai efisiensi Heat Recovery Steam Generator 2 pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 71,37, 60,48, 63,05 dan 63,28. Analisis efisiensi Heat Recovery Steam Generator 1 dengan pola operasi 3-3-1 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 70,10, 65,87, 70,94 dan 63,83. Nilai efisiensi Heat Recovery Steam Generator 2 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 69,84, 68,10, 68,18 dan 65,62. Nilai efisiensi Heat Recovery Steam Generator 3 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 73,59, 69,59, 69,49 dan 64,43. 4. Analisi efisiensi Steam Turbin Generator dengan pola operasi 2-2-1 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 54,66, 57,21, 57,25 dan 57,24. Analisis efisiensi Steam Turbin Generator dengan pola operasi 3-3-1 pada beban 70 MW, 80 MW, 90 MW dan 100 MW sebesar 62,61, 62,75, 62,72 dan 62,81.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab empat didepan, adapun saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Efisiensi memiliki kontribusi terbaik pada beban 70 MW, dimana beban tersebut memberikan efisiensi pada tahapan GTG, HRSG, dan STG. Sedangkan pada kondisi puncak atau lebih dari 70 MW baik pada pola 2-2-1 dan 3-3-1 beban bisa mencapai 100 MW belum semua tahapan GTG, HRSG, STG memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Analisis Flypaper Effect Dana Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Belanja Daerah Terhadap Efisiensi Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Utara

3 74 100

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Jambi

6 89 104

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Belanja Langsung Pemerintah Kabupaten/Kota Di Sumatera Barat

3 56 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten/Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat periode Tahun 2009-2012

1 17 161

PENGARUH EFISIENSI BEBAN OPERASI TERHADAP PROFITABILITAS PT INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SAGULING.

0 0 43

Analisis laju kerusakan exergy dan efisiensi exergy mesin PLTGU PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan Semarang.

2 14 88

ANALISA SISTEM EKSITASI GENERATOR SINKRON 3 PHASA GTG 1 DI PLTGU UNIT 1 SEKTOR PENGENDALIAN PEMBANGKITAN KERAMASAN

0 0 14