45 “Biasanya siswa akan mudah tertarik pada karya-karya sastra dengan latar
belakang yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan mereka, terutama bila karya sastra itu menghadirkan tokoh yang berasal dari lingkungan
mereka dan mempunyai kesamaan dengan mereka atau dengan orang-orang di sekitar mereka. Dengan demikian, secara umum guru hendaknya memilih bahan
pengajarannya dengan menggunakan prinsip mengutamakan karya-karya sastra yang latar ceritanya dikenal oleh para siswa. Guru hendaknya memahami apa
yang diminati oleh para siswanya sehingga dapat menyajikan suatu karya sastra yang tidak terlalu menuntut gambaran di luar jangkauan kemampuan
pembayangan yang dimiliki oleh para siswanya Rahmanto, 1988: 31
.” Dalam hal latar belakang budaya ini peneliti sependapat dengan pendapat
Rahmanto bahwasanya peserta didik akan mudah tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang budaya yang erat hubungannya dengan latar belakang
kehidupan mereka. Hal tersebut bisa diterima karena benar peserta didik akan mudah memahami karya sastra yang berasal dari latar belakang budaya mereka.
Namun peneliti kurang sependapat dengan pendapat Rahmanto yang menyatakan bahwa dalam memilih bahan ajar harus disesuaikan dengan latar budaya yang
diketahui oleh peserta didik dan disesuaikan dengan latar belakang budaya mereka. Peneliti kurang sependapat karena menurut peneliti jika dalam memilih
bahan ajar harus disesuaikan dengan latar belakang budaya yang peserta didik ketahui dan harus disesuaikan dengan latar belakang peserta didik maka peserta
didik hanya akan mengetahui budaya yang berasal dari budaya mereka sendiri dan tidak akan mengenal budaya yang berasal dari daerah lain dan bahkan dari negara
lain. Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang cukup banyak dan peserta didik harus mengetahui bahkan mengenal budaya-budaya tersebut karena budaya-
budaya tersebut masih merupakan budaya yang berasal dari bagian Indonesia. Secara tidak langsung budaya tersebut merupakan budaya mereka sendiri juga
46 serta dengan mereka mengetahui budaya tersebut maka dapat menumbuhkan pula
jiwa nasionalisme dan sikap patriotisme pada diri peserta didik. Berdasarkan pendapat Rahmanto tersebut, dalam hal pemilihan bahan ajar
berdasarkan aspek latar belakang budaya peneliti ingin menambahkan bahwasanya pemilihan bahan ajar yang baik tidak hanya didasarkan pada aspek
latar budaya yang erat hubungannya dengan latar belakang kehidupan peserta didik dan sesuai dengan latar belakang budaya yang diketahui oleh peserta didik
saja. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan ajar. Beberapa hal tersebut yaitu 1 meningkatkan pengetahuan tentang budaya yang
belum peserta didik ketahui, 2 menambah wawasan bagi peserta didik, 3 melestarikan budaya yang ada, 4 menumbuhkan rasa patriotisme.
Pemilihan bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SMA yang telah diuraikan di atas disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.2 Indikator Pemilihan Bahan Ajar Pembelajaran Sastra di SMA Indikator
Deskriptor
Bahasa 1
Mempertimbangkan kosakata baru. 2
Mempertimbangkan ketatabahasaan. 3
Disesuaikan dengan kemampuan berbahasa siswa pada jenjang pendidikan.
Psikologi 1
Berhubungan dengan kematangan jiwa dan perkembangan anak.
2 Mampu menarik minat peserta didik.
3 Memberikan pelajaran hidup bagi peserta didik.
Latar Belakang Budaya
1 Meningkatkan pengetahuan tentang budaya yang
belum peserta didik ketahui. 2
Menambah wawasan bagi peserta didik. 3
Melestarikan budaya yang ada. 4
Menumbuhkan jiwa nasionalisme dan sikap patriotisme pada peserta didik.
47 Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat deskripsi latar dan fungsinya dalam
novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata. Selanjutnya penelitian tersebut diimplikasikan pada pembelajaran sastra. Implikasi yang dimaksud yaitu
mengenai layak atau tidaknya novel Cinta di Dalam Gelas tersebut untuk dijadikan alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA. Layak atau tidaknya novel
tersebut dijadikan sebagai bahan ajar pembelajaran sastra dilihat berdasarkan indikator pemilihan bahan ajar pembelajaran sastra yang telah diuraikan di atas.
48
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi penjelasan mengenai persiapan yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan. Ada beberapa persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan
penelitian. Persiapan yang dimaksud yaitu menentukan metode penelitian, data dan sumber data, prosedur penelitian, serta teknik pengumpulan data dan analisis
data. Berikut ini penjelasannya. 3.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yakni data yang terkumpul berdasarkan fenomena yang ditemui dicatat dan
diinterpretasikan berdasarkan daya tangkap peneliti terhadap pandangan- pandangan subjek penelitian secara akurat, kemudian dideskripsikan sesuai
dengan tujuan penelitian Semi, 1993:24. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merasa “tidak tahu mengenal apa yang tidak diketahuinya” sehingga metode
penelitian yang dikembangkan selalu merupakan kemungkinan yang terbuka akan berbagai perubahan yang diperlukan dan lentur terhadap kondisi yang ada di
lapangan pengamatan Margono, 2004: 35. Penelitian kualitatif lebih menekankan segi proses daripada hasil. Data yang diperoleh berupa kata-kata,
gambar, prilaku tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik,
49 melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekadar
angka atau frekuensi Margono, 2004: 39. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif artinya metode yang
dilakukan dengan maksud memuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis. Metode kualitatif antara lain bersifat deskriptif, data yang di
kumpulkan lebih banyak berupa kata-kata atau gambar daripada angka-angka Moleong, 2013: 5. Metode deskriptif kualitatif merupakan metode yang
bermaksud untuk membuat deskripsi atau gambaaran untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain Moleong, 2013: 6. Dengan metode ini, peneliti ingin memberikan penjelasan tentang deskripsi pada sebuah novel yang akan
diimplikasikan terhadap pembelajaran sastra di SMA. Alasan memilih metode deskriptif adalah karena pada hasil dan pembahasan penelitian ini akan digunakan
kata-kata atau kalimat yang menjelaskan secara detail dan rinci tentang deskripsi latar pada novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata.
3.2 Data dan Sumber Data
Data pada penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang berisi kata-kata bukan angka atau numerik. Data kualitatif terletak pada bagian teks novel yang
mengandung deskripsi latar. Sumber data dalam penelitian ini yaitu novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata, cetakan pertama 1 Juni 2012 dengan tebal
buku xii + 254 halaman dan dicetak oleh PT. Bentang Pustaka.
50
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dalam menganalisis deskripsi latar dalam novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata adalah sebagai berikut.
1. Membaca novel Cinta di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata secara
keseluruhan dan cermat.
2.
Merumuskan masalah yang diteliti.
3.
Mencari teori yang sesuai dan mendukung tujuan penelitian.
4. Menganalisis deskripsi latar dalam novel Cinta di Dalam Gelas karya
Andrea Hirata dengan teknik analisis teks.
5. Memerikan deskripsi latar novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea
Hirata.
6. Menganalisis fungsi latar dalam novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea
Hirata dengan teknik analisis data.
7. Menentukan layak atau tidaknya pemerian deskripsi latar dan fungsinya
dalam novel Cinta Di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata sebagai bahan ajar di Sekolah Menengah Atas SMA terkait dengan kurikulum 2013 dan
implikasinya pada pembelajaran Sastra di Sekolah Menengah Atas SMA.
8.
Menarik simpulan dari analisis yang telah dilakukan.
9.
Memberikan saran.
3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Teknik pengumpulan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis teks, yaitu dengan cara membaca novel yang akan diteliti secara
cermat. Teknik analisis teks ini berfungsi untuk memerikan dan mengidentifikasi
51 deskripsi latar dalam novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata yaitu
berupa penggalan-penggalan novel yang mengacu pada deskripsi latar. Dalam mengumpulkan dan menganalisis data peneliti melakukan tahapan-
tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut. 1.
Membaca dengan teliti keseluruhan novel Cinta di Dalam Gelas karya
Andrea Hirata.
2.
Mengidentifikasi data deskripsi latar.
3. Memberi kode pada penggalan-penggalan novel Cinta Di Dalam Gelas
Karya Andrea Hirata yang mengandung data deskripsi latar.
4. Mengumpulkan data yang terdapat dalam novel Cinta Di Dalam Gelas
Karya Andrea Hirata sesuai dengan teori deskripsi.
5. Menganalisis penggalan-penggalan novel Cinta Di Dalam Gelas Karya
Andrea Hirata yang mengandung data deskripsi latar.
6. Mengklasifikasikan dan memerikan deskripsi latar yang telah ditemukan
yaitu berdasarkan pendekatan dalam deskripsi, unsur-unsur latar, diksi dan
kiasan serta fungsinya sebagai metafora dan atmosfer.
7. Menyajikan hasil analisis dari deskripsi latar yang telah ditemukan dalam
novel Cinta Di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata.
165
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa simpulan dan saran bagi pembaca. Berikut adalah simpulan dari penelitian ini dan juga saran bagi
pembaca.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata, peneliti menyimpulkan sebagai berikut.
1. Deskripsi latar dalam novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata
menggunakan tiga pendekatan, kemudian agar deskripsi latar tersebut terasa lebih hidup dan nyata digunakan pula diksi dan bahasa kiasan, serta
menggunakan tiga unsur latar. Berikut penjelasannya. i.
Pada novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata digunakan tiga pendekatan dalam mendeskripsikan latar. Ketiga pendekatan tersebut, yaitu
1 pendekatan realistis, 2 pendekatan impresionistis, dan 3 pendekatan menurut sikap penulis.
ii. Diksi yang digunakan pada pendekatan realistis yang terdapat dalam novel
Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata berupa 1 pemahaman denotasi dan konotasi, 2 penggunaan kata abstrak dan kata konkret, 3 penggunaan
kata umum dan khusus, 4 penggunaan kata-kata kajian dan popular, 5
166 penggunaan kata yang mengalami perubahan makna, 6 penggunaan kata
serapan dari bahasa asing dan daerah. Bahasa kiasan yang digunakan pada pendekatan realistis yang terdapat dalam novel ini, yaitu penggunaan
personifikasi. Diksi yang digunakan pada pendekatan impresionistis yang terdapat dalam
novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata berupa 1 pemahaman denotasi dan konotasi, 2 penggunaan kata abstrak dan kata konkret, 3
penggunaan kata umum dan khusus, 4 penggunaan kata-kata kajian dan popular, 5 penggunaan kata yang mengalami perubahan makna, 6
penggunaan kata serapan dari bahasa asing dan daerah. Bahasa kiasan yang digunakan pada pendekatan impresionistis yang terdapat dalam novel ini,
yaitu 1 penggunaan personifikasi dan 2 penggunaan simile. Diksi yang digunakan pada pendekatan menurut sikap penulis yang terdapat
dalam novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata berupa 1 penggunaan kata abstrak dan kata konkret, 2 penggunaan kata umum dan
khusus, 3 penggunaan kata yang mengalami perubahan makna, 4 penggunaan kata serapan dari bahasa asing dan daerah. Bahasa kiasan yang
digunakan pada pendekatan menurut sikap penulis yang terdapat dalam novel ini, yaitu 1 penggunaan personifikasi dan 2 penggunaan simile.
iii. Unsur-unsur latar yang digunakan dalam novel Cinta di Dalam Gelas karya
Andrea Hirata meliputi tiga unsur latar, yaitu 1 latar tempat, 2 latar waktu, dan 3 latar sosial.
2. Fungsi latar sebagai metafora dalam novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea
Hirata menggambarkan tentang sifat, keadaan, dan suasana batin tokoh.
167 Suasana yang digambarkan yaitu, suasana batin tokoh saat sedang kesal,
jengkel, ceria, gembira, tenang, bosan, rindu, panik, dan kecewa. Fungsi latar sebagai atmosfer dalam novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata
mampu menciptakan suasana menegangkan, ceria, sedih, muram, dan mencekam.
3. Novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata dapat diimplikasikan sebagai
bahan ajar dalam pembelajaran sastra di SMA dilihat dari bahan ajar dan rancangan skenario pembelajaran memahami dan mengidentifikasikan
deskripsi latar dalam novel Cinta di Dalam Gelas. Kelayakan tersebut didasarkan pada tiga kriteria pemilihan bahan ajar, yaitu 1 aspek kebahasaan,
2 aspek psikologi, dan 3 aspek latar belakang kebudayaan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis terhadap novel Cinta di Dalam Gelas karya Andrea Hirata, peneliti menyarankan sebagai berikut.
1. Guru bidang studi mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat menggunakan
kutipan novel Cinta di Dalam Gelas sebagai contoh dalam pembelajaran sastra yang berkenaan dengan unsur intrinsik khususnya deskripsi latar. Hal
ini disebabkan novel Cinta di Dalam Gelas layak dijadikan salah satu alternatif bahan ajar berdasarkan kriteria pemilihan bahan ajar sastra.