Standar Kualitas dan Penerapannya dalam

Standar Kualitas dan Penerapannya dalam Perusahaan

Pengertian Standar dan Standardisasi
Menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 102 tahun 2000 pasal 1 poin 1 mengenai
Standardisasi Nasional, standar didefinisikan sebagai spesifikasi teknis atau sesuatu yang
dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak
yang terkait dalam memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, perkembangan ulmu pengetahuan, dan teknologi serta pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya. Sedangkan standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan,
menerapkan dan merevisi standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan
semua pihak. (Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2000)
Jenis Standar
Terdapat beragam standardisasi yang digunakan sebagai standar di perusahaanperusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Standar Nasional Indonesia
Standar Nasional Indonesia atau SNI didefinisikan sebagai standar yang
ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional. (PP
No.102/2000 tentang Standardisasi Nasional). SNI yang ditetapkan oleh BSN bersifat
sukarela, sedangkan instansi teknis dapat memberlakukan wajib SNI dalam bentuk
peraturan melalui surat keputusan menteri atau kepala badan.
Dalam sistem manajemen mutu, terdapat beberapa jenis SNI yang dapat

digunakan sebagai acuan, seperti SNI ISO 9000:2008 dan SNI ISO 9001:2008(E)
yang mengacu pada standar manajemen mutu ISO 9000:2008 ataupun ISO
9001:2008. SNI ISO 9000:2008 ini merupakan revisi dari SNI 10-9000-2001 dimana
berlaku untuk:
a) organisasi yang menginginkan keunggulan melalui implementasi suatu sistem
manajemen mutu

b) organisasi yang menginginkan keyakinan dari pemasoknya bahwa persyaratan
produk mereka akan dipenuhi
c) pemakai produk
d) pihak berkepentingan yang memerlukan kesepahaman terhadap istilah yang
digunakan dalam manajemen mutu, misalnya pemasok, pelanggan, dan regulator.
e) mereka yang di dalam atau di luar organisasi yang mengases sistem manajemen
mutu atau mengaudit kesesuaian dengan persyaratan ISO 9000, misalnya auditor,
regulator, lembaga sertifikasi atau registrasi.
f) mereka yang di dalam atau di luar organisasi yang memberi saran atau pelatihan
tentang sistem manajemen mutu yang sesuai bagi organisasi itu
g) pengembang standar terkait.
Dasar-dasar sistem manajemen mutu mencakup alasan dasar sistem
manajemen mutu, persyaratan sistem manajemen mutu dan persyaratan bagi produk,

pendekatan sistem manajemen mutu, pendekatan proses, kebijakan mutu dan sasaran
mutu, peran pimpinan puncak dalam sistem manajemen mutu, dokumentasi, evaluasi
sistem manajemen mutu, perbaikan berkesinambungan, peran teknik statistik, fokus
sistem manajemen mutu dan sistem manajemen lain, dan hubungan antara sistem
manajemen dan model unggulan. Agar penerapan sistem manajemen mutu berhasil
maka perlu untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi tersebut dengan cara
sistematis dan transparan; keberhasilan dapat dicapai melalui implementasi dan
pemeliharaan sistem manajemen yang didesain untuk selalu memperbaiki kinerja
sambil menanggapi kebutuhan semua pihak berkepentingan. Pengelolaan organisasi
mencakup manajemen mutu di antara disiplin manajemen yang Iainnya dan
berorientasi pada pelanggan.

International Standard of Organization:9001 (ISO:9001)
ISO merupaka standar internasional yang mengatur tentang sistem manajemen
mutu. Tujuannya adalah untuk menunjukan bukti bahwa bisnis di suatu perusahaan
dapat memberikan standar konsisten kualitas dalam pelayanan dan barang-barang

yang diberikan kepada pelanggan dan internal kepada karyawan perusahaan tersebut.
ISO sendiri dalam peekembangannya selalu mengalami perubahan atau revisi untuk
menyesuaikan dengan kemajuan jaman. Oleh karena itu banyak muncul standar ISO

9001:2000 atau ISO 9001:2008 dimana angka di belakang tanda titik dua menunjukan
tahun revisi dari ISO 9001.
Terdapat delapan prinsip yang menyatakan ISO 9001 menfokuskan pada
semua bisnis dan industri, yaitu :
a. Kepemimpinan
Top manajemen

berfungsi

sebagi

pemimpin

dalam

mengawal

implementasi sistem sehingga semua langkah organisasi selalu terkontrol
dalam satu komando dalam komitmen yang sama dan gerak yang sinergi
antar elemen organisasi.

b. Fokus pada pelanggan
Seluruh aktivitas perencanaan dan implementasi sistem semata-mata untuk
memuaskan pelanggan
c. Keterlibatan seluruh karyawan
Semuaenggota elemen organisasi turut terlibat dalam implement dalam
implementasi sistem manajemen sesuai dengan fungsi kerjanya masingmasing.
d. Pendekatan proses
Pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui business process,
dengan demikian pemborosan karena proses yang tidak perlu dapat
dihindari.
e. Pendekatan sistem ke manajemen
Implementasi sistem mengedepankan pada tatacara pengelolaan proses
bukan hanya mengatasi masalah yang terjadi, sehingga perlu dilakukan
peningkatan berkelanjutan
f. Pendekatan fakta sebagai dasar pengambilan keputusan
Setiap keputusan yang diambil harus didasarkan pada fakta dan data.
g. Hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan
Memperlakukan supplier sebagai mitra usaha
h. Perbaikan berkelanjutan
Perbaikan dan Peningkatan berkelanjutan merupakan ciri dari ISO 9001


Implementasi Standar pada Perusahaan
Standar Nasional Indonesia

Salah satu perusahaan yang menerapkan standar berdasarkan Satndar Nasional
Indonesia adalah PT. Agro Tunas Teknik, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak dibidang
produksi mesin pertanian. Pada awalnya perusahaan ini telah mengenal standar SNI, namu
belum menerapkannnya. Baru setelah pemerintah Indonesia mengubah pandangan dengan
lebih mengutamakan produk yang bersertifikat SNI untuk mengikuti tender, maka PT. Agro
Tunas Teknik ini baru mulai menerapkan sistem standar SNI. Sertifikat SNI yang dikantongi
oleh PT. Agro Tunas Teknik yaitu SNI 7429 : 2008.
Selain itu, Standar Nasional Indonesia (SNI) juga digunakan sebagai standar dalam
produk helm, sepertu NHK, KYT, MAZ, HIU, Caberg, MDS, dan masih banyak lagi. Standar
yang digunakan mengacu pada SNI 1811:2007. Spesifikasi teknis yang digunakan oleh
pengendara dan penumpang kendaraan bermotor roda dua meliputi klasifikasi helm standar
terbuka dan helm standar tertutup. Syaratnya meliputi persyaratan umum seperti material dan
konstruksi dan syarat unjuk kerja. Untuk persyaratan material, bahan helm harus memenuhi
ketentuan

yaitu dibuat dari bahan yang kuat dan bukan logam, tidak berubah jika


ditempatkan di ruang terbuka pada suhu 0oC sampai 55oC selama paling sedikit 4 jam, tidak
terpengaruh oleh radiasi ultra violet, serta tahan dari akibat pengaruh bensin, minyak, sabun,
air, deterjen dan pembersih lainnya. Bahan pelengkap helm harus tahan lapuk, tahan air dan
tidak dapat terpengaruh oleh perubahan suhu. Bahan-bahan yang bersentuhan dengan tubuh
tidak boleh terbuat dari bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau penyakit pada kulit, tidak
mengurangi kekuatan terhadap benturan maupun perubahan fisik sebagai akibat dari
bersentuhan langsung dengan keringat, minyak dan lemak si pemakai.
Sedangkan untuk konstruksi helm harus memenuhi persyaratan seperti harus terdiri
dari tempurung keras dengan permukaan halus, lapisan peredam benturan dan tali pengikat ke
dagu dengan tinggi helm sekurang-kurangnya 114 milimeter diukur dari puncak helm ke
bidang utama yaitu bidang horizontal yang melalui lubang telinga dan bagian bawah dari
dudukan bola mata, dan keliling lingkaran bagian dalam helm berkisar antara 500 mm - 620
mm berdasarkan kisaran ukuran S, M, L, XL dengen rincian sebagai berikut (dalam mm) :


S

Antara 500 – kurang dari 540




M

Antara 540 – kurang dari 580



L

Antara 580 – kurang dari 620



XL

Lebih dari 620

Kemudian syarat unjuk kerja terdiri dari sungkup, sistem penahan, ketahanan impak
miring, dan pelindung dagu. Cara uji meliputi uji penyerapan kejut, uji penetrasi, uji

efektifitas sistem penahan, uji kekuatan sistem penahan dengan tali pemegang, uji untuk
pergeseran tali pemegang, uji ketahanan terhadap keausan dari tali pemegang, uji impak
miring, uji pelindung dagu dan uji sifat mudah terbakar. Pada produk dan kemasan sekurangkurangnya harus dicantumkan: merek atau logo; nama perusahaan; tipe/model; dan ukuran

International Standard of Organization:9001 (ISO:9001)
Salah satu perusahaan yang menggunakan standar ISO 9001 adalah PT. Adhi Karya,
Tbk., yaitu sebuah perusahaan jasa konstruksi besar di Indonesia. Penerapan standar ISO
9001 dimulai ketika kebutuhan produk precast untuk pekerjaan konstruksi yang dilakukan
oleh PT Adhi Karya, Tbk. selama ini sebagian besar masih dipasok oleh produk precast dari
pihak lain sehingga menyebabkan tingginya biaya konstruksi. Oleh karena itu, dibentuklah
divisi baru, yang bernama Divisi Precast & Peralatan. Tujuan dari pembentukan divisi ini
adalah mendukung kegiatan konstruksi dalam hal pemenuhan produk precast dan pendukung
peralatan konstruksi.
Dengan dibentuknya Divisi Precast & Peralatan ini, maka untuk jangka pendek semua
kebutuhan produk precast dan pendukung peralatan konstruksi dapat dipenuhi secara
mandiri. Dan untuk jangka panjang, Divisi Precast & Peralatan diharapkan dapat menjual
produk dan jasanya kepada pihak lain selain PT Adhi Karya, Tbk. Oleh karena itu, untuk
dapat bersaing dengan perusahaan lain di bidang sejenis, maka pihak manajemen Divisi
Precast & Peralatan merasa perlu menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang bersifat global
dan dapat diterima oleh pihak pelanggan. Sehingga pada akhirnya PT. Adhi Karya, Tbk.,

menerapkan sistem manajemen standar ISO 9001:2008 yang diterapkan untuk lokasi Head
Office, Plant Precast dan Plant Peralatan.
Penerapan ISO 9001:2008 yang dilakukan PT. Adhi Karya, Tbk., dibantu oleh
perusahaan konsutn bernama PT Bika Solusi Perdana dimana penerapannya dilakukan dalam
enam langkah, diantaranya kegiatan diagnostic assessment, pelatihan dan pemahaman
persyaratan ISO 9001:2008, pengembangan dokumen mutu, penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001 dan monitoringnya, pelaksanaan audit mutu internal dan tinjauan manajemen,
dan yang terakhir proses sertifikasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.

Perusahaan lain yang turut menerapkan standar ISO 9001 adalah PT. Indocement
Tunggal Perkasa, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di industri semen. PT Indocement
Tunggal Perkasa menerapkan ISO 9001:2000 sebagai standar dalam menentukan kesesuaian
produk pada departemen produksi demi menjaga kepuasan pelanggan.

Kesimpulan
Dalam menjaga kepercayaan pelanggan atas produk maupun service yang dijalan kan
suatu perusahaan, maka dibutuhkan suatu standar sebagai acuan untuk menciptakan produk
maupun service yang baik dan konsisten. Oleh karena itu dibutuhkanlah suatu standar
tertentu sebagai acuannya. Saat ini terdapat berbagai mancam standar mutu yang dapat
digunakan sebagai acuan bagi perusahaan, salah satu contohnya yaitu Standar Nasional

Indonesia dan ISO 9001. Dengan menerapkan salah satu ataupun kedua standar tersebut,
maka dengan sendirinya perusahaan akan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap
produk maupun service yang dihasilkan perusahaan itu sendiri.

Referensi
http://www.djlpe.esdm.go.id/modules/_website/files/12/File/PP%20102%20Th
%202000%20Standardisasi%20Nasional.pdf [diakses pada Jumat, 8 November 2013]
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/58231/BAB%20II%20Tinjauan
%20Pustaka.pdf?sequence=5 [diakses pada Jumat, 8 November 2013]
http://indonesia.cert-int.com/services/iso-9001 [diakses pada Minggu, 10 November 2013]
http://www.dibaliku.com/image-upload/Prinsip-ISO-9001-2008.pdf [diakses pada Minggu,
10 November 2013]
http://www.bikasolusi.co.id/penerapan-iso-90012008-di-divisi-precast-peralatan-pt-adhikarya/ [diakses pada Senin, 11 November 2013]
http://www.BSN.go.id [diakses pada Minggu, 10 November 2013]
Yuliasari, Indri., Analisis Penerapan ISO 9001:2000 mengenai Ketidaksesuaian Produk di
PT.

Indocement

Tunggal


Perkasa,

TBK.,

URL:

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2009/Artikel_30402556.pdf
[diakses pada Minggu, 10 November 2013]