ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME
AKUNTANSI

Oleh
AGUS ABDUR ROHIM

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2013

ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE COMPANIES TO CHOOSE

ACCOUNTING CONSERVATISM.
Oleh
Agus Abdur Rohim
This research aimed to test empirically: (1) the effect of managerial ownership
structure of the accounting conservatism, (2) the effect of debt covenants on
accounting consevatism, (3) the effect of growth opportunities on accounting
consevatism, and (4) the effect of litigation risk on accounting conservatism.
The data used in this researchis the data of manufacturing companies listed in
Indonesia Stock Exchange during 2008-2011. The method of sample selection in
this research is purposive sampling method. The sample used was 140 company
sample data. This research used multiple regression to analyze the data.
The result of this research prove that: (1) managerial ownership structure does not
affect positively the accounting conservatism, (2) debt covenants do not
negatively affect the accounting conservatism, (3) growth opportunities positively
affect the accounting conservatism, and (4) litigation risk positively affects
accounting conservatism.

Keywords: Accounting conservatism, managerial ownership structure, debt
covenant, growth opportunities, litigation risk.


ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN
PERUSAHAAN TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI

Oleh

AGUS ABDUR ROHIM

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris: (1) pengaruh struktur kepemilikan
manajerial terhadap konservatisme akuntansi, (2) pengaruh debt covenant terhadap
konservatisme akuntansi, (3) pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme
akuntansi, (4) pengaruh risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2011. Metode pemilihan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Adapun sampel yang
digunakan adalah 140 data sampel perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi
berganda untuk analisis data.
Hasil dari penelitian membuktikan bahwa: (1) struktur kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, (2) debt covenant tidak

berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi, (3) growth opportunities
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi, (4) risiko litigasi berpengaruh
positif terhadap konservatisme akuntansi.

Kata kunci: Konservatisme Akuntansi, Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant,
growth opportunities, Risiko Litigasi.

i

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................

i

DAFTAR TABEL ...................................................................................

iv


DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

v

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

vi

I.

II.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................

1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah .........................................
1.2.1 Rumusan Masalah ...........................................
1.2.2 Batasan Masalah..............................................


4
4
4

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................
1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................
1.3.2 Manfaat Penelitian ..........................................

5
5
5

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori ..................................................................
2.1.1 Teori Agensi ....................................................
2.1.2 Konservatisme Akuntansi ...............................
2.1.3 Struktur Kepemilikan Manajerial ....................
2.1.4 Debt Covenant .................................................
2.1.5 Growth Opportunities .....................................

2.1.6 Risiko Litigasi .................................................

6
6
7
8
8
9
10

2.2 Penelitian Terdahulu .........................................................

11

2.3 Pengembangan Hipotesis ..................................................

14

2.3.1


Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial
Terhadap Konservatisme Akuntansi ................
2.3.2 Pengaruh Debt Covenant Terhadap
Konservatisme Akuntansi ................................
2.3.3 Pengaruh Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi ................................
2.3.4 Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap
Konservatisme Akuntansi ................................

14
15
15
16

ii

III.

IV.


METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian ............................................................
3.1.1 Variabel Dependen ..........................................
3.1.1.1 Konservatisme Akuntansi ...................
3.1.2 Variabel Independen .......................................
3.1.2.1 Struktur Kepemilikan Manajerial ........
3.1.2.2 Debt Covenant .....................................
3.1.2.3 Growth Opportunities .........................
3.1.2.4 Risiko Litigasi .....................................

18
18
18
19
19
19
20
20

3.2 Populasi dan Penentuan Sampel........................................


21

3.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................

24

3.4 Metode Pengumpulan Data ...............................................

24

3.5 Teknik Analisis Data .........................................................
3.5.1 Statistik Deskriptif ..........................................
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ...........................................
3.5.2.1 Uji Normalitas .....................................
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas ...........................
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ........................
3.5.2.4 Uji Autokorelasi ..................................
3.5.3 Pengujian Hipotesis .........................................
3.5.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda .......


24
24
24
25
25
25
26
27
27

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .............................

28

4.1.1

Statistik Deskriptif ..........................................


28

4.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................
4.2.1 Uji Normalitas .................................................
4.2.2 Uji Multikolinearitas .......................................
4.2.3 Uji Heterokedastisitas .....................................
4.2.4 Uji Autokorelasi ..............................................

30
30
32
32
33

4.3 Signifikansi Model Regresi ...............................................

33

4.4 Hasil Uji Hipotesis ............................................................
4.4.1 Hasil Uji Goodness of Fit Test ........................
4.4.2 Analisis Regresi Linear Berganda ...................

34
34
35

4.5 Pengujian Hipotesis ...........................................................
4.5.1 Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial
Terhadap Konservatisme Akuntansi ...............
4.5.2 Pengaruh Debt Covenant Terhadap
Konservatisme Akuntansi ...............................
4.5.3 Pengaruh Growth Opportunities Terhadap
Konservatisme Akuntansi ...............................
4.5.4 Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap
Konservatisme Akuntansi ...............................

36
36
36
37
38

iii

V.

PENUTUP
5.1 Simpulan ...........................................................................

40

5.2 Keterbatasan ......................................................................

40

5.3 Saran ..................................................................................

41

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang
menggambarkan kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya perusahaan.
Laporan keuangan tersebut harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip akuntansi
yang berlaku secara umum agar menghasilkan laporan keuangan yang dapat
dipertanggungjawabkan dan bermanfaat bagi penggunanya, yaitu pihak internal
maupun pihak eksternal.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan kepada perusahaan
dalam memilih metode akuntansi yang akan digunakan dalam menyusun laporan
keuangan, kebebasan tersebut salah satunya yaitu konservatisme. Konsep ini
mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan untung lebih
lambat, menilai asset dengan nilai terendah, dan menilai kewajiban dengan nilai
tertinggi (Almilia, 2005).
Konservatisme merupakan prinsip akuntansi yang menghasilkan laba dan asset
cenderung rendah, serta menghasilkan biaya dan utang cenderung tinggi, karena
pada dasarnya konservatisme memperlambat pengakuan pendapatan serta
mempercepat pengakuan biaya. Sehingga laba yang dilaporkan cenderung rendah
atau understatement (Sari dan Adhariani, 2009).

2

Di kalangan beberapa peneliti, prinsip konservatisme akuntansi masih dianggap
sebagai prinsip yang kontroversial. Di satu sisi, konservatisme akuntansi dianggap
sebagai kendala yang akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan, misalnya
laba yang dihasilkan dari prinsip ini cenderung bias dan tidak mencerminkan
kejadian sebenarnya. Di sisi lain, konservatisme akuntansi bermanfaat untuk
menghindari perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrak-kontrak
yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak (Fitriyah, 2007).

Ada banyak faktor yang mempengaruhi manajemen dalam melakukan tindakan
konservatisme, diantaranya adalah struktur kepemilikan manajerial. Menurut Ross
et al., (1999) dalam Tarjo (2002), semakin besar kepemilikan saham manajer
dalam perusahaan maka manajer cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan
pemegang saham dalam meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dengan cara
menerapkan konservatisme akuntansi.
Debt covenant merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari
tindakan yang dilakukan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti
pembagian dividen yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat
yang telah ditentukan. Leverage merupakan proksi dari debt covenant. Rasio ini
membandingkan antara total utang dan total asset perusahaan (Sunarto, 2004).

Lasdi (2008) menyatakan bahwa leverage merupakan proksi kecenderungan
perusahaan untuk melanggar perjanjian utang. Semakin tinggi leverage
menunjukkan semakin tinggi terjadinya pelanggaran utang, sehingga semakin kuat
insentif untuk menaikkan laba.

3

Perusahaan yang selalu meningkatkan jumlah investasi merupakan perusahaan
growth. Perusahaan tersebut akan memilih prinsip konservatisme yang akan
menghasilkan laba yang rendah, alasannya karena perusahaan menggunakan dana
cadangan untuk meningkatkan investasi dan mengurai laba. Saputro dan Setiawati
(2004) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
memiliki motivasi untuk meminimalkan laba.

Risiko litigasi sebagai faktor ekternal yang dapat mendorong manajer untuk
melaporkan keuangan perusahaan secara konservatif. Dorongan manajer untuk
menerapkan akuntansi konservatif semakin kuat apabila ancaman risiko litigasi
pada perusahaan tinggi (Cao dan Narayanamoorthy, 2005; dalam Juanda (2007).

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan Fitriyah (2007)
yang berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Market to Book Value of
Equity, dan Struktur Kepemilikan terhadap Konservatisme Akuntansi pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. Perbedaannya terlihat dari
variabel independen yang digunakan peneliti yaitu, sktuktur kepemilikan
manajerial, debt covenant, growth opportunities dan risiko litigasi serta periode
penelitian. Peneliti merasa perlu menguji kembali variabel tersebut karena adanya
perbedaan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, diantaranya penelitian yang
dilakukan oleh Widya (2005), Fitriyah (2007), Lasdi (2008), Sari dan Adhariani
(2009), Widayati (2011).

Berdasarkan di uraikan di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan
Terhadap Konservatisme Akuntansi.”

4

1.2

Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini:
1.

Apakah struktur kepemilikan manajerial mempengaruhi pilihan perusahaan
terhadap konservatisme akuntansi?

2.

Apakah debt covenant mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap
konservatisme akuntansi?

3.

Apakah growth opportunities mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap
konservatisme akuntansi?

4.

Apakah risiko litigasi mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap
konservatisme akuntansi?

1.2.2 Batasan Masalah
Dalam memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup
dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan konservatisme akuntansi sebagai variabel
dependen dan variabel independen yaitu sktuktur kepemilikan manajerial,
debt covenant, growth opportunities dan risiko litigasi.
2. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 sampai dengan 2011.
3. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang memiliki ekuitas positif.

5

1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan bukti empiris bahwa:
1.

Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pilihan
perusahaan menggunakan konservatisme akuntansi.

2.

Debt covenant berpengaruh negatif terhadap pilihan perusahaan
menggunakan konservatisme akuntansi.
Growth opportunities berpengaruh positif terhadap pilihan perusahaan

3.

menggunakan konservatisme akuntansi.
4.

Risiko litigasi berpengaruh positif terhadap pilihan perusahaan
menggunakan konservatisme akuntansi.

3.1.2 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:


Manfaat teoretis, diharapkan dapat memberikan pengetahuan di bidang
akuntansi, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi pilihan perusahaan terhadap konservatisme akuntansi.



Manfaat praktis, dapat memberikan informasi yang bertujuan untuk bahan
pertimbangan perusahaan untuk melakukan pencatatan akuntansi dengan
menggunakan prinsip konservatisme.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Landasan Teori

2.1.1

Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976) dalam Widayati (2011) teori agensi pada dasarnya
merupakan teori yang muncul karena adanya konflik kepentingan antara prinsipal
dan agen, yang mana prinsipal mengontrak agen untuk melakukan pengelolaan
sumber daya dalam perusahaan dan berkewajiban untuk memberikan imbalan
kepada agen sedangkan agen berkewajiban melakukan pengelolaan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan dan bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan
kepadanya.

Hubungan antara prinsipal dan agen dapat mengarah pada kurang lengkapnya
informasi (asymmetrical information) karena agen memiliki informasi yang lebih
banyak tentang perusahaan daripada prinsipal (Elqorni, 2009). Dengan informasi
yang banyak tersebut agen dapat melakukan tindakan sesuai dengan keinginan
dan kepentingannya sendiri. Sedangkan bagi prinsipal, akan sulit untuk
mengawasi tindakan yang dilakukan oleh agen karena hanya memiliki sedikit
informasi yang didapat.

7

2.1.2 Konservatisme Akuntansi
Menurut FASB Statement of Concept No.2 dalam Sari (2004): “Konservatisme
adalah reaksi hati-hati untuk menghadapi ketidakpastian dalam mencoba
memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko pada situasi bisnis telah
dipertimbangkan.”

Menurut Wibowo (2002) dalam Widya (2005): “Konservatisme merupakan
prinsip yang penting dalam pelaporan keuangan agar pengakuan dan pengukuran
asset serta laba dilakukan dengan penuh kehati-hatian, karena aktivitas ekonomi
dan bisnis dilingkupi oleh ketidakpastian.”

Givoly dan Hayn (2000) dalam Lasdi (2008) konservatisme akuntansi sebagai
pengakuan awal untuk biaya dan rugi serta menunda pengakuan untuk pendapatan
dan untung yang menyebabkan rendahnya laba pada periode berjalan.

Beberapa metode dalam Penyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
terhadap penerapan prinsip konservatisme:
1. PSAK No. 16 mengenai asset tetap dan penyusutan.
2. PSAK No. 19 mengenai asset tidak berwujud berkaitan dengan amortisasi.
3. PSAK No. 20 mengatur biaya riset dan pengembangan.

Metode penyusutan asset tetap atau asset tidak berwujud lebih konservatif jika
menggunakan metode double declining balance karena mempunyai periode
penyusutan yang pendek yang menghasilkan biaya lebih tinggi sehingga laba
menjadi relatif kecil dibandingkan metode garis lurus yang menghasilkan laba
relatif besar (Dewi, 2004).

8

Biaya riset dan pengembangan bila diakui sebagai beban daripada sebagai asset
maka akuntansi yang diterapkan cenderung konservatif, karena menghasilkan laba
yang lebih kecil. Sebaliknya, bila biaya yang terjadi diakui sebagai asset, maka
menghasilkan laba yang besar dan tidak konservatif (Dewi, 2004).

2.1.3 Struktur kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajer atau
dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan.
Dalam teori keagenan, hubungan antara manajer dan pemegang saham dapat
digambarkan sebagai hubungan antara agent dan principal (Rachmawati dan
Triatmoko, 2007)

Dalam hal pengambilan keputusan dan kebijakan dalam perusahaan dengan
adanya kepemilikan manajerial, yang manajernya sekaligus pemegang saham
tentun akan menyelaraskan kepentingannya sebagai manajer dan pemegang
saham. Hal ini berbeda jika manajernya tidak sekaligus sebagai pemegang saham,
kemungkinan manajer tersebut akan mementingkan kepentingannya sebagai
manajer saja (Christiawan dan Tarigan, 2007).

2.1.4 Debt Covenant
Debt covenant merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari
tindakan-tindakan manajer terhadap kepentingan kreditor, seperti diveden yang
berlebihan, pinjaman tambahan, atau membiarkan modal dan kekayaan pemilik
berada di bawah tingkat yang telah ditentukan. Kontrak ini didasarkan pada teori
akuntansi positif, yaitu hipotesis debt covenant yang menyatakan bahwa semakin
dekat perusahaan melanggar perjanjian hutang, maka manajer akan memilih

9

prosedur akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode
berjalan (Sari dan Adhariani, 2009).

Debt covenant dalam penelitian ini diproksikan dengan leverage sesuai yang
dilakukan oleh Qiang (2003) dalam Lasdi (2008) memprediksikan bahwa manajer
ingin meningkatkan laba dan asset untuk mengurangi biaya kontrak utang ketika
perusahaan memutuskan perjanjian utangnya.

2.1.5 Growth Opportunities
Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus perusahaan. Ukuran
pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan perusahaan. Pengertian
pertumbuhan pada umumnya menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
meningkatkan sizenya (Kaliapur dan Trombley, 200; dalam Widya, 2005).

Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi memerlukan dana yang
besar untuk membiayai pertumbuhan. Oleh karena itu, perusahaan akan selalu
mempertahankan earning untuk diinvestasikan kembali pada perusahaan dan
mengandalkan pendanaan melalui utang yang lebih besar (Rachmatika, 2006).

Perusahaan yang menganut prinsip konservatisme terdapat suatu cadangan
tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan konservatif
identik dengan perusahaan yang tumbuh (Mayangsari dan Wilopo, 2002).

Pertumbuhan tersebut dapat dinilai responsif oleh investor sehingga nilai pasar
pada perusahaan konservatif lebih besar daripada nilai bukunya sehingga akan
menciptakan goodwill. Pasar akan menilai positif atas investasi yang telah
dilakukan oleh perusahaan karena dari investasi yang dilakukan saat ini

10

diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus kas dimasa depan
(Fitriyah, 2007)

2.1.6 Risiko Litigasi
Risiko litigasi dapat diartikan sebagai risiko yang melekat pada perusahaan yang
mengakibatkan terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan
dengan perusahaan yang merasa dirugikan. Pihak-pihak tersebut meliputi kreditor,
investor, dan regulator.

Risiko litigasi bisa timbul dari pihak kreditor maupun investor. Dari kreditor,
karena perusahaan tidak menjalankan operasinya sesuai dengan kontrak yang
telah disepakati. Misalnya, ketidakmampuan perusahaan membayar utang-utang
yang telah diberikan kreditor. Dari investor, karena perusahaan menjalankan
operasi yang mengakibatkan kerugian bagi pihak investor yang tercermin dari
pergerakan harga dan volume saham. Misalnya, menyembunyikan beberapa
informasi negatif yang seharusnya dilaporkan (Juanda, 2007).

11

2.2

Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang konservatisme telah banyak dilakukan dengan berbagai faktor
yang berbeda-beda diantaranya sebagai berikut:
1.

Widya (2005) menguji pengaruh struktur kepemilikan, debt covenant
hypothesis, political cost hypothesis, dan growth terhadap konservatisme
akuntansi. Model analisis data yang digunakan adalah regresi logistik.
Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa struktur kepemilikan,
political cost hypothesis, dan growth berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi. Sedangkan debt covenant tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi.

2.

Fitriyah (2007) menguji tentang pengaruh ukuran perusahaan, leverage,
market to book value of equity, dan struktur kepemilikan terhadap
konservatisme akuntansi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia. Metode analisis data yang digunakan adalah regresi logistik.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan
leverage, market to book value of equity, dan struktur kepemilikan tidak
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

3.

Lasdi (2008), meneliti tentang pengujian determinan konservatisme
akuntansi. Variabel independen yang digunakan yakni kontrak utang,
kontrak kompensasi, litigasi, pajak dan biaya politik, sedangkan variabel
dependen yakni konservatisme akuntansi. Model analisis data yang
digunakan adalah regresi linear berganda. Dari hasil penelitiannya dapat

12

disimpulkan bahwa kontrak utang berpengaruh negatif terhadap
konservatisme akuntansi, litigasi berpengaruh positif terhadap
konservatisme akuntansi, sedangkan kontrak kompensasi dan pajak dan
biaya politik tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.

4. Widayati (2011), menguji pengaruh struktur kepemilikan institusional,
struktur kepemilikan manajerial, struktur kepemilikan publik, biaya litigasi,
pajak dan biaya politik, growth, debt covenent. Model analisi data yang
digunakan adalah regresi linier berganda. Dari hasil penelitiannya dapat
disimpulkan bahwa struktur kepemilikan institusional, struktur kepemilikan
manajerial, struktur kepemilikan publik, biaya litigasi, growth, dan debt
covenent tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan
pajak dan biaya politik berpengaruh positif terhadap konservatisme
akuntansi.

13

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, kajian teoretis, dan tinjauan
penelitian terdahulu digambarkan rerangka pemikiran yang menunjukkan
hubungan antara variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 2.1
Rerangka Pemikiran

Struktur Kepemilikan
Manajerial

H1

(+)

H2

(-)

Debt Covenant

Konservatisme
Akuntansi

Growth Opportunities

H3

(+)

H4

(+)

Risiko Litigasi

14

2.3

Pengembangan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap konservatisme
akuntansi
Jensen dan Meckling (1976) dalam Wardhani (2008) menyatakan apabila
kepemilikan saham manajerial semakain banyak akan menurunkan permasalahan
agensi maka akan semakin kuat motivasi mereka untuk bekerja dalam
meningkatkan nilai saham perusahaan.

Perusahaan menerapkan prinsip akuntansi konservatif apabila kepemilikan
manajerial yang semakin tinggi atas saham yang ada dalam perusahaan. Hal ini
dikarenakan perusahaan tidak hanya mementingkan laba ditonjolkan besar tetapi
lebih mementingkan kontinuitas perusahaan jangka panjang sehingga manajer
tertarik untuk mengembangkan perusahaan Sebaliknya, jika kepemilikan
manajerial rendah, maka manajer cenderung melaporkan laba yang optimis agar
kinerja yang telah mereka capai dinilai baik oleh pemegang saham eksternal dan
manajer akan mendapat bonus yang lebih banyak (Suaryana, 2008).

Penelitian Wu (2006), Suaryana (2008) dan Safiq (2010) menyatakan perusahaan
yang memiliki persentase kepemilikan manajerial yang tinggi menunjukkan pola
yang lebih konservatif dalam pelaporan keuangan.
Oleh karena itu, di dalam penelitian ini dibentuklah hipotesis sebagai berikut:
H1:

Struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pilihan
perusahaan menggunakan konservatisme akuntansi.

15

2.3.2 Pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi
Dalam teori akuntansi positif Watts dan Zimmerman (1986) dalam Widya (2005)
menyatakan tiga hipotesis yaitu, bonus plan hypothesis, debt covenant hypothesis,
dan political cost hypothesis. Debt covenant hypothesis menyatakan bahwa ketika
suatu perusahaan mulai mendekati terjadinya pelanggaran perjanjian hutang, maka
manajer akan berusaha untuk menghindari terjadinya perjanjian hutang dengan
cara memilih metode akuntansi yang dapat meningkatkan laba. Dengan adanya
pelanggaran terhadap perjanjian hutang tersebut mengakibatkan timbulnya suatu
biaya yang dapat menghambat kerja manajemen, sehingga manajemen berusaha
untuk mencegah atau menunda hal tersebut untuk meningkatkan laba.

Debt covenant menjelaskan semakin tinggi jumlah utang yang diperoleh
perusahaan, maka semakin besar kemungkinan perusahaan akan menggunakan
prosedur yang meningkatkan laba yang dilaporkan (Sari dan Adhariani, 2009).
Sehingga penelitian ini memprediksi debt covenant berpengaruh negatif terhadap
akuntansi konservatif.
H2:

Debt Covenant berpengaruh negatif terhadap pilihan perusahaan
menggunakan konservatisme akuntansi.

2.3.3 Pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi
Konservatisme cenderung dengan perusahaan yang berkembang karena terdapat
cadangan tersembunyi yang biasa digunakan untuk investasi, yang mana nilai
pasar perusahaan yang konservatif lebih tinggi dari nilai bukunya sehingga terjadi
goodwill. Menurut Saputro dan Setiawati (2004) menemukan bahwa perusahaan

16

dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi juga memiliki motivasi untuk
meminimalkan laba.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widya (2005) menunjukkan bahwa
growth opportunities berpengaruh postif terhadap konservatisme akuntansi. Oleh
karena itu, penelitian ini memprediksi perusahaan yang tumbuh berpengaruh
positif terhadap akuntansi konservatif.
H3:

Growth opportunities berpengaruh positif terhadap pilihan perusahaan
menggunakan konservatisme akuntansi.

2.3.4 Pengaruh risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi Berbagai
peraturan dan penegakan hukum yang berlaku dalam lingkungan akuntansi,
menuntut manajer untuk lebih mencermati praktik-praktik akuntansi yang akan
digunakan agar terhindar dari ancaman ketentuan hukum. Tuntutan tersebut
berpotensi menimbulkan litigasi bila perusahaan melakukan pelanggaran
sehingga akan semakin mendorong manajer untuk bersikap hati-hati dalam
menerapkan akuntansinya (Juanda, 2007).

Di negara dengan tingkat litigasi yang tinggi mempunyai tingkat konservatisme
yang lebih tinggi di bandingkan negara dengan tingkat litigasi yang rendah. Oleh
karena itu, perusahaan dituntut untuk merumuskan strategi yang tepat dalam
menghadapi lingkungan tersebut (Ball et al., 2000; dalam Lasdi, 2008).

17

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lasdi (2008) menunjukkan bahwa
risiko litigasi berpengaruh postif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
Dengan demikian risiko litigasi yang semakin besar berpengaruh positif terhadap
pilihan perusahaan menggunakan akuntansi konservatif.
H4:

Risiko litigasi berpengaruh positif terhadap pilihan perusahaan
menggunakan konservatisme akuntansi.

BAB V
PENUTUP
5.1

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan manajerial,
debt covenant, growth opportunities, dan risiko litigasi terhadap konservatisme
akuntansi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 20082011. Berikut adalah simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini:
1. Hasil penelitian membuktikan bahwa struktur kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
2. Hasil penelitian membuktikan bahwa debt covenant tidak berpengaruh negatif
terhadap konservatisme akuntansi.
3. Hasil penelitian membuktikan bahwa growth opportunities berpengaruh
positif konservatisme akuntansi.
4. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara statistis risiko litigasi
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi litigasi.

5.2

Keterbatasan

1. Periode waktu penelitian yang hanya berkisar antara tahun 2008-2011.
2. Pengukuran untuk variabel konservatisme hanya menggunakan satu ukuran
saja yaitu earning accrual.
3. Hanya menggunakan perusahaan dengan ekuitas positif.

41

5.3

Saran

1.

Berdasarkan hasil regresi, besarnya nilai Adjusted R Square sebesar 0.119.
Hal ini berarti bahwa 11.9% konservatisme akuntansi dapat dijelaskan oleh
variasi variabel independen struktur kepemilikan manajerial, debt covenant,
growth opportunities, dan risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi.
Sedangkan sisanya sebesar 88.1% merupakan pengaruh dari variabel bebas
lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Penelitian
selanjutnya disarankan untuk menambah atau mengganti dengan variabel
bebas lainnya yang lebih spesifik dan memiliki kombinasi yang lebih tepat
yang diduga berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, misalnya
ukuran perusahaan, tingkat kesulitan keuangan, political cost, dan
pertumbuhan penjualan.

2.

Penelitian ini hanya menggunakan earning accrual untuk mengukur
konservatisme akuntansi. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan ukuran
lain dalam mengukur konservatisme akuntansi, seperti earnings/stock
returns relation measure dan net asset measure.

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, L. Spica. 2005. Pengujian Size Hyphothesis dan Debt/Equity Hyphotesis
yang Mempengaruhi Tingkat Konservatisma Laporan Keuangan dengan
Tehnik Analisis Multinominal Logit. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol.
7, No.1:1-9.
Christiawan, Jogi Julius dan Tarigan, Josua. 2007. Kepemilikan Manajerial,
Kebijakan. Hutang, Kinerja Dan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi
Keuangan.Vol. 9, No.1:1-8.
Dewi, A. A. A. Ratna. 2004. Pengaruh Konservatisme Laporan Keuangan
Terhadap Earnings Response Coefficient. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Vol. 7 No. 2, Mei: 207-223.
Elqorni, Ahmad. 2009. Mengenal Teori Keagenan. Artikel di akses tanggal 26
Februari 2009.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
keempat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro (BPUD). Semarang
Givoly, and Carla Hyan. 2000. The Changing Time Series Properties of Earnings,
Cash Flows and Accruals: Has Financial Accounting Become More
Conservative?. Journal of Accounting and Economic Vol.29: 287-320.
Juanda, Ahmad. 2007. Pengaruh Risisko Litigasi dan Tipe Strategi terhadap
Hubungan Antara Konflik Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi.
Simposium Nasional Akuntansi X Makasar.
Lasdi, Lodovicus. 2008. Pengujian Determinan Konservatisme Akuntansi. Jurnal
Akuntansi Kontemporer, Januari 2009, 1-20.
Mayangsari, Sekar dan Wilopo. 2002. Konservatisme Akuntansi, Value Relevance
dan Discretionary Accruals: Implikasi Empiris Model Feltham Ohlson
(1996). Simposium Nasional Akuntansi IV: 685-708.
Fitriyah, Nur. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Market to book
value of equity, dan Struktur kepemilikan Terhadap Konservatisme
Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia

Rachmatika, Dian. 2006. Analisis Pengaruh Beta Saham, Growth Opportunities,
Return On Asset dan Debt To Equity Ratio Terhadap Return Saham.
Tesis, Fakultas Ekonomi. Universitas diponegoro. Semarang.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan”. Simposium
Nasional Akuntansi X, Makasar.
Safiq, Muhamad. 2010. Kepemilikan Manajerial, Konservatisme Akuntansi, dan
Cost of Debt. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Saputro, J. A. dan L. Setiawati. 2004. Kesempatan Bertumbuh dan Manajemen
Laba: Uji Hipotesis Political Cost. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
Vol. 7, No. 2, p. 251-263.
Sari, Cynthia dan Desi Adhariani. 2009. Konservatisme Akuntansi dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya. Simposium Nasional Akuntansi XII.
Palembang.
Sari, Dahlia. 2004. Hubungan antara Konservatisme Akuntansi dengan Konflik
Bondholders-Shareholders Seputar Kebijakan Dividen dan Peringkat
Obligasi Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar:
1043-1058.
Suaryana, Agung. 2008. Pengaruh Konservatisme Laba terhadap Koefisien
Respon Laba. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 3 No. 1.
Sunarto. 2004. Pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham
perusahaan manufaktur di BEJ. Jurnal Stie Stikubank Semarang, hal. 6381.
Tarjo. 2002. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial terhadap
Kebijakan Hutang pada Perusahaan Mempublik di Indonesia. Tesis S2
Program Pasca Sarjana UGM. Yogyakarta.
Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepimilikan
Institusional pada Kebijakan Hutang Perusahaan: Sebuah Perspektif
Theory Agency. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.5 No.1, hlm. 116.
Wardhani, Ratna. 2007. Tingkat Konservatisme Akuntansi Di Indonesia dan
Hubungannya Dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu
Mekanisme Corporate Governance. Hibah Penelitian Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Watts, Rose L. 2003. Conservatism in Accounting Part II: Evidence and Research
Opportunities. Accounting Horizon. Vol.17, No. 4: 287-301.
http://www.ssrn.com.

Wibowo, Joko. 2002. Implikasi Konservatisme dalam Hubungan Laba-Return dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Tesis S2. Program Magister
Sains. UGM. Yogyakarta.
Widayati, Endah. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pilihan
Perusahaan Terhadap Konservatisma Akuntansi. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. Semarang.
Widya. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Perusahaan
Terhadap Akuntansi Konservatif. Simposium Nasional Akuntansi VII
Denpasar: 709-724.
Widyaningrum. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage dan Risiko
Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. Semarang.